• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa kecamatan yang merupakan tempat penghasil kelapa terbesar di Kabupaten Bogor, seperti Leuwiliang, Cibungbulang, dan Ciampea. Pemilihan lokasi dipilih secara sengaja atau purposive. Kegiatan penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Desember hingga Maret 2015. wirakop Peluang : Permintaan yang besar akan briket di luar negeri Ide Bisnis: Bisnis briket tempurung kelapa Analisis aspek danlam perencanaan bisnis :

1. Aspek pasar dan pemasaran

2. Aspek teknik dan teknologi 3. Aspek manajemen dan organisasi 4. Aspek risiko 5. Aspek finansial

Perencanaan bisnis briket tempurung kelapa berbasis wirakoperasi

Pemasalahan : 1. Sumber daya kelapa yang melimpah termasuk di Kabupaten Bogor yang belum termanfaatkan secara maksimal.

2. Karakteristik petani kelapa dengan sumber daya yang terbatas sehingga kurang mengkomersilkan kelapa.

3. Tempurung kelapa hanya dibuang dan menjadi limbah.

20

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait, diantaranya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), petani, Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K), pengusaha arang, dan pengusaha briket. Selain itu juga dilakukan tinjauan lapang pada CV Mandiri Globalindo di Bekasi sebagai perusahaan penghasil briket tempurung kelapa.Sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal maupun laporan hasil penelitian, laporan hasil seminar, buku-buku, internet serta data dari instansi terkait yaitu Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, Kementrian Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada petani kelapa penyuluh pertanian di beberapa kecamatan di Bogor, dan pengusaha arang tempurung kelapa dan briket. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi produktivitas, harga komoditas di tingkat petani, mengetahui proses dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan briket tempurung kelapa. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur melalui buku, internet, dan pengumpulan data dari beberapa instansi terkait, seperti Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, Kementrian Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia,dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Metode Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan meliputi analisis aspek non finansial dan aspek finansial. Dalam aspek non finansial terdiri atas aspek rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi, rencana risiko. Sedangkan pada aspek finansial terdiri atas proyeksi laporan keuangan dan kriteria kelayakan investasi.

Analisis Rencana Aspek Non Finansial 1. Analisis Pasar

Beberapa hal yang dianalisis dalam rencana aspek pasar dan pemasaran adalah potensi pasar dan strategi pemasaran (bauran pemasaran dan segmenting, targeting, serta positioning). Langkah - langkah yang dilakukan dalam analisis rencana pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2.

21

Gambar 2 Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran 2. Analisis Rencana Aspek Teknik dan Teknologi

Pada analisis aspek rencana teknik dan teknologi akan membahas tentang spesifikasi dan ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, serta perencanaan tata letak serta kebutuhan luas ruang produksi dari pabrik tersebut. Pemilihan jenis teknologi proses produksi berdasarkan kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Perencanaan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas ditentukan berdasarkan tingkat keterkaitan satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Tahapan proses dalam merencanakan bagan keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan.

b) Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan perkantoran.

c) Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya.

d) Menentukan keterkaitan antar kegiatan (produksi, pekerja, dan aliran informasi)

e) Menentukan derajat hubungan antar aktivitas.

Perancangan tata letak pabrik didasarkan atas diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktifitas yang telah ditentukan sebelumnya. Tata letak pabrik disusun dengan denah yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Keefektifan dan keefisienan perancangan tata letak pabrik ini diperoleh dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi.

Pencarian data sekunder

Data Cukup ? Potensi pasar briket

Penentuan strategi pemasaran briket Penentuan STP (segmenting, targeting, posisitioning) dan bauran pemasaran 4P

22

3. Analisis Rencana Aspek Manajemen dan Organisasi

Pada tahap analisis rencana manajemen dan organisasi akan membahas mengenai pemilihan bentuk perusahaan (aspek legalitas), kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, upah, deskripsi dan spesifikasi kerja, serta bentuk kemitraan yang akan dibuat.

