• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang diperoleh dari lapang kemudian diolah secara manual untuk

mempermudah penginputan data pada paket aplikasi komputer. Data yang

digunakan bersumber dari data statistik yang diperoleh dari hasil survei yang

kemudian diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau

presentasi grafis. Pengidentifikasian karakteristik responden dilakukan dengan

tabulasi silang pada analisis statistik deskriptif.

Analisis CHAID (Chi-squared Automatic Interaction Detector) digunakan untuk menganalisis segmentasi pasar Wana Wisata Curug Cilember. CHAID

membagi rangkaian data menjadi subgrup-subgrup berdasarkan pada variabel

dependen. Hal ini kemudian diteruskan dengan membagi kelompok-kelompok

tersebut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan variabel-variabel

independen yang lain. Proses pengolahan data dilakukan dengansoftware SPSS 13.0 for Windows.

4. 4. 1 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil

wawancara dengan pengunjung WWCC. Jumlah data yang dikumpulkan adalah

200 responden, di mana dalam analisis CHAID data yang dianalisis harus berjumlah lebih dari 150 sampel. Hal ini berkaitan dengan pemunculan

dendogram (diagram pohon) dalam analisis CHAID, jika di bawah 150 diagram pohon yang merupakan hasil dari analisis CHAID tidak akan muncul. Selain itu, ukuran sampel 200 responden ini juga melihat kepada penelitian terdahulu dari

Roufurrahim yang juga mengumpulkan data primer untuk dianalisis dengan

metodeCHAID.

Malhotra (2005) menyatakan bahwa pendekatan non statistik bisa

digunakan untuk menentukan ukuran sampel, di mana pendekatan ini lebih

menekankan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam menentukan

besarnya sampel. Sudman dan Blair (1998) dalam Istijanto (2005) menyatakan

penentuan ukuran sampel pada pendekatan non statistik didasarkan pada:

• Riset sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya

• Mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh periset-periset yang lain (follow the crowd)

• Berkonsultasi dengan ahli (akademisi)

4. 4. 2 Variabel-variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Y)

dan variabel independen (X). Variabel dependen merupakan variabel yang

bentuk diagram pohon CHAID. Segmentasi yang dihasilkan dalam CHAID

merupakan hasil dari keterkaitan yang paling signifikan antara variabel-variabel

independen dengan variabel dependen.

Variabel Dependen

Pembentukan variabel dependen berdasarkan teori loyalitas dengan

pernyataan loyalitas pengunjung ke WWCC. Pembentukan pernyataan ini

didasarkan kepada dua pertanyaan di bawah ini :

§ Kesediaan berkunjung ke WWCC jika promosi gratis 1. Bersedia

0. Tidak bersedia

§ Kesediaan merekomendasikan WWCC kepada orang lain 1. Bersedia

0. Tidak bersedia

Kontingensi pembentukan loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kontingensi Pembentukan Variabel Dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember

Keterangan:

A = Kesediaan berkunjung ke WWCC jika promosi gratis B = Kesediaan merekomendasikan WWCC kepada orang lain 1 = Bersedia

Variabel dependen Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember di atas

akan diuji dengan variabel independen untuk melihat segmentasi yang terbentuk

sebagai hasil analisisCHAID.

Variabel Independen

Variabel independen pada penelitian ini berdasarkan atas teori basis

segmentasi Kotler (2002) dan Engel et al (1995), yaitu geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

A. Variabel Demografis

X1 Jenis kelamin X2 Usia

X3 Pendidikan terakhir

X4 Biaya pendidikan per bulan X5 Pekerjaan

X6 Penghasilan per bulan X7 Ukuran keluarga X8 Siklus hidup keluarga

B. Variabel Psikografis

X9 Menabung/menggunakan jasa bank X10 Bank yang digunakan

X11 Menggunakan jasa asuransi X12 Jasa asuransi

X13 Penyedia jasa asuransi X14 Menggunakan kartu kredit X15 Penyedia jasa kartu kredit X16 Merek hand phone X17 Harga hand phone X18 Hobi bertualang

X19 Kegiatan petualangan yang pernah dilakukan X20 Acara petualangan yang diketahui di televisi X21 Tempat wisata yang dikunjungi sebulan terakhir X22 Kepemilikan kendaraan

X23 Jenis kendaraan X24 Jumlah kendaraan X25 Merek kendaraan X26 Penggunakan internet

X30 Kegiatan yang pernah dilakukan untuk mendukung kelestarian hutan X31 Kesediaan mengikuti kegiatan memperkenalkan fungsi-fungsi hutan X32 Bentuk kegiatan yang diinginkan dalam pengenalan fungsi hutan X33 WWCC menjadi salah satu prioritas utama

X34 Anggapan terhadap WWCC

X35 Minat untuk melakukan foto pra pernikahan (pre-wedding) di WWCC X36 Alasan foto pra pernikahan (pre-wedding) dilakukan di WWCC X37 WWCC perlu memiliki slogan

X38 Tema yang tepat untuk slogan WWCC

X39 Kedatangan ke WWCC

X40 Rombongan datang ke WWCC

X41 Cara datang ke WWCC X42 Anggaran berwisata per bulan

C. Variabel Perilaku

X43 Kesukaan membaca

X44 Koran yang dibaca X45 Majalah yang dibaca X46 Buku fiksi yang dibaca X47 Buku non fiksi yang dibaca X48 Topik bacaan yang digemari X49 Cara mendapatkan bacaan

X50 Televisi yang ditonton satu bulan terakhir X51 Informasi pertama kali tentang WWCC X52 Jumlah kedatangan ke WWCC

X53 Faktor penentu keputusan berkunjung ke tempat wisata X54 Pengambil keputusan berkunjung ke WWCC

X55 Waktu yang dibutuhkan berwisata di WWCC X56 Fasilitas yang digunakan di WWCC

X57 Jalan menuju WWCC

X58 Tempat parkir

X59 Teman berkunjung ke WWCC

X60 Keamanan di WWCC

X61 Kesediaan datang kembali ke WWCC

D. Variabel Geografis

X62 Tempat Tinggal

4. 4. 3 Langkah-langkah Analisis Data

Langkah-langkah analisisCHAID adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan semua data berdasarkan kategori yang ditentukan.

2. Menentukan terlebih dahulu semua skala variabel yang akan digunakan

3. Menentukan kategori target dari kategori-kategori variabel dependen. Hal ini

dilakukan untuk memunculkan beberapa grafik lain sebagai informasi lebih

lanjut dalam data yang ada. Kategori target yang dipergunakan bisa salah

satu atau semua kategori yang ada pada variabel dependen.

4. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan proses matematis analisis CHAID sesuai prosedur. Proses ini akan menerapkan tiga langkah analisis CHAID, yaitu langkah penggabungan, pemisahan, dan pemberhentian. Dalam langkah

penggabungan akan mulai diterapkan uji chi-square dan pengali Bonferroni

sebagai pengoreksinya. Pada langkah penggabungan sebagian besar proses

akan menggunakan uji chi-square saja. Kemudian dilakukan iterasi pada kedua langkah tersebut, dan proses iterasi akan berhenti apabila sudah tidak

ada lagi variabel independen yang tersisa untuk diuji hubungannya dengan

variabel dependen, atau juga apabila terbentuknya node pada diagram pohon

telah memenuhi batasan yang ditentukan oleh peneliti. Proses ini disebut

dengan proses pemberhentian (Kunto dan Hasana, 2006).

5. Menentukan segmentasi pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC)

dengan menginterpretasikan diagram pohonCHAID

6. Menentukan target pasar berdasarkan hasil segmentasi pengunjung Wana

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

5. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5. 1. 1 Pengelolaan

Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh Distrik I, Kesatuan Bisnis

Mandiri (KBM) Wisata, Benih, dan Usaha lain (WBU), Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat dan Banten berdasarkan ketetapan Direksi No. 554/Kpts/Dir/2005.

Sebelum dikelola oleh Distrik I, KBM WBU III, Wana Wisata Curug Cilember

dikelola oleh Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KBM

WBU ini dibentuk oleh Perum Perhutani untuk lebih mengefisienkan pemasaran

produk jasa wisata alam, benih, dan usaha lain. Program restrukturisasi organisasi

perusahaan ini bertujuan memberikan ruang dan peluang bagi pengembangan

usaha di bidang pariwisata. Diharapkan dengan kesatuan pemasaran tersendiri

maka peningkatan pendapatan dari sektor wisata akan lebih baik lagi.

