• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak antara 08014‟- 09000 Lintang Selatan dan 120020‟ - 120055‟ Bujur Timur dengan batas wilayah geografis: 1) sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, 2) sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu, 3) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngada dan 4) sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai. Kabupaten Manggarai Timur meliputi enam Kecamatan setelah pemekaran tahun 2007 yaitu Kecamatan Borong (ibukota kabupaten), Kota Komba, Elar, Sambi Rampas, Poco Ranaka dan Lamba Leda.

Pada tahun 2013, wilayah Kabupaten Manggarai Timur dimekarkan menjadi sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Borong, Ranamese (pemekaran dari Kecamatan Borong), Kota Komba, Elar, Elar Selatan (pemekaran dari Kecamatan Elar), Sambi Rampas, Poco Ranaka, Poco Ranaka Timur (pemekaran dari Kecamatan Poco Ranaka) dan Lamba Leda. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi penyusunan proposal, pengumpulan dan analisis data serta penyusunan draft tesis dilaksanakan pada bulan April hingga bulan November 2014. Sebagai akibat dari masa transisi pemekaran kecamatan tersebut, data-data yang tersedia selama proses penelitian berlangsung mayoritas masih ditampilkan dalam enam kecamatan, sehingga dalam analisis lebih banyak digunakan data enam kecamatan sebelum pemekaran.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi visual. Data sekunder meliputi citra Landsat Kabupaten Manggarai Timur tahun 2013 yang bersumber dari situs http://glovis.usgs.gov/; peta administrasi Kabupaten Manggarai Timur yang berasal dari Badan Informasi Geospasial; peta tutupan/penggunaan lahan Kabupaten Manggarai Timur tahun 2012 yang berasal dari Bappeda Kabupaten Manggarai Timur; peta tanah yang diperoleh dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBLSLP); data landsystem; data Kabupaten Manggarai Timur dalam angka tahun 2014 serta data jumlah dan akses terhadap fasilitas (data potensi desa) tahun 2012 yang berasal

27 dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Timur; tabel input output Provinsi NTT tahun 2006 yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur dan sumber tertulis lain yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji seperti buku, artikel, jurnal dan surat kabar. Peta administrasi Kabupaten Manggarai Timur tertera dalam Gambar 2.

28

Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak (software) meliputi aplikasi Microsoft office word dan excel 2010, ArcGIS v.10, GAMS v.22.2 dan input-ouput analysis for practitioners v.1.0.1. Perangkat keras (hardware) meliputi seperangkat laptop, kamera digital, tape recorder, printer dan peralatan menulis.

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1) Studi kepustakaan untuk menelaah dan menganalisis literatur berupa data statistik, buku-buku, peta, artikel dan jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

2) Wawancara dengan beberapa narasumber (stakeholder) dari instansi/lembaga dan tokoh masyarakat. Penentuan narasumber menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik judgement (purpossive) sampling. Adapun pertimbangan narasumber yang dipilih merupakan pihak yang memahami dan berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah Kabupaten Manggarai Timur. Sampling nonprobabilitas atau sampling pertimbangan yaitu penentuan sampel yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan bahwa narasumber yang dipilih ahli dalam hal yang diteliti.

2) Kunjungan lapangan dan observasi hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis data terdiri atas empat metode. Pertama, analisis input-output yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi unggulan ekonomi Kabupaten Manggarai Timur. Metode ini dipadu dengan analisis location quotient, localization index, specialization index dan shift share untuk mengetahui potensi komoditi unggulan pertanian Kabupaten Manggarai Timur. Kedua, analisis kemampuan lahan untuk mengetahui kemampuan lahan Kabupaten Manggarai Timur berdasarkan jenis pembatas/kendala yang ada. Ketiga, analisis skalogram untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah Kecamatan berdasarkan kuantitas dan akses terhadap fasilitas yang ada di Kabupaten Manggarai Timur. Keempat, arahan pengembangan wilayah berdasarkan sistesis tiga output analisis sebelumnya.

