• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Pembahasan

Dari hasil olah data diketahui bahwa guru-guru di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Bantul menggunakan metode pengajaran tidak langsung (38.81%). Dalam penelitian ini, metode pengajaran tidak langsung memiliki presentase penggunaan metode paling banyak. Metode pengajaran langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa

19.74%

39.81% 20.01%

20.37%

Grafik Penggunaan Bentuk Metode Pengajaran

di Sekolah Inklusi se-Kabupaten Bantul

Metode Pengajaran Langsung (19.74%)

Metode Pengajaran Tak Langsung (39.81%) Latihan Mandiri (20.01%)

66

yang tinggi dalam melakukan observasi dan penyelidikan. Metode pengajaran tak langsung sering disebut sebagai konstruktivis karena adanya keyakinan bahwa siswa-siswi mampu membangun pengertiannya secara mandiri. Metode pengajaran tidak langsung paling umum disebut dengan pengajaran inkuiri, atau pengajaran penemuan. Guru perlu menguasai metode pengajaran tidak langsung karena membantu siswa dalam membangun pengetahuannya dengan melakukan penemuan (inkuiri), sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator. Meskipun di Kabupaten Bantul, metode pengajaran langsung menempati presentase penggunaan metode paling tinggi, namun masih ada guru yang belum menerapkan pembelajaran tak langsung di sekolah.

Metode pengajaran yang khas dari sekolah inklusi yaitu scaffolding. Scaffolding merupakan bentuk dukungan yang disediakan oleh guru untuk membantu siswa menjembatani jarak antara kemampuan mereka yang sekarang dengan target yang dituju. Karakteristik anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Bantul adalah slow learner, hiperaktif, disleksia, disgrafia, diskalkulia, dan tuna netra. Oleh karena itu, metode scaffolding yang bisa diberikan guru misalnya:

a. Bagi siswa slow learner, diberikan dukungan dengan cara memberikan waktu yang lebih lama dalam pengerjaan tugas yang

diberikan oleh guru. Pemberian waktu dari hari ke hari perlu dipersingkat agar anak slow learner dapat dilihat perkembangannya dalam mengerjakan tugas sepersi siswa lain. b. Bagi siswa hiperaktif, dapat diberikan dukungan dengan

menggunakan metode pembelajaran seperti games, karena anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Selain itu guru mengajak anak melakukan berbagai aktivitas yang mendukung proses pembelajarannya.

c. Bagi siswa disleksia, diberikan dukungan dengan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan penglihatan. Pembelajaran melibatkan penglihatan misalnya dengan tulisan bergambar yang memudahkan siswa untuk mengingatnya. Pembelajaran dengan pendengaran misalnyua mengulang kata dengan lafal yang jelas supaya siswa dapat menangkapnya.

d. Bagi siswa disgrafia, dapat diberikan dukungan yang mengajak anak fokus pada pengajaran menulis. Langkah pertama yaitu diajarkan tentang cara memegang alat tulis dengan benar. Selanjutnya, siswa diajak untuk mengeja huruf sebagai permulaan, apabila siswa bisa memahami selanjutnya menyalin huruf pada buku tugas siswa.

68

e. Bagi siswa diskalkulia, dukungan dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan pola berulang. Sebaiknya guru mengurangi soal dengan model cerita.

f. Bagi siswa tuna netra, diberikan dukungan dengan memanfaatkan anggota tubuh lain untuk belajar, misalnya melakukan kegiatan dasar seperti meraba berbagai benda yang ada di sekitar, menggunakan indra pendengaran untuk mengenali suara orang atau bunyi-bunyian, indra pengecap untuk mengenali rasa, dan indra penciuman untuk mengenali bau-bau yang ada di sekitarnya.

69

BAB V PENUTUP

Bab V dalam penelitian ini, peneliti menguraikan tiga hal. dua hal yang diuraikan dalam bagian penutup adalah kesimpulan, kertebatasn penelitian, dan saran.

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sekolah inklusi se Kabupaten Bantul dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Batul menggunakan semua bentuk metode pengajaran, yaitu metode pengajaran langsung, metode pengajaran tak langsung, latihan mandiri dan scaffolding. b. Metode pengajaran tak langsung 38.81%, scaffolding 20.37%,

latihan mandiri 20.01% dan metode pengajaran langsung 19.74%. Jadi, di Kabupaten Bantul presentase penggunaan bentul metode pengajaran yang paling sering adalah metode pengajaran tak langsung.

5.2Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini terbatas pada metode pengajaran, padahal dalam proses pendidikan ada banyak hal yang menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan, antara lain, kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, media pembelajaran, dan lain-lain.

70

b. Peneliti hanya mampu menyusun kuesioner dengan jawaban tertutup karena penelitian ini sebagai survey penelitian awal yang mana di PGSD belum ada penelitian sebelumnya.

c. Instrumen yang peneliti kembangkan merupakan sebuah penelitian awal sehingga instrumen yang dikembangkan belum mencakup keseluruhan metode pengajaran secara maksimal. d. Sampel dalam penelitian ini belum mencapai jumlah minimal

sebuah penelitian, karena dari 43 sekolah dasar inklusi hanya 7 sekolah dasar inklusi yang menjadi sampel.

