• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Tumbuhan di TAHURA Inten Dewata

5.1.1 Kekayaan spesies tumbuhan

Berdasarkan analisis vegetasi dan wawancara dengan masyarakat di sekitar TAHURA Inten Dewata, ditemukan spesies tumbuhan sebanyak 154 spesies termasuk dalam 59 famili. Jumlah spesies tumbuhan berdasarkan analisis vegetasi sebanyak 132 spesies dan 54 famili, dengan rincian di blok Gunung Palasari sebanyak 113 spesies dan 51 famili, serta di Blok Gunung Kunci sebanyak 27 spesies dan 26 famili. Daftar spesies tumbuhan yang ditemukan di kawasan TAHURA Inten Dewata disajikan pada Lampiran 1, sedangkan kekayaan spesies tumbuhannya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kekayaan spesies tumbuhan di kawasan TAHURA Inten Dewata

No. Blok Habitus Tingkat pertumbuhan Jumlah Kekayaan spesies (R) Spesies Famili

1 Gunung Pohon Pohon 35 22 5,94 (tinggi)

Palasari    Tiang 66 32 10,95 (tinggi)

         Pancang 81 37 13,03 (tinggi)       Semai 22 14 4,56 (sedang)       Herba 23 10 3,21 (rendah)       Perdu 2 2 0,24 (rendah)       Epifit 3 3 0,44 (rendah)       Liana 2 2 0,22 (rendah)

2 Gunung Pohon Pohon 6 6 1,09 (rendah)

Kunci    Tiang 6 5 2,08 (rendah)

         Pancang 7 7 2,34 (rendah)       Semai 4 4 1,25 (rendah)       Herba 6 3 0,81 (rendah)       Perdu 2 2 0,91 (rendah)       Epifit 2 2 0,37 (rendah)       Liana 2 2 0,33 (rendah)

Berdasarkan Tabel 3 kekayaan spesies tumbuhan pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang, pohon, serta habitus semak, epifit dan liana di Gunung Palasari cukup bervariasi. Apabila dilihat secara menyeluruh, kekayaan

   

spesies tumbuhan pada tingkat pertumbuhan semai memiliki nilai kekayaan sedang (4,56) jika dibandingkan dengan tingkat pancang, tiang dan pohon. Kekayaan spesies tumbuhan yang memiliki nilai paling tinggi yaitu tingkat pertumbuhan pancang (13,03) dan tiang (10,95). Tingkat pertumbuhan pancang dan tiang memiliki jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan pohon. Hal ini disebabkan karena tingkat pohon mengalami regenerasi dimana pohon yang sudah tua mengalami kematian atau tumbang karena angin. Adapun beberapa spesies tumbuhan yang berlokasi di Gunung Palasari tingkat regenerasinya sudah tidak ada lagi untuk tingkat pertumbuhan semai, pancang, dan tiang yaitu hanya ditemukan pada tingkat pohon saja seperti bungur (Lagerstroemia speciosa), aren (Arenga pinnata) dan huru (Litsea angulata). Pada bagian habitus memiliki nilai kekayaan yang merata yaitu rendah karena spesies yang ditemukan sedikit.

Kekayaan spesies yang memiliki nilai tinggi berarti jumlah yang ditemukan banyak sedangkan kekayaan spesies yang memilki nilai rendah berarti jumlah yang ditemukan dalam kawasan tersebut sedikit. Kekayaan spesies tumbuhan yang terdapat di Gunung Kunci sebanyak 27 spesies.

Kekayaan spesies tumbuhan yang terdapat di Gunung Kunci sebanyak 27 spesies tumbuhan. Kekayaan spesies tumbuhan pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang, pohon, serta habitus semak, epifit dan liana memilki nilai yang sama yaitu rendah. Apabila dilihat secara menyeluruh, setiap tingkat pertumbuhan dan habitus di Gunung Kunci memiliki jumlah spesies yang sedikit. Hal ini dikarenakan di Gunung Kunci memiliki luasan yang sangat kecil dan terdapat banyaknya bangunan seperti gua Belanda, taman bermain, shelter, panggung permanen dan kantor TAHURA Inten Dewata. Tingkat pertumbuhan semai yang berlokasi di Gunung Kunci memiliki jumlah spesies tumbuhan lebih sedikit jika dibandingkan dengan tingkat pancang dan pohon. Tahapan regenerasi memerlukan tingkat yang lebih mudanya sebagai pengganti tingkat pertumbuhan yang sedang mengalami kematian atau tua. Beberapa spesies tumbuhan yang mengalami gangguan atau kurang dalam tahap regenerasinya yaitu kemuning (Murraya paniculata), ki acret (Ficus calophylla) dan ki teja (Cinnamomum

Berdasarkan Magurran (1988), besar R<3,5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah. R=3,5–5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang, dan R>5,0 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong tinggi.

