Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data-data penelitian agar data ataupun informasi yang diperlukan dapat terkumpul dengan baik dan akurat.
Clifford Geertz (1992) mengatakan bahwa etnografi merupakan lukisan mendalam. Yang akan dihadapi seorang etnografer adalah sebuah keanekaragaman struktur-struktur konseptual yang kompleks. Seorang etnografer pertama-tama harus memahami dan kemudian menerjemahkan struktur-struktur tersebut. Metode etnografi digunakan agar mampu menghasilkan data-data yang
mendalam mengenai fungsi sosial gondang hasapi pada ritual upacara sipaha sada parmalim, sehingga eksplorasi data secara mendalam bisa terjaring dengan baik.
Menurut Lexy J.Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam data yang akan dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari field research sehingga data yang diharapkan bisa tercapai secara objektif dan faktual. Adapun cara yang dilakukan untuk mendapatkan data adalah:
a. Metode Observasi (metode pengamatan)
Untuk mendapatkan pengamatan secara langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian, peneliti menggunakan metode observasi.
Peneliti telah memperhatikan setiap bagian upacara yang dilaksanakan, bagaimana penggunaan gondang hasapi yang mempunyai peran dan memberikan fungsi baik kepada masyarakat maupun terhadap upacara tersebut. Peneliti telah mencatat dan mengamati hubungan dari gondang hasapi, ritual serta hal yang dialami dan dirasakan masyarakat parmalim ketika melaksanakan ritual sipaha sada tersebut.
Menurut Danandjaja (1988:104) dalam pengumpulan data kebudayaan apa saja, harus dikumpulkan dengan pengamatan langsung (direct observation) dan pengamatan tidak langsung (indirect observation). Peneliti telah terjun
langsung lapangan dengan mengamati ataupun melakukan dan hidup berbaur dan bermasyarakat dengan masyarakat parmalim, serta telah mencatat segala data dan informasi yang diperoleh dan ditemukan dari masyarakat, petinggi parmalim, dan para pemusik ritual pada saat meneliti di kampung Parmalim. Pada saat melakukan observasi partisipasi peneliti membangun rapport yang baik dengan informan dengan cara bergaul dengan baik, sering menjumpai informan, tinggal dengan informan dan tidak pernah menggurui informan jika peneliti sudah mengetahui sebagian dari informasi yang diperoleh sehingga untuk mendapatkan data yang konkrit peneliti tidak mengalami kesulitan. Dengan semua hal tersebut, maka pengamatan dan pemahaman yang muncul adalah berdasarkan cara pandang dari informan atau orang yang diteliti (emic view).
b. Metode Wawancara
Untuk memperoleh data yang tersirat dalam aktivitas masyarakat yang tidak terlihat oleh peneliti melalui metode observasi, maka peneliti menggunakan metode wawancara. Peneliti bertanya kepada informan dengan menanyakan bagaimana jalannya upacara, hal apa yang informan rasakan, serta hal-hal yang terkait dengan kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti. Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data dengan cara tanya jawab yaitu bertatap muka langsung dengan informan atau dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan penulis untuk memperoleh data yang pasti dan benar-benar fakta tanpa rekayasa.
Dengan cara ini peneliti telah memperoleh data yang lebih akurat. Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (depth interview). Burhan Bungin (2007:107) mengatakan metode wawancara
mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang erlatif lama. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan kelengkapan informasi mengenai fungsi sosial gondang hasapi pada ritual sipaha sada parmalim dari para informan yang akan diwawancarai. Adapun informan yang diwawancarai penulis diantaranya adalah ihutan , raja adat, pargonsi, masyarakat parmalim dan penilaian masyarakat awam terhadap gondang hasapi parmalim tersebut. Informan ini dipilih penulis karena merekalah yang memberikan data yang lebih mendalam dan akurat mengenai informasi yang diininkan oleh peneliti. Peneliti telah menyusun dan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara terhadap informan. Selain menggunakan pedoman wawancara, peneliti juga menggunakan alat perekam (record) untuk mengantisipasi kelupaan informasi yang telah diperoleh, dan menggunakan kamera sebagai bukti dan penguat data-data lapangan dengan cara membidik setiap adegan demi adegan yang diperankan oleh masyarakat parmalim pada saat jalannya upacara.
c. Studi Kepustakaan
Peneliti mendapatkan informasi yang telah dibaca dari buku-buku yang berkaitan dengan parmalim. untuk menambahi data, peneliti juga mendapatkan informasi dari internet serta lebih mudah mencatat hasil penelitian karena sudah direkam sebelumnya.
