• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Ranca Udik, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwaKabupaten Subang merupakan salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat, dan Desa Ranca Udik merupakan salah satu produksi padi di Kabupaten Subang. Mayoritas penduduknya merupakan petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survey dan wawancara dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari dokumen, literatur, jurnal ilmiah, dan laporan kajian terdahulu yang relevan. Sumber data dari BPS, Kementerian Pertanian, dan Dinas Pertanian Kabupaten Subang.

Metode Pengambilan Sampel

Penarikan sampel berdasarkan teknik non probability sampling dimana pengumpulan informasi dan pengetahuan dari responden menggunakan metode dengan pendekatan judgement sampling, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan responden yang menggunakan dan atau pernah menggunakan benih padi varietas Ciherang, IR64, dan IR42. Penentuan jumlah sampel berdasarkan syarat minimum statistika yang diutarakan Walpole (1992), yaitu ukuran minimum sampel yang dapat digunakan sebagai desain penelitian minimum 30 orang responden. Berdasarkan pendapat dari Santoso (2010) yang mengemukakan bahwa jumlah sampel yang dianjurkan pada penelitian korelasi konjoin adalah 50 hingga 100.

Total responden yang menjadi sampel penelitian yaitu 100 orang responden, Syarat responden yang dijadikan sampel merupakan petani padi yang dapat membuat keputusan dalam penentuan varietas apa yang akan ditanam (pemilik dan atau pengelola).

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengolahan data dengan menggunakan metode kualitatif diuraikan secara deskriptif untuk menjelaskan gambaran umum mengenai karakteristik petani serta proses keputusan pembelian benih padi di Kabupaten Subang.

Pengolahan data dengan menggunakan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis sikap petani terhadap benih padi yang digunakan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein. Pengukuran preferensi petani terhadap atribut dan taraf-tarafnya (level tiap atribut) benih padi dengan menggunakan analisis konjoin.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani dalam memilih dan menggunakan benih padi varietas unggul. Data dan informasi berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana. Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasikan berdasarkan jumlah responden. Persentase dari setiap hasil adalah faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis.

Pemetaan Persepsi Konsumen

Tehnik pemetaan persepsi konsumen (perceptual mapping) digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut benih padi varietas Ciherang, IR64, dan IR42. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah: 1. Analisis mean score (rata-rata)

2. Grafik sarang laba-laba

Pada grafik sarang laba-laba dapat dilihat nilai rata-rata dari setiap atribut yang melekat pada masing-masing benih padi. Grafik sarang laba-laba merupakan nilai rata-rata dalam bentuk grafik dua dimensi.

Analisis Sikap Multiatribut Fishbein

Salah satu model analisis sikap adalah model sikap multiatribut Fishbein. Alasan pemilihan model Multiatribut Fishbein untuk mengukur sikap petani terhadap penggunaan benih padi varietas unggul (Ciherang, IR64 dan IR 42) karena model ini dapat memberikan informasi tentang persepsi petani terhadap benih yang sudah ada, lebih sederhana dalam penggunaan data maupun proses analisisnya.

Model sikap Multiatribut Fishbein menggambarkan sikap konsumen terhadap keseluruhan produk yang ditentukan oleh dua komponen yaitu (1) kekuatan kepercayaan (variabel bi) yang mencerminkan kemungkinan yang diyakini dari hubungan antara suatu obyek dengan ciri-cirinya yang relevan dan (2) evaluasi (variabel ei) menunjukkan seberapa baik konsumen menilai suatu ciri. Formulasi model Fishbein (Engel et al. 1994) adalah sebagai berikut:

n A0 = Σ bi.ei i=1

dimana:

