• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan obyek yang akan diteliti yaitu pedagang warung tenda pecel lele di Jakarta yang tergabung di dalam kelompok KKBSJ (Kerukunan Keluarga Besar Siman Jaya) yang berasal dari desa Siman-Lamongan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, sebagian besar pedagang warung tenda pecel lele berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Di DKI Jakarta sendiri sebagai pusat perekonomian negara, terdapat beberapa kelompok pedagang warung tenda pecel lele asal Lamongan, dimana kelompok pedagang warung tenda pecel lele Lamongan yang paling menonjol dan mendominasi adanya pedagang kaki lima adalah kelompok pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ.

Kelompok KKBSJ merupakan kelompok sosial warga desa Siman, Lamongan, Jawa Timur, yang seluruh anggotanya merupakan warga desa Siman yang bermigrasi dan menetap di daerah Jabodetabek dan berprofesi sebagai pedagang warung tenda pecel lele di Jakarta guna meningkatkan taraf dan kualitas hidup mereka. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013.

Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung ke daerah tempat penelitian, wawancara beberapa orang pengurus kelompok KKBSJ dengan panduan interview guide yang ada, serta jawaban dari kuisioner pedagang warung tenda pecel lele di Jakarta yang tergabung dalam kelompok KKBSJ.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei menurut Singarimbun dan Effendi (1989) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode survei bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mewakili daerah/obyek itu dengan benar sehingga tidak semua individu di dalam populasi diamati, melainkan hanya satu bagian dari populasi yang disebut contoh (sampel).

Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh peneliti karena umumnya terdapat pedagang yang tidak dapat membaca dan/ menulis serta terkendala kesibukan pedagang pada waktu pengisian kuisioner. Pengisian kuisioner dilakukan di lokasi masing-masing pedagang (rumah/warung tendanya) dan beberapa pada saat acara arisan yang diadakan paguyuban tertentu, dengan berpedoman pada kuisioner yang berisikan pertanyaan terbuka dan tertutup.

Pertanyaan kuisioner yang berisikan pertanyaan terbuka, memungkinkan kebebasan responden memberikan jawaban sesuai dengan cara atau pendapatnya. Sedangkan pertanyaan tertutup, responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan alternatif jawaban yang sudah disediakan. Pertanyaan terbuka dan tertutup

diberikan untuk memperoleh informasi mengenai identitas dan karakteristik individu dan usaha pedagang, serta jawaban mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan yang sesuai dengan perilaku pedagang dalam menjalankan usaha warung tenda pecel lelenya.

Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup benar/salah sehingga dapat diketahui apakah pedagang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan dunia wirausaha atau tidak, seperti profil dan karakteristik wirausaha sukses. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Skala Likert yang terdiri dari lima kategori, mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai. Hal itu dilakukan karena sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek sehingga ada kemungkinan masih dapat dipertahankan atau bahkan dapat diubah (Notoatmodjo 2003).

Kemudian pertanyaan untuk unsur keterampilan wirausaha berupa pertanyaan tertutup ya/tidak sehingga dapat diketahui apakah pedagang menggunakan kemampuan bertindak menggunakan semua organ fisiknya atau tidak, dalam mengelola usahanya tersebut untuk mencapai sasaran yang dituju. Pendekatan pertanyaan ini dipilih karena dapat memberikan gambaran mengenai perilaku kewirausahaan pedagang dan hubungannya dengan karakteristik- karakteristik yang dimiliki pedagang yang diperkirakan mempengaruhi perilaku kewirausahaan tersebut.

Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan dengan cara mempelajari hasil penelitian terdahulu mengenai kajian kewirausahaan; perilaku kewirausahaan; serta keberhasilan usaha mikro kecil. Data sekunder juga diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan topik yang diteliti, data-data relevan dari Dinas terkait dan BPS (Badan Pusat statistik), serta media massa baik media cetak (tabloid dan majalah) maupun media elektronik (internet).

Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode unproportional cluster random sampling, digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok dan penyeleksian sampel berada dalam kelompok (Marhaendro 2009). Dilakukan dengan mengetahui jumlah seluruh populasi (pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ di Jakarta), yaitu sebanyak 300 KK (Kepala Keluarga), dimana di dalam kelompok KKBSJ sendiri terdapat 10 paguyuban yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, yang beranggotakan masing- masing paguyuban lebih kurang 30 KK.

Responden yang diambil sebanyak 30 KK dari seluruh anggota kelompok KKBSJ, yang berarti mewakili 10 persen dari jumlah populasi yang ada. Gay (1976) menyatakan bahwa ukuran sample pada penelitian deskriptif 10 persen dari populasi dan untuk penelitian korelasi sebanyak 30 subyek (Marhaendro 2009). Sehingga jumlah sampel sebesar 30 KK dinilai telah cukup karena telah memenuhi syarat. Jumlah sampel sebanyak 30 orang telah menyebar normal. Penentuan sampel minimal 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi peluang rata- rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar (Walpole 1995).

Kemudian sampel yang berjumlah 30 KK tersebut diambil secara unproporsional dari jumlah anggota tiap-tiap paguyuban yang ada di kelompok KKBSJ yaitu 3 KK, dengan cara undian bilangan tanpa pengembalian karena populasi tiap-tiap paguyuban bersifat homogen (tanpa memperhatikan strata). Pengambilan undian dilakukan dengan menuliskan nomor ke dalam gulungan kertas kapada masing-masing nama pedagang yang ada di tiap-tiap paguyuban. Selanjutnya memilih secara acak dengan cara dikocok, tanpa mengembalikannya kembali agar di peroleh data yang variatif.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua alat analisis data, yaitu analisis data kualitatif (deskriptif) dan analisis data kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ, perilaku kewirausahaan serta menginterpretasikan hubungan antara karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ. Adapun analisis kuantitatif meliputi analisis biaya modal usaha, penerimaan usaha, gaji tenaga kerja, perilaku kewirausahaan, serta hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan tersebut. Data yang diperoleh dari kuisioner diolah menggunakan software computer Microsoft Excel 2010.

Analisis Statistika Deskriptif dan Crosstabs

Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ di Jakarta dan perilaku kewirausahaannya. Data diperoleh melalui pengisian kuisioner dan observasi langsung kondisi tempat penelitian.

Karakteristik pedagang warung tenda yang dijelaskan terbagi menjadi dua yaitu karakteristik individu yang terdiri dari usia, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman berwirausaha, tanggungan keluarga, dan motivasi. Sementara karakteristik usaha terdiri dari lokasi usaha, jumlah warung tenda, jam buka usaha per hari, hari usaha per minggu, sumber bahan baku, modal usaha per bulan, penerimaan usaha per bulan, pencatatan keuangan, pembagian keuangan, jumlah tenaga kerja, gaji tenaga kerja per bulan, dan peluang pembinaan.

Perilaku kewirausahaan pedagang yang dijelaskan menggunakan berbagai kriteria tingkatan perilaku wirausaha yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, yang ada pada diri responden. Perilaku wirausaha itu sendiri meliputi berbagai unsur-unsur perubahan perilaku yaitu pengetahuan (proses berpikir), sikap (respon/tanggapan secara emosional), dan keterampilan kewirausahaan (kemampuan bertindak).

Identifikasi Atribut Perilaku Wirausaha Responden

Atribut perilaku wirausaha dalam penelitian ini mencakup unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha itu sendiri yang terdiri dari pengetahuan (proses berpikir), sikap (respon/tanggapan secara emosional), dan keterampilan kewirausahaan (kemampuan bertindak).

