STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU
IMPOR
BANGKOK
(
STUDI PADA TOKO BAJU “DSCARPASHOP
JL. SEI PADANG DALAM 1 NO. 24 MEDAN)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
oleh:
FANNY DITYARINA
110907095
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU IMPOR BANGKOK (Studi Pada Toko Baju DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan )
Nama : Fanny Dityarina Nomor Induk Mahasiswa : 11090705
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Dunia fashion yang kini semakin berkembang dengan pesat seiring makin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan pada usaha Toko Baju Dscarpa Shop melalui pendekatan SWOT dengan menganalisis faktor lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dengan teknik wawancara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pada tabel matriks EFAS dimana faktor peluang (oppurtunity) mempunyai sub total 2,85, sedangkan faktor ancaman (threath) mempunyai sub total 0,55. Sementara hasil analisis pada tabel matriks evaluasi IFAS dimana kekuatan (strengths) mempunyai sub total 2,16, sedangkan faktor kelemahan (weakness) mempunyai sub total 0,20. Hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi usaha Dscarpashop berada pada diagram kuadran I, yaitu bahwa strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan usaha.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY BANGKOK IMPORT CLOTHES (Studies in Store DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang In 1 24 Medan)
Name : Fanny Dityarina NIM : 11090705
Study Program : Science Business Administration / Business Faculty : Faculty of Social Science and Political Science Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
The fashion world is now growing rapidly as people increasingly high
demand for apparel products. This study aims to formulate an appropriate business
development strategy to be applied to businesses Store Dscarpa Shop through SWOT
approach to analyze the internal environment factors which consist of strengths and
weaknesses as well as external environmental factors consisting of opportunities and
threats.
Forms of research used in this research is descriptive qualitative approach
and implemented by interview. Data used in this study are primary data and
secondary data.
Results of the study showed that the SWOT analysis based on the analysis of
EFAS matrix table where opportunity factor (oppurtunity) has a sub total of 2.85,
while the threat factor (threath) have sub total 0.55. While the results of the analysis
in the evaluation matrix table IFAs where strength (strengths) has a sub-total of 2.16,
while the factor of weakness (weakness) have sub total 0.20. Results showed that the
sub total Dscarpashop business position is at the first quadrant diagram, namely that
the strategy used in developing an aggressive business strategy that supports
business growth policy.
Keywords: Strategy Development, External Factors, Internal Factors, Business Shirt
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengajudul Strategi
Pengembangan Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop disusun
berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kearah penyempurnaan
pada skripsi ini dari para pembaca.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
masukan atau dukungan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun material.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Ibu Eka Safrina, selaku Pengelola Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju
Dscarpashop yang telah banyak memberikan informasi dan masukan terkait
dengan peneliti ini.
7. Karyawan Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop dan
Konsumen Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop.
8. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 2011 yang selalu
membantu dan memberikan dukungan.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua
orangtua tercinta Ayahanda Sarmin dan Ibunda Eka Safrina, serta adik Agung
Iswahyudi dan saudara-saudara penulis yang telah banyak memberikan motivasi dan
kasih sayangnya serta Do’a kepada penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, Juli 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 5
2.1.1 Pengertian Strategi... 5
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi ... 7
2.1.3 Fungsi Dari Strategi... 12
2.1.4 Unsur-Unsur Strategi ... 12
2.1.5 Strategi Pemasaran Bisnis ... 14
2.1.5.1 Pengertian Strategi Pemasaran ... 14
2.1.5.2 Langkah-Langkah Strategi Pemasaran ... 14
2.2 Pengembangan Usaha ... 16
2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha ... 16
2.2.2 Jenis Pengembangan Usaha ... 16
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha ... 16
2.3 Pengertian Pengembangan Usaha ... 18
2.4.1 Pengertian Analisis SWOT ... 19
2.4.2 Analisis Lingkungan... 19
2.4.2.1Analisis Lingkungan Internal ... 20
2.4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 20
2.5 Penelitian Terdahulu ... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Lokasi ... 26
3.3 Informan Penelitian... 26
3.4 Definisi Konsep... 27
3.5 Definisi Operasional ... 27
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.7 TeknikAnalisis Data ... 29
3.7.1 Melakukan Perumusan IFAS ... 29
3.7.2 Melakukan Perumusan EFAS ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37