Identifikasi Potensi Unggulan

Dalam mengidentifikasi sektor yang menjadi potensi unggulan daerah Kabupaten Manggarai Timur digunakan analisis input output. Data yang digunakan adalah tabel transaksi input-output Provinsi NTT atas dasar harga produsen tahun 2006. Tabel input-output Provinsi NTT tahun 2006 merupakan tabel input-output tahun terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi NTT saat penelitian

29 berlangsung. Penggunaan tabel input-ouput atas dasar harga produsen menggambar- kan nilai transaksi barang dan jasa antarsektor ekonomi di mana unsur margin perdagangan dan biaya pengangkutan telah dipisahkan sebagai input yang dibeli dari sektor perdagangan dan pengangkutan.

Daryanto (2006) menjelaskan meskipun penyusunan tabel input output disadari begitu penting, namun karena kendala sumber daya manusia, waktu dan biaya menyebabkan pembuatan tabel ini melalui survei di setiap daerah tidak dapat dilakukan setiap saat. Mengingat begitu sulitnya pembuatan input output regional melalui survei, akhirnya banyak daerah hanya bisa menyusun tabel input output dalam selang waktu yang sangat panjang seperti 5 tahun sekali, 10 tahun, 15 tahun bahkan ada yang hanya mampu membuatnya satu kali saja selama ini dan banyak daerah pula yang belum pernah menyusunnya. Pembuatan input output regional dengan selang waktu yang panjang ini sebenarnya kurang baik dijadikan dasar perencanaan pembangunan jangka pendek, terlebih lagi jangka panjang karena kekuatan analisisnya sudah menurun dan jika digunakan kembali pasti akan terjadi bias yang cukup besar karena harus menganggap tidak terjadi perubahan teknologi selama selang waktu tersebut, padahal dalam kondisi nyata tidaklah demikian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat digunakan beberapa metode nonsurvei untuk melakukan updating (pemutakhiran) maupun menyusun matriks input output regional yang baru. Metode ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan proses pembuatannya juga tidak lama karena studi yang dilakukan bersifat parsial.

Tabel 5 Sektor-sektor perekonomian Kabupaten Manggarai Timur tahun 2013

Kode Sektor Kode Sektor

1 Tanaman bahan makanan 12 Restoran

2 Tanaman perkebunan 13 Angkutan darat

3 Peternakan dan hasil-hasilnya 14 Angkutan air

4 Kehutanan 15 Komunikasi

5 Perikanan 16 Bank dan lembaga keuangan lain

6 Pertambangan dan penggalian nonmigas 17 Sewa bangunan dan jasa perusahaan

7 Industri pengolahan 18

20

Pemerintahan

8 Listrik dan air bersih 19 Jasa sosial kemasyarakatan

9 Bangunan/konstruksi 20 Jasa hiburan dan rekreasi

10 Perdagangan 21 Jasa perorangan, rumah tangga dan

lainnya

11 Perhotelan

Sumber: BPS Manggarai Timur (2014)

Metode nonsurvei yang digunakan dalam analisis input output Kabupaten Manggarai Timur adalah metode RAS dengan memanfaatkan metode matematik dan data statistik PDRB Kabupaten tahun 2013. Data PDRB dipegang sebagai suatu data kontrol, kemudian dengan menggunakan prinsip distribusi sektoral dapat diperoleh tabel input output baru pada tahun 2013 yang sesuai dengan tahun PDRB tersebut. Asumsi yang digunakan yaitu sejauh mana Kabupaten Manggarai Timur dapat mengadopsi perubahan-perubahan ekonomi struktural yang terjadi karena dinamisnya masyarakat dan teknologi daerah tersebut atau secara alamiah terjadi perubahan sumberdaya alam yang mempengaruhi perekonomian daerah tersebut. Selain itu, terdapat kemiripan struktur ekonomi antara Kabupaten

30

Manggarai Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai induknya. Metode RAS ini dibantu oleh aplikasi Microsoft Excel 2010, GAMS v.22.2 dan Input-output Analysis for Practitioners (IOAP) v.1.0.1. Adapun tahapan metode RAS ditampilkan dalam Gambar 3 berikut.

Gambar 3 Tahapan metode RAS

Secara matematis, persamaan analisis input output yang digunakan sebagai berikut (Rustiadi et al. 2009):

di mana, aij merupakan rasio antara banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j (xij) terhadap total input sektor j (Xj), disebut koefisien input. Beberapa parameter teknis dalam analisis input-output:

1. Kaitan langsung ke belakang (direct backward linkage/Bj)

Efek permintaan suatu sektor terhadap perubahan tingkat produksi sektor- sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung, yaitu dengan menjumlahkan tiap kolom aij di tiap kolom j.

Untuk melihat perbandingan dengan sektor lain, terdapat ukuran normalized Bj* yaitu rasio antar kaitan langsung ke belakang sektor j (direct backward linkage sektor j) dengan rata-rata backward linkage sektor-sektor lainnya.

Nilai Bj* > 1 menunjukkan bahwa sektor j memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain dalam memenuhi derived demand (turunan permintaan) yang ditimbulkan oleh sektor ini.

2. Kaitan langsung ke depan (direct forward linkage/Fi)

Banyaknya output suatu sektor yang dipakai oleh sektor-sektor lain

Tabel input output

Provinsi NTT 2006 (55 x 55)

Agregasi Sektor

Matriks koefisien tabel input

output Provinsi NTT 2013

(23 x 23)

Metode RAS

Tabel input-outputKabupaten

Manggarai Timur 2013 (21 x 21) Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2013

Konversi data PDRB menjadi total input (2013)

berdasarkan proporsi data PDRB dan total input

Provinsi NTT tahun 2013

31 Normalized Fi atau Fi* dirumuskan sebagai berikut:

3. Kaitan ke belakang langsung dan tidak langsung (indirect backward linkage/BLj) yang menunjukkan pengaruh tidak langsung dari kenaikan permintaan akhir satu unit sektor tertentu (j) yang dapat meningkatkan total output seluruh sektor perekonomian.

bij adalah elemen-elemen matriks B atau (I – A)-1 yang merupakan invers matriks Leontief. Adapun indeks daya penyebaran (backward power of dispersion/βj) menunjukkan kekuatan relatif permintaan akhir suatu sektor dalam mendorong pertumbuhan produksi total seluruh sektor perekonomian.

Jika βj > 1, secara relatif permintaan akhir sektor j dalam merangsang pertumbuhan produksi lebih besar dari rata-rata.

4. Kaitan ke depan langsung dan tidak langsung/indirect forward linkage (FLi) Peranan suatu sektor (i) dapat memenuhi permintaan akhir dari seluruh sektor perekonomian.

Bila permintaan akhir tiap sektor perekonomian meningkat 1 unit (permintaan akhir seluruh sektor perekonomian adalah n unit), sektor i menyumbang pemenuhannya sebesar FLi. Indeks daya kepekaan/forward power of dispersion (αi) menunjukkan sumbangan relatif suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir keseluruhan sektor perekonomian.

Jika αi > 1, sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang strategis karena secara relatif dapat memenuhi permintaan akhir di atas kemampuan rata-rata. 5. Multiplier adalah koefisien yang menyatakan kelipatan dampak langsung dan

tidak langsung dari meningkatnya permintaan akhir suatu sektor sebesar satu unit terhadap aspek-aspek tertentu ekonomi suatu wilayah.

a Output multiplier adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap total output seluruh sektor;

b Income multiplier adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga secara keseluruhan.

Vj = Wj + Tj

Di mana Vj adalah input primer sektor j, Wj adalah pendapatan rumah tangga (income) sektor j dan Tj adalah pendapatan perusahaan sektor j.

32

Koefisien income adalah = Wj/Xi; sehingga income multiplier W = x, di mana W adalah matriks income, adalah matriks diagonal koefisien income dan X adalah matriks output,

c Employment multiplier adalah dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan kesempatan kerja.

Di mana adalah koefisien tenaga kerja sektor i, adalah jumlah tenaga kerja di sektor I dan adalah output sektor I, sehingga , di mana L adalah matriks jumlah tenaga kerja, adalah matriks diagonal koefisien tenaga kerja dan X adalah matriks output. Matriks L akan merinci dampak penyerapan kerja akibat pengaruh setiap komponen permintaan akhir (konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, stok dan impor). d. Total value added multiplier atau pengganda PDRB adalah dampak

meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan PDRB. Dalam tabel input-output, diasumsikan nilai tambah bruto (NTB) atau PDRB berhubungan dengan output secara linear yang dapat diasumsikan dengan persamaan berikut.

