• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan, Rancangan, dan Langkah-langkah Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni dengan memberikan gambaran secara sistematis dan akurat tentang pergeseran kata sapaan dalam BMA di Kota Medan.

Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat digunakan pendekatan kualitatif. Kebenaran yang diperoleh pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial.

Miles dan Huberman (1992:15) menyatakan penelitian kualitatif merupakan data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2001:3) mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Menurut Ali (1985:120) metode deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Langkah-langkah yang ditempuh berupa pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam deskripsi situasi sekarang. Sementara Moleong (2001:6) menyatakan bahwa metode deskriptif merupakan metode dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

3.1.2 Rancangan dan Langkah - langkah Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung. Pertama informan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan mudah untuk dipahami. Informan didampingi pada saat pengisian kuesioner, bila ada yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung, dan bila informan tidak mau mengisi sendiri, dapat dibantu mengisikannya.

Setelah kuesioner diisi, informan diwawancarai, dan kegiatan ini dicatat sesuai dengan data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan satu - persatu agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Dari hasil wawancara ini, data dianalisis apakah kata sapaan dalam BMA mengalami pergeseran ataukah tidak. Dan bila terjadi pergeseran apakah penyebabnya. Dengan kata lain analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua prosedur, yaitu: (1) analisis selama proses pengumpulan data, dan (2) analisis

setelah pengumpulan data (Miles dan Huberman, 1992:15-21). Prosedur pertama dilakukan dengan langkah-langkah: (a) reduksi data, yaitu identifikasi pergeseran kata sapaan dalam BMA, (b) sajian data, dan (c) pengambilan simpulan (verifikasi).

Prosedur kedua dilakukan dengan langkah-langkah: (a) tabulasi data hasil pencatatan, (b) pengelompokan data yang berasal dari catatan lapangan, (c) penafsiran pergeseran

kata sapaan dalam BMA, serta (d) penyimpulan atau perampatan tentang pergeseran kata sapaan dalam BMA di Kota Medan. Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil tafsiran yang tepat dalam penelitian ini ditempuh langkah-langkah: (1) diskusi, (2) pengecekan ulang, dan (3) konsultasi dengan dosen pembimbing.

Untuk lebih jelasnya proses ini dapat dilihat pada langkah-langkah penelitian di bawah ini:

Langkah – langkah Penelitian

Studi Literatur

Identifikasi Masalah dan Penetapan Judul

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitan Pembuatan/Penyempurnaan Kuesioner

Melakukan Wawancara, Pencatatan Pengambilan Data

Tabulasi Data

Analisis Data

Pergeseran Kata Sapaan BMA

Pengujian Keabsahan Data/Triangulasi Data

(Diadaptasi dari Miles dan Huberman, 1992:15-21)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan dimana bermukim para perantau penutur BMA, yaitu di Amplas Medan, Kelurahan Sari Rejo, Jln. Binjai Medan, Jln. Sei Mencirim, Simalingkar A (Jln. Kapas Raya), Jl K.H. Wahid Hasyim, Jln. Pintu Air, Helvetia, dan Jln. Sembada.

3.3 Data dan Sumber Data 3.3.1 Sumber Data Primer

Dalam penelitian kualitatif ini, sampel sumber data primer dipilih secara purposive (data diambil dengan tujuan tertentu) dan bersifat snowball sampling (data diperoleh dari seseorang yang dikenal; dari orang tersebut diperoleh seorang informan; dari informan tersebut diperoleh lagi seorang informan lainnya dan seterusnya sehingga diperoleh jumlah informan yang dibutuhkan). Penentuan sumber data primer penelitian ini adalah seperti berikut ini.

(1) Sampel sumber data (informan) merupakan keluarga penutur BMA, yang kedua orang tuanya asli Agam dan lahir di Agam dan sekitarnya; sehingga dapat diteliti apakah terjadi pergeseran kata sapaan pada anaknya (yang dijadikan sampel satu orang anak saja).

(2) Sampel sumber data (informan) dikelompokkan: a). Berdasarkan penghasilan :

1. Kelompok keluarga ekonomi lemah/orang miskin, yaitu keluarga dengan tingkat penghasilan per kapita/orang per bulan sebesar Rp 211.726 atau sekitar Rp 7000 per hari.

