• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional STKIP Jb 2015 (Halaman 88-95)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparatif. Selanjutnya salah satu kelompok sampel diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelompok yang lain diberi perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw. Setelah kedua kelompok kelas terbagi menjadi dua bagian yaitu kelas yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode Jigsaw, kemudian masing-masing kelompok dibedakan antara siswa dengan motivasi belajar tinggi dan kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah. Adapun rancangan penelitiannya berdasarkan pada pendapat Santoso (2007: 42) adalah sebagai berikut:

Gb 1 Rancangan Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Ngariboyo sebanyak 5 kelas dengan jumlah 110 orang dan siswa kelas VIII SMPN 1 Ngariboyo sebanyak 6 kelas dengan jumlah 150 siswa. Jadi jumlah seluruh populasi adalah 260 siswa. Dari populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan cluster random sampling dan yang terpilih adalah kelas VIII A di SMPN 2 Ngariboyo yang diajar dengan tipe STAD sebanyak 32 siswa dan kelas VIII B di SMPN 1 Ngariboyo yang diajar dengan metode Jigsaw sebanyak 32 siswa.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan kuesioner atau angket. Instrumennya berupa tes dan angket. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar dan angket digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar. Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data maka diuji coba dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Suatu instrumen dinyatakan valid jika mempunyai r hitung lebih besar dari pada r tabel, sebaliknya instrumen dinyatakan tidak valid jika nilai r hitung kurang dari r table. Uji reliabilitas menggunakan Rumus Cronbach Alpha dengan Nilai alpha akan berkisar antara 0 sampai dengan 1. Suatu pengukuran dikatakan reliabel bilamana paling tidak nilai alpha 0,6.

Sebelum melakukan uji hipotesis maka dilakukan analisis uji persyaratan dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Jika diperoleh nunjukkan hasil bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data memiliki varians-varians yang homogen dengan menggunakan rumus Levene Statistic. Uji Hipotesis I

R

STAD

JIGSAW

HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR

Motivasi

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

77

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achicement Division (STAD) dengan yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo, diuji dengan independent sampel T-test

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

78 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Uji hipotesis II

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo, diuji dengan independent sampel T-test.

Uji Hipotesis III

Untuk mengetahui interaksi implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan metode Jigsaw serta motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo, diuji dengan ANOVA 2 faktor.

Hasil Penelitian

Setelah data hasil belajar dan motivasi belajar diperoleh selanjutnya dilakukan analisis terhadap data tersebut. Dari hasil uji persyaratan berupa uji normalitas untuk data kelas Jigsaw diperoleh nilai K-S sebesar 0.779 dan nilai  sebesar 0.578 atau  ≥ 0.05. Hal ini berarti hipotesis nol diterima atau data penelitian metode Jigsaw terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas untuk data dari kelas yang diajar dengan tipe STAD diperoleh nilai K-S sebesar 0.817 dan nilai

sebesar 0.517 atau≥ 0.05. Hal ini berarti hipotesis nol diterima atau data penelitian tipe

STAD terdistribusi secara normal. Sedangkan dari uji homogenitas diperoleh data nilai probabilitas sebesar 0.959, artinya probabilitas > 0.05, hal ini memberikan pengertian bahwa data memiliki varians-varians yang homogeny. Berdasarkan hasil uji persyaratan ini maka dikatakan memenuhi syarat untuk uji selanjutnya.

Uji Hipotesis I

Dari hasil uji t-tes sampel independen model pembelajaran ditampilkan dalam bentuk table di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Uji T-tes sampel independen metode pembelajaran Independent Samples Test

HASIL_BELAJAR Equal variances assumed

Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F .003 Sig. .959 t-test for Equality of Means T 3.459 3.459 Df 62 61.981 Sig. (2-tailed) .001 .001 Mean Difference 7.500 7.500 Std. Error Difference 2.168 2.168 95% Confidence interval of the Difference Lower 3.166 3.166 Upper 11.834 11.834

Dari table di atas diketahui bahwa t hitung sebesar 3,459 sedangkan nilai t tabel dengan df = 62 adalah 2.00. Berdasarkan perhitungan ini maka t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,459 < 2.00 maka H0 ditolak sehingga memberikan arti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang disebabkan oleh penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

79

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Uji Hipotesis II

Dari hasil uji t-tes sampel independen motivasi belajar ditampilkan dalam bentuk table berikut:

Tabel 2. Hasil Uji T-tes Smapel Independen Motivasi Belajar Independent Samples Test

HASIL_BELAJAR Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene's Test for

Equality of

Variances

F 1.764

Sig.

