• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

4.3 Metode Penelitian .1 Populasi .1 Populasi

4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai departemen produksi pada bulan Maret di PT. XYZ Pabrik Deli Serdang yang berjumlah 164 orang.

101

4.3.2 Sampel

Ukuran sampel untuk kuesioner penelitian menggunakan persamaan 4.1 (Sinulingga, 2011: 185).

! !

!! !!!!

!

!

!……….. (4.1) Keterangan:

n = Ukuran sampel.

e = Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi.

s = Standar deviasi sampel.

! = Probabilitas kehandalan (1- !) = derajat kehandalan.

Nilai standar deviasi sebesar 0,480 tingkat kepercayaan 90% (!!

!!!= 1,645) dan tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir sebesar 10%, maka jumlah responden eksternal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

! ! ! !!!"#!!!!"#

!!!" !

!

! !"!!"# ! !"

Untuk menentukan karyawan bagian produksi yang dijadikan responden penelitian dapat dilakukan dengan cara stratifikasi (stratified random sampling), dimana langkah awalnya populasi yang dianggap heterogen menurut karakteristik pekerjaannya harus dikelompokkan terlebih dahulu kedalam sub populasi, lalu dilakukan perhitungan jumlah sampel yang diambil untuk masing-masing sub populasi menggunakan rumus:

102

n N x ni = Ni

Dimana:

ni = Jumlah sample pada setiap bagian departemen produksi.

Ni = Jumlah populasi pada setiap bagian departemen produksi.

N = Jumlah total populasi.

N = Jumlah sampel total yang diinginkan.

Berdasarkan rumus 4.1 maka jumlah sampel bagian produksi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penentuan Sampel Penelitian

No. Bagian Populasi Sampel

1 Non Shift 16 6

2 Formasi A 30 11

3 Formasi B 28 11

4 Formasi C 29 11

5 Formasi D 20 8

6 Formasi E 19 7

7 AMDK 13 5

8 TWA 9 3

Jumlah 164 62

Sumber: PT. XYZ

4.3.3 Tahap Penelitian

Tahapan penelitian dimulai dari penemuan gejala, merumuskan masalah, sampai pada mengetahui faktor yang signifikan mempengaruhi terjadinya masalah tersebut. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

103

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kerangka Konseptual

Studi Pustaka Studi Lapangan

Pengumpulan Data

Uji Validitas dan Reabilitas Hipotesis Penelitian

Instrumen Penelitian

Valid dan Andal?

Tidak

Ya

Uji Kecukupan Data

Uji Normalitas

Data Cukup? Tidak Ya

Analisa 1. Uji Korelasi 2. Uji Hipotesis 3. Analisa Deskriptif

Faktor yang signifikan mempengaruhi Kinerja SDM

Gambar 4.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Tahapan penelitian dimulai dengan studi pendahuluan yang dilakukan melalui studi pustaka dan lapangan untuk menemukan dan merumuskan masalah,

104

Kinerja SDM Pengetahuan

n

Keterampilan

Sikap

menentukan tujuan serta batasan penelitian. Tahapan penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja SDM.

4.3.4 Kerangka Konseptual dan Defenisi Operasional

Kerangka konseptual menggambarkan hubungan antara variabel penelitian yang dibangun berdasarkan teori. Faktor-faktor yang akan dikaji terkait dengan rancangan pelatihan untuk peningkatan kinerja SDM adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kerangka konseptual penelitian terdapat pada Gambar 4.2.

Pengetahuan merupakan variabel terikat (X1) dengan indikator pengetahuan implisit (tacid knowladge), pengetahuan ekplisit (explicit knowladge). Keterampilan merupakan variabel terikat (X2) dengan indikator basic literacy skill, technical skill, interpersonal skill, dan problem solving. Sikap merupakan variabel terikat (X3) dengan indikator kognitif, afektif dan konatif.

Gambar 4.2 Kerangka Konseptual Penelitian

105

4.3.4.1 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penegasan arti dan makna setiap variabel dalam kerangka konseptual. Variabel yang mempengaruhi kinerja SDM bagian produksi PT. XYZ adalah:

1. Pengetahuan adalah informasi yang dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam organisasi.

a. Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

Dimensi pengetahuan implisit adalah kemampuan memahami, kemampuan menganalisis, dan kemampuan menjelaskan.

b. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Pengetahuan ini telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.