Keterangan : V = matriks NTB

= matriks diagonal koefisien NTB X = matriks output, X = . Karena

=

=

=

=

=

Analisis LQ, LI, SI dan SSA

Selain analisis input-output, juga digunakan analisis location quotient (LQ), localization index (LI), specialization index (SI) dan shift share analysis (SSA) untuk mengidentifikasi komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Manggarai Timur. Analisis LQ, LI dan SI digunakan untuk mengetahui pemusatan suatu komoditi di suatu wilayah dalam cakupan wilayah Kabupaten Manggarai Timur (keunggulan komparatif), sedangkan SSA digunakan untuk melihat tingkat keunggulan kompetitif (competitiveness) wilayah Kabupaten Manggarai Timur berdasarkan komoditi lokal di setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur. Dalam analisis ini, variabel yang digunakan adalah luas panen setiap komoditi pertanian dalam satuan hektar. Berdasarkan lamanya masa panen, komoditi pertanian dibedakan menjadi dua yaitu tanaman semusim dan tanaman perkebunan. Data luas panen yang digunakan adalah data pada tahun 2009 dan tahun 2013 sebagai perbandingan. Rumus matematika dari analisis LQ, LI, SI dan SSA ditampilkan sebagai berikut:

33

Keterangan:

Xij = Nilai produksi komoditi j di wilayah kecamatan i Xi = Nilai total produksi komoditi j di wilayah kecamatan i

Xj = Nilai produksi komoditi j di wilayah Kabupaten Manggarai Timur X.. = Nilai total produksi komoditi di wilayah Kabupaten Manggarai Timur Interpretasi nilai Location Quotient (LQ):

0 = aktifitas tidak berkembang

1 = perkembangan komoditi i sama dengan rataan seluruh unit wilayah kecamatan j

<1 = perkembangan komoditi di bawah rataan seluruh unit wilayah kecamatan j (bukan unggulan)

>1 = perkembangan komoditi lebih tinggi dari rataan seluruh unit wilayah kecamatan j atau indikasi adanya pemusatan aktifitas di unit wilayah kecamatan j (unggulan)

Interpretasi nilai Localization Index (LI):

~ 0 = perkembangan komoditi i bersifat indifferent, tidak ada perbedaan tingkat performa untuk dikembangkan di seluruh lokasi kecamatan j ~ 1 = ada indikasi terjadi pemusatan komoditi i di salah satu unit wilayah

kecamatan j

Interpretasi nilai Specialization Index (SI):

~ 0 = kecenderungan unit wilayah Kecamatan j tidak memiliki komoditi khas ~ 1 = ada indikasi unit wilayah kecamatan j memiliki komoditi khas

Rumus umum dari persamaan Shift Share Analysis (SSA) sebagai berikut:

a b c

Keterangan:

a = komponen regional share (kontribusi pergeseran total seluruh komoditi di total wilayah Kabupaten Manggarai Timur)

b = komponen proportional shift (pergeseran total komoditi i di wilayah Kabupaten Manggarai Timur)

c = komponen differential shift (pergeseran suatu komoditi unggulan di wilayah kecamatan j)

X.. = total produksi seluruh komoditi di Kabupaten Manggarai Timur

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

SSA

t i t i t ij t ij t t t i t i t t ) 0 ( ) 1 ( ) 0 ( ) 1 ( ) 0 ( ) 1 ( ) 0 ( ) 1 ( ) 0 ( ) 1 (

..

..

..

..

1

X

X

X

X

LQ

J I IJ IJ .. . . / / P j j i ij i

X

X

X

X

SI

1 .. . 2 1 n I i j ij J

X

X

X

X

LI

1 .. . . 2 1

34

X.i = jumlah produksi komoditi i di Kabupaten Manggarai Timur Xij = jumlah produksi komoditi i dalam unit wilayah kecamatan j

t1 = tahun 2013 t0 = tahun 2009

Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting dan Kemampuan Lahan

Sebelum menganalisis kemampuan lahan, terlebih dahulu mengidentifikasi penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Manggarai Timur yang mengacu pada peta tutupan/penggunaan lahan tahun 2012 yang bersumber dari Bappeda Kabupaten Manggarai Timur. Tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Manggarai Timur terdiri atas delapan jenis yaitu hutan, hutan bakau, kebun campuran, padang rumput, pemukiman, semak belukar, tanah ladang dan rawa.