Penentuan atribut-atribut tersebut diperoleh melalui studi literatur dengan penelitian terdahulu dan buku-buku yang relevan dengan topik yang diteliti yang

diperkirakan mempengaruhi perilaku kewirausahaan pedagang dalam menghadapi permasalahan pedagang dalam menjalankan usahanya, yang mencakup:

1) Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan/kemampuan berpikir seorang wirausaha dalam mengenali dan mengingat kembali mengenai peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, atau prinsip dasar yang berkaitan dengan dunia wirausaha seperti profil wirausaha dan karakteristik para wirausahawan sukses, baik yang dapat/tidak dapat digunakan olehnya, guna mengambil keputusan (membayar harga tertentu untuk produk tertentu, yang kemudian menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah dan keuntungan bagi dirinya dan masyarakat) untuk memecahkan permasalahan hidupnya, dan dapat dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan yang bersangkutan sehingga dapat menghambat atau memotivasi wirausaha kembali untuk mencapai tujuannya

2) Sikap kewirausahaan adalah respon/tanggapan yang harus dimiliki seorang wirausaha/penjual/pedagang, guna mengambil keputusan (membayar harga tertentu untuk produk tertentu, yang kemudian menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah dan keuntungan bagi dirinya dan masyarakat) untuk memecahkan permasalahan hidupnya, dan dapat dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan yang bersangkutan sehingga dapat menghambat atau memotivasi wirausaha kembali untuk mencapai tujuannya

3) Keterampilan kewirausahaan adalah keterampilan/kemampuan bertindak yang harus dimiliki seorang wirausaha/pedagang, dengan menggunakan semua organ fisiknya dalam bekerja atau mengaplikasikan keputusannya (membayar harga tertentu untuk produk tertentu, yang kemudian menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah dan keuntungan bagi dirinya dan masyarakat) untuk memecahkan permasalahan hidupnya, dan dapat dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan yang bersangkutan sehingga dapat menghambat atau memotivasi wirausaha kembali untuk mencapai tujuannya.

Hasil dari studi literatur diperoleh jumlah atribut pada masing-masing unsur- unsur perilaku wirausaha yaitu jumlah atribut pengetahuan wirausaha sebanyak 7 atribut; dimana masing-masing atribut ditentukan sebanyak 3 pernyataan (variabel) dengan atribut pada keorisinilan berjumlah 6 pernyataan (variabel) yang mencakup inovasi dan kreativitas, jumlah atribut sikap dan keterampilan wirausaha sebanyak 6 atribut; dimana masing-masing atribut ditentukan sebanyak 4 pernyataan (variabel). Dengan demikian, masing-masing unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha terdiri atas 24 pernyataan (variabel) yang diajukan kepada pedagang dengan panduan kuisioner. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Data dan informasi yang berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasikan berdasarkan jumlah pedagang. Persentasi terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis yang dapat mewakili karakteristik dan perilaku kewirausahaan pedagang.

Untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan ukuran nilai pusat. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum

dari suatu seri pengamatan (Nazir 2011). Rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus:

∑Xi µ = n Keterangan: µ = mean Xi = pengamatan ke-i n = jumlah data

Tabel 4 Atribut perilaku wirausaha pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ di Jakarta berdasarkan unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha

Unsur-unsur perubahan

perilaku wirausaha Atribut

Pengetahuan Karakteristik wirausahawan sukses William D. Bygrave Percaya diri

Orientasi tugas dan hasil Berani mengambil risiko Kepemimpinan

Orientasi pada masa depan Keorisinilan

Sikap Rasa kepercayaan diri dan berani mengambil risiko

Kemauan keras dan semangat untuk berubah dengan kerjakeras Kegigihan, keuletan, dan tidak cepat menyerah

Kepribadian menarik

Kesediaan memberikan pelayanan terbaik Keyakinan dan kebanggaan berwirausaha

Keterampilan Melakukan observasi dan identifikasi kebutuhan pasar Merencanakan dan menjalankan usaha