Dimensi pengetahuan eksplisit adalah kemampuan memahami prosedur kerja dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan scara benar tentang objek yang diketahui, kemampuan menerima arahan, dan kemampuan mengingat (recall) arahan atau materi yang telah dipelajari sebelumnya.

106

2. Keterampilan merupakan kemampuan untuk mengoprasikan pekerjaan secara mudah dan cermat yang terdiri dari:

a. Kemampuan Dasar (basic literacy skill).

Kemampuan dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis, dan mendengar. Dimensi kemampuan dasar adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyelesaikan tugas, kemampuan menjelaskan peralatan kerja, dan kemampuan menjelaskan produk yang dihasilkan.

b. Kemampuan Teknikal (technical skill).

Kemampuan teknikal diartikan terampil dan pakar dalam pekerjaan tertentu, berupa metoda-metoda, proses-proses dan prosedur-prosedur atau teknik-teknik pelaksanaan kerja. Dimensi kemampuan tenikal adalah mampu mengikuti prosedur kerja, penggunaan peralatan kerja, mampu melaksanakan CILAR, dan mampu melaksanakan OPL (One Point Lesson).

c. Kemampuan Beriteraksi (Interpersonal skill).

Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. Dimensi kemampuan berinteraksi adalah mampu memotivasi orang lain, kerja sama, menghargai dan

107

menghormati perbedaan serta berinteraksi secara baik dengan sesama rekan kerja.

d. Kemampuan Memecahkan Masalah (problem solving).

Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika, berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. Dimensi problem solving adalah memberikan solusi terhadap permasalahan, membuat keputusan secara tepat, mampu mengelola konflik serta mampu memberikan ide-ide untuk kemajuan perusahaan.

3. Sikap adalah kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif yang terdiri dari:

a. Komponen Kognitif.

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Dimensi kognitif adalah kepercayaan terhadap prosedur kerja, kepercayaan bahwa peralatan kerja memberikan kemudahan dalam bekerja, kepercayaan terhadap rekan kerja serta mampu berfikir kritis.

b. Komponen Afektif.

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara

108

umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Dimensi komponen afektif adalah menyenangi pekerjaan, tidak mudah tersinggung, sikap toleransi dan perasaan didukung serta dihargai.

c. Komponen Konatif (Perilaku).

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Dimensi komponen konatif (perilaku) adalah menaati peraturan, disiplin, tanggung jawab dan inisiatif dalam bekerja.

4.3.4.2 Indikator Masing-Masing Dimensi

Indikator yang digunakan untuk mengukur nilai dari masing-masing dimensi dapat dilihat pada Tabel 4.2. Penilaian seluruh indikator menggunakan skala likert.

Tabel 4.2 Indikator Masing-Masing Dimensi

No. Variabel Dimensi Atribut

1. Pengetahuan (X1)

1. Implicit a. Kemampuan memahami permasalahan b. Kemampuan menganalisis masalah c. Kemampuan mendeskripsikan pekerjaan d. Meyakini arahan dan segera

melaksanakannya

2. Explicit a. Kemampuan memahami prosedur kerja b. Kemampuan memahami arahan

c. Kemampuan mengingat arahan

d. Kemampuan menerapkan pengetahuan

109

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No. Variabel Dimensi Atribut

2.

b. Kemampuan menyelesaikan tugas.

c. Kemampuan mejelaskan peralatan kerja.

d. Kemampuan menjelaskan produk.

a. Kemampuan mengikuti prosedur kerja.

b. Penggunaan peralatan kerjas.

c. Mampu melaksanakan CILAR.

d. Mampu melaksanakan OPL.

a. Mampu memotivasi orang lain.

b. Bekerja sama.

c. Menghargai dan menghormati perbedaan.

d. Berinteraksi dengan baik.

a. Memberikan solusi.

b. Mambuat keputusan secara tepat.

c. Pengelolaan konflik.

d. Mampu memberikan ide-ide untuk kemajuan perusahaan.

a. Kepercayaan terhadap prosedur kerja.

b. Yakin bahwa peralatan kerja memberikan kemudahan dalam bekerja.

c. Kepercayaan terhadap rekan kerja.

d. Yakin akan keputusan yang diambil atasan.

a. Menyenangi pekerjaan.

b. Tidak mudah tersinggung.

c. Toleransi.

d. Merasa dihargai.

a. Menaati peraturan.

b. Disiplin.

c. Tanggung jawab.

d. Memiliki inisiatif dalam bekerja.

