• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.6. Hambatan – Hambatan Dalam Kegiatan Peremukan

4.6.2. Perbaikan Waktu Hambatan

Dalam upaya peningkatan produksi diperlukan adanya perbaikan waktu hambatan. Perbaikan dilakukan dengan cara meminimalisir hambatan yang terjadi. Upaya perbaikan ini dihitung dengan menggunakan bantuan metode statistik untuk menentukan nilai rata-rata yaitu menggunakan ukuran pemusatan data dan distribusi frekuensi.

Berdasarkan pengamatan kinerja crusher terganggu akibat adanya waktu hambatan yang terjadi. Hambatan terbesar yang terjadi adalah keterlambatan penyuplaian umpan dari dump truck. Hal ini berdampak langsung pada kurangnya material yang diproses oleh unit peremuk sehingga produk yang dihasilkan juga berkurang. Dapat dikatakan bahwa hambatan tersebut menyebabkan target produksi tidak tercapai.

Efek terjadinya waktu hambatan yaitu berakibat pada kehilangan waktu produktif pada unit peremuk. Salah satu upaya dalam perbaikan waktu hambatan adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan data hambatan. Dengan harapan bahwa dengan perbaikan waktu hambatan dapat berpengaruh pada peningkatan produksi unit peremuk.

1. Briefing Awal

Waktu hambatan jenis ini dapat dikurangi dengan cara briefing dilakukan sebelum dimulai kegiatan produksi. Dimana briefing dilakukan diluar jam produktif pada awal kerja shift unit peremuk. Diantara waktu kerja shift tersebut tersedia waktu pergantian shift pada setiap masing-masing shift. Selain itu, terdapat Unit

Crushing Plant

Waktu Hambatan (Menit) Persiapan

Awal Overshift Peledakan Menunggu

Umpan DT Electrical Mekanik

Waktu

tiga regu pada setiap hari sehingga satu regu biasanya bekerja hanya pada satu shift saja. Setiap regu shift dapat datang lebih awal, waktu kosong tersebut dapat digunakan untuk melakukan briefing awal selama 5 menit. Cara ini dapat mengurangi waktu hambatan sehingga tidak menganggu waktu produktif unit peremuk dan tidak berdampak pada kinerja unit peremuk.

2. Terlambat Masuk Istirahat

Pada unit crushing plant Tuban-1, hambatan terlambat masuk setelah istirahat hanya terjadi sebanyak 2 kali dikarenakan kegiatan produksi pada hari jumat hanya dilaksanakan sebanyak 2 kali.

Sedangkan produksi berhenti operasi pada hari jumat lainnya. Lalu pada unit crushing plant Tuban-2, hambatan jenis ini terjadi selama 4 kali dikarenakan selama 31 hari, unit crushing plant ini tidak mengalami berhenti operasi.

Waktu hambatan ini sebenarnya dapat dihilangkan menjadi 0.

Dikarenakan pada jadwal kerja resmi sudah disediakan waktu istirahat yang lebih lama dibandingkan dengan waktu istirahat pada hari lainnya. Waktu istirahat pada hari jumat selama 120 menit, sedangkan waktu istirahat pada hari biasanya selama 60 menit.

Waktu hambatan ini harus dihilangkan karena waktu berjumlah cukup besar dan berdampak pada kinerja unit peremuk untuk memenuhi target produksi.

3. Persiapan Alat

Usaha dalam mengurangi waktu hambatan pada persiapan alat dapat dilakukan dengan memindahkan kegiatan persiapan alat pada waktu sebelum dimulainya operasi produksi, dikarenakan pada setiap shift persiapan alat tersebut harus dilakukan sebelum dimulai shift kerja. Dapat dikatakan persiapan alat dilakukan diluar jam produktif pada awal kerja shift sehingga nantinya waktu produktif unit peremuk tidak terganggu karena waktu yang digunakan tidak termasuk dalam jam produktif unit crushing plant.

4. Perpindahan Shift (Over Shift)

Waktu hambatan ini terjadi pada saat perpindahan shift dari shift kedua ke shift ketiga. Hal ini dikarenakan UTSG selaku pihak kontraktor memiliki jenis shift kerja yaitu long shift dimana dalam sehari hanya ada dua shift sehingga waktu tersebut digunakan bagi para pegawai untuk istirahat dan beribadah maupun serah terima alat kepada regu shift selanjutnya. Tentunya berpengaruh pada waktu produktif unit peremuk dikarenakan unit peremuk berhenti operasi sementara hingga pihak kontraktor sudah siap kembali untuk menyuplai material umpan. Seharusnya hambatan ini dapat dihindari dengan mengatur antara jam kerja dengan jam istirahat dari pihak kontraktor.

