• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tahapan Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka pelaksanaan penelitian ini melalui tahapan (1) Identifikasi elemen sistem pengembangan agroindustri perikanan laut, (2) Permodelan sistem pengembangan agroindustri perikanan laut, (3) Pengumpulan data, dan (4) Perancangan sistem penunjang keputusan berbasis komputer.

Identifikasi elemen sistem pengembangan dimaksudkan untuk mendapatkan elemen-elemen penting sistem yang digunakan untuk perancangan model pengembangan agroindustri perikanan laut. Permodelan sistem digunakan untuk merumuskan hubungan antara masukan dan keluaran dan memprediksi hasil yang dimungkinkan. Pengumpulan data digunakan untuk melakukan verifikasi model, yaitu di Provinsi Jawa Tengah. Perancangan sistem pengambilan keputusan berbasis komputer dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang rasional dalam pengembangan agroindustri perikanan laut secara cepat dan efektif.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian, data dikumpulkan melalui studi pustaka dan survei lapang untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh dari beberapa literatur dan instansi terkait, baik di daerah maupun di tingkat pusat. Data primer diperoleh melalui survei lapang dan wawancara mendalam (in-depth interview) atau dengan bantuan kuesioner terhadap pihak terkait, seperti nelayan, pelaku usaha agroindustri, tenaga kerja industri, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Teknik pengambilan contoh (expert survey) dilakukan dengan teknik pengambilan contoh purposif (purposive sampling) dengan kriteria mewakili setiap bidang keahlian sesuai bidang kajian.

3. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan terhadap data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode yang tercakup dalam Model AGRIPAL. Konfigurasi Model AGRIPAL terdiri dari Sub Model Kawasan, Sub Model Pemilihan, Sub Model Kelayakan, Sub Model Strategi, Sub Model Kelembagaan dan Sistem Informasi AIPL Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober 2002 dengan tahapan pengolahan data seperti pada Gambar 6.

Kajian Potensi Hasil Perikanan Laut. Analisis pengembangan agroindustri perikanan laut diawali dengan studi keadaan umum dan potensi perikanan untuk nasional, khususnya di seluruh Wilayah Jawa Tengah, dan selanjutnya dirinci pada setiap kabupaten, terutama yang berhubungan dengan potensi bahan baku dari komoditi perikanan laut dan kesinambungan suplai, gambaran agroindustri yang telah berkembang, dan teknologi pasca panen yang digunakan. Dalam Model AGRIPAL, data yang terkait dengan agroindustri perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah tersebut dikemas dalam Sistem Informasi Jawa Tengah.

MUL AI

Potensi & Kondisi AIPL Identifikasi Faktor dg

OWA Operator

Jarak antar daerah, peraturan pemda, tingkat investasi, bahan baku, pasar, biaya produksi, konfl ik sosial, tenaga kerj a, sumber air, sumber energi, transportasi, komunikasi

Pengelompokan kawasan pengembangan dan

pusat pertumbuhan dengan Cl uster Anal ysi s

Kawasan Pengembangan & Pusat Pertumbuhan

F akt or -F akt or Pengembangan

Kuantitas, konti nui tas, kual itas, nil ai ekonomis, pel uang diversifi kasi, keterpusatan pendaratan

Pemilihan komoditas potensial dengan IPE kaidah FGDM

T idak Ya Komoditas Potensial T er pilih Faktor, T uj uan, Al ternatif Strategi Analisis Prioritas Strategi dg AHP

Pr ior itas St rategi AIPL

Pel aku, kebutuhan, kendala, tol ok ukur, aktivitas Analisis Kelembagaan dengan ISM St ruktur Kelembagaan AIPL Verifi kasi Ok? T idak Ya T idak Ya T idak Ya Ya T idak

A

B

Verifi kasi Ok? Verifi kasi Ok? Verifi kasi Ok? Verifi kasi Ok?

Sistem Inf ormasi AIPL Jawa T engah

Keterangan :

AIPL : Agr oindustri Perikanan Laut NPV : Net Pr esent Val ue

OWA : Or der ed Wei ght ed Aver agi ng IRR : Int er nal Rat e of Ret ur n

IPE : Independent Pr efer ence Eval uat i on B/C : Benefi t Cost Rati o

FGDM : Fuzzy Gr oup Decisi on Maki ng PBP : Pay Back Per i od

AHP : Anal yti cal Hi er ar chy Pr ocess BEP : Br eak Even Poi nt

ISM : Int er pr et ati ve St r uct ur al Model l i ng

Gambar 6. Diagram alir tahapan penelitian pengembangan agroindustri perikanan laut

SEL ESAI

Bahan baku, nil ai tambah, teknologi, pasar, tng kerj a, modal, dampak ganda, sarana prasarana, kebij akan pemda, lingkungan

Pemilihan produk unggulan dengan IPE kaidah FGDM

Pr oduk Unggulan T er pilih

Verifi kasi Ok?

Investasi, biaya tetap, biaya variabel

Analisis Kelayakan Finansial NPV, IRR, B/C,PBP,BEP

Agr oindustr i PL L ayak Dikembangkan Verifi kasi Ok? T idak Ya Ya T idak

A

B

Rekomendasi Kebij akan Pengembangan AIPL

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan agroindustri perikanan laut diidentifikasi melalui pendapat pakar dan dianalisis melalui metode Ordered Weighted Averaging (OWA) Operator.

