• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mengestimasi besarnya WTP petani ikan KJA, faktor-faktor yang mempengaruhi WTP, perilaku petani ikan KJA dilihat dari persepsi terhadap kondisi lingkungan, produktifitas KJA, dan motif yang mendasari pembayaran. Besarnya nilai WTP diestimasi dengan metode CVM, faktor-faktor yang mempengaruhi WTP dianalisis melalui regresi logistik, motif pembayaran oleh petani ikan KJA, dan persepsi petani mengenai keadaan lingkungan Waduk Cirata diidentifikasi dengan analisis deskriptif.

4.4.1 Contingent Valuation Method (CVM)

Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode langsung penilaian ekonomi melalui pertanyaan kemauan membayar seseorang (Willingness to Pay = WTP). Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai ekonomi non guna, nilai yang hilang akibat kerusakan lingkungan, maupun penentuan nilai ekonomi dalam rangka perlindungan keanekaragaman hayati (Fauzi 2014).

CVM digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi yang diberikan masyarakat pemanfaat Waduk Cirata khususnya petani ikan KJA digunakan analisis WTP yang akan diestimasi dengan menggunakan metode CVM.

Menurut Hanley dan Spash (1993) tahapan dalam menentukan nilai WTP adalah sebagai berikut :

1 Membuat Pasar Hipotetik

Pasar hipotetik dibuat atas dasar menurunnya kualitas air waduk sebagai media hidup ikan Waduk Cirata Zona Cianjur. Kualitas air di Waduk Cirata telah tercemar baik karena limbah bawaan dari hulu, sampah, maupun sisa pakan ikan dari kegiatan petani KJA Waduk Cirata. Dalam melihat nilai yang diberikan pemanfaat waduk untuk perbaikan kualitas air, maka dibuatlah suatu pasar hipotetik yang dibuat berdasarkan skenario berikut :

Pasar hipotetik :

Waduk Cirata merupakan salah satu waduk besar di Jawa Barat dengan total luas 6.200 Ha. Waduk Cirata memiliki fungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), budidaya perikanan, pariwisata dan penampung air. Saat ini, kondisi lingkungan Waduk Cirata telah mengalami pencemaran air yang cukup serius yang diakibatkan oleh pencemaran Sungai Citarum dan kegiatan budidaya perikanan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Pencemaran ini telah menyebabkan banyak kerugian, antara lain : penurunan kualitas air dan penurunan produktivitas sektor perikanan yang mengakibatkan kerugian pada petani ikan KJA. Kerugian tersebut dapat diatasi dengan melakukan tindakan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan tersebut menimbulkan biaya tersendiri bagi pengelola Waduk Cirata. Namun, hal tersebut sangat perlu dilakukan agar tercipta kegiatan budidaya perikanan yang berkelanjutan bagi petani KJA di Waduk Cirata. Berdasarkan pasar hipotetik yang telah dipaparkan, apakah responden bersedia melakukan pembayaran untuk perbaikan kualitas air di Waduk Cirata?

a) Saat terjadi upwelling b) Saat dalam keadaan normal Gambar 4 Kondisi KJA di Waduk Cirata

2 Mendapatkan Penawaran Besarnya WTP

Survei dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden. Teknik yang digunakan dengan metode single bounded dichotomous choice yaitu menawarkan nilai tertentu pada petani ikan KJA. Nilai yang ditawarkan hanya satu untuk setiap petani ikan KJA, kemungkinan pilihannya hanya dua yaitu “ya” atau “tidak”. Penentuan nilai penawaran berdasarkan survei yang telah dilakukan

terlebih dahulu dan didapatkan empat tipe nilai bidding, yaitu Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000 yang ditawarkan pada 60 petani ikan KJA berbeda dengan kelas bid berbeda. Terdapat 15 responden untuk masing-masing kelas bid yang ditentukan secara acak.

3 Mengestimasi Nilai Rata-rata WTP (EWTP)

EWTP dapat diduga dengan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi jumlah responden dengan rumus :

EWTP = - �

...(1)

Dimana :

EWTP : Nilai rata-rata WTP

α : Konstanta

δ : Koefisien Bid

4 Mengagregatkan Data

Data dijumlahkan dimana nilai rata-rata permintaan dikonversikan terhadap populasi yang ditunjuk. Maka nilai total WTP adalah :

TWTP = EWTP.Ni……… (2)

Dimana :

TWTP : Total WTP

EWTP : Nilai rata-rata WTP

Ni : Populasi

4.4.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan salah satu bagian dari analisis regresi untuk memprediksi probabilitas suatu kejadian. Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi karena variabel tak bebas dalam regresi logistik merupakan variabel dummy sehingga residualnya tidak

memerlukan pengujian tersebut. Uji multikolinearitas yang melibatkan variabel bebas dapat digunakan uji G (goodness of fit test) (Hosmer 2000).

Analisis faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar dilakukan dengan analisis logistik, dimana variabel Y merupakan kesediaan membayar, dan variabel X yang menjelaskan adalah faktor-faktor yang mempengaruhinya dilihat dari karakteristik responden. Usia, lama bekerja, pendidikan, tingkat pendapatan diduga berpengaruh positif terhadap kesediaan membayar dari pemanfaat untuk kelestarian kualitas air waduk, sedangkan jumlah KJA yang dimiliki petani dan nilai bid diduga berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar. Usia berpengaruh positif karena diduga semakin tingginya tingkat usia petani ikan KJA, maka pengetahuan akan kondisi Waduk Cirata lebih banyak dan baik. Lama bekerja berpengaruh positif terhadap kesediaan menjaga kualitas air karena semakin tercemar perairan waduk, maka membawa dampak buruk yang lebih besar pada keberlanjutan pekerjaannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka masyarakat semakin paham akan dampak yang akan terjadi pada pekerjaaannya dan pemahamannya mengenai pencemaran lingkungan. selanjutnya tingkat pendapatan yang tinggi membuat petani ikan KJA lebih bersedia membayar untuk perbaikan kualitas air waduk yang akan membawa dampak baik pada pekerjaannya. Jumlah KJA yang dimiliki petani ikan berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar, karena semakin banyak KJA yang dimiliki maka pembayaran akan semakin besar pula sehingga diduga petani lebih keberatan untuk membayar lebih mahal. Nilai bid diduga bernilai negatif karena semakin sedikit atau kecil nilai pembayaran maka petani lebih sanggup membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTP responden petani ikan KJA. Model yang digunakan adalah persamaan regresi logistik. Persamaan regresi logistik nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

dimana :

WTPi = Nilai WTP responden ke i (Rp/unit KJA/tahun)

β0 = Intercept

β0…β7 = Koefisien Regresi

U = Usia (tahun)

P = Pendidikan (tahun)

T = Jumlah Tanggungan (orang) L = Lama Berprofesi (tahun)

K = Jumlah KJA (Unit)

I = Pendapatan (Rp)

B = Nilai Bid (Rp)

i = Responden ke i (i = 1,2,3,…..,n) n untuk data sampel atau contoh, sedangkan N untuk data populasi

Ɛ = Galat atau error

Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan uji wald untuk menguji kecocokan koefisien yang merupakan uji univariat terhadap setiap koefisien regresi logistik (Rosadi 2011) dan uji G untuk melihat peran variabel bebas secara bersamaan (Hosmer 2000).

4.4.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi petani ikan KJA terhadap perubahan lingkungan yang terjadi dan perubahan produktifitas ikan serta motif yang mendasari pembayaran oleh petani ikan KJA. Analisis terhadap suatu nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya (Sugiono 2004). Penelitian deskriptif bermaksud mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, sehingga tujuan analisis deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai sifat populasi atau daerah tertentu (Arikunto 2005). Variabel yang digunakan dalam analisis deskriptif dapat dibedakan atas kualitatif dan kuantitatif. Data dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu data nominal, ordinal, interval, dan ratio.

Penelitian ini mengidentifikasi Persepsi petani mengenai keadaan lingkungan dan produktivitas ikan KJA di Waduk Cirata juga dikaji untuk

mengetahui pandangan petani mengenai lingkungan dan keadaan waduk serta motif apa yang melatarbelakangi kesediaan petani ikan KJA membayar kaitannya dengan perbaikan lingkungan khususnya kualitas air Waduk Cirata. Matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Matriks Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Parameter Metode

1

Mengidentifikasi persepsi petani ikan mengenai keadaan lingkungan Waduk Cirata dan Data Primer persepsi petani mengenai kondisi lingkungan dan produktifitas ikan di KJA Analisis Deskriptif 2 Mengestimasi nilai Mengestimasi nilai Willingness to Pay (WTP) petani ikan untuk menjaga lingkungan khususnya kualitas air di Waduk Cirata.

Data Primer

Kesanggupan

membayar petambak dalam variabel

dummy (ya=1, tidak=0) untuk nilai

bid tertentu yaitu Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 50.000 Rp 100.000 CVM 3 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar petani ikan Waduk Cirata. Data Primer Data, usia, pendidikan, jumlah tanggungan, lama profesi, pendapatan, jumlah KJA yang dimiliki petani, dan nilai bid petani KJA

Regresi Logistik 4 Mengidentifikasi motif yang mendasari kesediaan membayar petani ikan Waduk Cirata Zona Cianjur. Data Primer Motif yang mendasari pembayaran oleh petani berdasarkan kondisi yang terdapat di Waduk Cirata Analisis Deskriptif

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen terkait