• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2011-

£ Ekonomi Kreatif

2.3 Metode Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2011-

1. Perbedaan Sakernas antara Tahun 2011–2015 dengan 2016

a. KBLI (Klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang digunakan

• KBLI yang menjadi dasar pengelompokkan Ekonomi Kreatif

adalah KBLI 2015 yang baru digunakan pada Sakernas 2016. Sedangkan Sakernas 2011 – 2015 menggunakan KBLI 2009. Untuk menghitung banyaknya orang yang bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif selama periode 2011 – 2016 maka KBLI

2009 harus disesuaikan (bridging) dengan KBLI 2015. Selama

proses bridging terdapat beberapa kode dari KBLI2009 yang tidak terdistrisbusi ke satu kode ataupun sebaliknya sehingga harus dilakukan pemecahan secara manual. Proses ini tentu saja memberikan akibat tidak langsung terhadap besaran angka Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011 – 2016. Khususnya

tahun 2011-2015 dilakukan bridging dari KBLI 2009 ke KBLI

2015, sementara untuk tahun 2016 sudah menggunakan KBLI 2015 sehingga tidak perlu ada bridging.

£

Pengelompokan Ekonomi Kreatif berdasarkan KBLI 2015

b. Metodologi Survei

• Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk

mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan pada periode pencacahan. Sejak tahun 2011 sampai 2014 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan, yakni triwulan I bulan Februari, triwulan II bulan Mei, triwulan III bulan Agustus (estimasi kabupaten/kota), dan triwulan IV bulan November. Mulai tahun 2015 sampai 2016, Sakernas kembali dilaksanakan secara semesteran yaitu pada bulan Februari (Semester I) dengan besar sampel sebanyak 50.000 rumah tangga untuk mendapatkan estimasi hingga tingkat provinsi. Sementara itu, Sakernas Agustus (Semester II) dengan besar sampel sebanyak 200.000 rumah tangga dirancang untuk mendapatkan estimasi ketenagakerjaan nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota. Akan tetapi akibat adanya pemotongan anggaran pada tahun 2016, maka sampel Sakernas Agustus yang semula sebesar 200.000 rumah tangga berkurang hanya menjadi 5.000 rumah tangga yang berakibat hasil estimasi yang dilakukan hanya bisa mencakup pada level nasional dan provinsi. Sakernas 2011 – 2014, dan Sakernas 2015 - 2016 menggunakan metodologi yang berbeda.

• Sakernas 2011 – 2014 menggunakan three stage

sampling (panel rumah tangga). Kerangka sampel tahap

I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel tahap III adalah daftar rumah tangga biasa. Sampel Blok Sensus (BS) yang digunakan dibagi dalam 7 (tujuh) paket sampel.

• Sakernas 2015 dan 2016 menggunakan two stage-

one phase stratiied sampling (panel Blok Sensus).

Kerangka sampel tahap I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilayah pencacahan terpilih. Sakernas 2015 dan 2016 sudah menggunakan strata lapangan usaha dalam pengambilan sampel.

c. Penimbang

• Sakernas 2011 – 2014 menggunakan rasio estimate dalam

menentukan penimbang awal. Sedangkan Sakernas 2015

dan 2016 menggunakan direct estimate.

• Tingginya jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2011

diakibatkan oleh tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dari hasil olah cepat SP 2011. Sehingga pada tahun 2014 dilakukan koreksi untuk penimbang semua survei di BPS (termasuk Sakernas) dengan menggunakan penimbang dari hasil proyeksi penduduk tahun 2011 – 2035. Namun

backcasting pada data Sakernas dilakukan sampai tahun

£

Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk menggambar-

kan keadaan umum ketenagakerjaan

2011. Tahun 2011 kebawah belum bisa di-backcasting dikarenakan data penimbang jumlah penduduk sampai karakteristik yang lebih detil belum tersedia.