Untuk mendukung data primer maka penulis menggunakan juga data sekunder untuk mendukung hasil penelitian yang lebih bagus, pada penelitian ini data sekunder diperoleh melalui analisis data yang berkaitan dengan parmalim ataupun fungsi sosial reportoar gondang hasapi, berupa:
a) Studi kepustakaan, melalui buku-buku ilmiah atau jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian maka penulis akan memperoleh data yang akurat.
b) Dokumentasi, dengan menggunakan catatan-catatan yang ada di lokasi penelitian yaitu di kampung parmalim Huta Tinggi, Laguboti peneliti akan lebih mudah untuk menentukan hal apa yang akan di catat nantinya didalam hasil penelitiannya.
c) Rekaman lapangan: penulis akan merekam ketika penulis sedang wawancara dengan informan ataupun merekam proses jalannya upacara, baik dalam berupa audio maupun audio vidio yang dihasilkan selama proses penelitian berlangsung maka penulis akan mendapatkan data yang lebih kongkrit dan terpercaya.
d) Penulis akan menggunakan sumber online/internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik dan masalah penelitian untuk mempermudah penulisan skripsi.
d. Metode Deskripsi/Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti telah mendapatkan informasi-informasi terkait dengan fungsi sosial gondang hasapi dalam upacara ritual sipaha sada parmalim. fungsi sosial tersebut diantaranya adalah bagaimana gondang hasapi itu sendiri bagaikan garam yang melengkapi sayuran yang sedang dimasak.
Gondang hasapi mempunyai hak yang sama dengan jalannya ritual sipaha sada artinya tidak akan ada upacara ritual sipaha sada tanpa adanya gondang hasapi, begitu pula sebaliknya. Selain itu, gondang hasapi juga mempunyai fungsi untuk memper erat hubungan antara masyarakat parmalim, antara masyarakat parmalim dengan Tuhannya dan juga hubungan antara masyarakat parmalim dengan alam.
Dengan adanya gondang hasapi dalam upacara ritual sipaha sada maka akan semakin meneguhkan batin dan suasana yang tercipta dalam ritual tersebut.
Dalam metode penelitian ini penulis telah memperhatikan gambaran informasi-informasi yang diperoleh dari lapangan ataupun dari observasi yang dilakukan serta menganalisa hasil lapangan. Dalam mendeskripsikan data lapangan, penulis memperhatikan aspek historiografi atau penulisan. Penulis menginterprestasikan kebenaran teori dengan hasil lapangan. Selain itu, penulis telah menceritakan apa-apa saja yang dialami oleh penulis ketika proses pencarian dan pengumpulan data yang terjadi dilapangan. Penulis telah memperhatikan gambaran-gambaran umum maupun gambaran-gambaran khusus mengenai makna/fungsi sosial yang terkandung di dalam gondang hasapi pada ritual sipaha sada parmalim dengan sedetail mungkin dengan hasil yang diperoleh dari lapangan selama proses observasi.
Melalui beberapa cara penelitian yang sudah penulis paparkan, maka penulis telah mencatat informasi-informasi yang penting berupa catatan harian selama pengamatan,wawancara, deskripsi dan observasi. Kemudian catatan harian tersebut telah penulis rangkum kembali kedalam catatan lapangan menggunakan bantuan labtop, sehingga catatan lapangan tersebutlah yang menjadi acuan dan
sarana penulis dalam merampungkan skripsi mengenai fungsi sosial gondang hasapi pada ritual sipaha sada parmalim tersebut.