Perumusan Cara Pengelompokan Kawasan Pengembangan dan Penentuan Pusat Pertumbuhan. Pengelompokan kawasan pengembangan menggunakan Analisis Klaster (Cluster Analysis) yang didasarkan pada kedekatan jarak antar Kabupaten/Kota yang memiliki potensi perikanan laut. Pada tiap-tiap kawasan pengembangan selanjutnya dipilih pusat pertumbuhan. Kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan pusat pertumbuhan diantaranya kebijakan/peraturan pemerintah daerah, tingkat investasi, kedekatan bahan baku dan pasar, biaya produksi, tingkat konflik sosial, ketersediaan tenaga kerja, aksesibilitas, dan sarana pendukung lainnya. Pembobotan kriteria dilakukan dengan OWA Operator, sedangkan penentuan pusat pertumbuhan ditentukan dengan mengelompokkan tiap wilayah melalui Analisis Klaster, yaitu wilayah kurang potensial, potensial dan sangat potensial.

Perumusan Cara Pemilihan Prioritas Komoditas Potensial dan Produk Unggulan Agroindustri Perikanan Laut. Penentuan prioritas komoditas potensial merupakan proses yang sangat penting mengingat kontinuitas ketersediaan bahan baku dapat menjadi penentu keberlangsungan agroindustri. Di dalam penentuan jenis komoditas potensial untuk agroindustri hasil perikanan laut yang dikembangkan di tiap-tiap kawasan pengembangan didasarkan pada beberapa kriteria. Kriteria yang diperlukan dalam pemilihan komoditi potensial yang akan dikembangkan, diantaranya berupa volume produksi, kontinyuitas, mutu dan nilai ekonomis bahan baku, peluang diversifikasi produk dan keterpusatan lokasi pendaratan ikan.

Pembobotan untuk masing-masing kriteria menggunakan metode OWA Operator. Pemilihan prioritas alternatif ditentukan dengan metode Evaluasi Pilihan Bebas (Independent Preference Evaluation/IPE) dengan kaidah Fuzzy Group Decision Making (FGDM). Sebagai alternatif, akan

dipilih delapan belas jenis ikan berdasarkan rataan volume produksi selama sepuluh tahun terakhir. Responden menilai setiap kriteria atau alternatif dengan skala Sangat Rendah (SR), Rendah (R), (Sedang (S), Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST).

Pemilihan produk agroindustri perikanan laut berpedoman pada pilihan parameter-parameter dari setiap kriteria penentuan produk unggulan, diantaranya berdasarkan kontinuitas ketersediaan bahan baku, kualitas bahan baku, ketersediaan dan tingkat kemudahan teknologi, nilai tambah produk, peluang pasar, penyerapan tenaga kerja, dampak ganda terhadap sektor lain, dampak terhadap lingkungan, dan kondisi produk agroindustri saat sekarang.

Pembobotan untuk masing-masing kriteria menggunakan metode OWA Operator. Pemilihan prioritas alternatif digunakan metode Evaluasi Pilihan Bebas/IPE dengan kaidah FGDM. Responden menilai setiap kriteria atau alternatif dengan skala Sangat Rendah (SR), Rendah (R), (Sedang (S), Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST).

Alternatif produk merupakan kombinasi antara 3 jenis komoditas perikanan laut yang potensial di tiap-tiap kawasan pengembangan dan 12 jenis perlakuan pascapanen hasil perikanan laut. Dengan demikian terdapat 36 alternatif produk agroindustri perikanan laut di tiap-tiap kawasan pengembangan.

Perumusan Kelayakan Finansial Agroindustri. Pengambilan keputusan untuk pengembangan agroindustri perikanan laut diantaranya dilakukan melalui perhitungan kelayakan finansial menurut kriteria-kriteria kelayakan seperti biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, penyusutan dan penerimaan. Analisis kelayakan finansial menggunakan formulasi NPV, IRR, NetB/C, PBP, dan BEP.

Perumusan Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut. Strategi pengembangan agroindustri perikanan laut dirumuskan dengan teknik pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan untuk memodelkan prioritas

alternatif strategi pengembangan agroindustri perikanan laut. Penyusunan strategi pada penelitian dapat dilakukan di tahap awal (fase identifikasi) atau di akhir (fase setelah kelayakan) dalam pengembangan agroindustri perikanan laut. Dengan kata lain penyusunan strategi dapat bersifat kualitatif maupun deskriptif analitik.

Fokus hirarki ini adalah Strategi Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut. Hirarki berikutnya merupakan faktor yang berpengaruh dalam pengembangan, yaitu (1) Sumber Daya Ikan (SDI); (2) Sumber Daya Manusia (SDM); (3) Teknologi; (4) Permodalan; (5) Pasar; (6) Kebijakan Pemerintah; (7) Sarana dan Prasarana; (8) Informasi; dan (9) Kelembagaan.

Struktur dibawahnya adalah Tujuan Pengembangan, yaitu (1) Peningkatan Nilai Tambah; (2) Perluasan Lapangan Kerja; (3) Perluasan Kesempatan Berusaha; (4) Peningkatan Pendapatan Daerah; (5) Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi; dan (6) Peningkatan Konsumsi Ikan. Alternatif Strategi yang ditawarkan dalam pengembangan agroindustri perikanan laut adalah (1) Mendorong Pertumbuhan Agroindustri Baru; (2) Memperkuat Agroindustri yang Ada; dan (3) Optimalisasi Penangkapan.

Analisis Kelembagaan Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut. Untuk mengkaji keterkaitan/hubungan kontekstual antar elemen dan sub elemen dalam pengembangan agroindustri perikanan laut digunakan metode Interpretative Structural Modelling (ISM). Elemen sistem pengembangan mencakup pelaku/lembaga yang berperan dalam pengembangan, kebutuhan untuk pelaksanaan program, kendala program, tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, dan aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan.

C. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi serangkaian kebutuhan dan menghasilkan sistem operasional yang efektif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan