BAB I PENDAHULUAN
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Dari namanya penelitian tindakan kelas, sudah dapat dipahami isi yang ada di dalamnya, yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas.
Menurut Arikunto, (2010: 130), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Pengertian lain dikemukakan oleh Wibawa, seperti dikutip oleh Tukiran dan Dimyati
9
yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di
lapangan”.
Sedangkan menurut Sanford, seperti dikutip oleh Tukiran dan Dimyati (2013: 118) menyatakan bahwa, “penelitian tindakan kelas
merupakan suatu kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh, yang terdiri atas analisis, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan
evaluasi”.
Sama halnya dengan jenis penelitian lainnya, penelitian tindakan kelas juga mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sebagaimana dikemukakan oleh Sukardi, 2003 (dalam Dimyati, 2013: 130), bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja suatu lembaga pendidikan.
b. Mengembangkan rencana tindakan kelas guna meningkatkan kinerja yang sekarang sedang dan telah dilakukan.
c. Mewujudkan proses penelitian yang bermanfaat ganda baik bagi peneliti maupun bagi lembaga pendidikan yang diteliti.
d. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat yaitu peneliti, para subjek yang diteliti serta guru dan tenaga kependidikan yang lainnya.
e. Timbulnya budaya meneliti yang memiliki nilai ganda yakni sambil bekerja sambil melakukan penelitian dibidang pekerjaan yang ditekuni.
10
f. Timbulnya perubahan pada subjek yang diteliti karena dampak dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti sehingga bisa meningkatkan kualitas belajar siswa yang diteliti.
g. Diperolehnya pengalaman dan hasil penenlitian yang selanjutnya dapat digunakan sebagai rujukan dalam rangka meningkatkan kualias mengajar guru pada umunya serta peneliti pada khususnya.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan berkolaborasi antara guru kelompok A RA Bina Insan Fitria Salatiga dengan peneliti berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelompok A RA Bina Insan Fitria Ploso Randuacir Argomulyo Salatiga tahun pelajaran 2017/2018, yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Subjek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2018, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi, Jum’at 23Maret 2018. 2. Kegiatan siklus I, Kamis5 April 2018. 3. Kegiatan siklus II, Senin 9 April 2018.
11 4. Langkah-langkah Penelitian
Kemmis dan Mc Taggart, 1998 (dalam Kunandar, 2008:70)
mengemukakan bahwa, “penelitian tindakan kelas dilakukan melalui
proses yang dinamis dan komplementari, yang terdiri dari empat momentum esensial yaitu, penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Sejalan dengan pernyataan diatas, Arikunto, 2009 (dalam
Fadlillah, 2012: 124) juga mengemukakan bahwa, “ada empat tahapan
yang dilalui dalam melakukan penelitian tindakan kelas yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi”. Oleh
karena itu untuk dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, maka penulis melakukan langkah-langkah penelitian sebagaimana terdapat pada skema berikut:
Perencanaan SIKLUS I Pengamatan perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Refleksi Pelaksanaan ?
12
Skema1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Membuat skenario pembelajaran (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian) denganmenggunakan media flashcard. 2) Mempersiapkansumberbelajar yang relevan.
3) Menyusundaftarpertanyaanuntuktanyajawab.
4) Mempersiapkanperlengkapan yang
dibutuhkandalammenggunakan media flashcard.
5) Menyusunlembarpengamatanpembelajaranuntukpenilaiansiswa. 6) Menyusunlembarpengamatanaktifitas guru dalampembelajaran. 7) Menyusuntesformatifuntukanak.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuaidengan skenario pembelajaran yang tertulispada RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) dantahapperencanaan. Pelaksanaan pembelajaranterdiridaritiga kegiatan, yaitu, pendahuluan, inti, danpenutup.
13 c. Pengamatan
Pada tahap ini segala aktifitas siswa dalam pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran, aktivitas guru saat pembelajaran berlangsung, serta kondisi siswa fokus pada pembelajaran secara maksimal atau tidak.
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahap akhir dari siklus I ini, terdapatbeberapakegiatan di dalamya, yaitu:
1) Mencatathasilobservasidanpelaksanan pembelajaran. 2) Evaluasihasilpembelajaran.
Analisishasilpembelajaran. digunakan untuk memperbaikikelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga dapat dijadikan landasan perbaikan pada siklus II
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada sejumlah teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian, akan tetapi tidak semua teknik cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu, peneliti harus memilih teknik pengumpulan data yang tepat digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
14 a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data penelitian yang menggunakan metode tanya jawab antara peneliti dengan objek yang diteliti. Menurut Mulyana, 2004, (dalam Maslikhah, 2013: 321), wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajkan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sani dan Sudiran, (2016: 62), “wawancara adalah teknik memperoleh data dengan
cara mengajukan pertanyaan secara lisan dan memerlukan jawaban
lisan”.
Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti menyiapkan instrument wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.
b. Teknik Observasi
Sani dan Sudiran, (2016: 63), menyatakan bahwa, “observasi
adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti pencatatn secara cermat”.
Pengamat dapat ,mengobservasi guru dan siswa terkait proses belajar mengajar, aktivitas, dan interaksinya.
15
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung objek yang akan diteliti. Teknik ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya menggali dan mencari data melalui pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati proses pembelajaran, bagaimana cara guru mengajarkan berhitung pada anak dan juga alat peraga apa yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
c. Teknik Dokumentasi
Selain kedua teknik pengumpulan data diatas, teknik lain yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi. Dengan teknik ini, dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, seperti fortopolio dari hasil kegiatan belajar yang sudah dikerjakan oleh anak didik. Selain itu teknik dokumentasi bisa juga digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, data siswa, data guru dan lain-lain. Dokumentasi dapat digunakan sebagai penguat data, misalnya gambaran umum RA Bina Insan Fitria Salatiga, struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah, sarana dan fasilitas yang dimiliki, dan lain sebagainya.