5.1.2 Keanekaragaman spesies

Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman di lokasi penelitian Gunung Palasari dan Gunung Kunci diketahui bahwa tingkat keanekaragamannya dapat dikatakan beragam. Tingkat pertumbuhan pancang dan tiang di Gunung Palasari memiliki nilai indeks keanekaragaman spesies yang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan dan habitus yang lainnya karena jumlah spesies tumbuhan pada tingkat pertumbuhan pancang dan tiang memiliki jumlah spesies yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah spesies tingkat pertumbuhan lainnya, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Keanekaragaman spesies tumbuhan di kawasan TAHURA Inten Dewata

No. Blok Habitus Tingkat pertumbuhan Keanekaragaman spesies H'

1 Gunung Pohon Pohon 3,17

Palasari    Tiang 3,89          Pancang 3,78       Semai 2,82       Herba 2,57       Perdu 0,69       Epifit 1,00       Liana 0,68

2 Gunung Pohon Pohon 1,43

Kunci    Tiang 1,70          Pancang 1,82       Semai 1,16       Herba 1,60       Perdu 0,64       Epifit 0,68       Liana 0,68

Menurut Barbour et al. (1987) diacu dalam Suwena (2007), apabila derajat keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman spesies tersebut rendah, berkisar antara 1 sampai dengan 3 berarti keanekaragaman spesies tersebut sedang dan jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman spesies tersebut tinggi atau melimpah.

   

Nilai H’ menggambarkan tingkat keanekaragaman spesies dalam suatu tegakan. Bila nilai ini makin tinggi maka makin meningkat keanekaragamannya dalam tegakan tersebut. Odum (1971) menyatakan bahwa keanekaragaman spesies cenderung tinggi di dalam komunitas yang lebih tua dan rendah di dalam komunitas yang baru terbentuk. Kemantapan habitat merupakan faktor utama yang mengatur keanekaragaman spesies.

5.1.3 Keanekaragaman famili 5.1.3.1 Blok Gunung Palasari

Keanekaragaman spesies tumbuhan berdasarkan famili di Blok Gunung Palasari berjumlah 51 famili. Dari jumlah 51 famili yang ditemukan 30 famili masing-masing berjumlah 1 spesies. Spesies yang mendominasi dari famili Fabaceae sebanyak 15 spesies (29,41%) dan Poaceae sebanyak 9 spesies (17,64%), selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4 dan Lampiran 1.

Gambar 4 Jumlah spesies tumbuhan berdasarkan famili di Blok Gunung Palasari.

5 7 2 4 2 2 8 15 2 4 2 6 7 6 2 9 4 2 4 2 3 0 5 10 15 20 Anacardiaceae Annonaceae Arecaeae Asteraceae Bombaceae Dileniaceae Euphorbiaceae Fabaceae Lamiaceae Lauraceae Malvaceae Meliaceae Moraceae Myrtaceae Oxalidaceae Poaceae Rubiaceae Sapindaceae Sapotaceae Thymelaeceae Verbenaceae Jumlah spesies Fam ili

5.1.3.2 Blok Gunung Kunci

Keanekaragaman spesies tumbuhan berdasarkan famili di Blok Gunung Kunci berjumlah 27 famili. Dari jumlah 27 famili yang ditemukan 9 famili masing-masing berjumlah 1 spesies. Famili yang ditemukan memiliki jumlah yang sama yaitu 2 spesies (7,40%), selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5 dan Lampiran.1...

Gambar 5 Jumlah spesies tumbuhan berdasarkan famili di Blok Gunung Kunci. 5.1.4 Keanekaragaman habitus

5.1.4.1 Blok Gunung Palasari

Keanekaragaman habitus di Gunung Palasari terdiri dari semak, liana, epifit, perdu, herba dan pohon. Secara rinci jumlah masing-masing habitus seperti terlihat pada Gambar 6 dan selengkapnya pada Lampiran 1.

Gambar 6 Jumlah spesies tumbuhan berdasarkan habitus di Blok Gunung Palasari.

