• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes Kemampuan II Wawancara METAKOGNIS

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional STKIP Jb 2015 (Halaman 115-120)

DATA

PENELITIAN

menentukan diperoleh diberikan didapatkan diberikan dilaksanakan penilaian pe nil aia n diperoleh

Paparan Data

DATA

PENELITIAN

dari 3 subyek penelitian

diperoleh

Validasi Data

Analisis Data

Kesimpulan

Data

LAPORAN

pelaksanaan proses membuat

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

104 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Hasil Tes Kemampuan Matematika

Berikut adalah data nilai hasil tes kemampuan matematika siswa. Tabel 1.

Nilai Hasil Tes Kemampuan Matematika

No Nama Kelas Skor Keterangan

1 AF X-1 68 2 RAS X-1 78 3 MAP X-1 78 4 ISSD X-1 76 5 AA X-1 74 6 YA X-1 86

7 RDA X-1 77 Subjek Penelitian 2

8 SN X-1 75 9 MRJ X-1 79 10 MT X-1 90 11 MA X-1 85 12 ECN X-1 70 13 EFW X-1 69 14 IZ X-1 98 Subjek Penelitian 1 15 FMSM X-1 89 16 NK X-1 75 17 KT X-1 89 18 IM X-1 78 19 AAWBS X-1 67 20 DESR X-1 47 21 I X-1 83 22 SKS X-1 97 23 KK X-1 84 24 EPN X-1 70 25 AS X-1 52 26 LKW X-1 85 27 MAP X-1 52 28 RMA X-1 54 29 JAM X-1 52 30 RBP X-1 36

31 DAW X-1 32 Subjek Penelitian 3

32 WN X-1 59

33 NG X-1 88

Berdasarkan hasil tes kemampuan matematika di atas yang dipadukan dengan kategori tingkatkemampuan matematika siswa (menurut Suharsimi Arikunto, 2010) maka diperoleh

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

105

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

subyek penelitian S-1dengan kategori nilai tertinggi yaitu IZ dengan nilai 98. Subyek penelitian S-2 dengan kategori nilai sedang yaitu RDA dengan nilai 77. Untuk kategori rendah sebagai subyek S-3, terdapat FK dengan nilai 32.

Hasil Tes dan Wawancara

a. Hasil Tes dan Wawancara Subjek Penelitian 1 (S-1)

Dari hasil analisis data tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-1 sebagai kategori tingkat kemampuan matematika tinggi terkait penyelesaian soal-soal bangun datar pada tes kemampuan matematika, S-1 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori Reflective Use. Berdasarkan indikator metakognisi setiap konstruk, penyelesaian masalah berupa penerapan keliling persegi panjang dengan menggunakan pemikiran berpikir reflektif dan penyelesaian masalah berupa luas bangun belah ketupat dengan menggunakan pemikiran berpikir reflektif. Dan hal ini ditandai dengan indikator tingkat metakognisi:

1

Perencanaan: S-1 mengetahui cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah/ soal bangun datar, S-1 memahami masalah/ soal bangun datar,S-1 dapat mengungkapkan apa yang menjadi permasalahan dalam soal tersebut dan dapat menjelaskan apa yang ditulis pada lembar jawaban terkait penyelesaian masalah bangun datar;2Pemantauan: S-1 mampu mengaplikasikan strategi yang sama pada masalah/ soal bangun datar yang lain;3Penilaian: S-1 melakukan evaluasi setelah selesai mengerjakan soal bangun datarmeskipun tidak selalu mengevaluasi setiap langkah, S-1 yakin dengan hasil yang diperoleh. Dalam menyelesaikan soal-soal bangun datar, S-1 menerapkan strategi penyelesaian soal-soal bangun datar sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), yaitu understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, dan looking back.

b. Hasil Tes dan Wawancara Subjek Penelitian 2 (S-2)