16 d. Tes
Menurut Arikunto, (2010: 193), “tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan
menurut Kunandar, (2011: 186), “tes adalah sejumlah pertanyaan
yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam diriya.
Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian tindakan kelas pada umumnya salah satu hal yang diukur adalah hasil belajar siswa. Dan dalam mengukur hasil belajar siswa tersebut salah satunya dengan menggunakan instrumen tes.
Dalam hal ini peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan media
flashcard dalam upaya peningkatan kemampuan berhitung
permulaan, yang kemudian akan dianalisis dan diambil kesimpulannya.
17 6. Instrumen Penelitian
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
a. Lembar observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati aktifitas siswa secara langsung selama proses pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yang merupakan panduan bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran. c. Tes buatan peneliti yaitu berupa lembar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang disampaikan yakni mengenai materi berhitung permulaan.
d. Daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara, yang mana wawancara ini ditujukan kepada Kepala Sekolah dan juga guru kelas A RA Bina Insan Fitria Ploso Randuacir Argomulyo Salatiga, guna memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan juga untuk memperoleh pendapat dari guru tentang kemampuan berhitung permulaan siswa sebelum dan sesudah digunakan media flashcard dalam pembelajaran.
e. Dokumentasi, dalam hal ini dokumentasi yang peneliti butuhkan meliputi:
18
2) Foto alat permainan edukatif dan media pembelajaran yang dimiliki sekolah.
3) Foto gedung sekolah dan ruang kelas. 4) Data siswa, data guru, dan profil sekolah. 7. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses memilih, memilah, dan menggolongkan data yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada. Analisis data merupakan bagian penting dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kualitas dan hasil analisis data menentukan kebermaknaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Jika analisis dilakukan secara tepa, maka hasil penelitian akan memberikan gambaran yang objektif dari kondisi yang diteliti. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan.
Data dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Kedua jenis analisis data tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari keduanya. Menurut Miles dan Huberman, 1994, (dalam Sani dan Sudiran, 2016:
83), “analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahapan utama yaitu
reduksi data, display data, dan penarikan simpulan”.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:
19 a. Reduksi Data
Mereduksi berarti merangkum hal-hal pokok atau memfokuskan hal-hal yang penting. Menurut Sani dan sudiran,
(2016: 83), “proses reduksi data mencakup seleksi, menetapkan fokus, menyederhanakan, membuat abstraksi, dan melakukan transformasi data yang diperoleh selama observasi (misalnya pada
catatan lapangan)”.
Selama proses pengumpulan data peneliti harus melakukan reduksi data, yakni dengan menulis rangkuman, membuat kode, mengelompokkan data, membuat batasan, dan menulis memo.Tahap reduksi data ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan diteliti, dan mempermudah mencari data yang diperlukan.
b. Display Data
Tahapan analisis data yang dilakukan peneliti setelah tahap reduksi data adalah tahapan display data, yaitu memaparkan data. Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif dan bisa juga dalam bentuk tabel.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik setelah menggunakan media flashcard sebagai bentuk upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada siswa
20
kelompok A RA Bina Insan Fitria Ploso Randuacir kecamatan Argomulyo Salatiga.
Apabila pada penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut, yaitu penelitian ulang (siklus II). Apabila pada siklus II tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik maka penelitian dihentikan sampai pada siklus II, dan penelitian dinyatakan berhasil.
Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap. Berikut ini adalah tabel ketentuan pemberian nilai untuk menilai hasil belajar siswa:
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor/ Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan 1 Belum Berkembang (BB)
Jika anak mencoba, kurang tepat atau anak tidak mau mencoba.
2
Mulai Berkembang (MB)
Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman
21
3
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Jika anak bisa
melakukannya dengan mandiri dan konsisten tanpa harus dicontohkan guru
4
Berkembang Sangat Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa bantuan dan bisa membantu teman yang belum bisa
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan melalui beberapa tahap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2009 :101), yaitu:
1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan. 2) Menghitung presentase peningkatan kemampuan berhitung
anak.
Untuk menghitung presentase pencapaian kemampuan berhitung anak, rumusnya adalah sebagai berikut:
22
Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan
Persentase pencapaian anak = jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % jumlah skor maksimum
Kriteria Ketuntasan Minimum = jumlah skor minimum yang harus dicapai x 100 % jumlah skor maksimum
3) Membuat tabel perbandingan hasil pencapaian kemampuan berhitung permulaan anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), adapun rancangan tabelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Persentase Pencapaian Anak dengan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) No Nama Anak Persentase Pencapaian Anak Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Status Pencapaian Keterangan :
23
a) Persentase pencapaian anak, diperoleh dari perhitungan total skor yang dicapai anak dibagi dengan skor maksimum dikalikan 100%.
b) Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) diperoleh dari skor minimum yang harus dicapai anak dibagi skor maksimum dikalikan 100%. Sedangkan persentase keberhasilan penelitian ini adalah berdasarkan ketetapan dari pihak sekolah, yaitu sebesar 75% dari jumlah total siswa yang diteliti.
c) Status Pencapaian, diperoleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).Jika hasil persentase pencapaian anak< (kurang dari) nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maka status pencapaian yaitu “tidak tuntas”. Dan bila
persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maka status pencapaian yaitu “tuntas”.