Mempengaruhi, menanam, dan memelihara kepercayaan orang lain/pembeli

Membuat suasana yang menyenangkan dalam berwirausaha Mengatur keuangan

Mengembangkan usaha

Sumber: Meredith et al. (2002), Soesarsono (2002), Suparyanto (2012)

Pada penelitian ini, perilaku wirausaha dapat diukur melalui besarnya skor unsur-unsur yang mempengaruhi perubahan perilaku wirausaha itu sendiri yaitu pengetahuan (proses berpikir), sikap (respon/tanggapan secara emosional), dan keterampilan (kemampua bertindak) kewirausahaan. Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan kewirausahaan pedagang secara nyata dari atribut unsur-unsur perubahan perilaku tersebut. Pernyataan yang diberikan adalah pernyataan tertutup yang memiliki pilihan jawaban agar dapat memudahkan pedagang untuk menjawabnya.

Pilihan untuk unsur pengetahuan dibuat dengan jawaban benar/salah (diberi angka 1 = benar atau 0 = salah), dan unsur keterampilan dibuat dengan jawaban ya/tidak (diberi angka 1 = ya atau 0 = tidak). Pemberian skor pengetahuan dan keterampilan wirausaha dilakukan dengan nilai tertinggi 1 = 100 dan terendah 0 = 0. Sedangkan untuk unsur sikap dibuat dengan menggunakan nilai skor 5 skala Likert yang dibuat berjenjang mulai dari paling rendah (diberi angka 1 = sangat tidak sesuai) hingga paling tinggi (diberi angka 5 = sangat sesuai). Pemberian skor sikap wirausahan dilakukan dengan nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat

ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu pedagang lebih baik atau lebih buruk dari pedagang lainnya di dalam skala (Nazir 2011). Penilaian unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha menggunakan nilai skor dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kriteria penilaian unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha

Pengetahuan Sikap Keterampilan

Skor Keterangan Nilai Skor Keterangan Nilai Skor Keterangan Nilai

0 Salah 0 1 Sangat tidak

sesuai

20 0 Tidak 0

1 Benar 100 2 Tidak sesuai 40 1 Ya 100

3 Sedang 60

4 Sesuai 80

5 Sangat sesuai

100

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tengah, perilaku wirausaha dan unsur- unsurnya diklasifikasikan menjadi lima kelas (dari sangat rendah hingga sangat tinggi), dengan total penilaian skor perilaku wirausaha diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian dari masing-masing skor unsur-unsur perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan). Skor perilaku wirausaha tertinggi adalah 300 dan terendah adalah 20, dapat dilihat pada Tabel 6. Pembagian klasifikasi penilaian tersebut dilakukan dengan formulasi sebagai berikut (Nazir 2011):

R i = k

Keterangan: i = besar interval kelas

R = range

k = jumlah interval kelas

Tabel 6 Kriteria skor penilaian unsur-unsur perubahan perilaku wirausaha

Skor Range Skor Pengetahuan Range Skor Sikap Range Skor Tindakan Range Skor Perilaku Kriteria 1 0-20 20-36 0-20 20-76 Sangat Rendah 2 21-40 37-52 21-40 77-132 Rendah 3 41-60 53-68 41-60 133-188 Sedang 4 61-80 69-84 61-80 189-244 Tinggi 5 81-100 85-100 81-100 245-300 Sangat Tinggi

Analisis crosstabs merupakan analisis yang masuk dalam kategori statistik deskripsi, dimana menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variable atau lebih (Wahyono 2009). Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa software computer Microsoft Excel 2010 dan SPSS 17.0 for Windows. Tabel crosstabulation memuat deskripsi jumlah data dan hubungannya antara variabel (Wahyono 2009), yaitu variabel perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda pecel lele KKBS di Jakarta dengan faktor- faktor karakteristik yang mempengaruhinya, sehingga dapat menganalisis secara langsung adanya hubungan diantara kedua variabel tersebut.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang dipertanyakan kepada pedagang terlebih dahulu dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang pedagang sebagai pengujian awal kuisioner (Rahadian 2002).

Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang diinginkan dari data sebuah kuisioner (Umar 2005). Dengan kata lain, pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for Windows. Validitas suatu variabel (pernyataan) dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS dengan judul Item-Total Statistics.

Penilaian valid atau tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing variabel (pernyataan). Suatu variabel dinyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > nilai r tabel Product Moment pada N = n-2, α = 5% (Wahyono 2009). Pada penelitian ini nilai N=10-2=8; α = 5% dengan nilai r tabel Product Moment=0.632, sehingga suatu variabel dinyatakan valid jika nilai Corrected Item- Total Correlation > 0.632 dan tidak valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation < 0.632. Variabel (pernyataan) yang tidak valid harus dihilangkan dan tidak dipertanyakan kepada pedagang pada saat pengambilan data dalam penelitian (Wahyono 2009).

Jumlah pernyataan awal dari masing-masing unsur perilaku wirausaha adalah 24 pernyataan. Setelah melalui tahap uji validitas, pernyataan yang valid untuk pengetahuan wirausaha berjumlah 23 pernyataan, sikap wirausaha 22 pernyataan, dan keterampilan wirausaha berjumlah 22 pernyataan. Hasil uji validitas dapat di lihat pada Lampiran 1.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi pedagang dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner (Nugroho 2005). Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Terdapat berbagai macam teknik pengukuran reliabilitas, yaitu (Umar 2005):

1. Teknik Test-Retes 2. Teknik Spearman-Brown 3. Teknik K-R 20 4. Teknik K-R 21 5. Teknik Cronbach 6. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert Summated Rating. Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for Windows. Reliabilitas suatu variabel dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Penilaian reliabel atau tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha. Indikator reliabilitas variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) adalah sebagai berikut:

2. Cronbach’s Alpha 0.21-0.50 = kurang reliabel 3. Cronbach’s Alpha 0.51-0.60 = cukup reliabel 4. Cronbach’s Alpha 0.61-0.80 = reliabel 5. Cronbach’s Alpha 0.81-1.00 = sangat reliabel

Jika tidak reliabel, maka variable (pernyataan) yang memiliki nilai Alpha if Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian. Berdasarkan hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa variable yang diukur melalui kuisioner sangat reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha untuk pengetahuan wirausaha sebesar 0.972; sikap wirausaha sebesar 0.964; dan keterampilan wirausaha sebesar 0.966. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1.

Analisis Chi Square dan Korelasi Rank Spearman

Penelitian selanjutnya yaitu tentang bagaimana hubungan perilaku kewirausahaan pedagang dengan faktor-faktor yang dimiliki, baik secara individu maupun kondisi usahanya, dengan menggunakan analisis uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman. Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa software computer Microsoft Excel 2010 dan SPSS 17.0 for Windows (Nazir 2011).

Uji Chi Square atau yang sering juga disebut Chi Kuadrat digunakan untuk menguji keselarasan, dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa kebergantungan dan homogenitas dari suatu data (Wahyono 2009). Analisis uji Chi Square dapat dikembangkan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya (Nazir 2011).

Variabel karakteristik yang berupa data kategori dalam bentuk skala nominal dapat dianalisis menggunakan uji Chi Square, seperti lokasi usaha; sumber bahan baku; pencatatan keuangan; pembagian keuangan; serta peluang pembinaan. Uji Chi Square akan mengamati secara lebih detail tentang ada atau tidaknya hubungan antar variabel (karakteristik) dengan perilaku dan unsur-unsur perilaku kewirausahaan.