Definisi dari setiap tutupan/penggunaan lahan sebagai berikut: 1) hutan adalah suatu areal luas yang dipenuhi pepohonan yang rapat, termasuk di dalamnya tumbuhan kecil seperti lumut, beraneka ragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai habitatnya; 2) hutan bakau adalah ekosistem kompleks yang terdiri atas flora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut serta berperan dalam melindungi garis pantaidari erosi, gelombang laut dan angin topan; 3) kebun campuran adalah salah satu sistem agroforestri yang terdiri dari beragam jenis pohon dan tanaman semusim yang menciptakan suatu konfigurasi tajuk yang berlapis-lapis dan membentuk suatu ekosistem yang efisien dalam pemanfaatan ruang, unsur hara dan air; 4) padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek akibat rendahnya curah hujan dan biasanya terletak pada ketinggian sekitar 900-4000m di atas permukaan laut; 5) pemukiman adalah kawasan yaang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja yang terbatas untuk mendukung perikehidupan manusia; 6) semak belukar adalah tumbuhan perdu yang mempunyai kayu-kayuan kecil dan rendah; 7) tanah ladang adalah tanah yang diusahakan dan ditanami tanaman seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya yang pengairanya bergantung pada hujan; 8) rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.

Setelah diketahui jenis tutupan/penggunaan lahan di Kabupaten Manggarai Timur, dilakukan analisis kemampuan lahan berdasarkan faktor pembatas terbesar yang ada di wilayah Kabupaten. Analisis kemampuan lahan dilakukan melalui proses tumpang tindih (overlay) enam peta tematik yaitu peta lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, drainase, batuan dan salinitas dengan bantuan software ArcGIS v.10 sehingga diperoleh wilayah-wilayah homogen dengan 6 atribut kemampuan lahan. Kelas kemampuan lahan ditetapkan dengan mencocok kan atribut dari wilayah-wilayah homogen ini dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan. Langkah terakhir adalah melakukan proses tumpang tindih antara peta tutupan/penggunaan lahan dan peta kelas kemampuan lahan untuk memperoleh peta kemampuan lahan berdasarkan tutupan/penggunaan lahan Kabupaten Manggarai Timur. Keenam peta tematik tesebut diatas bersumber dari data landsystem Kabupaten Manggarai Timur (Bappeda Kabupaten Manggarai Timur).

35 Evaluasi Tingkat Perkembangan Wilayah

Evaluasi tingkat perkembangan wilayah dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah fasilitas dan akses (jarak) menuju fasilitas pelayanan umum terdekat pada setiap kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur sehingga dapat ditentukan hirarki wilayah kecamatan. Analisis ini menggunaka metode skalogram. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui pusat pelayanan berdasarkan fasilitas dan akses (jarak) menuju fasilitas pelayanan umum terdekat di Kabupaten Manggarai Timur. Asumsi yang digunakan adalah wilayah yang memiliki ranking tertinggi ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan. Analisis skalogram diolah menggunakan Microsoft excel 2010 dengan tahapan berikut.

1) Identifikasi seluruh fasilitas umum yang dimiliki setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Manggarai Timur dan akses/jarak menuju fasilitas umum yang terdekat.

2) Dipilih variabel yang digunakan sebagai penyusun indeks hirarki. Variabel dibagi menjadi dua kelompok yaitu variabel positif (fasilitas) dan variabel negatif (akses/jarak). Variabel positif berarti semakin besar nilainya, semakin tinggi tingkat perkembangan wilayah. Variabel negatif berarti semakin besar nilainya, semakin rendah tingkat perkembangannya. Kedua matriks disusun dalam sheet excel yang berbeda. Variabel-variabel yang digunakan pada setiap kelompok indeks untuk analisis skalogram tertera pada Tabel 6.

3) Dihitung indeks fasilitas per 1000 orang penduduk pada kelompok fasilitas dengan rumus:

di mana Aij merupakan indeks fasilitas ke-j pada wilayah kecamatan i, Fij adalah jumlah fasilitas ke-j di wilayah kecamatan i dan Pi adalah jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Manggarai Timur.

4) Dihitung invers indeks data pada kelompok akses/jarak dengan persamaan:

di mana Bij merupakan indeks akses/jarak dan Xij adalah nilai data wilayah kecamatan i variabel ke-j.

5) Dihitung bobot indeks penciri kelompok fasilitas dengan persamaan:

di mana i = 1, 2,...,n yang menunjukkan jumlah wilayah dan j = 1, 2,...,n yang menunjukkan jumlah seluruh variabel penciri. Hitung nilai minimum dan standar deviasinya untuk kebutuhan tahap berikutnya.

