Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna
dan pengertian Asas Keterbukaan berdasarkan 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
32
Bismar Nasution dan Sunarmi, “Diktat : Hukum Kepailitan di Indonesia” (Medan : Program Magister Kenotariatan, Universitas Sumatera Utara, 2007), hal. 82-85.
33
Penjelasan Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
34
Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.35
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian yang ditimbulkan di dalam gejala yang bersangkutan.36
Untuk keberhasilan suatu penelitian yang baik dalam memberikan gambaran dan jawaban terhadap permasalahan yang diangkat, tujuan serta manfaat penelitian sangat ditentukan oleh metode yang dipergunakan dalam penelitian.
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu menggambarkan semua gejala dan fakta serta menganalisa permasalahan yang ada sekarang37, berkaitan dengan Prinsip Transparansi dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit oleh Balai Harta Peninggalan di Kota Medan.
Dilihat dari pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris, yang didasarkan pada pertimbangan bahwa, penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan dengan melihat kenyataan yang terjadi di lapangan dan mengkaitkannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain pendekatan yuridis empiris, penelitian ini juga didukung dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan dengan melakukan pengkajian dan analisa terhadap masalah Prinsip Transparansi dalam Pengurusan dan Pemberesan
35
Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal. 2.
36
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1981), hal. 43.
37
Harta Pailit oleh Balai Harta Peninggalan di Kota Medan, yang ditinjau dari Undang- Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan terhadap setiap Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit di Kota Medan. Hal ini dilakukan karena Kota Medan adalah salah satu pusat kota Perdagangan dan Industri terbesar di Indonesia selain Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makasar. Di samping itu juga berdasarkan Keputusan Presiden No. 97 Tahun 1999 Tentang Jurisdiksi Pengadilan Niaga, maka Kota Medan merupakan bagian dari Jurisdiksi Untuk Pengadilan Niaga yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden tersebut yang wilayah Hukumnya Propinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi dan Nangroe Aceh (d/h Daerah Istimewa Aceh).
3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yang dipergunakan adalah pedoman wawancara dan studi terhadap bahan-bahan Kepustakaan.
a. Pedoman Wawancara.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari pihak yang mengetahui tentang Prinsip Transparansi dalam Kepailitan terhadap Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit Oleh Balai Harta Peninggalan di Kota Medan.
b. Studi Dokumen
Studi dokuemn dilakaukan terhadap bahan-bahan kepustakaan yaitu bahan-bahan yang digunakan berupa data-data yang ada perpustakaan, data sekunder yang ada di BHP, serta putusan-putusan pengadilan yang dapat diperinci sebagai berikut : 1) Bahan hukum primer.
Sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini di antaranya adalah Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang serta peraturan pelaksananya.
2) Bahan hukum sekunder.
Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, hasil seminar, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum dan seterusnya, serta dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan Prinsip Transparansi dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit oleh Balai Harta Peninggalan di Kota Medans serta putusan-putusan Pengadilan Niaga.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dapat dilakukan dengan baik, jika tahap sebelumnya sudah dilakukan persiapan secara matang. Sebelum melakukan pengumpulan data ke lapangan, maka hal-hal yang perlu dipersiapkan atau disediakan adalah surat izin penelitian, pedoman wawancara, alat tulis menulis dan lain-lain yang dianggap
penting.38 Pengumpulan data ini dilakukan melalui tahap-tahap penelitian antara lain sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan (library research).
Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan atau mencari konsepsi- konsepsi, teori-teori, asas-asas dan hasil-hasil pemikiran lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.
b. Studi Lapangan (field research).
Studi lapangan ini dilakukan untuk memperoleh dokumen dan hasil wawancara yang akan digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari para pihak yang telah ditentukan sebagai informan atau narasumber seperti Hakim Pengadilan Niaga Medan, Ketua Balai Harta Peninggalan Medan selaku Kurator yang ditunjuk oleh pihak pemerintah dan para staf pelaksana yang ditunjuk Ketua Balai Harta Peninggalan yang menangani pengurusan dan pemberesan harta pailit, para praktisi serta akademisi yang mengetahui tentang masalah Kepailitan.
Sementara itu, sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk menghimpun data sekunder, maka dibutuhkan bahan pustaka yang merupakan data dasar yang digolongkan sebagai data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tertier.
Selain itu, penelitian ini didukung oleh data primer yang diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu dari para pihak yang telah ditentukan sebagai informan
38
atau narasumber seperti Hakim Pengadilan Niaga Medan, Ketua dan staf Balai Harta Peninggalan Medan selaku Kurator yang ditunjuk oleh pihak pemerintah dan para praktisi serta akademisi yang mengetahui tentang masalah Kepailitan.
5. Analisis Data
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek. Padanya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman).39
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.40 Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.41
Data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research) dan data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan (field research) kemudian disusun secara berurutan dan sistematis dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan dengan menggunakan metode berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang
39
Burhan Bungi, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 53.
40
Lexy J. Moleong, Metode Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 103.
41
dimulai dari hal yang umum untuk selanjutnya menarik hal-hal yang khusus sebagai kesimpulan dan selanjutnya dipresentasikan dalam bentuk descriftive.