4.1.1 Sejarah Usaha ... 37
4.1.2 Visi dan Misi ... 38
4.1.3 Struktur Organisasi ... 38
4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 39
4.2 Penyajian Data ... 40
4.3 Analisis Data ... 46
4.3.1 Analisis Faktor Internal Toko D’Scarpashop ... 46
4.4 Pengambilan Keputusan Strategi ... 48
4.4.1 Matriks IFAS ... 48
4.4.2 Matriks EFAS ... 50
4.5 Penentuan Strategi Dalam Matriks SWOT ... 53
4.6 Pengembangan Usaha Toko D’Scarpashop ... 62
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Strategi Bisnis ... 7
Tabel 3.1 Matriks IFAS ... 30
Tabel 3.2 Matriks EFAS ... 31
Tabel 3.3 IFAS + EFAS ... 32
Tabel 3.4 Matriks SWOT ... 35
Tabel 4.1 Faktor Internal Toko D’Scarpashop ... 47
Tabel 4.2 Faktor Ekstenal Toko D’Scarpashop ... 48
Tabel 4.3 Matriks IFAS Toko D’Scarpashop ... 49
Tabel 4.4 Matriks EFAS Toko D’Scarpashop ... 51
Tabel 4.5 Matriks IFAS + EFAS Toko D’Scarpashop ... 52
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU IMPOR BANGKOK (Studi Pada Toko Baju DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan )
Nama : Fanny Dityarina Nomor Induk Mahasiswa : 11090705
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Dunia fashion yang kini semakin berkembang dengan pesat seiring makin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan pada usaha Toko Baju Dscarpa Shop melalui pendekatan SWOT dengan menganalisis faktor lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dengan teknik wawancara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pada tabel matriks EFAS dimana faktor peluang (oppurtunity) mempunyai sub total 2,85, sedangkan faktor ancaman (threath) mempunyai sub total 0,55. Sementara hasil analisis pada tabel matriks evaluasi IFAS dimana kekuatan (strengths) mempunyai sub total 2,16, sedangkan faktor kelemahan (weakness) mempunyai sub total 0,20. Hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi usaha Dscarpashop berada pada diagram kuadran I, yaitu bahwa strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan usaha.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY BANGKOK IMPORT CLOTHES (Studies in Store DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang In 1 24 Medan)
Name : Fanny Dityarina NIM : 11090705
Study Program : Science Business Administration / Business Faculty : Faculty of Social Science and Political Science Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
The fashion world is now growing rapidly as people increasingly high
demand for apparel products. This study aims to formulate an appropriate business
development strategy to be applied to businesses Store Dscarpa Shop through SWOT
approach to analyze the internal environment factors which consist of strengths and
weaknesses as well as external environmental factors consisting of opportunities and
threats.
Forms of research used in this research is descriptive qualitative approach
and implemented by interview. Data used in this study are primary data and
secondary data.
Results of the study showed that the SWOT analysis based on the analysis of
EFAS matrix table where opportunity factor (oppurtunity) has a sub total of 2.85,
while the threat factor (threath) have sub total 0.55. While the results of the analysis
in the evaluation matrix table IFAs where strength (strengths) has a sub-total of 2.16,
while the factor of weakness (weakness) have sub total 0.20. Results showed that the
sub total Dscarpashop business position is at the first quadrant diagram, namely that
the strategy used in developing an aggressive business strategy that supports
business growth policy.
Keywords: Strategy Development, External Factors, Internal Factors, Business Shirt
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana yang telah diatur undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil, dan menengah (www.depkop.go.id). Banyaknya hambatan yang
dihadapi oleh pemilik usaha seperti pemilihan rencana strategi yang diambil serta
keuangan yang buruk dan sebagainya. Namun hambatan – hambatan tersebut dapat
diminimalisir dengan berbagai strategi pengembangan yang telah dikemukakan oleh
banyak buku maupun blog dalam situs internet. Sebelum itu, dilakukanlah beberapa
pemilihan strategi yang paling terbaik dan yang memungkinkan untuk di lakukan
secara nyata. Kemudian mengimplementasikannya, kesungguhan dalam
melaksanakannya merupakan suatu faktor terpenting, jika tidak ada kesungguhan
dalam menjalankan bisnis tersebut maka, yang terjadi hanya kegagalan yang sia - sia.
Pada saat ini, dalam menghadapi persaingan usaha, apalagi persaingan usaha
toko baju yang semakin ketat para pengusaha dituntut agar mencari ide untuk
mengembangkan usaha, agar usaha dapat terus berkembang dan maju. Mampu
bersaing dengan usaha usaha lainnya. Persaingan ketat yang dimaksud adalah seperti
produk barang serta kualitas barang yang hampir sama semua, harga yang tidak jauh
dalam mencari toko baju yang menurut mereka harganya paling rendah atau
terjangkau. Tinggal hanya para pelaku usaha saja yang harus mampu untuk mencari
cara memasarkan toko baju mereka. Usaha kecil menengah ini harus mampu
mempertahankan usahanya agar terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan hidup
pelaku usaha dan memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen.
