• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONS BETWEEN DELIBERATE OVERSIGHT TO CRIMINAL LIABILITY CASED IN ROAD TRAFFIC ACCIDENTS CAUSED LOSS OF

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif.28 Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta prinsip-prinsip hukum untuk mengatur pemidanaan terhadap kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

28 Penelitian hukum normatif (yuridis normatif) adalah metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman di antara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud, yakni : Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan; Soetandyo Wignjosoebroto, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum doktrinal; Sunaryati Hartono, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif; dan Ronny Hanitjo Soemitro, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum yang normatif atau metode penelitian hukum yang doktrinal. Sumber : Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2001), hal. 13-14; Soetandyo Wignjosoebroto, Ifdhal Kasim et.al. (Editor), Hukum : Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, (Jakarta : Elsam dan Huma, 2002), hal. 147; C.F.G. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung : Alumni, 1994), hal. 139; Ronny Hanitjo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan ke-V, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994), hal. 10.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) dalam melakukan kajian mengenai unsur kesengajaan atas pemidanaan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan teori hukum murni untuk membatasi pengertian hukum pada bidang-bidang hukum saja, bukan karena hukum itu mengabaikan atau memungkiri pengertian-pengertian yang berkaitan, melainkan karena menghindari pencampuran disiplin ilmu yang berbeda metodologi sehingga dapat mengaburkan esensi ilmu hukum dan meniadakan batas-batas yang ditetapkan pada hukum itu oleh sifat pokok bahasannya.29

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dengan tepat, akurat, dan sistematis terkait gejala-gejala hukum mengenai unsur kesengajaan atas pemidanaan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

2. Sumber Data

Penelitian hukum normatif yang menitikberatkan pada penelitian kepustakaan dan berdasarkan pada sumber data sekunder, maka bahan hukum yang digunakan dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :

29 Hans Kelsen, Teori Hukum Murni : Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, disunting oleh Nurainun Mangunsong, (Bandung : Nusamedia & Nuansa, Cet.

III, 2007).

1. Bahan hukum primer, meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain :

a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht);

b. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;

c. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

d. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

e. Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

2. Bahan hukum sekunder, digunakan untuk membantu memahami berbagai konsep hukum dalam bahan hukum primer, analisis bahan hukum primer dibantu oleh bahan hukum sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber baik jurnal, buku-buku, berita, dan ulasan media, dan sumber-sumber lain yang relevan.

3. Bahan hukum tertier diperlukan dipergunakan untuk berbagai hal dalam hal penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer, khususnya kamus-kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus hukum yang digunakan adalah Black’s Law Dictionary.

3. Teknik Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan sumber bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, metode pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan menelaah putusan-putusan

hakim yang berkaitan dengan kelalaian yang kecelakaan lalu lintas mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, yaitu : Putusan terhadap terdakwa Marojahan Silitonga alias Ramses Silitonga, supir Metro Mini yang tercebur ke sungai Sunter tahun 1994 menewaskan 32 (tiga puluh dua) orang. Untuk selanjutnya pengumpulan data dilakukan dengan studi atau penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari peraturan-peraturan, dokumen-dokumen, maupun buku-buku yang terkait dengan masalah yang diteliti, serta doktrin-doktrin ataupun pendapat para sarjana.

4. Analisis Data

Bahan-bahan hukum tersebut di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Bahan hukum primer yang terinventarisasi terlebih dahulu disistematisasikan sesuai dengan substansi yang diatur dengan mempertimbangkan relevansinya terhadap rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.30

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir deduktif – induktif yaitu dilakukan dengan teori yang digunakan sebagai titik pangkal dalam melakukan penelitian. Deduktif artinya menggunakan teori sebagai alat, ukuran dan bahkan instrumen untuk membangun hipotesis, sehingga secara tidak langsung akan menggunakan teori sebagai pisau analisis dalam melihat masalah dalam kebijakan tarif cukai hasil tembakau terhadap industri hasil tembakau

30 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum : Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 196. Lihat juga : Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 153.

di Sumatera Utara. Teorisasi induktif adalah menggunakan data sebagai awal pijakan melakukan penelitian, bahkan dalam format induktif tidak mengenal teorisasi sama sekali artinya teori dan teorisasi bukan hal yang penting untuk dilakukan. Maka deduktif – induktif adalah penarikan kesimpulan didasarkan pada teori yang digunakan pada awal penelitian dan data-data yang didapat sebagai tunjangan pembuktian teori tersebut apakah31

1) “Hasil-hasil penelitian ternyata mendukung teori tersebut sehingga hasil penelitian dapat memperkuat teori yang ada;

:

2) Teori dalam posisi dapat dikritik karena telah mengalami perubahan-perubahan disebabkan karena waktu yang berbeda, lingkungan yang berbeda, atau fenomena yang telah berubah, untuk itu perlu dikritik dan direvisi teori yang digunakan tadi;

3) Membantah teori yang digunakan untuk penelitian berdasarkan hasil penelitian, maka semua aspek teori tidak dapat dipertahankan karena waktu, lingkungan, dan fenomena yang berbeda, dengan demikian teori tidak dapat dipertahankan atau direvisi lagi, karena itu teori tersebut harus ditolak kebenarannya dengan menggunakan teori baru”.

31 Burhan Bungin, Op.cit., hal. 26-29.

BAB II