Berdasarkan grafik tersebut jumlah habitus yang mendominasi yaitu pohon 94 spesies (74,60%) dan herba 19 spesies (15,07%) sedangkan jumlah habitus terkecil adalah palma dan perdu masing-masing 2 spesies (1,60%).

2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Fabaceae Lauraceae Moraceae Poaceae Rubiaceae Lauraceae Moraceae Poaceae Rubiaceae Jumlah spesies Fam ili 3 3 2 3 19 94 2 0 20 40 60 80 100 Semak Liana Epifit Perdu Herba Pohon Palma Jumlah spesies Kategori Habitus

    5.1.4.2 Blok Gunung Kunci

Keanekaragaman habitus di Gunung Kunci terdiri dari semak, liana, epifit, herba dan pohon. Secara rinci jumlah masing-masing habitus seperti terlihat pada Gambar 7 dan selengkapnya pada Lampiran 1.

Gambar 7 Jumlah spesies tumbuhan berdasarkan habitus di Gunung Kunci.

Berdasarkan grafik tersebut jumlah habitus yang mendominasi yaitu pohon 15 spesies (55,55%) dan herba 5 spesies (18,51%) sedangkan jumlah habitus terkecil adalah semak 1 spesies (3,70%).

5.1.5 Kerapatan

Kerapatan Tumbuhan merupakan kondisi yang menunjukkan tinggi rendahnya komposisi dari spesies atau jenis tumbuhan dalam suatu kesatuan tipe ekosistem atau vegetasi tertentu. Parameter ini menjadi salah satu indikator untuk menduga kepadatan jenis sumberdaya alam hayati berupa tumbuhan pada suatu komunitas. Kerapatan pada suatu areal dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan dan potensi sumberdaya alam hayati berupa tumbuhan. Menurut Gardner et al. (1991) diacu dalam Ichtiarso (2008), kondisi dan keberadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkat kerapatan tanaman secara optimum. Faktor-faktor lingkungan utama meliputi.: penyinaran tanaman, kelembaban, dan kesuburan tanah. Apabila ketiga faktor ini tidak mengalami masalah berarti kerapatan tumbuhan akan semakin tinggi. Kerapatan tertinggi tumbuhan di TAHURA Inten Dewata dapat dilihat pada Tabel 5.

1 2 2 5 15 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Semak Liana Epifit Herba Pohon Jumlah spesies Kategori Habitus

Tabel 5 Kerapatan tertinggi di kawasan TAHURA Inten Dewata

No. Blok Habitus pertumbuhan Tingkat Spesies tumbuhan (ind/ha) K

1 Gunung Pohon Pohon Pinus (Pinus merkusii) 29,58

Palasari    Tiang Mahoni (Swietenia mahagoni) 38,46

         Pancang Mahoni (Swietenia mahagoni) 420

      Semai Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) 708,33

      Herba Rumput tatamagan (Microstegium ciliatum) 13.000

      Perdu Jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis) 1.875

      Epifit Sisik naga (Drymoglossum piloselloides) 17,92

      Liana Baduyut (Trichosanthes villosa) 20,42

2 Gunung Pohon Pohon Pinus (Pinus merkusii) 157,69

Kunci    Tiang Mahoni (Swietenia mahagoni) 98,33

         Pancang Pinus (Pinus merkusii) 123,08

      Semai Pinus (Pinus merkusii) 72,73

      Herba Seruni (Wedelia calendulacea) 49.807,69

      Perdu Jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis) 384,62

      Epifit Sisik naga (Drymoglossum piloselloides) 15,38

      Liana Baduyut (Trichosanthes villosa) 21,15

Berdasarkan Tabel 5 kerapatan yang paling tinggi di lokasi Gunung Palasari terdapat pada tingkat pertumbuhan semai yaitu belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) sedangkan pada bagian habitus herba yaitu rumput tatamagan (Microstegium ciliatum). Kerapatan yang paling tinggi di lokasi Gunung Kunci terdapat pada tingkat pertumbuhan pohon yaitu pinus (Pinus merkusii) sedangkan pada bagian habitus herba yaitu seruni (Wedelia calendulacea). Spesies tumbuhan tersebut memiliki jumlah yang paling besar diantara spesies lainnya oleh karena itu memiliki kerapatan tumbuhan yang tinggi.