Usaha kecil turut serta dalam meramaikan persaingan di Indonesia, semakin
berkembangnya berbagai usaha kecil dan menengah di Indonesia, termasuk di Kota
Medan berdampak terhadap semakin beragamnya berbagai jenis usaha yang di
pengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat itu sendiri. Salah satu kebutuhan pokok
manusia adalah sandang atau baju. Pada masa kini kebutuhan tersebut keberadaannya
sudah menjadi nomor satu. Dapat kita ketahui, baju memiliki nilai dimana seseorang
dapat diketahui status sosialnya. Seseorang yang mengetahui tentang dunia fashion
maka status sosial yang ia miliki pastilah baik dimata masyarakat. Fashion atau trend
baju hadir dari seseorang perancang baju yang menciptakan berbagai model baju
yang bagus dimata masyarakat, lalu masyarakat yang berminat akan menggunakan
desain baju tersebut untuk menciptakan status sosial hidupnya dilingkungan
sekitarnya. Berbagai fashion atau trend baju hadir dari beberapa negara, yang mana
rancangan baju tersebut digunakan oleh beberapa orang atau seluruh orang
dibeberapa bagian negara. Contohnya, desain baju merk ternama seperti Zara, akan
mudah ditemukan dimana pun di negara Indonesia walaupun itu hanya replikanya
Perilaku golongan kaum muda yang konsumtif terhadap mode fashion zaman
sekarang, mempengaruhi perubahan dalam pemenuhan kebutuhannya. Saat ini di
Medan semakin banyak bermunculan toko baju dengan beraneka macam produk yang
di jual ke pasaran. Bermula dari model baju Bangkok sebagai kebutuhan yang banyak
diminati kaum muda, usaha toko baju ini kemudian berkembang ke berbagai kota di
Indonesia termasuk di Medan. Toko baju ini berlokasi di Jl. Sei Padang Dalam 1
No.24 Medan yang merupakan lokasi strategis bagi usaha perdagangan di kota
Medan khususnya pada usaha usaha yang menjual produk seperti pakaian dan celana
impor. Para konsumen kebanyakan merupakan golongan usia muda yang memiliki
gaya hidup mengikuti trend dan mengikuti zaman modern saat ini.
Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mencari strategi untuk
mengembangkan usaha bisnis baju impor ini agar terus meningkat, sehingga peneliti
membuat penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Baju Impor
Dari Bangkok” (Studi Pada Toko Baju “DSCARPASHOP MEDAN
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah penelitian,
yaitu: Bagaimana strategi pengembangan usaha baju impor Bangkok “Dscarpashop
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memberi jawaban
terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu: mengetahui
strategi pengembangan usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan
mengenai strategi bisnis untuk meningkatkan volume penjualan.
2. Bagi penulis, sebagai pengalaman nyata dalam bidang sosial dan penerapan
ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini menjadi bahan
masukan untuk fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/I
BAB II
KERANGKA TEORI 2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun
terakhir. Beberapa pengertian strategi menurut Rangkuti (2014: 3), diantaranya:
1. Chandler (1962) mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya.
2. Leaned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) mengatakan bahwa strategi
adalah alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.Dengan demikian salah
satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau
tidak ada.
3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steinter dan Miner (1977) mengatakan
bahwa strategi merupakan respon secara terus menerus, maupun adaptasi
terhadap peluang dan ancaman eksternal, ataupun kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi organisasi.
4. Porter (1985) mengatakan bahwa strategi ialah alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing.
5. Andrews (1980), mengatakan bahwa strategi adalah kekuatan motivasi untuk
sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima
keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan.
6. Hamel dan Prahalad (1995), mengatakan bahwa strategi adalah tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
dimasa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”.
Terjadinya kecepatan inoasi pasar baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
2.1.2 Jenis - Jenis Strategi
Menurut Umar (2010 : 29), tabel di bawah ini menunjukkan strategi utama
dari Strategi Generik, yaitu :
Tabel 2.1. Tipe strategi bisnis
Strategi Generik Strategi Utama
1.Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
a.Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration Strategy) b.Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration Strategy) c.Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy) 2.Strategi Intensif
(Intensive Strategy)
a.Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) b.Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) c.Strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration Strategy) 3.Strategi Diversifikasi
(Diversification Strategy)
1. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategies)
Strategi Integrasi Vertikal dibagi atas dua strategi yaitu strategi integrasi
kedepan dan strategi integrasi kebelakang.
a. Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar
terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila perlu
memilikinya. Hal ini dapat dilakukan bila mana perusahaan mendapatkan
banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasa mereka., sehingga
mengganggu stabilitas produksi. Padahal, perusahaan mampu untuk
mengelola pendistrubusian dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki.
b. Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration)
Strategi Integrasi kebelakang merupakan strategi perusahaan agar pengawasan
terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah
dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam
pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat
sehingga tidak dapat lagi diandalkan.
c. Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap
para pesaing perusahaan walaupun dengan memilikinya. Strategi ini
merupakan suatu strategi pertumbuhan. Strategi ini memiliki tujuan yaitu
untuk mendapatkan kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para
2. Strategi Intensif (Intensive Strategies)
Strategi Intensif terbagi atas tiga strategi yaitu strategi pengembangan pasar,
strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar.
a. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development)
Strategi ini untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada
sekarang kedaerah – daerah yang secara geografis merupakan daerah
baru.Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat
dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas
produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pasar
yang baru atau pasar yang belum jenuh.
b. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Strategi ini merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat
meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi
produk-produk atau jasa – jasa yang ada sekarang. Jadi, tujuan strategi ini
adalah untuk memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. Hal
ini dapat dilakukan jika produk atau jasa yang dihasilkan berada pada tahapan
jenuh. Pesaing menawarkan produk sejenis lebih baik, lebih murah, memiliki
kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industri yang
sedang tumbuh.
c. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategies)
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau
diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan strategi
lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk
promosi penjualan, dan atau usaha – usaha promosi lainnya. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal.
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategies)
Strategi diversifikasi terbagi atas tiga kelompok yaitu strategi diversifikasi
konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, strategi diversifikasi horizontal.
a. Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concentric Diversification)
Strategi ini ditujukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap
berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan
perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis kebisnis yang baru tetapi
tidak jauh dari bisnis inti perusahaan.
b. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification)
Strategi ini sangat berbanding dari strategi diversifikasi konsentrik karena
strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa
baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti.
c. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification)
Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk
pelanggan yang sudah ada.
4. Strategi Bertahan (Defensive Strategies)
Strategi Bertahan dibagi atas empat kelompok yaitu strategi usaha patungan,
a. Strategi Usaha Patungan (Joint Venture Strategy)
Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk tidak
mau memikul beban – beban usahanya sendirian. Seringkali dua atau lebih
perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah
membagi kepemilikan ekuitas pada entitas yang baru ini. Implentasinya dalam
kenyataan, dapat berjalan dengan baik.Jadi tujuan strategi ini adalah intuk
menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan yang baru
yang terpisah dari induk-induknya.
b. Strategi Penciutan Biaya (Rentrenchment Strategy)
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset
perusahaan.Hal ini dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dan laba
perusahaan.Strategi ini dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada
pasar pesaingnya. Dalam kenyataannya, strategi ini untuk menghemat biaya
agar penjualan maupun keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual
sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sering
mendapat kegagalandalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia,
kurang efisien dalam berusaha, atau diperlukan reorganisasi internal karena
dianggap perusahaan terlalu cepat tumbuh.
c. Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy)
menjual sebuah unit binis.Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya karena terus merugi dan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
d. Strategi Likuidasi (Liquidation)
Merupakan strategi pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimana pun juga jika terus beroperasi akan mengalami kerugian terus menerus. Jadi, strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya.Dengan menjual harta perusahaannya, maka pemegang saham dapat memperkecil kerugiannya.
2.1.3 Fungsi dari Strategi
Menurut Assauri (2013: 7) fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Fungsi strategi adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain.
2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya.
3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang dapat sekarang atau sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.
4. Menghasilkan dan membangkitkan lebih banyak sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.
5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi kedepan.
2.1.4 Unsur – Unsur Strategi
Dalam bukunya Assauri (2013: 5) terdapat 5 unsur strategi yaitu:
1. Arena: yang merupakan produk, jasa, saluran distribusi, pasar geografis,
dan lainnya dimana organisasi beroperasi. Arena ini sangat mendasar bagi
pemilihan keputusan oleh para orang strategis, yaitu dimana atau di arena
apa organisasi akan beraktivitas. Arena ini merupakan hal yang
ditekankan dalam menetapkan visi atau tujuan yang lebih luas.
2. Sarana kendaraan: yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran.
Unsur ini harus dipertimbangkan untuk diputuskan oleh para strategis,
yang berkaitab dengan bagaimana organisasi dapat mencapai arena
sasaran. Hal tersebut berupa perluasan cakupan produk, yang dapat
dilakukan melalui pengembangan produk dari dalam organisasi atau
secara patungan.
3. Pembeda: adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan,
seperti bagaimana organisasi akan dapat menang atau unggul dipasar,
yaitu bagaimana oganisasi akan mendapatkan pelanggan secara luas.
4. Tahapan rencana: yang merupakan penetapan waktu dan langkah dari
pergerakan stratejik. Walaupun substansi dari suatu strategi mencakup
arena, sarana, dan pembeda tetapi keputusan yang menjadi unsur yang
keempat, unsur ini menetapkan langkah – langkah utana pergerakan dari
strategi, bagi pencapaian tujuan atau visi organisasi.
5. Pemikiran yang ekonomis: merupakan gagasan yang jelas tentang
sukses atau berhasil, tentunya mempunyai dasar pemikiran yang
ekonomis, sebagai tumpuan untuk penciptaan keuntungan yang akan
dihasilkan.
2.1.5 Strategi Pemasaran Bisnis
2.1.5.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam mengembangkan usaha strategi pemasaran juga dapat membantu
pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya. Adapun pengertian dari strategi
pemsaran adalah sebagai berikut:
Menurut Rangkuti (2014: 48) strategi pemasaran adalah suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
manejerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing – masing
individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi.
Menurut Musa (2014: 89) strategi pemasaran adalah strategi yang
mengarahkan pada bagaimana mencapai tujuan perusahaan melalui pemasaran
produk yang dapat memuaskan pelanggan. Semua tujuan finansial akan sangat
ditentukan oleh tingkat volume penjualan, yang umumnya menjadi dasar proyeksi
pendapat perusahaan.
2.1.5.2 Langkah – Langkah Strategi Pemasaran
Adapun langkah – langkah strategi pemsaran bisnis menurut Musa (2014: 89)
1. Segmentasi pasar: tindakan mengindentifikasikan dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Upaya untuk
mengelompokkan pasar dalam karakteristik yang homogeny. Segmentasi
pasar memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sumber daya terbatas
karena produksi massal dan iklan massal yang tidak diperlukan. Untuk
menciptakan segmentasi pasar, perusahaan harus dapat melihatnya
berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku
pembelian konsumen.