.189 t-test for Equality

of Means T 4.644 4.808 Df 62 61.966 Sig. (2-tailed) .000 .000 Mean Difference 9.548 9.548 Std. Error Difference 2.056 1.986 95% Confidence interval of the Difference Lower 5.438 5.578 Upper 13.657 13.517

Dari table di atas diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,644 sedangkan nilai t tabel dengan df = 62 adalah 2,00. Berdasarkan perhitungan ini maka t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,644 > 2,00 maka Ho ditolak sehingga memberikan arti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang disebabkan oleh perbedaan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.

Uji Hipotesis III

Hasil analisis data untuk menguji hipotesis III menggunakan ANOVA dua factor yaitu: Deskriptif Hasil Uji Analisis Variansi 2 Faktor

Tabel 3. Deskripsi Statistic Dependent Variable:Hasil_Belajar

Metode Motivasi Mean

Std.

Deviation N

Metode Jigsaw Motivasi Tinggi 79.05 5.201 19

Motivasi Rendah 65.15 5.728 13

Total 73.41 8.747 32

Metode STAD Motivasi Tinggi 68.00 8.944 17

Motivasi Rendah 63.53 7.800 15

Total 65.91 8.596 32

Total Motivasi Tinggi 73.83 9.044 36

Motivasi Rendah 64.29 6.841 28

Total 69.66 9.396 64

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam penelitian dapat meningkatkan motivasi belajar, dimana pada pembelajaran kooperatif metode Jigsaw jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih banyak yaitu 19 siswa dengan rerata hasil belajar sebesar 79.05 dibanding jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi pada pembelajaran tipe STAD yaitu 17 siswa dengan rerata nilai hasil belajar siswa adalah 79.05. Sedangkan pada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD hanya 17 siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

80 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

rerata nilai hasil belajar sebesar 68.00. Dengan demikian secara umum siswa yang memiliki motivasi tinggi mendominasi pada kedua pembelajaran tersebut yaitu sebanyak 36 siswa dari 64 siswa sedangkan yang memiliki motivasi rendah sebanyak 28 siswa. Hal ini memberikan penjelasan bahwa secara umum terdapat perbedaan hasil belajar pada model pembelajaran yang diterapkan baik pada siswa yang memiliki motivasi tinggi ataupun siswa yang memiliki

motivasi rendah.

Tabel 4. Hasil Uji ANOVA 2 Faktor Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Hasil_Belajar

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2550.064 a 3 850.021 16.931 .000 Intercept 298114.009 1 298114.009 5.938E3 .000 Metode 629.727 1 629.727 12.543 .001 Motivasi 1322.473 1 1322.473 26.341 .000 Metode * Motivasi 348.820 1 348.820 6.948 .011 Error 3012.373 60 50.206 Total 316090.000 64 Corrected Total 5562.437 63

a. R Squared = .458 (Adjusted R Squared = .431)

Berdasarkan hasil uji ANOVA dua faktor pada tabel di atas dapat dijelaskan terkait dengan metode (pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD), motivasi (motivasi tinggi dan rendah), serta metode dan motivasi yang merupakan interaksi antara pembelajaran dan motivasi sebagai berikut:

1) Nilai F hitung untuk Metode sebesar 12,543, nilai signifikansi lebih kecil dari α < 0,05 yaitu 0,001, df1 = 1 dan df2 = 63 didapatkan nilai F tabel = 3.99 sehingga dapat dijelaskan bahwa F hitung > F tabel, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

2) Nilai F hitung untuk motivasi = 26.341, nilai signifikansi lebih kecil dari α < 0,05 yaitu 0,000, df1 = 1 dan df2 = 63 didapatkan nilai F tabel = 3.99 sehingga dapat dijelaskan bahwa F hitung > F tabel, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah

3) Nilai signifikansi pada interaksi antara metode (pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD) dan motivasi (motivasi tinggi dan rendah) didapatkan nilai F hitung sebesar 6,948 atau lebih besar dari F tabel sebesar 3,99 dan tingkat signifikan sebesar 0.011 atau lebih kecil dari= 0.05, sehingga dapat dijelaskan bahwa pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta motivasi (motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah) memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo. Artinya ada interaksi antara penerapan pembelajaran kooperatif metode

