METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif, menurut Creswell (2008) adalah penelitian yang bersifat pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut, peneliti harus mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Data yang berupa informasi tersebut dikumpulkan lalu dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran yang dituangkan dalam bentuk laporan tulisan, yang mana tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian (Conny, 2010: 8).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah toko baju berada di Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan.
3.3. Informan Penelitian
1. Informan Kunci (key informan)
Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, informasi kunci adalah pemilik usaha dari bisnis baju impor Bangkok ini.
2. Informan Utama
Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian Informan adalah karyawan dari toko baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
3. Informan Tambahan
Orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dari penelitian ini adalah pelanggan dari toko baju import Bangkok. Informan tambahan ini dilakukan secara accidental.
3.4 Definisi Konsep
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.
2. Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada. Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi .
3.5. Definisi Operasional
Definisi Operasiona adalah definisi dari variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti. Adapun variabel-variabel tersebut yaitu :
a. Strenght (S), adalah suatu kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pemasok-pembeli, dan faktor-faktor lain.
b. Weakness (W), adalah suatu kondisi yang nerupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan dalam suatu usaha. Hal-hal terebut yang sangat mendukung pengembangan usaha baju, maka harus diperhatikan sebaik- baiknya dan dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha.
c. Opportunity (O) adalah sebuah kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
d. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar antara pembeli atau pemasok, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor- faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi usaha baju Dscarpashop Medan.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang diterapkan adalah data primer, merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara peneliti dan informan. Data primer didapat melalui hasi wawancara dan observasi.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1. Melakukan perumusan IFAS
Menurut Rangkuti (2009: 24) setelah melakukan identifikasi faktor-faktor strategis internal, maka faktor – faktor strategi internal tersebut disusun dalam rangka Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kolom 1
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan
rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.1. IFAS Faktor – faktor Internal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x rating (4) Komentar Kekuatan Kelemahan Total 1 Sumber: (Rangkuti, 2009: 25)
3.7.2. Melakukan Perumusan EFAS
Berikut inilah cara – cara penentuan Faktor Strategi Eksternal dalam Rangkuti, (2009: 22) adalah sebagai berikut:
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dati 1,0 (sangat
penting) hingga 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah sebaliknya.Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.2. EFAS Faktor – faktor Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x rating (4) Komentar Peluang Ancaman Total 1 Sumber: (Rangkuti, 2009: 24)
Setelah mendapatkan hasil seberapa besar nilai kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang terlihat pada tabel IFAS dan EFAS maka dapat melakukan
penjumlahan atas IFAS + EFAS, apabila menemukan perbandingan maka akan dapat menunjukkan beberapa cara alternatif untuk menentukan strategi pengembangan untuk usaha ini.
Menurut Rangkuti ( 2009) Penggabungan IFAS + EFAS dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 IFAS+EFAS Strength (kekuatan) Bob ot Weakness (kelemahan) Bobot Sub Total (A) Sub Total (B) Opportunity (Peluang) Bob ot Threat (Ancaman) Bobot Sub Total (C) Sub Total (D) Total S+O atau (A) + (C) Total W+T atau (B) + (D) Sumber : (Rangkuti, 2009)
Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strateginya.
Matriks Posisi Organisasi Dan Pilihan Strategi Umum
Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut :
a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut.
c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0
d. Kalau kekuatan lebih besar dari pada kelamahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar dari pada kekuatan maka nilai x<0
Lalu sub total yang telah dijumlahkan dan melakukan perbandingan, maka akan dimasukkan kedalam diagram SWOT. Setelah itu akan ditentukan strategi apa yang akan digunakan atau diterapkan.
3. Mendukung Strategi Trun Around 1. Mendukung Strategi Agresif 4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Diversifikasi
Gambar 3.1 Gambar Diagram Analisis SWOT Sumber: (Rangkuti, 2009: 19)
Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi)
Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar)
Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasaryang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi kendala internal. Kondisi bisnis pada kuadran ini mirip dengan
Berbagai Peluang
Kekuatan Kelemahan
Question Mark pada BCG Matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Lebih rinci akan dijelaskan strategi yang akan dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT seperti pada tabel dibawah :
Tabel 3.4 Matriks SWOT
Sumber : (Rangkuti, 2009:31)
1. IFAS, internal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strength dan weakness.
IFAS EFAS STRENGTH (S) a. Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) b. Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) c. Tentukan 5-10 Faktor peluang eksternal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) d. Tentukan 5-10 Faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan
2. EFAS, eksternal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor eksternal dalam kerangka oppurtunities dan threats.
3. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
4. Strategi ST, ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
5. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
6. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.