Ao = Sikap terhadap objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = Evaluasi mengenai atribut i

n = Jumlah atribut yang menonjol

Variabel ei menggambarkan evaluasi atribut dari benih padi varietas unggul (Ciherang, IR 64 dan IR 42) dengan menggunakan skala lima angka yang berjajar dari "sangat penting" hingga "sangat tidak penting”. Variabel bi menunjukkan seberapa kuat petani percaya bahwa benih padi varietas unggul yang diteliti memiliki atribut-atribut yang diajukan dalam kuesioner. Skala dalam variable bi juga menggunakan skala lima angka yang berjajar dari "sangat setuju" hingga "sangat tidak setuju". Variabel Ao menunjukkan penilaian sikap responden terhadap atribut benih padi varietas unggul yang merupakan hasil perkalian setiap skor kekuatan kepercayaan dengan skor evaluasi atributnya.

Pilihan utama petani dalam menentukan sikap pembelian benih antara lain potensi produksi, daya tahan, daya tumbuh benih, keseragaman benih, ukuran benih, ketersediaan benih, harga beli benih, asal produksi dan label sertifikasi (Rusyadi 2014; Koes 2013; Wicaksana et al. 2013). Penentuan atribut yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan menggali informasi dari pihak konsumen benih padi (petani padi) melalui wawancara dan kajian literatur penelitian terdahulu yang relevan. Atribut produk yang diuji dalam penelitian disajikan pada Tabel 4.

Setiap varietas perlu mendapat nilai kepercayaan konsumen untuk masing-masing atribut. Untuk mengestimasi sikap terhadap masing-masing merek menggunakan indeks Σbiei, setiap skor kepercayaan harus terlebih dahulu dikalikan dengan skor evaluasi yang sesuai sehingga dihailkan total skor untuk benih padi. Hasil akhir dan perhitungan akan diketahui penilaian sikap konsumen terhadap produk. Penilaian akan lebih baik jika terdapat produk sejenis yang dapat dibandingkan, sehingga konsumen dapat memberi penilaian yang lebih objektif.

Tabel 4. Atribut produk yang diuji dalam penelitian

No. Atribut produk yang akan diuji dalam penelitian

A. Produk B. Harga

1. Produktivitas 13. Harga benih 2. Tahan Hama dan penyakit 14. Harga gabah 3. Umur Tanaman C. Tempat

4. Daya tumbuh (berkecambah) 15. Kemudahan dalam akses benih 5. Efisiensi penggunaan pupuk 16. Stok benih (Ketersediaan) 6. Daya simpan 17. Kemudahan menjual gabah 7. Kualitas kemasan D. Promosi

8. Jenis varietas 18. Ketersediaan demplot di lapangan 9. Ukuran benih

10. Jenis beras

11. Tanggal kadaluarsa 12. Label benih

Rentang skala yang akan digunakan disesuaikan dengan rumus sebagai berikut:

Rs = (m – n) b

dimana :

Rs = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan lima kategori kelas)

Berdasarkan banyaknya jumlah responden (100 responden) maka nilai rata-rata terkecil yang mungkin diperoleh adalah 1 dan nilai rata-rata terbesar yang mungkin diperoleh adalah 5, maka besarnya range untuk evaluasi kepentingan dan tingkat kepercayaan adalah :

Rs = (5 – 1) 5 = 0.8

Sehingga rentang skala pada tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan adalah sebagai berikut:

1. 1,00 < x < 1,80 berarti sangat tidak penting 2. 1,80 < x < 2,60 berarti tidak penting

3. 2,60 < x < 3,40 berarti cukup penting 4. 3,40 < x < 4,20 berarti penting 5. 4,20 < x < 5,00 berarti sangat penting

Adapun untuk nilai sikap secara keseluruhan atau nilai sikap total (Ao total) diperoleh dari :

[ ∗ 8 − ∗ 8 ]

= 8 .