Dalam suatu komunitas ada beberapa spesies tumbuhan yang memiliki nilai kerapatannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan spesies tumbuhan lainnya. Suatu spesies tumbuhan yang memilki kerapatan yang tinggi atau rendah dapat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya aktivitas manusia. Menurut Ewuise (1990) diacu dalam Ichtiarso (2008), suatu ekositem memiliki potensi yang tinggi kerapatannya berarti memiliki aktifitas manusia yang sedikit, sedangkan semakin banyak aktifitas manusia maka semakin kecil potensi kerapatannya. Pendapat inilah yang dapat dijadikan landasan untuk menduga kondisi kerapatan vegetasi

   

suatu areal yang akan dikaji. Spesies yang memiliki kerapatan rendah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kerapatan terendah di kawasan TAHURA Inten Dewata

No. Blok Habitus pertumbuhan Tingkat Spesies tumbuhan (ind/ha) K

1 Gunung Pohon Pohon Mara (Macaranga tanarius) 0,42

Palasari    Tiang Nyamplung (Calophyllum inophyllum) 1,67

         Pancang Angsana (Pterocarpus indicus) 6,67

      Semai Hantap (Sterculia campanulata) 41,67

      Herba Kukurabuan/Teki badot (Cyperus rotundus) 83.33

      Perdu Sembung rambat (Mikania micrantha) 958.33

      Epifit Kadaka/Paku sarang burung (Asplenium nidus) 5,42

      Liana Kahitutan/Daun kentut (Paederia scandens) 15,42

2 Gunung  Pohon Pohon Kemuning (Murraya paniculata) 1,92

Kunci    Tiang Kiteja (Cryptocarya sp) 7,69

         Pancang Mahoni (Swietenia mahagoni) 30,77

      Semai Cemara gunung (Casuarina junghuniana) 192,31

      Herba Kaso (Saccharum spontaneum) 769.23

      Perdu Sembung rambat (Mikania micrantha) 192.31

      Epifit Kadaka/Paku sarang burung (Asplenium nidus) 11,54

      Liana Kahitutan/Daun kentut (Paederia scandens) 15,38

Berdasarkan Tabel 6 kerapatan yang paling rendah di lokasi Gunung Palasari terdapat pada tingkat pertumbuhan pohon, salah satu contohnya yaitu mara (Macaranga sp) sedangkan pada bagian habitus liana yaitu kahitutan/daun kentut (Paederia scandens). Kerapatan yang paling rendah di lokasi Gunung Kunci terdapat pada tingkat pertumbuhan pohon, salah satu contohnya yaitu kemuning (Murraya paniculata) sedangkan pada bagian habitus liana yaitu kahitutan/daun kentut (Paederia scandens). Spesies tumbuhan tersebut memiliki jumlah yang paling sedikit diantara spesies lainnya oleh karena itu memiliki kerapatan tumbuhan yang rendah.

5.1.6 Dominasi tumbuhan

Peranan suatu spesies dalam komuitas dapat dilihat dari besarnya INP dimana jenis yang mempunyai nilai INP tertinggi merupakan jenis dominan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai tingkat kesesuaian

terhadap lingkungan yang lebih tinggi dari jenis lain. Indeks Nilai Penting terbesar berdasarkan tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 INP terbesar di kawasan TAHURA Inten Dewata

No. Blok Habitus pertumbuhan Tingkat Spesies tumbuhan INP (%)

1 Gunung Pohon Pohon Pinus (Pinus merkusii) 40,51

Palasari    Tiang Mahoni (Swietenia mahagoni) 31,16

         Pancang Mahoni (Swietenia mahagoni) 24,93

      Semai Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) 29,5

      Herba

Rumput bulu/Lamisan bulu (Oplismenus burmanii) 37,82

      Perdu Jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis) 110,20

      Epifit Sisik naga (Drymoglossum piloselloides) 98,81

      Liana Baduyut (Trichosanthes villosa) 98,81

2 Gunung Pohon Pohon Pinus (Pinus merkusii) 159,09

Kunci    Tiang Mahoni (Swietenia mahagoni) 97,35

         Pancang Pinus (Pinus merkusii) 58,04

      Semai Pinus (Pinus merkusii) 112,73

      Herba Seruni (Wedelia calendulacea) 72.23

      Perdu Jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis) 133.56

      Epifit Sisik naga (Drymoglossum piloselloides) 115,48

      Liana Baduyut (Trichosanthes villosa) 114,14

Berdasarkan Tabel 7 diatas yang memiliki INP terbesar berdasarkan tingkat pertumbuhan dan habitusnya di Gunung Kunci dan Gunung Palasari dapat dilihat bahwa yang memiliki INP tertinggi merupakan spesies yang dominan. INP tertinggi di Gunung Palasari pada tingkat pertumbuhan pohon yaitu Pinus (Pinus

merkusii) sedangkan pada bagian habitus semak yaitu jarong lelaki

(Stachytarpheta mutabilis). INP tertinggi di Gunung Kunci pada tingkat pertumbuhan pohon pinus (Pinus merkusii) sedangkan pada tingkat habitus semak yaitu jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis). Spesies tumbuhan (Pinus merkusii) dan jarong lelaki (Stachytarpheta mutabilis) dapat dikatakan bahwa spesies tumbuhan tersebut yang berlokasi di Gunung Palasari dan Gunung Kunci merupakan spesies yang dominan dan berperan.