2. Targeting: suatu tindakan memilik satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki. Setelah mengetahui segmentasi pasarnya, langkah selanjutnya
adalah memilik dan menentukan target pasar yang akan dimasukin
perusahaan untuk strategi pemasan. Strategi fungsional didasarkan pada
pemahaman perusahaan akan karakteristik target pasar ini.
3. Positioning: adalah penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
ada dipasar kedalam benak konsumen. Setelah menetapkan segmen dan
target pasar yang akan diambil, selanjutnya perusahaan melakukan
positioning untuk menentukan ekspetasi dan kegiatan konsumen.
Positioning adalah pengembangan skema representasi yang
mencerminkan produk atau jasa yang dibandingkan dengan pesaing dalam
dimensi yang penting bagi kesuksesan perusahaan.
Setelah mengenali target pasarnya dengan baik dan positioning apa yang
mengembangkan unsur-unsur dalam bauran pemasaran yang sesuai untuk
memuaskan target pasar yang telah dipilih. Unsur dalam bauran
pemasaran adalah 4P yaitu: product, price, promotion, dan place.
2.2 Pengembangan Usaha
2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian
dari entitas usaha yang sudah ada. Pengembangan usaha berarti mencari konsep
terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi
(Subagyo, 2008:29).
2.2.2 Jenis Pengembangan Usaha
Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Pengembangan Usaha Vertikal
Pengembangan usaha vertikal adalah pengembangan usaha dengan perluasan
usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki
hubungan langsung dengan bisnis utamanya.
2. Pengembangan Usaha Horizontal
Pengembangan usaha horizontal adalah pengembangan usaha baru yang
bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan
komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan bisnis
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Anoraga (2007: 89) tahapan pengembangan usaha kecil adalah
sebagai berikut:
Tahap 1 : Identifikasi peluang
Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci.Untuk itu diperlukan data dan
informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber:
a. Rencana perusahaan
b. Saran dan usul menejemen usaha kecil
c. Program pemerintah
d. Hasil berbagai riset peluang usaha
Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau
manajer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap 3: Seleksi alternatif
Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternatif yang
terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain
dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Ketersediaan pasar
b. Risiko kegagalan
c. Harga
Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah
pelaksanaan yang terpilih terebut.
Tahap 5: Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap
usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan
masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
2.3. Pengertian Bisnis
Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering didefenisikan
sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau
kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa,
baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
(Suliyanto, 2010: 1).
Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.Istilah bisnis
berasal dari bahasa Inggris atau business. (Suryatama, 2014: 1). Dalam buku
(Suryatana. 2014: 2) beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian bisnis,
yaitu:
1. Brown dan Petrello: Bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan jasa
dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun, apabila
akan meningkat produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat,
sambil mendapatkan keuntungan.
2. Steinford: Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang menyediakan barang atau
jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan ataupun
badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, atau perorangan
yang tidak memiliki badan usaha atau badan hukum seperti warung yang tidak
memiliki izin usaha.
3. Huat: sebuah intuisi atau kegiatan yang memproduksi barang atau jasa
didalam kehidupan sehari – hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem
yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
lain.
4. Musselman: bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang
diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpumg didalam bidang industri
perniagaan yang menyediakan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
memperbaiki kualitas hidup.
2.4 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009:20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang
(Oppurtinity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness),
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahannya dan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan tantangan.
Analisis SWOT bermanfaat dilakukan apabila telah jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroperasi, dan kearah mana perusahaan menuju ke masa depan serta
ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi / manajemen
dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.
2.4.2 Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merrupakan salah satu unsur penting dalam proses
manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi / perusahaan.
Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan
dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasi / perusahaan mampu
memanfaatkan informasi dan perubahan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal
Pada lingkungan internal, para manajer strategis harus dapat mengenali
variabel-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang
penting.Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang
kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan baik.Kekuatan dan
2.4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis peluang
dan ancaman organisasi / perusahaan.Disebut demikian karena perubahan lingkungan
eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan
baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah :
1. Murtadlo (2013)
Judul Skripsi: Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan (Studi
Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang)
Hasil Penelitian: Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka
kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan suatu usaha tidak akan lepas dari peran modal. Modal
akan memberikan keuntungan bagi perusahaan ketika dimanfaatkan
dengan sebaik- baiknya. Modal tersebut meliputi modal fisik, modal
keuangan, modal manusia dan modal social
b. Batik malangan memerlukan upaya agar bisa berkembang di tengah
persaingan pasar batik yang ada di Indonesia. Upaya -upaya yang
dijalankan yaitu melaksanakan strategi pengembangan pasar yang
bertujuan agar batik malangan dapat dikenal lebih luas di berbagai daerah di
Inodonesia. Upaya berikutnya yaitu melaksanakan strategi produk baru
c. Minat konsumen dalam membeli batik tidak hanya berdasarkan faktor harga,
melainkan dari segi keunikan yang menjadi ciri khas batik malangan.
d. Perkembangan budaya dan fashion dapat berdampak positif bagi
pengembangan batik malangan. Batik telah mampu menjadi warisan
budaya yang digemari, menjadi tren, berkembang pesat, dimodifikasi,
dikembangkan, dan disebarluaskan sehingga menjadi budaya yang tidak
pernah punah oleh perkembangan zaman.