4.3.5 Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini merupakan hipotesis asosiatif (associative hypothesis) yaitu pernyataan tentang ada atau tidaknya hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih (Sinulingga, 2012: 120). Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:

110

1. H0: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja SDM.

H1: terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja SDM.

2. H0: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja SDM.

H1: terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja SDM.

3. H0: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja SDM.

H1: terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja SDM.

4. H0: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap secara bersama-sama dengan kinerja SDM.

H1: terdapat hubungan yang signifikan antara antara pengetahuan, keterampilan dan sikap secara bersama-sama dengan kinerja SDM.

4.3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dilakukan pada karyawan bagian produksi PT. XYZ untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data cukup memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data. Menurut Azwar, (2004) instrumen dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Untuk mendapatkan

111

instrumen yang valid dan reliabel perlu dilaksanakan uji coba instrumen. Uji coba tersebut meliputi uji validitas dan reabilitas.

a. Validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan juga sebagai instrumen yang valid bilamana dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat atau dengan kata lain ada kecocokan diantara apa yang diukur dengan tujuan pengukuran. Suatu instrumen memiliki kesahihan yang tinggi apabila faktor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen.

Instrumen yang diujicobakan tersebut dirancang berdasarkan konsep teoritis, sedangkan butir-butir pernyataan dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen tersebut. Adapun instrumen yang diuji validitasnya adalah prestasi individu dan kompetensi karyawan.

Rumus dasar yang digunakan adalah sebagai berikut ini:

!"#$%

112

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen tersebut mempunyai ketepatan yang tinggi, sehingga mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya.

Reliabilitas instrumen diukur melalui koefisien berupa koefisien reliabilitas. Formula yang lazim disebut koefisien Alpha Cronbach, dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

!!"

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen.

k = Banyak soal.

113

Keterangan:

Si = Jumlah Varian Skor tiap butir.

Xi = Jumlah Kuadrat skor tiap butir.

(Xi)= Kuadrat jumlah skor tiap subject tiap butir.

n = Jumlah responden.

4.3.7 Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer.

Data Primer diperoleh langsung melalui wawancara (interview) dimana wawancara dilakukan terhadap manajer personalia PT. XYZ untuk mengetahui keadaan sistem pelatihan yang diterapkan perusahaan saat ini, jumlah karyawan dan masalah yang dihadapi perusahaan sehubungan dengan pelatihan. Selain itu pengumpulan data primer juga dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan (questionaire) secara tertutup kepada karyawan bagian produksi PT. XYZ dan metode sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Kuesioner tertutup berisikan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Skala pengukuran kuesioner yang digunakan adalah skala likert dari 1-5. Maksud dari skala pengukuran 1-5 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan rincian sebagai berikut:

114

Tabel 4.3 Skala Penelitian

Nilai Skala

1 Sangat Tidak Setuju

2 Tidak Setuju

3 Netral

4 Setuju

5 Sangat Setuju

Sumber: Sinulingga, (2012: 152) b. Data Sekunder.

Data sekunder diperoleh dari PT. XYZ berupa dokumen-dokumen untuk dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pendukung pada masalah yang diteliti seperti data pelatihan terdahulu dan data biaya pelatihan.

4.3.8 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan pada tahap 3.3.1 kemudian dilakukan analisis statistik dan deskriptif dengan tahapan berikut ini:

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka analisis statistik non parametrik dapat digunakan. Sedangkan data yang berdistribusi normal, digunakan analisis statistik parametrik. Uji normalitas

115

dilakukan terhadap seluruh data variabel. Uji normalitas yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 19.

2. Pengujian Korelasi.

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan antara dua variabel.

