• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai berikut (Lihat Gambar 3.2):

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengambil data sekunder yaitu laporan penelitian terdahulu, buku panduan alat-alat dan buku panduan yang bersangkutan dengan topik penelitian serta laporan tahunan perusahaan.

2. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan langsung di lapangan terkait dengan kegiatan crushing plant agar mengetahui masalah-masalah yang terjadi serta penyebab dan faktor yang mempengaruhi pada kegiatan peremukan di unit crushing plant sehingga dapat diambil data seperti cycle time alat angkut, alur proses peremukan batugamping, produksi aktual kegiatan peremukan, faktor-faktor yang mempengaruhi penghambatan kinerja crusher, dan lainnya.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

A. Data Primer:

➢ Jumlah alat – alat unit crushing plant

➢ Hambatan – hambatan pada kegiatan crushing plant

➢ Data produksi alat angkut

➢ Data produksi aktual unit crushing plant

➢ Data ukuran umpan dan ukuran produk material B. Data Sekunder:

➢ Peta geologi regional daerah penelitian

➢ Statigrafi dan Morfologi daerah

➢ Data bobot isi insitu

➢ Data curah hujan

➢ Data flowchart unit crushing plant

➢ Data pemakaian energi listrik alat crushing plant saat standby

➢ Spesifikasi alat angkut

➢ Spesifikasi alat crushing plant

➢ Jadwal kerja unit crushing plant 4. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Pengolahan dan perhitungan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang dilanjutkan dengan menganalisa hasil tersebut. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi kinerja crushing plant sehingga dapat diketahui faktor penghambat, faktor pengaruh dan cara mengatasi hambatan yang terjadi di lapangan sebagai upaya pencapaian target produksi. Berikut merupakan langkah pengolahan data berdasarkan rumusan masalah penelitian:

i. Melakukan penyusunan data spesifikasi setiap alat yang digunakan pada unit crushing plant berupa hopper, wobbler feeder, crusher, hingga belt conveyor. Selain itu, alat yang digunakan dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan batugamping sebelum melalui proses peremukan seperti dump truck dan excavator backhoe.

ii. Melakukan perhitungan produktivitas setiap alat unit crushing plant dan alat angkut dengan menggunakan data-data spesifikasi alat yang telah disiapkan sebelumnya sebagai dasar perhitungan kapasitas teoritis.

iii. Melakukan perhitungan produksi aktual batugamping berdasarkan pada data produksi per shift selama bulan Juli 2018 yang meliputi jam kerja alat, produksi tonase batugamping hingga waktu hambatan alat (breakdown time dan standby time).

iv. Melakukan perhitungan produksi aktual alat angkut berdasarkan data spesifikasi alat dan data produksi aktual dump truck masing-masing unit crushing plant.

v. Menganalisa perbandingan antara kapasitas produksi teoritis dengan kapasitas produksi aktual unit crushing plant.

vi. Melakukan perhitungan reduction ratio (RR) dan ukuran material berdasarkan pada data ukuran material umpan dan produk sebagai

dasar untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi kegiatan peremukan batugamping.

vii. Melakukan perhitungan energi listrik yang dihabiskan pada saat waktu standby alat unit crushing plant yang terdiri dari unit peremuk (crusher) dan belt conveyor berdasarkan pada kapasitas energi listrik.

Selain itu, perhitungan biaya listrik yang dihabiskan tersebut dengan menggunakan acuan berdasarkan harga listrik pada PERMEN ESDM RI Nomor 28 Tahun 2016.

5. Kesimpulan dan Saran

Setelah dilakukan evaluasi dan penganalisaan masalah yang terjadi di lapangan, maka didapatkan penyelesaian masalah berupa kesimpulan, dimana kesimpulan tersebut akan menghasilkan saran dan rekomendasi.

Diagram Alir Metodologi Penelitian

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Evaluasi Kinerja Unit Crushing Plant (Tuban-1 dan Tuban-2) Tambang Batugamping Mengacu Pada Target Produksi PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk, Pabrik Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Studi Literatur Observasi Lapangan

Data Sekunder:

➢ Peta geologi regional daerah penelitian

➢ Statigrafi dan Morfologi daerah

➢ Data bobot isi insitu

➢ Data curah hujan

➢ Data flowchart unit crushing plant

➢ Data pemakaian energi listrik alat crushing plant saat standby

➢ Spesifikasi alat crushing plant

➢ Spesifikasi Alat Angkut

➢ Jadwal kerja unit crushing plant Data Primer:

➢ Jumlah alat – alat unit crushing plant

➢ Hambatan – hambatan pada kegiatan crushing plant

➢ Data produksi alat angkut

➢ Data produksi aktual unit crushing plant

➢ Data ukuran umpan dan ukuran produk material

Mengevaluasi kinerja unit crushing plant apakah sesuai antara kapasitas teoritis masing-masing alat dengan kapasitas aktual produksi serta hambatan yang terjadi

di lapangan dan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kegiatan peremukan.

