• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian hukum normatif.52 Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data- data sekunder yang berkaitan dengan masalah “Pertanggungjawaban Pidana Direksi terkait Prinsip Business Judgment Rule terhadap Tindak Pidana Lingkungan Hidup”.

2. Pendekatan Masalah

Tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (comparative approach).53

Pendekatan perundang-undangan merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini, karena yang menjadi pusat perhatian utama dalam penelitian ini ialah

52

Menurut Ronald Dworkin, penelitian hukum normatif ini disebut juga dengan istilah doktrinal, yaitu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam perundang-undangan (law as it written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan (law as it is decided by the judge through judicial process).

Ronny Hanitijo Soemitro dalam bukunya berjudul Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, menyebutkan: Penelitian Hukum Normatif Atau Penelitian Hukum Doktrinal Dibedakan Atas: 1) Penelitian Inventarisasi Hukum Positif, 2) Penelitian Terhadap Asas-Asas Hukum, 3) Penelitian Untuk Menemukan Hukum In Concreto, 4) Penelitian Terhadap Sistematik Hukum, 5) Penelitian Terhadap Taraf Sinkronisasi Vertikal Dan Horizontal.

Sedangkan menurut Soerdjono Soekanto, penelitian hukum normatif mencakup: a. penelitian terhadap asas-asas hukum;

b. penelitian terhadap sistematika hukum; c. penelitian sejarah hukum;

d. penelitian perbandingan hukum. 53

Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, Edisi Revisi, Cet. 2, 2006), hal. 295

kebijakan dalam menetapkan dan merumuskan tindak pidana berikut pertanggungjawabannya di dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan demikian, penelitian ini menitikberatkan pada peraturan perundang-undangan. Hal ini sesuai dengan kegunaan dari metode penelitian hukum normatif, yaitu untuk mengetahui dan mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya mengenai suatu masalah tertentu.54

Pendekatan perundang-undangan, konseptual dan komparatif dipandang perlu untuk pendalaman, di samping sebagai pelengkap pendekatan yuridis-normatif. Pendekatan perundang-undangan diperlukan untuk memperoleh gambaran mengenai aplikasi pertanggungjawaban direksi terhadap tindak pidana lingkungan hidup, yang didasarkan pada kebijakan legislatif.

Pendekatan konseptual digunakan dalam rangka untuk lebih memahami mengenai adanya prinsip business judgment rule bagi direksi dalam pertanggungjawabannya. Sehingga dalam melakukan pertanggungjawabannya direksi tetap mendapatkan perlindungan hukum. Penelitian ini juga melakukan penelitian terhadap asas-asas hukum yang terkait dengan pertanggungjawaban pidana direksi terkait prinsip business judgment rule terhadap tindak pidana lingkungan hidup dapat teridentifikasi. Selanjutnya penelitian ini juga melakukan pendekatan komparatif. Pendekatan komparatif ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap asas-asas

54

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke 20, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 140

dan norma-norma yang berkaitan dengan upaya dan strategi dalam pertanggungjawaban direksi, termasuk di dalamnya instrumen-instrumen internasional.

3. Sumber dan Bahan Hukum

Penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan yang bersumber dari perpustakaan dan dokumen pemerintah. Adapun sumber dan bahan hukum yang dimaksud diperoleh dari:

a) Bahan hukum primer, terdiri dari:

(a) Norma atau kaedah dasar, yaitu alinea keempat pembukaan UUD 1945; (b) Peraturan dasar, yaitu Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 H ayat (1), serta Pasal

33 ayat (3) dan ayat (4) UUD 1945;

(c) Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak pidana korporasi terutama pelanggaran terhadap tindak pidana lingkungan hidup serta bentuk tanggung jawab yang harus diberikan oleh direksi dan prinsip-prinsip yang dapat membela direksi.

b) Bahan hukum sekunder, seperti hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum;

c) Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder dan tersier (penunjang) di luar bidang hukum, misalnya yang berasal dari bidang Sosiologi, Ekologi, Teknik,

Filsafat dan lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data penelitian.

Surat kabar, majalah mingguan juga menjadi sumber bahan bagi penulisan tesis ini. Sepanjang surat kabar dan majalah tersebut memuat informasi yang relevan dengan pertanggungjawaban pidana direksi serta penerapan prinsip business judgment rule terhadap tindak pidana lingkungan hidup.55

4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Bahan penelitian diperoleh dengan penelitian kepustakaan. Bahan-bahan dikumpulkan dan dicatat menjadi kutipan langsung, ikhtisar dan analisis. Bahan dokumen diperoleh dengan cara menginventarisasi dan mengoleksi semua peraturan perundang-undangan serta dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan pertanggungjawaban pidana direksi terkait prinsip business judgment rule terhadap tindak pidana lingkungan hidup.

5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Bahan hukum yang diperoleh dengan menggunakan penelitian studi kepustakaan, aturan perundang-undangan, dan artikel, kemudian diuraikan dan dihubungkan dengan sedemikian rupa, sehingga dapat disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis, guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

55

Benyamin F. Crabtree, William L. Millerd, Doing Qualitative Research, Research Methods For Primary Case, Vol. 3, (New Delhi: Sage Publications, Newbury Paerk London, 1992), hal. 2

Cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deskriptif-analisis, yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi. Selanjutnya bahan hukum yang ada dianalisis untuk melihat pola kecenderungan dalam penanganan pertanggungjawaban direksi terkait prinsip business judgment rule terhadap tindak pidana lingkungan hidup. Sehingga kemudian dapat membantu sebagai dasar acuan dan pertimbangan hukum dalam penyusunan perundang-undangan perseroan terbatas dan lingkungan hidup secara tepat.

H. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan harus diuraikan secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah: BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya terurai mengenai latar belakang penulisan skripsi, perumusan masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, yang kemudian diakhiri oleh sistematika penulisan.

BAB II : PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULE DI DALAM

Dokumen terkait