Wana Wisata Curug Cilember dipimpin oleh seorang Manajer Distrik I

yang membawahi seorang Kepala Tata Usaha Distrik I dan enam orang petugas

pengelola harian. Manajer Distrik I ini juga membawahi sembilan kawasan lain

selain Curug Cilember, yaitu: Curug Nangka, Gunung Bunder, Suka Mantri,

Cangkuang, Situ Gunung, Curug Sawer, Mandala Wangi, Goa Buni Ayu, dan

Penangkaran Rusa Cariu. Struktur organisasi pengelolaan Wana Wisata Curug

Gambar 5.Struktur Organisasi Pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember

5. 1. 2 Kondisi Geografis dan Iklim

Wana Wisata Curug Cilember terletak di Desa Jogjogan, Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bogor dengan ketinggian 700-780 m dari permukaan laut.

Secara geografis Wana Wisata Curug Cilember berada pada 92056’30” sampai

dengan 92057’ Bujur Timur dan 7039’30” sampai dengan 7040’ Lintang Selatan.

Wana Wisata Curug Cilember merupakan zona hutan produksi berkelas Lahan

Dengan Tujuan Istimewa (LDTI) seluas 25 Ha dengan peruntukan untuk wana

wisata seluas 5, 9 Ha.

Suhu harian maksimum per hari mencapai 24,70C dan minimum mencapai

170 C. Amplitudo suhu di kawasan ini mencapai 100 C, berarti perbedaan suhu

nisbi rata-rata mencapai 91%. Keadaan iklim seperti ini membuat kawasan Wana

Wisata Curug Cilember berhawa sejuk, suhu normal dengan kelembaban tinggi.

5. 1. 3 Daya Tarik dan Aksesibilitas

Wana Wisata Curug Cilember merupakan obyek wisata berupa panorama

hutan alam yang ditumbuhi dengan berbagai jenis tumbuhan hutan tropis dan

hutan tanamanPinus merkusii. Selain itu dapat juga dilihat dominasi kaliandra di bukit sebelah kanan pintu masuk sampai ke belakang pondok wisata dekat curug

tujuh. Jenis paku-pakuan juga dapat dijumpai pada ketinggian sekitar 750 mdpl.

Tujuh tingkat air terjun (curug) yang menjadi obyek utama Wana Wisata

Curug Cilember berada pada level ketinggian yang berbeda. Urutan air terjun ini

dihitung dari curug satu sampai curug tujuh, di mana curug satu merupakan

sumber mata air dan berada pada tingkat tertinggi, sedangkan curug tujuh berada

pada tingkat terbawah dan paling sering dikunjungi wisatawan.

Wana wisata ini juga diperkaya dengan berbagai jenis fauna asli yang

kadang dijumpai oleh pengunjung, seperti: tupai, kadal, ular, monyet berekor

panjang (macaca), surili, lutung, musang, babi hutan, burung, kupu-kupu, dan lain-lain. Tapi yang paling sering dijumpa pengunjung adalah monyet ekor

panjang yang suka turun di dekat warung untuk mencari makanan.

Fasilitas pendukung juga dibangun untuk menunjang Wana Wisata Curug

Cilember sebagai kawasan wisata alam, yaitu:

§ Jogging trackyang dimulai dari loket karcis.

§ Taman keluarga yang dilengkapi warung, toko suvenir, shelter, dan taman bunga.

§ Taman kupu-kupu dengan beberapa jenis kupu-kupu dan beberapa jenis bunga sebagai pakan kupu-kupu.

§ Jembatan gantung yang terletak di dekat taman keluarga. § Lokasi berkemah (camping ground).

§ Pondok wisata (guest house) yang berada di sekitar curug tujuh. § Aula yang juga berada di dekat curug tujuh.

Akses menuju Wana Wisata Curug Cilember tergolong mudah, lokasi

kawasan ini berada di sebelah kiri jalur Ciawi–Puncak dan cukup strategis

tepatnya di Cisarua ± 15 km dari pintu tol Gadog (Jagorawi). Dari jalan utama

Wana Wisata Curug Cilember dapat diakses dari dua titik, yaitu gerbang Kopo di

dekat kantor Kecamatan Cisarua dan dari gerbang Cilember yang berada sebelum

kantor Kecamatan Cisarua. Masalah yang sering dikeluhkan pengunjung menuju

lokasi adalah kemacetan yang terjadi pada hari tertentu di jalur Ciawi–Puncak.

5. 2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan sejumlah ciri konsumen yang sedang

melakukan kunjungan ke Wana Wisata Curug Cilember yang dirangkum

berdasarkan hasil survei. Dasar pertimbangan karakteristik responden ini adalah

kondisi demografis dan geografis dari pengunjung Wana Wisata Curug Cilember.

5. 2. 1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei, persentase jumlah pengunjung pria lebih banyak

dari pengunjung wanita. Persentase pengunjung pria adalah 63,5 % sedangkan

persentase pengunjung wanita adalah 36,5 %. Gambar 6 memperlihatkan

Gambar 6.Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah pengunjung pria yang lebih banyak dari pengunjung wanita ini

mungkin karena kedatangan ke Wana Wisata Curug Cilember didominasi oleh

rombongan (Gambar 6), baik rombongan komunitas atau rombongan keluarga.

Selama melakukan penelitian, peneliti melihat dalam setiap rombongan komunitas

yang datang ke Wana Wisata Curug Cilember dominasi jumlah pengunjung pria

terlihat jelas. Hal ini mungkin disebabkan pengunjung wanita lebih merasa aman

berkunjung bersama rombongan yang lebih banyak jumlah pria dari pada wanita.

Sedangkan untuk rombongan keluarga, peneliti melihat jumlah pengunjung

wanita lebih banyak dibanding pengunjung pria, hal ini disebabkan pengunjung

wanita berkunjung bersama suami dan bersama rombongan keluarga ini ikut pula

anggota keluarga lainnya seperti ibu, bibi, saudara perempuan, dan lain-lain.

5. 2. 2 Sebaran Responden Menurut Usia

Usia pengunjung Wana Wisata Curug Cilember sangat bervariasi, usia

terendah adalah 17 tahun dan tertinggi adalah 60 tahun. Penggolongan usia ini

dibagi menjadi lima kelompok usia yang dilakukan dengan cara membagi usia

tertinggi dikurangi dengan usia terendah kemudian dibagi kelompok yang

kelompok usia 17-26 tahun, >26-34 tahun, >34-43 tahun, >43-51 tahun dan

>51-60 tahun. Persentase kedua kelompok responden disajikan pada Gambar 7.

Gambar7.Persentase Pengunjung Berdasarkan Usia

5. 2. 3 Sebaran Responden Menurut Pendidikan

Pengelompokan pendidikan pengunjung Wana Wisata Curug Cilember

dibagi menjadi lima jenjang seperti yang ditunjukan pada Gambar 8. Kelompok

SMU/ sederajat merupakan kelompok yang terbesar yaitu sebanyak 49 persen,

sedangkan kelompok kedua terbesar adalah pendidikan Sarjana (S1/S2/S3)

sebesar 32,5 persen. Kemudian beturut-turut kelompok pendidikan: Diploma 13,5

persen, SMP 4,5 persen, dan kelompok yang paling sedikit adalah tingkat

pendidikan SD sebesar 0,5 persen. Pertanyaan mengenai tingkat pendidikan

pengunjung diarahkan pada tingkat pendidikan saat ini bagi pengunjung yang

masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Sedangkan untuk pengunjung yang bukan

pelajar atau mahasiswa merupakan pertanyaan mengenai tingkat pendidikan

terakhir/ latar belakang pendidikan.

bersama komunitas kebanyakan adalah karyawan swasta yang bekerja setelah

lulus SMU/ sederajat. Kelompok pengunjung yang tingkat pendidikannya Sarjana

dan Diploma ada yang berstatus karyawan swasta, mahasiswa, dan dosen.