Pengambilan Data

Kesimpulan Saran

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Alur Proses Kegiatan Peremukan Unit Crushing Plant

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ialah proses pengumpanan. Jumlah umpan dihitung dari banyaknya material yang mampu diangkut oleh dump truck menuju crusher dimana ukuran umpan yang dipersiapkan maksimal berukuran 120 cm. Ukuran umpan disesuaikan dengan ukuran feed setting opening crusher hammer mill yang digunakan sehingga material mudah dihancurkan dan tidak mengalami penyumbatan pada alat peremuk crusher.

Kegiatan peremukan batugamping dimulai dengan pengangkutan material menggunakan dump truck menuju crusher. Namun sebelum itu material dari hasil ROM dimuat menggunakan alat muat excavator. Batugamping yang diangkut dump truck kemudian ditumpahkan ke dalam hopper. Material akan dipisahkan oleh wobbler feeder berdasarkan ukuran material umpan. Tujuan kegiatan peremukan dilakukan adalah agar material batugamping yang ditampung dalam storage memiliki ukuran yang relatif kecil dan seragam. Jika tidak, maka dapat menganggu kelangsungan proses pengolahan selanjutnya sebagai bahan baku semen. Sehingga dibutuhkan proses size reducing (pengecilan ukuran) dengan cara peremukan menggunakan limestone crusher.

Dalam studi kasus ini, PT Semen Indonesia menggunakan crusher jenis hammer mill.

Setiap unit crushing plant di Pabrik Tuban memiliki dua unit hammer mill. Kapasitas produksi setiap unit alat crusher yaitu 700 ton/jam. Untuk setiap hammer mill dilengkapi dengan hopper. Hopper berfungsi sebagai penerima umpan material batugamping yang ditumpahkan oleh dump truck. Ukuran material batugamping dari umpan yang diberikan dump truck maksimal berukuran 120 cm. Batugamping tersebut akan mengalami proses peremukan

untuk pengecilan ukuran. Kemudian produk dari hasil proses peremukan menjadi berukuran ≤ 8 cm.

Alat wobbler feeder akan membantu kinerja hammer mill dimana material batugamping yang diterima oleh hopper akan melalui wobbler feeder sebelum memasuki hammer mill sehingga batugamping yang berukuran halus akan langsung menjadi produk dan tidak mengalami proses peremukan.

Sedangkan material dengan ukuran lebih besar akan masuk ke hammer mill untuk mengalami proses peremukan. Namun material batugamping dengan ukuran lebih dari 120 cm akan menghambat kinerja dari crusher sehingga menimbulkan waktu hambatan kerja bagi crusher pada saat produksi. Material akan tersangkut pada hopper dan harus dipecahkan secara manual dengan menggunakan alat excavator breaker. Batugamping yang berukuran halus atau ≤ 5 cm akan lolos melalui sela-sela wobbler feeder dan langsung turun menuju belt conveyor untuk menuju storage. Pada setiap hammer mill dilengkapi oleh breaker plate yang berfungsi sebagai tempat tumpuan material yang dihancurkan oleh hammer saat berputar. Material yang masih berukuran kasar akan terbawa kembali oleh rantai yang berputar dan dihancurkan kembali oleh hammer. Material yang telah mengalami peremukan akan bercampur dengan material yang lolos melalui sela-sela wobbler feeder tadi. Kemudian material akan diangkut menggunakan belt conveyor. Pada belt conveyor akan dilengkapi dengan weight feeder yang berfungsi untuk menimbang material yang bergerak lewat pada belt.

Sumber: Seksi Operasi Crusher

Gambar 4.1 Flowchart Crushing Plant Tuban-1

Sumber: Seksi Operasi Crusher

Gambar 4.2 Flowchart Crushing Plant Tuban-2

HP = Hopper

CR = Crusher BC = Belt Conveyor TR = Tripper

HP = Hopper

FE = Feeder CR = Crusher BC = Belt Conveyor TR = Tripper

4.2. Peralatan Unit Crushing Plant

Dokumen terkait