• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIAN ei sampai

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan data

3.3.1.1 Jenis data yang dikumpulkan a. Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi umum TAHURA Inten Dewata, meliputi : sejarah kawasan, letak dan luas, iklim, jenis tanah dan geologi, hidrogeologi, flora dan fauna, sumber air, sistem drainase dan topografi.

b. Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi : potensi tumbuhan di TAHURA Inten Dewata dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitarnya.

3.3.1.2 Teknik pengumpulan data a. Data sekunder

Data sekunder dilakukan melalui studi literatur terhadap laporan-laporan/dokumen-dokumen dan peta-peta terkait yang terdapat di kantor TAHURA Inten Dewata dan instansi terkait.

b. Data primer

Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi: orientasi lapangan, wawancara dan analisis vegetasi.

   

Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan guna memverifikasi lokasi pengumpulan data yang telah direncanakan sebelumnya.

Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan di sekitar TAHURA Inten Dewata Gunung Kunci dan Gunung Palasari. Wawancara dilakukan di Dusun Sindang Palay (Desa Padasuka), Dusun Naleggong (Desa Pasanggrahan) dan Dusun Bebedahan (Kelurahan Kota Kulon). Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik snowball dengan jumlah responden sebanyak 90 orang dengan masing-masing Dusun sebanyak 30 orang. Penentuan responden dengan teknik snowball dapat dilihat seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Teknik snawball.

Keterangan : TM = Tokoh Masyarakat

T = Tabib

MP = Masyarakat Pengguna R = Remaja

D = Dewasa

L = Lansia

Analisis vegetasi dilakukan di kawasan TAHURA Inten Dewata (Gunung Kunci dan Gunung Palasari). Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi jalur garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur sepanjang 40-300 m, dengan arah tegak lurus kontur atau aliran sungai. Hal-hal yang

Desa

TM T MP

dipertimbangkan dalam penentuan lokasi, meliputi : blok dan mata angin, seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Lokasi pengumpulan data potensi tumbuhan di TAHURA Inten Dewata

Blok Mata Angin Panjang Jalur (m) Jumlah Plot (Plot) Gunung Palasari Gunung Kunci Utara Selatan 300 15 300 15 Timur Barat Utara Selatan Timur Barat 300 15 300 80 40 80 60 15 4 2 4 3

Pengamatan vegetasi dilakukan pada suatu petak yang dibagi-bagi kedalam petak-petak berukuran 20x20 m2, 10x10 m2, 5x5 m2, dan 2x2 m2. Petak berukuran 20x20 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pohon (diameter ≥20 cm), epifit, dan liana; petak berukuran 10x10 m2 untuk pengambilan data vegetasi tingkat tiang (diameter 10-<20 cm); petak berukuran 5x5 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pancang (diameter <10 cm, tinggi > 1.5 m); dan 2x2 m2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai tinggi hingga 1,5 m) dan tumbuhan bawah. Bentuk unit contoh pengamatan vegetasi seperti disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Skema penempatan transek dan petak-petak pengukuran pada analisis vegetasi dengan metode garis berpetak.

Keterangan:

A = Petak pengukuran untuk pohon, epifit, liana dan parasit (20 x 20 m2) B = Petak pengukuran untuk tiang (10 x 10 m2)

C = Petak pengukuran untuk pancang (5 x 5 m2)

D = Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah (2 x 2 m2)

   

Data yang dicatat dalam pengamatan vegetasi pada setiap petak contoh, meliputi:

1. Spesies dan diameter tingkat pohon (pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada atau dbh ± 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm diatas banir) lebih besar dari 20 cm.

2. Spesies dan diameter tingkat tiang (pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada dari permukaan tanah atau 20 cm diatas banir adalah 10 - 20 cm).

3. Spesies dan jumlah tingkat pancang (anakan pohon dengan tinggi > 1,5 meter atau pohon muda dengan diameter setinggi dada < 10 cm).

4. Spesies dan jumlah tingkat semai (anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi < 1,5 meter) dan tumbuhan bawah yaitu tumbuhan selain permudaan pohon misalnya rumput, herba dan semak belukar.

5. Spesies dan jumlah liana, epifit dan parasit.

Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua spesies tumbuhan yang ditemukan di lokasi pengamatan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah:

1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya, kalau ada bunga dan buahnya juga diambil. Pengambilan contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan analisis vegetasi.

2. Contoh herbarium tadi dipotong daunnya dengan menggunakan gunting, panjangnya kurang lebih 40 cm.

3. Kemudian contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan etiket yang berukuran 3 cm x 5 cm. Etiket berisi keterangan tentang nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama pengumpul/kolektor.