Gambar 8.Persentase Pengunjung Berdasarkan Pendidikan

5. 2. 4 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan

Terdapat sembilan kategori pekerjaan pengunjung Wana Wisata Curug

Cilember seperti yang terlihat pada Gambar 9. Karyawan swasta adalah pekerjaan

dominan dari pengunjung, yaitu sebesar 55 persen. Kemudian diikuti oleh

mahasiswa/ pelajar sebesar 21 persen dan wiraswasta 11,5 persen. Dominasi

kunjungan karyawan swasta dan mahasiswa/ pelajar ini bisa disebabkan oleh

kebutuhan akan penyegaran diri (refreshing) setelah rutinitas sehari-hari yang mungkin sedikit monoton. Banyaknya kunjungan karyawan swasta yang

berkunjung ke Wana Wisata Curug Cilember juga disebabkan oleh kebijakan

perusahaan tempat mereka bekerja yang mengadakan acara di vila sekitar Wana

Gambar 9.Persentase Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan

5. 2. 5 Sebaran Responden Menurut Penghasilan per Bulan

Penggolongan responden menurut penghasilan dibedakan menjadi lima

kelompok. Berdasarkan data responden diketahui bahwa penghasilan tertinggi

responden adalah sekitar 5000.000 rupiah ke atas dan terendah adalah kecil dari

500.000 rupiah (Gambar 10). Penghasilan terbanyak responden adalah

5. 2. 6 Sebaran Responden Menurut Tempat Tinggal

Pengunjung yang datang selama penelitian dilakukan kebanyakan berasal

dari luar Bogor, yaitu sebesar 77,5 % sedangkan dari Bogor (kota maupun

kabupaten) sebesar 22,5 %. Sebaran responden dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 11.Persentase Pengunjung Berdasarkan Tempat Tinggal

Jumlah pengunjung yang lebih banyak dari luar Bogor dibandingkan dari

Bogor sendiri, mungkin disebabkan oleh kecenderungan masyarakat luar Bogor

VI SEGMENTASI PASAR WANA WISATA CURUG CILEMBER

6. 1 Hasil AnalisisCHAID

Analisis CHAID yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan dendogram (diagram pohon) klasifikasi yang merupakan keterkaitan antara

variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember dengan

variabel independen-variabel independen. Klasifikasi yang dihasilkan oleh

analisis CHAID pada pengunjung Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) dapat dilihat pada Gambar 12

Diagram pohon CHAID (Gambar 12) menerangkan bahwa pada node teratas diketahui jumlah total pengunjung berdasarkan loyalitas pengunjung ke

Wana Wisata Curug Cilember adalah 200 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 176

orang (88%) pengunjung yang dikategorikan loyal ke Wana Wisata Curug

Cilember dan 24 orang (22,5%) merupakan pengunjung yang dikategorikan tidak

loyal ke Wana Wisata Curug Cilember. Jadi kategori pengunjung yang loyal ke

Wana Wisata Curug Cilember lebih banyak dari pada kategori yang tidak loyal.

Penggabungan pertama dalam analisis CHAID ini terjadi pada variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi-fungsi hutan yang diinginkan pengunjung jika

pengelola Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) mengadakan kegiatan

pengenalan fungsi-fungsi hutan, variabel ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

§ Seminar di ruangan § Seminar di alam terbuka

Gambar 12.Dendogram Hasil Analisis CHAID dengan Loyalitas Pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember sebagai Variabel Dependen

Variabel ini kemudian diringkas oleh analisisCHAID menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman pertama, yaitu:

1. Kategori menjelajahi hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana Wisata Curug Cilember (WWCC) digabung dengan kategori

seminar di alam terbuka.

2. Seminar di ruangan menjadi kategori tersendiri

Kategori menjelajahi hutan sembari diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh

pemandu WWCC dan kategori seminar di alam terbuka sudah memenuhi syarat

kesignifikanan chi-square untuk digabung menjadi satu kategori tunggal. Sedangkan kategori seminar di ruangan juga menjadi satu kategori tunggal

berdasarkan analisisCHAID yang ada.

Penggabungan kedua dalam analisis CHAID terjadi pada variabel usia yang dibagi menjadi lima kategori, yaitu

• 17-26

• >26-34 • >34-43 • >43-51 • >51-60

Kategori-kategori pada variabel usia ini diringkas oleh analisis CHAID menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman ketiga, yaitu:

1. Kategori usia 17-26 tahun digabung dengan usia >26-34 tahun

2. Kategori usia >34-51 tahun digabung dengan usia >51-60 tahun

tunggal. Begitu pula dengan kategori usia >34-51 tahun digabung dengan usia

>51-60 tahun menjadi satu kategori tunggal berdasarkan analisisCHAID.