Hal ini menunjukkan bahwa spesies tersebut mempunyai tingkat kesesuaian terhadap lingkungan yang lebih tinggi dari spesies yang lain. Indeks Nilai Penting yang tinggi menunjukkan tingkat vegetasi yang mempunyai jumlah individu yang paling banyak, kerapatan yang paling tinggi dan merupakan spesies

   

yang mendominasi. Smith (1997) dalam Rosalia (2008) menyatakan bahwa spesies dominan adalah yang dapat memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien. Dominansi ini terjadi diduga karena kondisi lingkungan (tanah dan iklimnya) sesuai dengan yang dibutuhkan oleh spesies-spesies tersebut. Spesies-spesies tersebut mampu bersaing dengan Spesies-spesies lainnya dan dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

5.1.7 Kegunaan spesies Tumbuhan di TAHURA Inten Dewata

Tingkat kegunaan spesies tumbuhan oleh masyarakat di TAHURA Inten Dewata yaitu setiap spesies tumbuhan yang memiliki manfaat untuk masyarakat berdasarkan kelompok dan jumlah penggunaannya. Masyarakat di sekitar TAHURA Inten Dewara memanfaatkan 84 spesies tumbuhan yang masuk ke dalam 35 famili. Spesies tumbuhan yang dapat digunakan oleh masyarakat dari bagian tumbuhan mulai dari akar sampai daun. Spesies tumbuhan tersebut memiliki kegunaannya masing-masing. Ada beberapa spesies tumbuhan yang memiliki nilai kegunaan hanya untuk obat, kayu bakar, pakan dan sebagainya. Semakin tinggi jumlah kegunaan semakin banyak manfaat yang bisa digunakan oleh masyarakat. Beberapa spesies dari hutan yang memiliki kegunaan bagi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 8 dan Lampiran 16.

Tabel 8 Tingkat kegunaan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di TAHURA Inten Dewata

No Nama lokal Nama Spesies Kegunaan ∑ Kegunaan 1 2 Aren Kelapa Arenga pinnata Cocos nucifera

Obat, Pangan, Pupuk, Kayu bakar, Pakan, Tolak bala, Kerajinan, Ritual, kecantikan

Obat, Pangan, Kayu bakar, Tolak bala,Kerajinan,Minuman,Ritual,Hias, Bahan Bangunan

9

9

3 Mangga Mangifera indica Obat, Kayu bakar, pangan, Ritual, Tolak Bala

5

4 Nangka Artocarpus

heterophyllus

Pangan, Pakan, Kayu bakar, Bahan

Bangunan, Kerajinan 5

5 Mahoni Swietenia

mahagoni

Bahan bangunan, Kerajinan, Kayu bakar, Obat

4 6 Bambu tali Gigantochloa apus Kayu Bakar, Bahan bangunan,

Kerajinan, Ritual 4

7 Bambu gombong

Gigantochloa verticillata

Kayu Bakar, Bahan bangunan, Kerajinan

3

Berdasarkan Tabel 8 spesies tumbuhan yang memiliki jumlah kegunaan yang paling banyak yaitu pohon aren (Arenga pinnata) dan kelapa (Cocos

nicifera). Pohon aren (Arenga pinnata) digunakan oleh masyarakat untuk obat

bagian akarnya, pangan bagian buahnya, pupuk bagian kulit buahnya, kayu bakar bagian batang dan dahan, tolak bala bagian pelepahnya, kerajinan bagian daunnya, ritual bagian hasil olahannya menjadi gula, dan kecantikan bagian dahannya. Pohon kelapa (Cocos nicifera) digunakan oleh masyarakat untuk obat bagian buahnya, pangan bagian buahnya, Kayu bakar bagian batangnya, tolak bala bagian buahnya, kerajinan bagian daunnya, minuman bagian airnya, ritual bagian buahnya, hias buahnya, dan bahan bangunan bagian batangnya.

Dokumen terkait