• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.3 Metode Pengajaran

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai suatu tujuan, Djamarah (dalam Zain, 2010: 11). Pengajaran dapat diartikan sebagi praktik menularkan informasi untuk proses pembelajaran, Huda (2013:6). Metode pengajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Siregar (2010: 32). Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Bahri (dalam Siregar, 2010: 32) bahwa metode pengajaran sebagai cara yang digunakan guru sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal apabila seorang guru menggunakan metode pengajaran dengan tepat, Raharjo (2012: 56). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, dan tujuan akan tercapai apabila metode yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan begitu, dalam memilih metode pengajaran yang akan digunakan ketika mengajar di dalam kelas, guru harus mengetahui latar belakang kemampuan siswanya.

Dalam pendidikan inklusi, bentuk metode pengajaran yang digunakan guru di kelas meliputi, metode pengajaran langsung, metode pengajaran tidak langsung, scaffolding, dan latihan mandiri, Rosenshine dan Stevens (dalam Friend 2015: 202). Berikut ini berbagai bentuk metode yang digunakan dalam pendidikan inklusi:

1. Metode Pengajaran Langsung

Siswa akan lebih siap untuk mempelajari keterampilan dan pokok bahasan ketika materi tersebut disampaikan secara sistematis dan eksplisit melalui metode pengajaran langsung, Rosenshine dan Stevens (dalam Friend 1986: 202). Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher center. Model pengajaran ini merupakan model yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan, Majid (2013: 11). Dalam metode ini di dalamnya termasuk metode ceramah, praktek, latihan dan demonstrasi. Menurut Arends (dalam Trianto 2009:41) model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang betahap. Berikut beberapa elemen kuncinya:

20

Aspek dari pengajaran langsung ini termasuk menetapkan kegiatan rutinitas untuk memeriksa pekerjaan rumah serta mengulas kembali keterampilam prasyarat dan pengajaran yang sebelumnya.

b. Menampilkan muatan atau keterampilan baru. Para guru memulai pelajaran dengan pernyataan pendek mengenai gambaran ringkas mengenai apa yang akan dipelajari. Materi disampaikan dengan langkah kecil, misalnya demonstrasi atau menggunakan ilustrasi dan contoh konkret. Pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus selain berfungsi selektif, edukatif, rekreatif dan terapi juga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan kelak. Selektif yaitu untuk mengarahkan minat, bakat serta keterampilan. Edukatif berarti membimbing anak untuk berpikir logis, berperasaan halus dan kemampuan untuk bekerja. Rekreatif adalah kegiatan yang dipergagakan sangat menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus. Terapi yaitu aktivitas keterampilan yang diberikan dapat menjadi salah satu sarana habilitasi akibat kelainan atau ketunaan yang disandangnya.

c.Menyediakan latihan dengan bimbingan (dan memeriksa pemahaman siswa). Cara guru membimbing yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang berkaitan dengan keterampilan baru. Respon siswa tidak hanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih namun juga memungkinkan kita untuk memantau sejauh mana pengetahuan siswa.

d. Memberikan umpan balik dan koreksi serta mengajari ulang. Ketika siswa menjawab dengan percaya diri dan jawaban benar, maka guru wajib memberikan pengakuan singkat dari jawaban siswa misalnya dengan “Ya, itu benar”. Apabila siswa menjawab dengan ragu-ragu, guru bisa memberikan pengakuan singkat, misalnya “Ya, Aris itu benar karena……”. Apabila jawaban siswa masih salah atau kurang tepat, maka guru wajib memberikan umpan balik dengan membenarkan jawaban siswa.

e.Menyediakan latihan mandiri. Siswa-siswi diberikan tugas latihan mandiri yang berkaitan langsung dengan keterampilan yang diajarkan sampai siswa bisa menjawab dengan benar.

f.Sering-sering mengulas kembali. Memberikan ulasan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pekerjaan rumah dan ulangan. Materi yang terlewatkan dalam pekerjaan rumah atau ulangan bisa diajarkan kembali.

2. Metode Pengajaran Tidak Langsung

Metode pengajaran langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi dan penyelidikan. Borich menyebutkan tipe pengajaran ini sering disebut sebagai konstruktivis karena adanya keyakinan bahwa siswa-siswi mampu membangun pengertian mereka sendiri, dan dari sebagian kasus tanpa pengajaran eksplisit dari guru (dalam Knight, 2002). Jarolimek menyebutkan metode

22

pengajaran tidak langsung paling umum disebut dengan pengajaran inkuiri, atau pengajaran penemuan (dalam Maroney: 2003). Peran guru dalam pendekatan inkuiri sebagai fasilitator yang membimbing penyelidikan siswa dengan membantu mengidentifikasi persoalan kemudian menemukan solusi dari permasalahan yang ditemukan siswa. Dalam pembelajaran tidak langsung guru merancang lingkungan belajar, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dan guru memberikan umpan balik ketika siswa melakukan inkuiri. Metode pengajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan pengajaran non cetak maupun cetak serta sumber-sumber lain.

3. Latihan Siswa Mandiri

Dalam metode pengajaran latihan mandiri ini memberikan kesempatan kepada siswa supaya mandiri. Latihan yang diberikan untuk siswa bersifat individual sehingga memungkinkan siswa bekerja secara mandiri. Penggunaan model pengajaran ini bertujuan untuk membangun inisiatif dari masing-masing siswa secara individu, kemandirian serta peningkatan diri. Selain itu, pemberian tugas juga harus spesifik dan tersistem, harus berkaitan dengan objek sasarannya. Dengan memberikan latihan yang tersistem sangat membantu anak berkebutuhan khusus supaya dapat menguasai keterampilan akademis. Bentuk latihan lain yang dapat membantu siswa, yaitu dengan memberikan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah memiliki efek positif terhadap prestasi siswa.

4. Scaffolding

Scaffolding merupakan “bentuk dukungan yang disediakan oleh guru (atau siswa lain) untuk membantu siswa menjembatani jarak antara kemampuan mereka yang sekarang dengan target yang dituju”, Rosenshine & Stevens (dalam Friend 1992: 2). Dukungan yang diberikan ini meliputi strategi pengajaran tersistematis. Sebelum menggunakan scaffolding, mula-mula guru mencari tahu jika siswa-siswinya memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan untuk mempelajari keterampilan yang akan diajarkan.

a. Memberikan strategi kognitif yang baru. Guru memperkenalkan strategi yang konkret. Pertama-tama guru memperkenalkan strategi pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah, mengajukan hipotesis untuk menjelaskan masalah, mengumpulkan data untuk mengevaluasi hipotesis, mengevaluasi bukti, dan membuat kesimpulan.

b. Mengatur tingkat kesulitan selama latihan terbimbing. Pada tahap ini, siswa mulai melatih strategi baru dengan materi pelajaran yang sudah disederhanakan sehingga mudah untuk mempelajarinya.

c. Menyediakan konteks yang beraneka ragam untuk latihan siswa. Proses pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas, melainkan bisa di luar kelas atau dibuat kelompok kooperatif sehingga masing-masing siswa dapat membantu teman lain yang belum paham.

Dokumen terkait