Dari hari analisis tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-2 sebagai kategori tingkat kemampuan matematika sedang terkait penyelesaian soal-soal bangun datar pada tes kemampuan matematika, S-2 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori Semireflective Use. Berdasarkan indikator metakognisi setiap konstruk,penyelesaian masalah berupa penerapan keliling persegi panjang dengan menggunakan pemikiran berupa strategi pemecahan masalah dan dengan menerapkan sebagian model berpikir reflektif dan penyelesaian masalah berupa luas bangun belah ketupat dengan menggunakan pemikiran berupa strategi pemecahan masalah dan dengan menerapkan sebagian model berpikir reflektif. Dan hal ini ditandai dengan indikator tingkat metakognisi: 1Perencanaan: S-2 mengetahui cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah/ soal bangun datar, S-2 memahami masalah/ soal bangun datar karena dapat mengungkapkan apa yang menjadi permasalahan dalam soal tersebut, S-2 tidak mengalami kebingungan untuk menemukan rumus pada penerapan keliling persegi panjang dan luas belah ketupat dan mengetahui cara menghitung, S-2 dapat menjelaskan strategi yang ditulis dalam memecahkan masalah/ soal yang diberikan untuk menyelesaikan masalah; 2Pemantauan: S-2 mampu mengaplikasikan strategi yang sama pada soal bangun datar yang lain; 3Penilaian: S-2 melakukan evaluasi setelah selesai mengerjakan soal secara garis besar. Dalam menyelesaikan tes kemampuan matematika, S-2 menggunakan strategi penyelesaian permasalahan Matematika sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), yaitu understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, dan looking back.

c. Hasil Tes dan Wawancara Subjek Penelitian 3 (S-3)

Dari hasil analisis tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-3 sebagai kategori tingkat kemampuan matematika rendah terkait pemecahan masalah tes kemampuan

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

106 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

matematika, S-3 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori Aware Use (Penggunaan pemikiran dengan kesadaran). Berdasarkan indikator metakognisi setiap konstruk, Penyelesaian masalah berupa penerapan keliling persegi panjang dengan tingkat kesadaran dan pemahaman yang sedang dan Penyelesaian masalah berupa luas bangun belah ketupat dengan tingkat kesadaran dan pemahaman yang sedang. Dan hal ini ditandai dengan indikator tingkat metakognisi: Aware Use:1Perencanaan: S-3 memahami masalah/ soal bangun datar;2Pemantauan: S-3 mengalami kebingungan untuk menemukan rumus pada penerapan keliling persegi panjang dan luas belah ketupat dan cara menghitung, S-3 tidak dapat menjelaskan dengan baik strategi yang telah ditulis untuk memecahkan masalah/ soal bangun datar yang diberikan;3Penilaian: S-3 tidak yakin dengan hasil yang diperoleh. Dalam menyelesaikan tes kemampuan matematika, S-3 tidak menggunakan strategi penyelesaian permasalahan Matematika sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), hal ini terjadi karena S-3 hanya memahami masalah yang ditanyakan pada soal (understanding the problem), namun tidak membuat perencanaan (devising a plan), tidak menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan (carrying out the plan), dan dan tidak melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh (looking back).

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan mengenai tingkat metakognisi siswa sekolah menengah atas subjek penelitian S-1, S-2, dan S-3dalam menyelesaikan soal-soal bangun datar berdasarkan kemampuan matematis adalah sebagai berikut:

Dari analisis tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-1 terkait pemecahan masalah berupa soal-soal bangun datar pada tes kemampuan matematika, S-1 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori Reflective Use yaitu penyelesaian masalah berupa penerapan keliling persegi panjang dengan menggunakan pemikiran berpikir reflektif secara totalitas dan peyelesaian masalah belah ketupat dengan menggunakan berpikir reflektif secara penuh. Dalam menyelesaikan tes kemampuan matematika, S-1 menggunakan strategi penyelesaian permasalahan Matematika sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), yaitu understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, dan looking back.

Dari analisis tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-2 terkait penyelesaian soal- soal bangun datar pada tes kemampuan matematika, S-2 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori Semireflective Useyaitu penyelesaian masalah berupa penerapan keliling persegi panjang dengan menggunakan pemikiran berupa strategi pemecahan masalah dengan menerapkan sebagian model berpikir reflektif serta penyeleaian masalah belah ketupat dengan menggunakan pemikiran strategi pemecahan masalah dan dengan menerapkan sebagian model berpikir reflektif. Dalam menyelesaikan tes kemampuan matematika, S-2 menggunakan strategi penyelesaian permasalahan Matematika sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), yaitu understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, dan looking back.