Sehingga diperoleh pembagian kelas sikap total (Ao total) adalah: 1. 18.00 < x < 104.40 berarti sangat negatif

2. 104.40 < x < 190.80 berarti negatif 3. 190.80 < x < 277.20 berarti netral (biasa) 4. 277.20 < x < 363.60 berarti positif 5. 363.60 < x < 450.00 berarti sangat positif

Analisis Fishbein akan memberikan hasil mengenai sikap petani terhadap penggunaan benih padi. Namun analisis Fishbein tidak menganalisis atribut produk terkait dengan masing-masing level (kondisi) yang ada pada atribut tersebut, sehingga diperlukan alat analisis lain yang mampu memberikan informasi yang spesifik mengenai preferensi konsumen terhadap benih padi varietas unggul. Oleh karena itu untuk menganalisis atribut produk dengan masing-masing level akan digunakan analisis konjoin, sehingga akan diketahui preferensi petani terhadap penggunaan benih padi yang disukai.

Konsep dan definisi operasional :

a. Sikap petani adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap produk yang akan dibeli untuk memuaskan kebutuhan berdasarkan atribut-atribut yang melekat pada produk tersebut. Produk pada penelitian ini adalah benih padi varietas Ciherang, IR 64, dan IR 42.

b. Preferensi petani merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh petani padi terhadap benih padi varietas unggul yang digunakan petani

c. Karakteristik adalah spesifikasi petani menurut umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan usaha tani, pengeluaran usaha tani, status lahan, pengalaman usaha tani, pendapatan dan lain-lain.

d. Responden yaitu petani padi sawah yang menggunakan dan atau pernah menggunakan varietas Ciherang, IR 64, dan IR 42.

e. Produktivitas adalah jumlah hasil atau produksi padi selama satu periode. Sangat Rendah : (4 ton/ha)

Rendah : (5 ton/ha) Biasa : (6 ton/ha) Tinggi : (7 ton/ha) Sangat Tinggi : (8 ton/ha)

f. Tahan Hama dan penyakit : kemampuan suatu tanaman tahan atau rentan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.

Sangat Rentan : hampir seluruh tanaman terkena hama dan penyakit Rentan : sebagian besar tanaman terkena hama dan penyakit Cukup tahan : setengah dari tanaman terkena hama dan penyakit Tahan : sebagian kecil tanaman terkena hama dan penyakit Sangat tahan : Hampir tidak ada yang terkena hama dan penyakit

g. Umur tanaman merupakan umur padi ketika panen dan diukur dalam satuan hari. Umur panen merupakan komponen bagian dari varietas benih padi varietas unggul.

Sangat panjang/lama : (> 150 Hari Setelah Sebar/HSS)

Lama : (125-150 HSS)

Cukup pendek : (105-124 HSS) Pendek : (90-104 HSS) Sangat pendek : (< 90 HSS)

h. Daya Tumbuh merupakan kemampuan benih memiliki persentase kemampuan yang baik untuk berkecambah dan tumbuh (minimum 80%). i. Efisiensi penggunaan pupuk : upaya penggunaan pupuk sesuai dengan

anjuran.

Sangat tidak efisien : 600 kg/ha Tidak efisien : 550 kg/ha Cukup efisien : 500 kg/ha Efisien : 450 kg/ha Sangat efisien : 400 kg/ha

j. Daya simpan: kemampuan benih selama proses penyimpanan sebelum digunakan

k. Kualitas kemasan:kualitas dari pembungkus benih padi (kemasan yang tebal dan tidak mudah pecah)

l. Jenis varietas: benih padi varietas unggul yang akan dipilih petani (Ciherang, IR 64, dan IR 42)

m. Jenis beras : tekstur beras dari varietas padi yang dihasilkan dan lebih tergantung selera konsumen.

n. Tanggal kadaluarsa: masa berlaku benih

p. Harga Benih Padi harga beli benih padi oleh petani padi dalam satu kali musim tanam dan diukur dalam satuan rupiah per kilogram.