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

81

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Dari hasil analisis data tersebut di atas maka dilakukan pembahasan sebagai berikut: Penerapan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Pembelajaran metode Jigsaw

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil tes yang dilakukan pada masing-masing kelas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo yang pada awal pembelajaran memiliki kemampuan yang sama, di mana rata-rata hasil belajarnya sama, setelah dilakukan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran metode Jigsaw mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan deskriptif dari masing-masing model pembelajaran yang diterapkan baik sebelum maupun setelah penerapan model pembelajaran ini, dimana siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang diterapkan di kelas.

Peningkatan hasil belajar siswa di dua sekolah tempat penelitian dapat dikatakan signifikan karena dibuktikan dengan uji beda rata-rata dengan nilai signifikansinya di bawah 0.05, sehingga perbedaan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa di dua lokasi penelitian adalah berarti (tidak dapat diabaikan perbedaannya). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t, didapatkan hasil bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, ini menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh penerapan pembelajaran di kelas, di mana dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif metode Jigsaw memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.Di samping itu, berdasarkan perhitungan didapatkan F hitung untuk faktor model pembelajaran lebih besar dari F tabel, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran metode Jigsaw di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo. Kedua hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII antara yang diajar menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang diajar menggunakan Pembelajaran metode Jigsaw di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Selain itu dalam penelitian ini, diketahui bahwa pembelajaran kooperatif metode Jigsaw ternyata lebih memiliki hasil belajar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran kooperatif metode Jigsaw lebih disukai oleh siswa karena dalam pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain, sehingga meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

82 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Perbedaan Hasil belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah

Motivasi merupakan kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan. Maka seseorang apabila akan melakukan aktivitas di dorong oleh suatu kekuatan, kekuatan pendorong inilah yang disebut dengan motivasi, motivasi yang dimaksud adalah motivasi belajar siswa, dimana siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, peningkatan motivasi ini memiliki dampak positif terhadap prestasi belajar siswa.. Apabila kita telaah, pada dasarnya pendapat ini mencakup tiga hal, yaitu 1) motivasi harus diawali dengan satu perubahan tenaga dalam diri seseorang, 2) ditandai dengan perubahan tingkah laku seseorang, dan 3) motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aktifitas.

Berkenaan dengan motivasi belajar siswa, dalam penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII yang memiliki motivasi belajar tinggi dibandingkan dengan siswa kelas VIII yang memiliki motivasi rendah di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t, didapatkan hasil bahwa t hitung lebih besar t tabel maka diketahui bahwa siswa dengan motivasi tinggi memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah baik pada pembelajaran kooperatif metode Jigsaw maupun pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini berarti hasil belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi belajarnya, yaitu siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua dapat diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di

kelas VIII SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Interaksi Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Berdasarkan analisis variansi 2 faktor dapat dijelaskan terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa terhadap hasil belajarnya adalah signifikan atau berati. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel, dengan tingkat singifikansi kurang dari 0.05 (5%) sehingga dapat dijelaskan bahwa terjadi interaksi antara penerapan pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Siswa dengan motivasi tinggi pada penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw akan meningkatkan hasil belajarnya, di mana terjadi interaksi antara model pembelajaran dan motivasi. Artinya siswa melakukan suatu kegiatan melalui model pembelajaran yang diterapkan. Munculnya atau dorongan untuk melakukan kegiatan belajar itulah yang merupakan motivasi bagi siswa. Motivasi yang dimiliki siswa inilah yang digunakan oleh siswa untuk sejalan dengan tujuan dari belajar itu sendiri. Motivasi adalah merupakan segala tenaga yang dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Ini dapat menjelaskan bahwa terdapat upaya atau usaha belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar dan melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tentu akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya, dimana seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi akan bersedia untuk melakukan kegiatan dan aktifitas belajar, yang mendorong keinginan dari seorang siswa untuk lebih mengerti dan memahami sesuatu, sehingga terdapat arah tentang arah yang dipelajarinya.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

83

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa hipotesis ketiga diterima yaitu, Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif metode Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di atas, maka dapat ditarik

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional STKIP Jb 2015 (Halaman 88-95)