2. Karase (2013)
Judul Skripsi: Strategi Segmentasi Pasar Terhadap Volume Penjualan Busana
Muslim Pada CV Rabbani Asysa Makassar.
Hasil Penelitian:
a. Berdasarkan uji hasil statistik dan uji hipotesis yang telah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa strategi segmentasi pasar yang terdiri dari
segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, dan
segmentasi perilaku yang diterapkan oleh perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan produk busana
muslim Makassar.
b. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dan uji T (uji parsial),
diperoleh hasil bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh
terhadap volume penjualan produk busana muslim Rabbani Makassar
menyatakan bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh dominan
adalah segmentasi psikografis tidak terbukti
3. Yanti. (Ilmu Administrasi Bisnis, Binus University, Jakarta)
Judul skripsi: Analisis Strategi Bisnis Pada Toyusin Collection Dalam
Menghadapi Persaingan Industri .
Hasil Penelitian:
a. Faktor-faktor Internal dan Eksternal pada Toyusin Collection: Faktor
Internal :
1) Kekuatan (Strength) pada Toyusin Collection adalah : bahannya nyaman
dengan beraneka ragam pilihan warna, design yang trendy, kemajuan
teknologi informasi, dimana bidang usaha Toyusin menggunakan
E-Commerce, sistem pengiriman yang cepat, menggunakan sistem ONH,
pemasaran hingga ke manca negara, banyaknya mitra dan agen, menggunakan
katalog untuk mempromosikan produk, mempunyai jaringan pemasaran yang
luas, serta pencatatan keuangan secara sistematis.
2) Kelemahan (Weakness) pada Toyusin Collection adalah : harga yang cukup
mahal untuk segmen menengah kebawah, pengambilan keputusan secara
sentralisasi, karyawan terkadang mengambil keputusan sepihak, serta biaya
modal yang semakin tinggi akibat situasi ekonomi yang sekarang ini.
Faktor Eksternal :
1) Peluang (Opportunities) pada Toyusin Collection adalah : Mayoritas
penduduk di Indonesia beragama muslim, busana muslim sebagai identitas
menutup diri namun tetap tampil modis dan penuh gaya, pertumbuhan pasar
yang tinggi, fashion busana muslim Indonesia tidak hanya membidik
negara-negara muslim, namun sekaligus negara-negara non-muslim termasuk Eropa.
2) Ancaman (Threat) pada Toyusin Collection adalah : semakin banyaknya
pesaing, banyaknya produk busana muslim asal China, keadaan perekonomian
yang belum stabil, serta peluang pasar terbatas pada kelas menengah ke atas.
b. Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Matriks QSPM pada tahap
keputusan (decision stage), maka terlihat Strategi Penetrasi Pasar lebih
memiliki daya tarik untuk di terapkan oleh Toyusin Collection dengan Jumlah
Total Nilai Daya Tarik senilai 4.682, diikuti Strategi Pengembangan Produk
dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.149 dan Strategi
Pengembangan Pasar dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.416.
4. Gultom (2014)
Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu
Hasil Penelitian:
a. Kekuatan yang dimiliki oleh usaha tenun ulos Mutiara Manalu yaitu kualitas
benang yang baik, keterampilan yang sudah matang dan kreativitas dalam
memadupadankan warna, suasana lingkungan kerja yang aman, produk yang
dihasilkan bernilai seni tinggi, dekat dengan sarana transportasi.
b. Kelemahan yang dimiliki yaitu tidak mau mengikuti pelatihan dan
menggunakan dana koperasi, belum memiliki karyawan, tidak memiliki
sistem pencatatan keuangan, tidak mempunyai manajemen yang baik, sering
c. Berdasarkan hasil analisis eksternal faktor- faktor yang dapat
dipertimbangkan dalam pengembangan usaha tenun ulos Mutiara Manalu
adalah:1. Peluang yaitu : Pinjaman koperasi, permintaan yang selalu ada,
acara - acara pesta/adat, memiliki pelanggan tetap, semakin canggihnya
teknologi, kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan tenun ulos,
kemampuan dalam memproduksi berbagai jenis tenun lain.
d. Ancaman yaitu : Hadirnya tenun mesin, produk substitusi, kekuatan
penawaran oleh pembeli, kenaikan harga bahan baku, pergeseran pola
pandang terhadap ulos. e.Strategi yang digunakan pada usaha tenun Mutiara
Manalu sesuai hasil analisis adalah strategi agresif. Dengan strategi alternatif
yaitu : (1) Strategi pertumbuhan konsentrasi (penetrasi pasar) adalah strategi
perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk/ jasa tunggal, yang sangat
berkaitan. pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu:
Pengembangan pasar (2) Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi
yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi
organisasi.
