• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen Tesis MIH Ananda Megha Wiedhar Saputri (Halaman 80-85)

Metodologi, juga dapat ditulis dengan metodologie (Kamus Bahasa Belanda) artinya ilmu tentang metode-metode. Metodologi (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti ilmu tentang metode. Metodologi dalam arti yang umum berarti suatu studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan suatu penelitian. Metodologi juga berarti cara ilmiah untuk mencari kebenaran.114

Metodologi penelitian hukum berarti cara ilmiah untuk mencari dari kebenaran dari sebuah hukum. Adapun yang dimaksud hukum antara pakar satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga terlebih dahulu perlu meluruskan, hukum dalam pengertian mana yang akan dipakai.

Menurut Soetandyo Wignyosoebroto dalam Setiono, membagi hukum menjadi 5 (lima) konsep, yaitu:115

114 Setiono, Pemahaman terhadap Metodologi Penelitian Hukum. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, hlm. 3-4.

115Ibid, hlm. 20.

1. Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal;

2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional;

3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto, dan tersistematisasi sebagai judge made law;

4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang empirik;

5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka. Konsep pertama, kedua, dan ketiga disebut sebagai konsep normatif. Konsep normatif menggambarkan hukum sebagai norma, baik diidentikkan sebagai keadilan yang harus diwujudkan (ius constituendum), ataupun norma yang telah diwujudkan sebagai perintah yang eksplisit dan secara positif telah terumus jelas (ius constitutum) untuk menjamin kepastiannya, dan juga berupa norma yang merupakan produk dari hakim (judgements) pada waktu hakim itu memutuskan suatu perkara dengan memperhatikan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi para pihak yang berperkara.

Karena setiap norma baik yang berupa asas norma, keadilan, ataupun yang telah dipositifkan sebagai hukum perundang-undangan maupun judgemade selalu eksis sebagai bagian dari suatu sistem doktrin atau ajaran, yaitu ajaran tentang bagaimana hukum harus ditemukan atau dicipta untuk menyelesaikan suatu perkara, maka setiap penelitian hukum yang mendasarkan hukum sebagai norma ini disebut sebagai penelitian normatif yang doktrinal dan metodenya disebut sebagai metode doktrinal.116

Sedangkan konsep keempat dan kelima, hukum digambarkan sebagai regularities yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam alam pengalaman. Hukum adalah tingkah laku atau aksi-aksi dan interaksi manusia secara aktual dan potensial akan terpola. Setiap perilaku atau aksi itu merupakan suatu realita sosial yang terjadi dalam alam pengalaman indrawi dan empiris, maka penelitian yang mendasarkannya dapat disebut sebagai

116Ibid., hlm. 21-22.

penelitian sosial (hukum), penelitian empiris atau penelitian yang non doktrinal dengan metodenya yang disebut dengan metode non doktrinal.117

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan konsep tersebut, pada konsep kesatu, kedua, dan ketiga merupakan penelitian doktrinal, sedangkan konsep keempat dan kelima merupakan penelitian non doktrinal.

Soetandyo Wignyosoebroto juga membagi penelitian hukum menjadi penelitian doktrinal dan non-doktrinal.118

a. Penelitian doktrinal, terdiri dari penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif, dan penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas dan dasar falsafah (dogma atau doktrin) hukum positif.

b. Penelitian non-doktrinal, yaitu penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya suatu hukum di dalam masyarakat.

Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian doktrinal yang mendasarkan pada konsep hukum kedua dan ketiga.

2. Sifat dan Bentuk Penelitian

Termasuk ke dalam penelitian eksploratif, yang dimaksudkan apabila pengetahuan tentang suatu gegala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Bentuk penelitiannya disebut penelitian preskriptif, yang dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran

117Ibid., hlm. 22.

118

Anonim. Buku Pedoman Pembimbingan Tesis & Pedoman Penulisan Usulan Penelitian & Tesis, Program Studi Magister (S-2) Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2013, hlm. 11.

mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu.

3. Jenis Data

Secara umum, maka di dalam penelitian biasanya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat (mengenai perilakunya; data empiris) dan data dari bahan pustaka. Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer atau data dasar dan yang kedua diberi nama data sekunder.119 Penelitian ini menggunakan data sekunder.

4. Sumber Data

Di dalam penelitian hukum, dipergunakan pula data sekunder, yang dari sudut kekuatan mengikatnya digolongkan ke dalam:120

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

4) Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 154 PK / Pid. Sus / 2012 dalam Perkara Pengadaan

119 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1984, hlm. 51.

120Ibid., hlm. 52.

Solenoid Valve dan Thrustor Brake pada PT. PUSRI Palembang).

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya. Adapun bahan hukum sekunder yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Buku dan literatur ilmu hukum yang terkait dengan hukum pidana, lebih khususnya tindak pidana korupsi; 2) Buku dan literatur ilmu hukum yang terkait dengan

hukum perdata, lebih khusus mengenai perseroan terbatas, BUMN;

3) Artikel-artikel lain yang terkait dengan permasalahan, baik dari media cetak maupun elektronik.

c. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan mengkaji substansi atau isi suatu bahan hukum yang berupa buku, peraturan perundang-undangan, dokumen, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deduksi yang berpangkal dari pengajuan premis mayor (penyataan bersifat umum). Metode deduktif

berpangkal dari pengajuan premis mayor (pernyataan bersifat umum), kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus). Dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion.

BAB IV

Dalam dokumen Tesis MIH Ananda Megha Wiedhar Saputri (Halaman 80-85)

Dokumen terkait