Penggabungan ketiga terjadi pada variabel cara mendapatkan bacaan,

empat kategori dari variabel cara mendapatkan bacaan ini adalah sebagai berikut:

• Berlangganan • Membeli eceran

• Meminjam

• Internet

Analisis CHAID kemudian meringkas variabel ini menjadi dua kategori seperti yang terlihat pada diagram pohon kedalaman kedua, yaitu:

1. Kategori meminjam digabung dengan kategori berlangganan.

2. Kategori membeli eceran menjadi kategori tersendiri.

Peringkasan kategori ini menunjukkan bahwa kategori meminjam dan kategori

berlangganan memenuhi syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung menjadi satu kategori tunggal. Begitu pula dengan kategori membeli eceran

menjadi satu kategori tunggal berdasarkan analisisCHAID yang ada. Sedangkan kategori internet tidak muncul dalam diagram pohon berarti tidak memenuhi

syarat kesignifikanan chi-square untuk digabung atau menjadi satu kategori tunggal

Hasil analisis dengan CHAID untuk variabel dependen (terikat) loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember menunjukkan bahwa ada empat

variabel independen (bebas) yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu:

variabel minat untuk melakukan foto pra pernikahan di Wana Wisata Curug

Cilember, variabel cara mendapatkan bacaan, dan variabel usia.

Diagram pohon pada Gambar 12 memperlihatkan ada delapannode (sub kelompok dari sampel yang diteliti), di mana setiapnode akan berisi keseluruhan sampel dan frekuensi absolut untuk setiap kategori yang disusun. Pada pohon

klasifikasi CHAID terdapat istilah kedalaman (depth) yang menunjukkan menunjukkan jumlah node dari tingkatan teratas sampai terakhir. Hasil diagram pohonCHAID pada Gambar 12 memperlihatkan bahwa terdapat tiga kedalaman (depth) yang dihasilkan.

Variabel independen bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang

diinginkan pengunjung membagi variabel dependen loyalitas pengunjung ke

Wana Wisata Curug Cilember menjadi kedalaman pertama. Kemudian variabel

minat untuk melakukan foto pra pernikahan di Wana Wisata Curug Cilember

membagi kategori menjelajahi hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh

pemandu Wana Wisata Curug Cilember dan kategori seminar di alam terbuka

pada kedalaman kedua. Variabel cara mendapatkan bacaan membagi kategori

seminar diruangan juga pada kedalaman kedua, dan terakhir variabel usia

membagi kategori berminat pada variabel minat untuk melakukan foto pra

pernikahan di Wana Wisata Curug Cilember di kedalaman ketiga.

Nilai p-value dan chi-square dari masing-masing variabel independen yang dianggap mempunyai hubungan dengan variabel dependen dapat dilihat pada

Tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila dilakukan pengambilan

bahwa keputusanchi-square adalah tolak H0. Ini berarti terdapat hubungan antara keempat variabel independen dengan variabel dependen loyalitas pengunjung ke

Wana Wisata Curug Cilember

Tabel 2. Nilai P-value dan Chi-square Variabel Independen dalam Diagram Pohon

Hasil analisis CHAID memberikan peringkat pada variabel yang merupakan variabel independen paling signifikan sampai yang tidak signifikan.

Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi

hutan yang diinginkan pengunjung adalah variabel independen terbaik yang

digunakan untuk membagi dan menerangkan variabel loyalitas pengunjung ke

Wana Wisata Curug Cilember variabel dependen. Kemudian variabel minat untuk

melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember merupakan

variabel yang signifikan untuk membagi kategori pada node kesatu (kategori menjelajahi hutan sambil diterangkan fungsi-fungsi hutan oleh pemandu Wana

Wisata Curug Cilember dan kategori seminar di alam terbuka) pada variabel

bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung. Kemudian

variabel cara mendapatkan bacaan merupakan variabel independen yang

signifikan membagi kategori padanode kedua (kategori seminar diruangan) pada variabel bentuk kegiatan pengenalan fungsi hutan yang diinginkan pengunjung.

kategori pada node ketiga (kategori berminat) pada variabel minat untuk melakukan foto prapernikahan di Wana Wisata Curug Cilember.

Dokumen terkait