5. Hambatan Listrik

Pada pabrik, unit crushing plant memiliki unit kelistrikan sendiri yang terbagi menjadi Seksi Pemeliharaan Listrik dan Seksi Operasi Listrik Crusher. Dapat dikatakan bahwa seharusnya hambatan ini dapat diminimalisir karena bagian listrik tentu dalam pengawasan dan pengamatan yang intense sehingga hambatan mengenai gangguan listrik dapat dicegah. Dengan cara tersebut maka unit peremuk dapat memiliki waktu produktif yang baik. Berdasarkan perhitungan, hambatan jenis ini dapat dikurangi menjadi 8 menit sesuai dengan perhitungan terhadap data frekuensi yang paling tinggi. (Lampiran D)

6. Hambatan Mekanika

Penyebab utama terjadinya hambatan mekanika adalah gangguan mesin. Selain itu, gangguan mekanik disebabkan juga oleh material baik keadaan material maupun ukuran material. Material dengan ukuran bongkah yang lebih dari 120 cm dapat menghambat kinerja dari unit peremuk sehingga menyebabkan kemacetan saat unit peremuk bekerja. Ukuran material ini disebabkan oleh material yang

disiapkan kurang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan.

Hambatan jenis ini dapat dikurangi dengan cara meninjau kembali kegiatan peledakan agar fragmentasi batuan yang dihasilkan berukuran proporsional sehingga crusher dapat mereduksi material dengan maksimal. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan excavator breaker bagi material yang masih berukuran bongkahan untuk mendapatkan ukuran material yang berukuran kurang dari 120 cm.

Selain itu, hambatan lainnya adalah pembersihan hopper pada saat operasi produksi tengah berlangsung. Dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan menganggu kegiatan penyuplaian material umpan karena dump truck terhalang pada saat penumpahan material ke hopper. Kurangnya alat berat grader untuk membersihkan material pada mulut hopper juga menyebabkan adanya waktu tunggu untuk pembersihan mulut hopper tersebut. Hambatan ini dapat dihilangkan dengan cara melakukan pembersihan hopper sebelum kegiatan operasi dimulai yaitu pada saat awal sebelum dimulai shift kerja. Selain itu, dibutuhkan grader yang memadai untuk setiap unit crushing plant sehingga grader tidak harus berpindah-pindah dan standby pada setiap unit crushing plant.

Faktor lain yang menyebabkan hambatan mekanik adalah perbaikan pada kerusakan alat. Faktor hambatan ini bergantung pada situasi, kondisi hingga kecakapan dari tim dalam melakukan perbaikan. Selain itu, ketersediaan alat cadangan dari alat yang rusak juga berpengaruh. Dalam menanggulangi kerusakan solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan waktu unit crushing plant pada saat berhenti beroperasi yang dikarenakan oleh pile atau storage masih penuh. Dengan adanya pemeriksaan dan perawatan yang teratur tersebut dapat mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan alat pada saat operasi produksi berlangsung. Kegiatan ini

juga bertujuan agar dapat menanggulangi kerusakan alat dan memperpanjang pemakaian umur alat.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, untuk perbaikan waktu hambatan mekanik ini diambil dari rentang nilai frekuensi tertinggi yaitu pada frekuensi 25 menit pada unit crushing plant Tuban-1 dan 54 menit pada unit crushing plant Tuban-2.

(Lampiran D)

7. Dump truck Datang Terlambat

Hambatan ini merupakan masalah utama dalam terhambatnya produksi unit peremuk. Hal tersebut terlihat dari waktu yang diakibatkan oleh hambatan ini merupakan waktu yang paling besar diantara waktu akibat hambatan yang lain. Batugamping yang diangkut sebagai umpan hopper berasal dari front kerja (blok tambang) yang berbeda menjadi salah satu penyebab utama dalam hambatan ini sesuai pengamatan yang dilakukan di lapangan. Hal tersebut menyebabkan dump truck dari front kerja yang berbeda-beda maka akan bertemu di hopper pada waktu-waktu tertentu sehingga menimbulkan penumpukan antrian dump truck yang menyebabkan adanya waktu tunggu untuk dump truck mengumpan material ke hopper. Selain itu, terbatasnya fasilitas jembatan timbang untuk menimbang muatan yang dibawa dump truck juga menimbulkan adanya antrian dump truck. Hambatan ini menyebabkan waktu standby bagi crusher karena secara bersamaan dalam waktu tertentu unit peremuk tidak melakukan proses peremukan disebabkan oleh keterlambatan dump truck.

Keterlambatan dump truck berdampak pada meningkatnya waktu standby dari unit crushing plant untuk beroperasi. Sehingga hambatan ini harus diminimalisasi, sesuai dengan perhitungan waktu hambatan maka didapatkan pengurangan waktu hambatan dalam waktu efektif produksi menjadi 93 menit pada unit crushing plant Tuban-1 dan 115 menit pada unit crushing plant Tuban-2 (Lampiran

D). Pengurangan waktu hambatan ini diharapkan nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kerja unit crushing plant dalam produksi.

8. Peledakan

Hambatan jenis ini tidak terlalu mengambil waktu efektif produksi. Karena frekuensi pada hambatan ini tergolong dalam jumlah yang kecil. Peledakan termasuk dalam jenis hambatan material. Peledakan tidak berdampak langsung pada waktu efektif produksi crusher. Sehingga seharusnya hambatan jenis ini dapat dihilangkan dengan cara mengisi hopper dengan material umpan yang berasal dari front penambangan yang tidak sedang melakukan kegiatan peledakan sehingga unit peremuk dapat tetap bekerja meski kegiatan peledakan sedang dilakukan.

Tabel 4.10 Perbandingan Waktu Produktif Unit Peremuk

Dokumen terkait