Besarnya koefisien korelasi antara nol sampai ±1. Nilai positif atau negatif menunjukkan arah hubungan apakah searah atau berlawanan. Persamaan yang digunakan untuk melihat koefisien korelasi yaitu:

! ! !! !"! ! ! ! ! !!

! !!! ! !!!! ! !!! ! !!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!

Keterangan:

! = Koefisisen Korelasi.

! = Jumlah data.

! = Variabel Pertama.

! = Variabel kedua.

Dalam memberikan penilaian kuat lemahnya korelasi antara variabel dapat digunakan pedoman pada Tabel 4.4. Pedoman tersebut dapat digunakan untuk menilai koefisien korelasi r.

116

Tabel 4.4 Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi r Nilai Koefisien Korelasi r Tingkat Hubungan

1,00 0,900 – 0,999

Korelasi sempurna Korelasi sangat tinggi 0,700 – 0,899 Korelasi tinggi 0,400 – 0,699 Korelasi sedang 0,200 – 0,399 Korelasi rendah 0,000 – 0,199 Tidak ada korelasi Sumber: Guilford dalam Nawawi, (2005: 208)

Nilai koefisien korelasi 1,00 menunjukkan hubungan yang sempurna antar variabel yang diuji. Koefisien korelasi sangat tinggi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel-variabel yang diuji. Sedangkan koefisien korelasi yang bernilai rendah ataupun tidak ada korelasi menunjukkan hubungan yang lemah dan dapat diabaikan dalam proses perancangan. Analisis korelasi pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 19.

3. Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan t-test dan f-test. T-test digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel yang ada secara parsial memiliki pengaruh terhadap kinerja SDM. Dengan taraf signifikan (") yang sama yaitu 5%, jika nilai t-hitung berada di luar wilayah penerimaan

t" maka Ho ditolak sehingga variabel independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t" diperoleh dari tabel

117

distribusi t yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Nilai t-hitung diperoleh dengan persamaan 4.7.

! ! !! ! ! !

! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!

Keterangan:

t = nilai t-hitung.

r = nilai korelasi variabel dependen dengan independen.

n = jumlah data (sampel).

F-test digunakan untuk menguji apakah variabel yang ada secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja SDM. Dengan taraf signifikan (") 5%, nilai f-hitung berada di luar daerah penerimaan f"

maka Ho ditolak sehingga semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Nilai f" diperoleh dari tabel distribusi f yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Nilai koefisien korelasi simultan dan nilai f-hitung diperoleh dengan Persamaan 4.11 dan 4.12.

! ! ! ! ! ! !!!! ! ! !!!! ! ! ! !!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!

! ! ! !!!!

!! ! !!!!!! ! ! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!

Keterangan:

f = Nilai f-hitung.

R = Koefisien korelasi simultan.

k = Jumlah variabel independen.

118

n = Jumlah sampel.

!!!! = Koefisien korelasi Xn,Y.

Pengujian hipotesis secara parsial dan simultan dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 19.

4. Analisis Deskriptif.

Analisis deskriptif adalah membuat deskripsi gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti di lapangan. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk angka kemudian dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi, nilai rata-rata, standar deviasi, median, dan modus. Teknik statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa kualitas dari setiap variabel penelitian.

Distribusi frekuensi digunakan dalam menilai kualitas variabel pengetahuan (X1), keterampilan(X2), sikap (X3) dan kinerja SDM (Y).

4.3.9 Tahap Perancangan Pelatihan

Tujuan akhir dari suatu pelatihan yang harus diselenggarakan oleh perusahaan adalah peningkatan kompetensi bagi karyawan di dalam perusahaan itu sendiri.

Perusahaan merancang program pelatihan dengan tujuan untuk menjembatani adanya kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki pekerja dan kompetensi yang diharapkan. Tahap perancangan yang dilakukan untuk merumuskan strategi peningkatan kinerja SDM. Hasil yang diperoleh pada tahap penelitian akan menjadi

119

input pada tahap perancangan. Faktor yang memiliki pengaruh kuat peningkatan kinerja SDM akan dianalisis kriteria masing-masing faktor untuk merancang alternatif strategi masing-masing faktor. Untuk mengimplementasikan program pelatihan di perusahaan terdapat beberapa tahapan perancangan yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Flowchart Tahap Perancangan Pelatihan

120

BAB 5