Rumus korelasi Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan: χ2 = chi square

Oij = frekuensi yang termasuk pada tiap sel (i.j) Eij = frekuensi yang diharapkan dalam sel (i.j) k = jumlah baris

n = jumlah kolom

Ada atau tidaknya hubungan antar variabel, perlu memperhatikan terlebih dahulu dasar pengambilan keputusan berdasarkan ilmu statistika sebagai berikut (Wahyono 2009):

H0 : Kedua variabel tidak berkorelasi H1 : Kedua variabel berkorelasi

dimana statistik χ2hit menyebar mengikuti sebaran Chi Square (χ2) dengan derajat bebas (df) sebesar (b-1)(k-1). Untuk taraf nyata α dan df=(b-1)(k-1) dari tabel Chi

Square diperoleh nilai χ2 α[df=(b-1)(k-1)]. Apabila nilai χ2hit > χ2 α[df=(b-1)(k-1)] maka

disimpulkan tolak H0, artinya kedua variabel berkorelasi signifikan pada taraf nyata

α = 0.05, yang berarti tingkat kesalahan pada uji Chi Square yang digunakan adalah 5 persen atau tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Selanjutnya hubungan suatu variabel (karakteristik) dengan perilaku dan unsur-unsur perilaku wirausaha dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS 17.0 dengan judul Chi-Square Tests. Penilaian ada atau tidaknya masing-masing variabel dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada masing-masing variabel. Antar variabel dinyatakan ada hubungan jika besarnya peluang sebaran χ2hit > χ2

α[df=(b-1)(k-1)] (dengan nilai df dapat dilihat pada tabel Chi-Square Tests masing-

masing variabel) atau nilai Asymp. Sig. (2-sided) < taraf α = 0.05; hal itu berarti H0 ditolak atau dengan kata lain terdapat hubungan antara variabel karakteristik dengan variabel perilaku dan unsur-unsur perilaku kewirausahaannya (Wahyono 2009).

Analisis korelasi dapat dikatakan sebagai suatu hubungan timbal balik atau sebab akibat antara dua buah kejadian. Namun, pada realitasnya tidak semua hubungan seperti di atas dapat menimbulkan sebab akibat sehingga perlu dilakukan pengujian secara benar tentang hubungan tersebut (Wahyono 2009).

Analisis korelasi Rank Spearman dapat dikembangkan untuk menguji apakah beberapa ukuran ordinal berhubungan satu sama lain atau tidak (Nazir 2011). Variabel karakteristik yang berupa data kategori dalam bentuk skala ordinal dapat dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman, seperti usia; pendidikan formal; pendidikan non formal; pengalaman berwirausaha; tanggungan keluarga; motivasi; jumlah warung tenda; jam buka usaha per hari; hari usaha per minggu; modal usaha per bulan; penerimaan usaha per bulan; jumlah tenaga kerja; serta gaji tenaga kerja per bulan.

Rumus korelasi Rank Spearman untuk sampel berukuran besar (n≥30) yang digunakan adalah sebagai berikut:

rs - 0

Zhit = = rs (√� − 1) 1

√� − 1

Keterangan: rs= rank spearman n = banyak jenjang

Adapun nilai rs dirumuskan sebagai berikut: n x2 + y2 - ∑ di2 i=1 rs = 2 √ 2 + 2 dimana, x2 = (n3 - n) –(∑tx3 - ∑tx) y2 = (n3 - n) –(∑ty3 - ∑ty) 12 12

tx = banyaknya observasi sama pada variabel x untuk rank tertentu ty = banyaknya observasi sama pada variabel y untuk rank tertentu di = perbedaan rank x dan rank y pada observasi ke-i

i = observasi ke-i, untuk i = 1, 2, ..., n

∑ = jumlahkan untuk seluruh kasus angka sama

Nilai Zhit hanya menunjukkan tingkat keeratan hubungan kedua variabel secara deskriptif. Uji hipotesis statistik dinyatakan dalam dua pernyataan,

H0 : Kedua variabel tidak berkorelasi H1 : Kedua variabel berkorelasi.

Statistik Zhit menyebar mengikuti sebaran normal baku (Z), sehingga dapat disimpulkan tolak H0 apabila diperoleh | Zhit| > Zα/2(n) (uji dua arah).

Dokumen terkait