5.3Saran

Saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk penelitian selanjutnya, perlu menyusun instrumen yang mencakup seluruh metode pengajaran untuk memperoleh data yang lebih akurat.

b. Bagi peneliti selanjutnya, lebih baik untuk dapat membuat pernyataan secara terbuka sehingga data yang didapatkan bervariasi.

c. Untuk penelitian selanjutnya, supaya memperhitungkan jumlah minimal dalam pengambilan sampel penelitian.

71

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin. 2001. Kerajinan gerabah di kabupaten bantul. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Asiyah, Dewi. 2015. Dampak pola pembelajaran sekolah inklusi terhadap anak berkebutuhan khusus. Jurnal Gema Wiralodra Vol VII No.1 Juni 2015. Cirebon: Universitas Nahdlatul Ulama.

Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan seks anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Gava Media.

Efendi, Mohammad. 2005. Pengantar pedagogik anak berkebutuhan. Jakarta: Bumi Aksara.

Friend, Marilyn. 2015. Menuju pendidikan inklusi panduan praktis untuk mengajar edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gunawan. 2014. Survei pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif sekolah dasar luar biasa se-kabupaten gunung kidul. Skripsi. Semarang: FIK Universitas Negeri Semarang.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi research jilid 2.Yogyakarta: Andi.

Hallan, Daniel P. 2001. Exceptional Ccildren: introduction to special education. USA: Prentice-Hall International.

Hallahan, P Daniel, dkk. 2009. Exceptional learners: an introduction to special education. Boston: Pearson Education Inc.

Hasan, Alwi. 2002. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Pendidikan inklusif konsep dan aplikasinya. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media.

Karim, Asrul. 2011. Penerapan metode penemuan dalam pembelajaran untuk meningkatkan konsep dan kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Skripsi. Aceh: PGSD FKIP Universitas Almuslimin.

Kirk & JJ. Gallager. 2000. Educating exceptional children. USA: Houghton Miffin Company.

72

Kustawan, Dedy. 2012. Pendidikan inklusif dan upaya implementasinya. Jakata: PT. Luxima Metro Medi.

Lina, Rina Dewi. 2003. Hemat bisa miskin, boros bisa kaya. Jakarta: Penebar Plus.

Majid, Abdul. 2013. Strategi pembelajaran. Bandung: Rosda.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ngainun, Naim. 2009. Menjadi guru inklusif. Yogyakarta: Pustaka Pustaka. Nuryati. Lusi. 2008. Psikologi anak. Jakarta: Indeks.

Rahajo, M. 2012. Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Samana. 1992. Sistem pengajaran prosedur pengembangan sistem

instruksional (PPSI) dan pertimbangan metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius.

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif. Bandung: Graha Ilmu.

Sinurat, dkk. 1989. Survei kebutuhan siswa di SMA katolik di DIY. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Siregar, E. 2010. Teori belajar dan pembelajarannya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Subini, Nini. 2014. Pengembangan pendidikan inklusi berbasis potensi. Yogyakarta: Redaksi Maxima.

Sunarso. 1997 Jilid 4 No.1. Hambatan yang dihadapi guru SD dalam kenaikan pangkat dan angka kredit.

Suparno, Paul. 2004. Teori intelegensi ganda dan aplikasi di sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Suyoto, 2012. Manajemen Sekolah: Mengelola lembaga pendidikan secara mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Smith, David. 2012. Sekolah inklusi konsep dan penerapan pembelajaran. Bandung: Nuansa Cendekia.

Wiyani, Novan Ardy. 2014. Buku ajar penanganan anak usia dini berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Wiyono, Gendro. 2011. Merancang penelitian bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & smart PLS 2.0. Yogyakarta: STIM YKPN Yogyakarta. Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

74

Lusia Eka Ristanti adalah nama penulis dalam penelitian ini. Peneliti lahir dari orang tua Ferdinandus Sudaris dan Margareta Lutini sebagai anak tunggal. Peneliti lahir di Magelang pada 27 Februari 1995. Peneliti menempuh pendidikan dimulai dari SD Negeri Wates (lulus tahun 2006), melanjutkan ke SMP Kanisius Sumber (lulus tahun 2009), SMA Marsudirini Muntilan (lulus tahun 2012), hingga akhirnya menempuh masa kuliah di Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma (lulus 2016).

Peneliti pernah mengikuti berbagai macam acara baik dalam lingkup universitas maupun prodi, yaitu:

1. Inisiasi Sanata Dharma 2. Inisiasiasi Fakultas 3. Inisiasi Prodi

4. Kursus Mahir Dasar (KMD) 5. Weekend Moral

6. PPKM I dan PPKM II

Selain itu, peneliti juga mengikuti seminar yang diadakan universitas maupun prodi, diantaranya Mental Healt in Children: Theory and Research dan seminar Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge.

Dengan motivasi dan usaha yang tinggi, penulis telah menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumber belajar demi mengingkatkan pendidikan inklusi.

Akhir kata, penulis mengucapkan rasa syukur atas terselesaikannya penelitian yang berjudul “Metode Pengajaran yang Digunakan Guru di Sekolah Dasar Inklusi di Kabupaten Bantul”.

1

Dokumen terkait