2. Kelompok keluarga ekonomi menengah, yaitu dengan penghasilan rata- rata sebulan berkisar Rp 4.106.000,-/bulan atau berpenghasilan rata- rata Rp 49.275.000,- /tahun.

rata minimal berkisar Rp 10.885.000,-/bulan atau Rp 130.621.000,-/ tahun (sumber data Badan Pusat Statistik).

b) Berdasarkan Pendidikan informan. c) Berdasarlan Jenis pekerjaan informan.

d) Berdasarkan Variasi pemakaian bahasa informan – BI, BMA, dan kedua bahasa BI dan BMA.

3.3.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner dan hasil wawancara dari informan kunci yang berasal dan bertempat tinggal di Agam, dan yang mengetahui kata sapaan dalam BMA, baik dalam bentuk kata sapaan umum, adat, agama, maupun jabatan. Karena banyaknya varian kata sapaan tersebut dirujuk juga 2 (dua) buku yang membahas apa yang disebutkan terdahulu – kata sapaan dalam BMA, yaitu (1) Tata Bahasa Minangkabau oleh Gerard Moussay, dan (2) Kata Sapaan Bahasa Minangkabau di Kabupaten Agam oleh Leni Syafyahya dkk.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Wawancara dan Observasi (Pengamatan)

Penelitian ini memakai teknik wawancara dan observasi. Pertama data diambil dari informan kunci terlebih dahulu. Informan kunci pemakai BMA yang memahami adat istiadat Minangkabau dan merupakan penutur asli BMA. Dari data yang diperoleh khusus untuk kata sapaan BMA, data ini diperiksaulang kepada penutur

BMA dengan usia yang beragam. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung kepada para informan yang dimintai informasi yang dibutuhkan, juga dilakukan pencatatan untuk keakuratan data. Di samping itu juga dilakukan observasi (pengamatan) langsung kepada para informan ini sehingga didapatkan data akurat pada saat para informan ini melakukan interaksi di antara sesama penutur. Bila dari hasil lapangan ternyata terjadi pergeseran kata sapaan tersebut, kepada informannya ditanyakan langsung apa penyebab terjadinya pergeseran tersebut; tetapi dapat juga dianalisis sesuai dengan teori faktor-faktor pergeseran bahasa dari para ahlinya (dalam hal ini dianalisis berdasarkan teori pergeseran bahasa Fishman).

3.4.2 Jadwal Pelaksanaa Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini telah mulai dilakukan dari bulan November 2010 sampai dengan Mei 2011.

3.5 Teknik Pengujian Keabsahan Data

Menurut Moleong (2001:178), teknik pengujian keabsahan data merupakan usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data. Teknik pengujian keabsahan data yang digunakan merupakan teknik Triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Penerapan teknik triangulasi adalah dengan memohon kesediaan orang-orang yang berpengetahuan di

bidang yang akan diteliti, dalam penelitian ini Ibu Dr. Deliana, M Hum, selaku Dosen Pembimbing II tesis ini yang juga memahami bahasa Minangkabau dialek Agam.

3.6 Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data penelitian seperti tersebut di bawah ini.

(1) Hasil pengambilan data dalam bentuk kuesioner kata sapaan BMA dimasukkan ke dalam empat tabel sebagai berikut. (1) Tabel Pergeseran Kata Sapaan Umum, (2) Tabel Pergeseran Kata Sapaan Adat Menurut Kaum, (3) Tabel Pergeseran Kata Sapaan dalam Agama, dan (4) Tabel Pergeseran Kata Sapaan Jabatan.

(2) Tabel-tabel ini dibuat untuk setiap keluarga dan dianalisis satu per satu berdasarkan kata sapaan yang digunakan kedua orang tua dengan merujuk baik dari informan kunci maupun data sekunder yang dirujuk untuk penelitian ini seperti telah disebutkan terdahulu, kemudian dibandingkan terhadap kata sapaan yang digunakan oleh anak dalam masing-masing keluarga apakah terjadi pergeseran.

(3) Jika terjadi pergeseran kata sapaan seperti disebutkan terdahulu, kata sapaan ini dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori pergeseran bahasa Fishman.

(4) Untuk mendapatkan Persentase Pergeseran Kata Sapaan, yaitu Frekuensi Pergeseran kata sapaan dibagi dengan total kata sapaan dikali dengan 100 persen.

Pernyataan di atas sesuai dengan rumus untuk mendapatkan persentase menurut Sudjana (1992: 50) persentase tersebut dinyatakan sebagai frekuensi relatif dan dapat digunakan rumus berikut ini.