5. Yumanda (2009)
Judul Skripsi: Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga
Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)
Hasil Penelitian: industri rumah tangga Cap Kelinci sebagai produsen yang
menghasilkan keripik singkong. Sistem penjualannya langsung di tempat
produsen dan bukan sebagai distributor atau penyalur.Kekuatan yang dapat
terhadap pelanggan. Kelemahan yang ada di Cap Kelinci ini adalah tidak
memiliki kas perusahaan, sehingga perusahaan ini akan mengalami krisis
keuangan. Peluang terbesar yang mungkin dapat diperoleh adalah menguasai
pasar monopolistik.Ancaman yang dihadapi yaitu daya beli konsumen yang
menurun dan kecenderungan masyarakat terhadap supermarket.Strategi yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah
penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau
berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif, menurut Creswell (2008) adalah
penelitian yang bersifat pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut, peneliti harus
mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Data yang berupa informasi
tersebut dikumpulkan lalu dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran
yang dituangkan dalam bentuk laporan tulisan, yang mana tidak ada ketentuan baku
tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian (Conny, 2010: 8).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah toko baju berada di
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan.
3.3. Informan Penelitian
1. Informan Kunci (key informan)
Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang
diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, informasi kunci adalah
2. Informan Utama
Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam
penelitian Informan adalah karyawan dari toko baju impor Bangkok
Dscarpashop Medan.
3. Informan Tambahan
Orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat
dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dari penelitian ini adalah
pelanggan dari toko baju import Bangkok. Informan tambahan ini dilakukan
secara accidental.
3.4 Definisi Konsep
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus
berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.
2. Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha berarti usaha yang akan
dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada.
Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas
usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi .
3.5. Definisi Operasional
Definisi Operasiona adalah definisi dari variabel-variabel yang dipilih oleh
a. Strenght (S), adalah suatu kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang
memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat
terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar,
hubungan pemasok-pembeli, dan faktor-faktor lain.
b. Weakness (W), adalah suatu kondisi yang nerupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini. Fasilitas, sumber daya keuangan,
kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat
merupakan sumber kelemahan dalam suatu usaha. Hal-hal terebut yang sangat
mendukung pengembangan usaha baju, maka harus diperhatikan
sebaik-baiknya dan dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha.
c. Opportunity (O) adalah sebuah kondisi yang merupakan peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, serta membaiknya
hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi
usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
d. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di
masa depan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan tawar-menawar antara pembeli atau pemasok,
perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi
hambatan bagi usaha baju Dscarpashop Medan.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang diterapkan adalah data primer, merupakan data
yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara peneliti dan informan.
Data primer didapat melalui hasi wawancara dan observasi.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1. Melakukan perumusan IFAS
Menurut Rangkuti (2009: 24) setelah melakukan identifikasi faktor-faktor
strategis internal, maka faktor – faktor strategi internal tersebut disusun dalam rangka
Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan
pada kolom 1
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut dalam perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00)
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai
rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat
negatif, kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.1. IFAS Sumber: (Rangkuti, 2009: 25)
3.7.2. Melakukan Perumusan EFAS
Berikut inilah cara – cara penentuan Faktor Strategi Eksternal dalam
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dati 1,0 (sangat
penting) hingga 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut kemungkinan
dapat memberikan dampak faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1(poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah sebaliknya.Misalnya,
jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai
ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
Tabel 3.2. EFAS
Setelah mendapatkan hasil seberapa besar nilai kelemahan, kekuatan, peluang
dan ancaman yang terlihat pada tabel IFAS dan EFAS maka dapat melakukan
penjumlahan atas IFAS + EFAS, apabila menemukan perbandingan maka akan dapat
menunjukkan beberapa cara alternatif untuk menentukan strategi pengembangan
untuk usaha ini.
Menurut Rangkuti ( 2009) Penggabungan IFAS + EFAS dapat dilihat pada
tabel berikut :
Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan
peluang mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalahan
yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah
kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar
disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak
lanjut yang harus dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk
memperkuat variabel pengamatan atau strateginya.
Matriks Posisi Organisasi Dan Pilihan Strategi Umum
Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks
Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara
sebagai berikut :
a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut.
c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya
ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0
d. Kalau kekuatan lebih besar dari pada kelamahan maka nilai x>0 dan
Lalu sub total yang telah dijumlahkan dan melakukan perbandingan, maka
akan dimasukkan kedalam diagram SWOT. Setelah itu akan ditentukan strategi apa
3. Mendukung
Strategi Trun
Around
1. Mendukung
Strategi Agresif
4. Mendukung
Strategi Defensif
2. Mendukung
Strategi
Diversifikasi
Gambar 3.1 Gambar Diagram Analisis SWOT Sumber: (Rangkuti, 2009: 19)
Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi)
Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk / pasar)
Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasaryang sangat besar, tetapi dilain
pihak ia menghadapi kendala internal. Kondisi bisnis pada kuadran ini mirip dengan
Berbagai Peluang
Kekuatan Kelemahan
Question Mark pada BCG Matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang
pasar yang lebih baik.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Lebih rinci akan dijelaskan strategi yang akan dilakukan dengan
menggunakan matriks SWOT seperti pada tabel dibawah :
Tabel 3.4 Matriks SWOT
Sumber : (Rangkuti, 2009:31)
1. IFAS, internal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor
2. EFAS, eksternal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor
strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor
eksternal dalam kerangka oppurtunities dan threats.
3. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
4. Strategi ST, ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
5. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
6. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Usaha
Toko D’Scarpa Shop berawal dari sebuah toko yang menjual sepatu tempahan
atau sepatu “homemade”, setelah itu beralih menjadi toko jilbab lalu beralih lagi
menjadi toko yang menjual berbagai pakaian wanita impor dari Bangkok, Thailand.