4. Selanjutnya beberapa herbarium disusun diatas sasak yang terbuat dari bambu dan disemprot dengan alkohol 70% untuk selanjutnya dibawa ke camp.

5. Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB dan spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi di bantu oleh Bapak Ismail Rachman.

3.3.2 Identifikasi kegunaan spesies tumbuhan

Identifikasi kegunaan spesies tumbuhan dilakukan dengan melakukan cek silang dengan berbagai buku/literatur tentang kegunaan tumbuhan yang ada. Literatur yang digunakan dalam mengidentifikasi kegunaan spesies tumbuhan antara lain Heyne (1987) dan (Zuhud, Ekarelawan, dan Risman, 1994).

3.3.3 Analisis data

Hasil identifikasi tumbuhan yang telah diperoleh kemudian disusun berdasarkan spesies dan familinya untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif. Setiap spesies tumbuhan dianalisis mengenai potensi, habitus, kegunaan, dan bagian tumbuhan yang digunakan.

1.3.3.1 Indeks nilai penting

Nilai penting ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu spesies terhadap spesies lainnya. Nilai penting merupakan jumlah dari kerapatan relatif (KR), dominasi relatif (DR) dan frekuensi relatif (FR) dengan rumus (Soerianegara dan Indrawan 1998) :

- Kerapatan (K) (ind/ha) Jumlah individu K =

Luas seluruh petak contoh - Frekuensi (F)

Jumlah petak ditemukan suatu spesies F =

    - Dominasi (D)

Luas bidang dasar suatu spesies D =

Luas petak contoh - Kerapatan Relatif (KR)

Kerapatan suatu spesies

KR = x 100% Kerapatan seluruh spesies

- Frekuensi Relatif (FR )

Frekuensi suatu spesies

FR = x 100% Frekuensi seluruh spesies

- Dominansi Relatif (DR)

Dominansi suatu spesies

DR = x 100% Dominansi seluruh spesies

- Indeks Nilai Penting (INP) untuk tingkat pohon dan tiang adalah KR + FR + DR

- Indeks Nilai Penting (INP) untuk tingkat pancang, semai, tumbuhan bawah, liana, dan epifit adalah KR + FR

- Keaneragaman Spesies Berdasarkan Shannon-Weinner Index : H’ = - ∑ [(Pi) ln (Pi)]; dimana Pi = ni/N

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman spesies Pi = ni/N

ni = INP setiap spesies

N = Total INP seluruh spesies

- Indeks kekayaan spesies berdasarkan Margaleff : R = (S-1) / ( ln (N))

Keterangan :

R = Indeks Kekayaan Jenis S = Jumlah jenis yang ditemukan N = Jumlah total individu

1.3.3.2 Persentase habitus

Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu spesies habitus yang digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Habitus tersebut meliputi pohon, semak, perdu liana, dan herba. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase habitus, yaitu sebagai berikut :

3.3.3.3 Persentase bagian yang dimanfaatkan

Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling atas/daun sampai ke bagian bawah/akar. Untuk menghitung persentase bagian yang digunakan digunakan rumus:

3.3.3.4 Klasifikasi kelompok kegunaan

Data hasil identifikasi selanjutnya dikelompokkan berdasarkan manfaat dari masing-masing tumbuhan, seperti tersaji pada pada Tabel 2.

Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan sumberdaya tumbuhan

No Kelompok Kegunaan

1 Tumbuhan penghasil pangan

2 Tumbuhan penghasil Energi atau kayu bakar 3 Tumbuhan penghasil bahan bangunan 4 Tumbuhan aromatik

5 Tumbuhan obat

6 Tumbuhan anyaman dan kerajinan 7 Tumbuhan penghasil pestisida nabati 8 Tumbuhan penghasil pakan ternak 9 Tumbuhan ritual dan keagamaan 10 Tumbuhan hias

11 12 13 14

Tumbuhan pewarna dan tanin Tumbuhan penghasil minuman Tumbuhan penghasil tolak bala

Tumbuhan penghasil kosmetik atau kecantikan 3.3.3.5 Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan (Use Value) oleh responden terhadap spesies-spesies tumbuhan berdasarkan pada banyaknya jumlah kegunaan spesies tumbuhan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.

    3.3.3.6 Persentase potensi tumbuhan berguna

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di TAHURA Inten Dewata dihitung persen potensi tumbuhan berguna, sebagai berikut :

∑ spesies tumbuhan berguna

Potensi tumbuhan berguna = x 100%

BAB IV

Dokumen terkait