Frekuensi absolut

Frekuensi relatif = --- x 100 % Jumlah frekuensi absolut

Berdasarkan rumus di atas dapat dianalogikan untuk menghitung persentase pergeseran kata sapaan dalam penelitian ini dan dirumuskan sebagai berikut: Frekuensi

Persentase Pergeseran Kata Sapaan Seseorang = --- x 100 % Total kata sapaan

(5) Setelah data dari masing-masing anak dalam satu keluarga didapatkan dan telah diproses seperti pada poin 4, kemudian kelompokkan data-data tersebut sesuai dengan kelompoknya yang terdiri dari beberapa keluarga atau bisa saja hanya berisi data dari anak satu keluarga dibagi dengan jumlah data sesuai dengan rumus untuk mendapatkan rata-rata hitung menurut Sudjana (1992: 66) dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyak data, dengan rumus sebagai berikut :

_ ∑ xi x = --- n _

Keterangan : x = simbol rata-rata xi = data

Berdasarkan rumus di atas dapat dianalogikan untuk menghitung rata-rata persentase pergeseran kata sapaan dalam penelitian ini dan dapat digunakan rumus berikut ini.

∑ % data (Frekuensi) Rata-rata persentase Pergeseran Kata Sapaan : --- Banyak data (∑ Informan)

(6) Berdasarkan data yang diperoleh dari poin 4 dan 5 dianalisis sesuai dengan teori yang dirujuk dalam penelitian ini – teori pergeseran bahasa Fishman.

Contoh Data Kata Sapaan Umum Tabel 3.1 Kata Sapaan Umum

Jenis Kata Sapaan Ayah Ibu Anak

1. Panggilan terhadap Ibu kandungnya Ibu inyiak (uci), nenek, enek, amai gaek

inyiak nenek nenek

Contoh Analisis Data Kata Sapaan Umum

Pada poin nomor 1 pada tabel di atas yaitu Panggilan terhadap Ibu kandungnya Ibu inyiak (uci), nenek, enek, amai gaek. Kata sapaan umum yang digunakan oleh ayah dan ibu untuk panggilan terhadap ibunya ibu berbeda; tetapi kata panggilan ini keduanya baik inyiak maupun nenek merupakan kata sapaan dalam BMA. Sementara anak dalam keluarga ini memanggil dengan nenek. Jadi kata sapaan ini tidak mengalami pergeseran.

Tabel 3.2 Kata Sapaan Adat Menurut Kaum

Jenis Kata Sapaan Ayah Ibu Anak

1. Panggilan terhadap Penghulu datuak

angku; datuk angku, datuk -

Contoh Analisis Data Kata Sapaan Adat Menurut Kaum

Untuk kata sapaan adat menurut kaum panggilan terhadap penghulu baik ayah maupun ibu pada keluarga ini mengetahui kata sapaannya, tetapi anak dalam keluarga ini tidak mengetahuinya. Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa hal ini disebabkan karena kelaurga ini sangat jarang pulang kampung. Jadi faktor urbanisasi dalam teori Fishman menjadi penyebab hal ini terjadi.

Contoh Kata Sapaan Adat Agama Tabel 3.3 Kata Sapaan Agama

Jenis Kata Sapaan Ayah Ibu Anak

1. Panggilan terhadap orang yang menjaga Mesjid atau Surau garin (garim) garin

garin garin wak Nuh / pak Nazir

Contoh Analisis Data Kata Sapaan Adat Menurut Kaum

Faktor urbanisasi menyebabkan anak tidak mengetahui kata sapaan agama dalam bahasa ibunya, disamping itu dari data yang diperoleh anak ini pun jarang pulang kampung. Ini sesuai dengan teori Fishman salah satu penyebab terjadinya pergeseran

bahasa karena faktor urbanisasi. Ini juga semakin memperkuat teori Fishman yang lainnya bahwa terjadinya pergeseran bahasa terjadi karena faktor antargenerasi.

Contoh Kata Sapaan Jabatan Tabel 3.4 Kata Sapaan Jabatan

Jenis Kata Sapaan Ayah Ibu Anak

1. Camat pak camaik pak camaik pak bapak

Contoh Analisis Data Kata Sapaan Jabatan

Pada bagian ini kalau diperhatikan anak mengikuti pola menyapa seperti ibunya, tetapi dengan menggunakan bahasa yang lebih sopan. Dan bila dianalisis terjadinya pergeseran untuk kata sapaan ini disesuaikan dengan kata sapaan yang berlaku di lingkungannya. Jadi dalam hal ini berlaku teori Fishman terjadinya pergeseran kata sapaan karena urbanisasi.

Dokumen terkait