• Untuk itu disarankan memakai data tahun 2011

sebagai patokan dasar penghitungan perkembangan ketenagakerjaan ekonomi kreatif bagi perancangan ekonomi kreatif ke depan.

2. Tata Cara Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif.

Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada ekonomi kreatif adalah Sakernas 2011-2016. Ekonomi kreatif terdiri dari 16 subsektor yang dibentuk dari 223 kode KBLI 2015. KBLI 2015 baru digunakan pada Sakernas 2016, sedangkan Sakernas 2011-2015 menggunakan KBLI 2009. Dengan demikian dalam penghitungan penduduk bekerja pada subsektor ekonomi kreatif tahun 2011-2015 diperlukan tahapan bridging KBLI terlebih dahulu sehingga nantinya pada setiap dataset Sakernas memiliki variabel lapangan usaha pekerjaan utama dengan kode KBLI 2015 sebagai dasar pembentukan variabel ekonomi kreatif.

a. Tahap I: Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015

Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015 (Raw data Sakernas 2011-2016)

• Pada raw data Sakernas 2011-2015, ditemukan sebanyak

10 kode KBLI 2009 yang terkorespondensi ke lebih dari satu

kode KBLI 2015 sehingga untuk record yang demikian harus

dipisahkan untuk kemudian dilakukan identiikasi secara manual dalam penentuan kode KBLI 2015. Setelah semua

record telah teridentiikasi, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015.

Tabel 2.1 Contoh Bridging KBLI 2015 ke KBLI 2009

No. KBLI 2009 Estimasi pada Sakernas 2011 sesuai KBLI 2009 KBLI 2015 Estimasi pada Sakernas 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1. 70 209 13 899 70 204 7 057 70 209 6 842 Jumlah 13 899 2. 72 202 1 148 72 202 532 72 204 616 Jumlah 1 148 Penjelasan:

Jumlah KBLI 2015 (kolom 5) diperoleh dengan membagi habis

secara proporsional record dengan kode-kode ganda (kolom

2) menurut subsektor terkait Setelah identiikasi subsektor kode ganda selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan tabulasi penduduk bekerja pada ekonomi kreatif

dengan menjalankan syntax yang telah disusun.

£

Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada Ekonomi Kreatif adalah Sakernas 2011-2016

£

Bridging KBLI diperlukan untuk menyesuaikan KBLI yang berbeda-beda

b. Tahap II: Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor Ekonomi kreatif

• Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor ekonomi kreatif

dilakukan dalam rangka memperoleh jumlah tenaga kerja yang masuk ke dalam lapangan usaha di sektor ekonomi kreatif. Pada tahap ini terdapat 14 kode 5 digit KBLI 2015 yang pecah ke dalam beberapa subsektor ekonomi kreatif sehingga perlu ditentukan pada subsektor ekonomi kreatif mana perlu dikelompokkan. Adapun tahapan pemecahan melalui beberapa tahapan yaitu dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, pendidikan, status

pekerjaan, umur, share PDB, dan indepth study ke pelaku

usaha. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh pembelahan KBLI 2015 dengan presisi yang lebih baik.

c. Tahap III: Evaluasi Relative Standard Error (RSE)

• Tahapan terakhir penghitungan penduduk yang bekerja

di sektor ekonomi kreatif adalah mengevaluasi RSE hasil estimasi. Estimasi yang baik adalah jika RSE lebih kecil dari 25 persen. Berdasarkan hasil tersebut nantinya akan menentukan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dapat diyakini.

• Berdasarkan evaluasi RSE, tiga subsektor yaitu Subsektor

Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk memiliki RSE yang tinggi. Sehingga untuk memperkecil RSE tiga subsektor tersebut harus digabung menjadi satu. Dengan demikian, pada publikasi ini hanya bisa menampilkan 14 subsektor saja.

3

PERKEMBANGAN

TENAGA KERJA

Dokumen terkait