Toko Dscarpashop ini awalnya didirikan pada tahun 2011. Usaha ini pertama
kali didirikan secara online shop sepatu homemade, hingga saat ini sudah menjadi
toko yang sedang mengembangkan menjadi toko yang lebih baik lagi.
Toko D’Scarpashop ini beroperasi mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul
20.00 WIB. Dalam menjalankan usahanya, pemilik memiliki strategi harga yang
sangat kompetitif dengan usaha sejenis lainnya. Pemilik juga memiliki harga khusus
bagi para reseller yang bergabung dengannya. Mereka yang menjadi para reseller dari
toko ini sangat puas dengan harga yang diberikan oleh pemilik usaha. Namun, ada
beberapa para pesaing yang sepertinya tidak sehat dalam menentukan harga.
Dalam wawancara, pemilik usaha memiliki metode penjualan seperti
menyediakan barang ready, atau yang disebut dengan stock barang. Beberapa item
barang seperti, aksesoris, baju, celana, jumpsuit, rok, jilbab, tas, hingga baju kurung
untuk yang muslim.
Modal usaha yang dibutuhkan hanya tiket pesawat, uang bea cukai, dan
penjualan PO (Pre Order). Pre Order adalah sistem penjualan secara berkala dimana
pelanggan atau konsumen membayar dahulu lalu barang datang pada saat yang
ditentukan. Pre Order ini merupakan suatu sistem penjualan yang membutuhkan
kepercayaan antara penjual dan pembeli. Pembeli memberikan kepercayaan
sepenuhnya pada penjualan untuk barang yang dipesan. Modal awal usaha ini tidak
bisa ditentukan berapa dalam nilai atau nominal karena pada saat pertama kali
mendirikan toko ini hanya memerlukan kepercayaan dari pembeli. Dengan
kepercayaan dari para pelanggan maka toko ini bisa berdiri dengan baik dan layak
hingga saat ini.
4.1.2 Visi dan Misi
Toko D’Scarpashop ini memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi : Menjadikan toko ini adalah toko yang menjual pakaian anak remaja dan
dewasa wanita sebagai kebutuhan sandang yang terbaik
Misi : Melakukan perbaikan secara terus – menerus dan memberikan pelayanan
yang terbaik dan selalu mengikuti mode dan zaman.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam Toko D’Scarpashop ini
memiliki struktur organisasi yang tidak rumit. Hanya terdiri dari pemilik usaha dan
satu orang karyawan. Dalam struktur organisasi ini akan terlihat tugas dan peranan
Gambar 4.1 Struktur organisasi Toko D’Scarpashop
Sumber: Hasil Penelitian, (2015)
4.1.4 Deskripsi Jabatan
Berikut adalah deskripsi kerja pada struktur organisasi Toko D’Scarpashop
1. Pemilik Usaha
Sebagai seorang pemilik usaha dari Toko D’Scarpashop, menyusun segala
kebutuhan untuk toko, menyusun segala keuangan, seperti pemasukan dan
pengeluaran. Membantu karyawan yang bekerja di tokonya. Memberikan
kenyamanan bagi para pelanggan dan karyawan. Pergi ke kota Bangkok untuk
berbelanja pesanan barang dan stock barang yang akan dijual, menggaji karyawan,
menyusun pesanan pelanggan, menyusun barang – barang yang akan dikirim, menulis
alamat pelanggan yang harus dikirim, memberikan konfirmasi kepada pelanggan jika
barang sudah siap kirim dan sudah sampai tujuan. Memberikan konfirmasi kepada
pihak jasa pengiriman barang jika barang sudah siap dijemput untuk dikirim.
Membeli tiket pesawat dan membeli voucher hotel. Menentukan harga jual barang PEMILIK USAHA
yang ready. Melayani pelanggan yang membeli lewat online ataupun langsung di
toko.
2. Karyawan
Sebagai orang kepercayaan dari pemilik usaha, karyawan ini juga sebagai
kasir di toko ini. Menerima pemasukan dan memberikannya langsung kepada pemilik
usaha. Ia hanya membantu pemilik usaha dalam belanja keperluan toko seperti ikut
belanja ke Bangkok dan menyusun barang yang akan dikirim. Melayani pelanggan
yang datang ke toko. Memberikan solusi yang terbaik bagi pelanggan yang datang ke
toko dalam hal memilih baju. Membantu pemilik usaha dalam memeberikan harga
yang diletakkan pada barang ready.
4. 2 Penyajian Data
Dari hasil observasi dan wawancara secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti, hasil penelitian ini dibagi atas dua aspek yaitu aspek lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Dimana aspek lingkungan internal terdiri dari strenght dan
weakness. Dalam aspek ini terdiri dari beberapa sub seperti, produk, pemasaran,
distribusi dan persediaan, pelayanan pelanggan, sumber daya manusia, dan sistem
manajemen. Sedangkan aspek eksternal terdiri dari opportunity dan threat. Dalam
aspek ini terdiri dari beberapa sub seperti, persaingan, kebijakan pemerintah, peluang,
kemajuan teknologi.
1. Lingkungan Internal
a. Produk