Sangat murah : Rp 7 000/kg Murah : Rp 8 000/kg Cukup mahal : Rp 9 000/kg Mahal : Rp 10 000/kg Sangat mahal : Rp 11 000/kg

q. Harga GKG merupakan harga gabah kering giling ketika panen. Sangat murah : Rp 450 000/kuintal

Murah : Rp 500 000/kuintal Cukup mahal : Rp 550 000/kuintal Mahal : Rp 600 000/kuintal Sangat mahal : Rp 650 000/kuintal

r. Kemudahan dalam akses benih merupakan kemudahan petani dalam mendapatkan benih, baik benih bersubsidi dikios saprotan kelompok tani maupun di kios saprotan umum

s. Stok benih (ketersediaan): ketersediaan benih

t. Kemudahan dalam menjual gabah (Pemasaran hasil panen lebih tergantung pada pengaruh permintaan yang akan mempengaruhi perilaku pedagang pengumpul)

u. Ketersediaan demplot dilapangan: ada tidaknya lahan percontohan

Analisis Konjoin

Analisis konjoin digunakan untuk menganalisis preferensi petani terhadap penggunaan benih padi varietas unggul. Proses ini diawali dengan melakukan pencarian informasi mengenai atribut mana saja yang menjadi pertimbangan petani dalam menggunakan benih padi varietas unggul. Pemilihan atribut dilakukan beserta dengan taraf-tarafnya yang memungkinkan dan mudah dipahami oleh petani.

Langkah-langkah analisis konjoin antara lain : 1. Menentukan atribut dan tarafnya.

Penentuan atribut dan taraf pada penelitian ini diperoleh dari dari penggalian informasi dari petani padi melalui wawancara, kajian literatur penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Atribut dan taraf atribut yang dievaluasi pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

2. Perancangan stimuli

Tahapan berikutnya pada penelitian ini adalah membentuk stimuli kombinasi produk dari level atribut berdasarkan atribut dan level yang ditentukan pada Tabel 4. Pembentukan stimuli kombinasi dilakukan dengan mengkombinasi level atribut menjadi sebuah stimuli atau profil yang terbentuk.

Kombinasi stimuli dilakukan untuk mendapatkan penilaian responden terhadap kombinasi atribut yang terbaik berdasarkan preferensi konsumen. Stimuli kombinasi yang ditentukan berdasarkan identifikasi atribut level yaitu 2x3x2x2x2, sehingga diperoleh 48 stimuli. Ini berarti setiap responden secara teoritis harus memberikan pendapat terhadap 48 stimuli. Semakin banyak atribut dan taraf maka semakin banyak stimuli yang akan terbentuk, sehingga tidak akan efisien dalam proses evaluasi. Proses pereduksian stimuli

dilakukan sehingga diperoleh 12 stimuli yang dipilih yang paling memungkinkan dan memenuhi harapan petani responden. Prosedur orthogonal dilakukan untuk menciptakan kombinasi stimuli agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut.

Tabel 5 Atribut dan taraf atribut benih padi

Atribut Level

Produktivitas 6-7 ton/ha

7-8 ton/ha

Harga jual gabah Rp 550.000/kuintal Rp 600.000/kuintal Rp 650.000/kuintal

Kemasan 5 kg

10 kg

Jenis beras Pera

Pulen Pembelian benih di kios

di penangkar 3. Penilaian stimuli

Pada tahap penilaian stimuli, setiap responden diminta untuk menilai atau mengurutkan stimuli, nilai ranking (paling disukai hingga paling tidak disukai) sehingga mencerminkan perilaku konsumen dalam situasi nyata. Pada penelitian ini, data akan diperoleh dari penilaian petani pada kombinasi atribut dimulai dari stimuli kombinasi nomor 1 hingga 12. Karena ada 12 stimuli, maka setiap responden akan mengisi setiap stimuli tersebut dengan angka 1 sampai 12. Dengan angka 1 untuk stimuli produk yang paling tidak disukai, sampai angka 12 untuk stimuli produk yang paling disukai. Proses analisis data dengan metode konjoin menggunakan bantuan software SAS 9.2.

Dokumen terkait