Dari analisis tes dan wawancara terhadap subjek penelitian S-3 terkait pemecahan masalah tes kemampuan matematika, S-3 termasuk dalam tingkat metakognitif kategori kombinasi Tacit Use dan Aware Use yaitu penyelesaian masalah penerapan keliling persegi panjang dengan S-3 memahami permasalahan namun tidak menyadari kesalahan pada konsep penyelesaian soal serta mengalami kebingungan dalam penggunaan rumus untuk menyelesaikan masalah belah ketupat. Dalam menyelesaikan tes kemampuan matematika, S-3 tidak menggunakan strategi penyelesaian permasalahan Matematika sesuai dengan strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973), hal ini terjadi karena S-3 hanya memahami masalah yang ditanyakan pada soal (understanding the problem), namun tidak membuat perencanaan (devising a plan), tidak

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

107

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan (carrying out the plan), dan tidak melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh (looking back).

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti perlu mengemukakan beberapa rekomendasi, yaitu hasil penelitian ini hendaknya dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh guru agar lebih memerhatikan aktivitas metakognisi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam pada kegiatan pemecahan masalah matematika yang didasarkan pada strategi pemecahan masalah menurut Polya (1973),penelitian ini merupakan hasil penelitian yang perlu untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya mengenai metakognisi siswa dalam kegiatan belajara, siswa diharapkan memiliki kemauan untuk dapat meningkatkan metakognisi siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat memecahkan suatu permasalahan matematika yang dihadapi oleh siswa, dan untuk peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melanjutkan penelitian yang relevan.

Daftar Pustaka

Agustina, Laily Mahromah dan Janet Trineke Manoy. Identifikasi Tingkat MetakognisiSiswadalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Perbedaan Skor Matematika. Jurnal Online UniversitasNegeri Surabaya.http://www.scribd.com/doc/122887430/IDENTIFIKASI- TINGKAT-METAKOGNISI-SISWA-DALAM-MEMECAHKAN-MASALAH-

MATEMATIKA-BERDASARKAN-PERBEDAAN-SKOR-MATEMATIKA#scribd diakses: 15-01-2015 11:57 a.m.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ellis, Jeanne Ormrod. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.

Laurens, Theresia. 2009. Penjenjangan Metakognisi Siswa. Disertasi Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika UNESA: Tidak dipublikasikan.

Laurens, Prof. Dr. Theresia, M.Pd. 2014. Pengembangan Metakognisi Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Matematika. Disampaikan Pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Pendidikan Matematika Di FKIP Unpatti, 20 November 2014. http://fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2014/ 11/profil_dekan_FKIP.pdf (diakses: 14-01-2015 11:21 p.m.)

Moleong, Lexy. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mustamin, Anggo. 2012. Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual. Jurnal FKIP Universitas Haluoleo. Volume 01 Nomor

01 Maret 2012.

(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/view/1270/924 diakses: 27- 12-2014 07:46 pm)

O’Neil, H. F., Jr., & Abedi, J. (1996). Reliability and Validity of a State Metacognitive Inventory: Potential for Alternative Assessment. Jurnal of Educational Research, 89. 234 –245.

Polya, G. 1973. How To Solve It. New Jersey: Princeton University Press. (https://notendur.hi.is/.../Polya_HowToSolveIt.pdf) diakses: 12-01-15 10:24 pm

Riyanto, Yatim. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: Unesa University Press.

Wilson, Jenidan Clark, David. 2004. Towardthe Modelling of Mathematical Metacognition. Mathematics Education Research Journal,2004, Vol. 16, No. 2, 25-48, University of Melbourne.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 25 - 26 April 2015

108 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 Tahun 2015

Proses Konstruksi Mahasiswa Calon Guru Dalam Membuat Strategi

Penyelesaian Masalah Pembagian Bilangan Pecahan

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional STKIP Jb 2015 (Halaman 115-120)