6) Dilakukan pembakuan indeks seluruh variabel fasilitas dan akses/jarak dengan persamaan:

di mana Kij adalah nilai baku indeks hirarki untuk wilayah kecamatan i dan ciri ke-j, xij adalah nilai bobot indeks penciri untuk wilayah kecamatan i dan ciri ke-j, sj adalah nilai standar deviasi. Selanjutnya jumlahkan nilai pada kolom dan baris.

36

Tabel 6 Variabel yang digunakan pada setiap kelompok indeks untuk analisis skalogram

Kelompok Indeks Variabel yang digunakan Jumlah variabel

Fasilitas pendidikan 1. jumlah TK 2. jumlah SD 3. jumlah SLTP 4. jumlah SMU 5. jumlah SMK 5 Fasilitas ekonomi 1. jumlah pasar

2. jumlah toko/warung kelontong 3. jumlah warung/kedai makanan 4. jumlah hotel/penginapan 5. jumlah industri mikro dan kecil 6. jumlah koperasi 7. jumlah bank 7 Fasilitas kesehatan 1. jumlah puskesmas 2. jumlah poskesdes 3. jumlah polindes 4. jumlah posyandu 4 Fasilitas keagamaan 1. Jumlah gereja 2. Jumlah masjid 3. Jumlah surau/langgar 3 Akses ke fasilitas pendidikan terdekat 1. jarak ke SLTP 2. jarak ke SMU 3. jarak ke SMK 3 Akses ke fasilitas

ekonomi terdekat jarak ke pasar 1

Akses ke fasilitas kesehatan terdekat

1. jarak ke rumah sakit

2. jarak ke puskesmas 2

Sumber: Data Potensi Desa (2012)

7) Bentuk data diubah menjadi „nonformula‟ dengan mengkopikan seluruh data

dan hasil perhitungan ke sheet baru dengan cara memilih ‘paste special, value’ agar tidak terjadi perubahan nilai saat diurutkan.

8) Disusun hirarki fasilitas dari nilai tertinggi hingga nilai terendah, lalu mengkelaskannya menjadi tiga yaitu tinggi (hirarki 1), sedang (hirarki 2) dan rendah (hirarki 3). Sebelum menyusun kelas hirarki, terlebih dahulu dihitung rataan Xj dan standar deviasi (sj).

Hirarki 1: ∑Kij > rataan (Kij) + Stdev (Kij)

Hirarki 2: Rataan (Kij) < ∑Kij < Rataan (Kij) + Stdev (Kij) Hirarki 3: ∑Kij < Rataan (Kij)

di mana ∑Kij adalah nilai penjumlahan indeks terboboti dan Kij adalah hasil penghitungan indeks berbobot.

Arahan Pengembangan Wilayah

Arahan pengembangan wilayah Kabupaten Manggarai Timur dilakukan dengan mensintesis hasil/output dari analisis-analisis sebelumnya yaitu potensi sektor unggulan, jenis komoditi unggulan pertanian dan kemampuan lahan Kabupaten Manggarai Timur. Adapun jenis, sumber dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan secara ringkas pada Tabel 7.

37 Tabel 7 Jenis, sumber dan metode analisis data

Tujuan Jenis Data Sumber Data Metode Analisis Output 1. Mengidentifikasi

sektor unggulan yang dapat dikembangkan dan memberikan nilai ekonomi lebih bagi wilayah Kabupaten Manggarai Timur. a.Data Input Output Provinsi NTT b.PDRB Provinsi dan Kabupaten c.Luas panen komoditi pertanian dan perkebunan a. Tabel I-O Provinsi NTT 2006 b. Data PDRB Provinsi dan Kabupaten 2013 c. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur Analisis Input Output, dipadu dengan analisis LQ, LI, SI, SSA untuk mengiden- tifikasi komoditi unggulan pertanian Deskripsi sektor unggulan dan komoditi unggulan pertanian 2. Mengevaluasi kemampuan lahan di Kabupaten Manggarai Timur berdasarkan penggunaan lahan eksisting a. Citra landsat 2013; b. Peta tutupan/ penggunaan lahan Kabupaten c. Peta tematik: lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, drainase, batuan dan salinitas a. http://glovis. usgs. gov b. Bappeda Kabupaten Manggarai Timur c. Landsystem: Reppprote a. Analisis

Dokumen terkait