4. Analisis Manajemen Risiko

Analisis manajemen risiko yang akan dilakukan pada penelitian ini mempertimbangkan jenis risiko menurut Fahmi (2010), sebagai berikut:

Analisis Rencana Aspek Finansial

Pada analisis rencana aspek finansial terdiri atas analisis rencana laporan keuangan dan analisis kelayakan investasi. Pada analisis rencana laporan keuangan akan membahas mengenai perkiraan pendapatan dan pengeluaran yang kemudian akan disusun dalam proyeksi laba rugi dan juga arus kas. Sedangkan jika dalam analisis kelayakan investasi akan membahas mengenai kriteria investasi dengan mengacu pada penghitungan net present value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit-cost ratio (nett B/C), dan payback period (PP), break event point (BEP) (Nurmalina R et al 2010). Ukuran tersebut digunakan untuk mengukur kelayakan bisnis briket tempurung kelapa ini secara finansialnya. 1. Laporan Arus kas

Laporan arus kas yaitu aktivitas keuangan yang memengaruhi posisi atau kondisi kas pada suatu periode tertentu (Nurmalina et al. 2010). Laporan arus kas menjadi sangat penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen, investor, konsultan, dan stakeholder lainnya untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria investasinya. Suatu arus kas terdiri atas beberapa unsur yang nilainya disusun dari tahapan kegiatan bisnis. Unsur yang terdapat pada arus kas adalah : a) inflow (arus penerimaan), b) outflow (arus pengeluaran), c) manfaat bersih (net benefit), dan d) manfaat bersih tambahan (incremental net benefit) jika diperlukan.

Gambar 3 Jenis risiko pada perusahaan 1. Risiko fisik 2. Risiko legal Risiko perusahan

Risiko spekulasi Risiko murni

1. Risiko pasar 2. Risiko kredit 3. Risiko likuiditas 4. Risiko operasional

23 Menurut Nurmalina et al (2010), kegiatan yang ada dalam inflow yaitu nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (dana hibah), nilai sewa, dan salvage value. Biaya yang dikeluarkan masuk ke dalam aliran keluar arus kas atau yang disebut dengan outflow yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, pembayaran bunga dan modal pinjaman, serta pajak yang harus dibayarkan. Sedangkan unsur manfaat bersih tambahan hanya digunakan jika terdapat faktor produksi yang sebelumnya tidak digunakan saat kondisi bisnis belum berjalan, tetapi bermanfaat saat bisnis berjalan.

2. Laporan Laba rugi

Penyusunan laba rugi penting dilakukan untuk menggambarkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Laporan laba rugi ini berisi tentang pengeluaran, penerimaan, dan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Menurut Nurmalina et al

(2010), jenis kegiatan yang terangkum di dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut : a) pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa, b) beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, c) beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif dan operasional, d) beban keuangan dalam menjalankan bisnis, seperti bunga, penyusutan, dan lain sebagainya.

3. Net Present Value (NPV)

Net present value merupakan selisih antara total present manfaat dan total

present value biaya, atau jumlah dari manfaat bersih yang diterima oleh perusahaan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan dalam NPV adalah dalam satuan uang (rupiah). Suatu bisnis dikatakan layak apabila niali NPV melebihi nol sehingga bisnis ini dapat memberikan manfaat secara finansial. Secara matematis nilai NPV diperoleh dari :

NPV ∑ Bt i t n t ∑ Ct i t n t ∑ Bt Ct i t n t Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnist ( t = 0,1,2,3,..., n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya

i = Discount rate (%) 4. Payback Period (PP)

Payback period digunakan untuk mengetahui seberapa cepat investasi dapat kembali. Bisnis dengan nilai packback period yang kecil maka artinya bisnis tersebut cepat dalam pengembalian investasinya dan kemungkinan akan dipilih oleh para investor. Besaran dari packback period adalah tahun. Adapun rumus dalam mendapatkan payback period adalah sebgai berikut:

ay a r d I

24

Keterangan :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya 5. Gross Benefit – Cost Ratio

Gross B/C digunakan untuk menggambarkan pengaruh tambahan biaya terhadap tambahan keuntungan yang diterima. Suatu bisnis akan dinilai layak jia dilihat melalui gross B/C apabila nilainya lebih besar dari satu. Adapun rumus matematis dari gross B/C adalah sebagai berikut :

Gross BC ∑ Bt it n t ∑nt iCt t Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Discount Rate (%) t = Tahun

6. Break Event Point(BEP)

Break event point merupakan titik impas dimana total penerimaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Selama perusahaan berada di bawah titik

break event point , maka perusahaan itu akan mengalami kerugian. BEP terbagi menjadi dua, yaitu BEP unit dan BEP harga. BEP unit merupakan jumlah produk yang harus terjual untuk mencapai titik dimana total penerimaan sama dengan total pengeluaran. Sedangkan BEP harga merupakan harga produk yang menunjukan total penerimaan sama dengan total pengeluaran. Dalam penelitan ini hanya menggunakan BEP unit saja.

BEPunit Biaya Tetap

Harga Jual Jumlah ProduksiBiaya Variabel

Dokumen terkait