• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualititatif yaitu dengan menganalisis kelayakan usaha tungku sekam dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional usaha, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari dan aspek finansialnya. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang akan dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu dengan menghitung Net Present value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break Event Point (BEP), Harga Pokok Produksi (HPP),Payback Periode (PBP), analisis Switching Value menggunakan alat bantuMicrosoft Excel.

4.4.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, pesaing dan perkiraan

penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya dibutuhkan dalam memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan pesaing didapat dari wancara dengan anggota Kelompok Tani Hurip dan warga yang telah menggunakan tungku sekam hasil sosialisasi Tim Peneliti IPB, kemudian dibandingkan dengan tungku (kompor) yang sebelumnya biasa mereka pakai. Data tersebut diolah menggunakanMicrosoft Excel

4.4.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Penilaian aspek teknis dan teknologis dilakukan dengan menganalisis apakah dari segi pembangunan usaha dan implementasinya secara teknis dapat dilaksanakan, terutama dalam kemampuan tim usaha Kelompok Tani Huri dalam mengadopsi teknologi pembuatan tungku sekam dari Tim Peneliti IPB. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui pula rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Hal-hal yang perlu dianalisis dari aspek teknis antara lain:

1) Lokasi proyek, dimana usaha didirikan dengan pertimbangan lokasi dan lahan usaha

2) Skala usaha/luas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis.

3) Mesin serta alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria pemilihannya 4) Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas lainnya. 5) Penyediaan bahan baku.

4.4.3. Analisis Aspek Kelayakan Organisasi

Kelayakan organisasi bertujuan untuk mengetahui kepastian anggota tim usaha atau kelompok yang akan terlibat dalam kegiatan usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya perpecahan diantara para anggota karena sifat usaha yang dibangun berdasarkan sistem kekeluargaan yang akhirnya hanya dikendalikan oleh satu individu saja.

Aspek kelayakan organisasi memaparkan kesepakatan secara tertulis diantara pihak yang berperan dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, semua pihak akan membuat suatu perjanjian kerjasama yang berisi pembagian wewenang,

44 tugas dan pembagian kerja yang jelas dan tuntas serta rencana pengadaan modal kerja dan sistem pembagian keuntungan. Dengan adanya perjanjian tersebut, kelancaran usaha diharapkan dapat terlaksana.

4.4.4. Analisis Aspek Manajemen Operasional

Tujuan analisis kelayakan usaha dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen antara lain :

1) Manajemen dalam masa pendirian usaha, yaitu prosedur perizinan usaha tungku sekam dan legalitas.

2) Manajemen dalam operasi, yaitu bentuk organisasi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

4.4.5. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Aspek ini menganalisis dampak dari pendirian usaha tungku sekam terhadap lingkungan sekitar, jika banyakbenefit atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan, maka pendirian usaha tersebut memiliki dampak yang baik, sehingga dapat dinyatakan layak. Namun, bila yang terjadi sebaliknya,

benefit atau manfaat yang dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat sedikit, maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak.

4.4.6. Analisis Aspek Finansial

Usaha tungku sekam yang akan didirikan oleh Kelompok Tani Hurip, membutuhkan investasi pada awal pendiriannya. Maka dari itu, terdapat beberapa kriteria investasi yang harus di analisa, diantaranya ialah :

1) Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek adalah selisih antara nilai sekarang (present value) dari manfaat terhadap arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV dibutuhkan informasi mengenai tingkat suku bunga yang relevan. Rumus perhitungan NPV menurut Husnan (2000) adalah sebagai berikut:

NPV =

∑( )

= −

+

n t t t t

i

C

B

0

1

Keterangan:

Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun

i = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu, jika nilai NPV > 0, maka proyek tersebut dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. Jika NPV < 0, maka proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan, atau dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. Misalkan usaha tungku sekam menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 100.000.000, maka manfaat bersih yang diperoleh dari proyek tersebut selama umur proyek terhadap tingkat diskon (discount rate) yang berlaku ialah sebesar Rp 100.000.000;.

2) Internal Rate of Return (IRR)

IRR yaitu tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Rumus IRR menurut Husnan (2000) yaitu: IRR =

( )i

i

NPV

NPV

NPV

i

+

' ' Keterangan:

i =Discount rate yang menghasilkan NPV positif i’ =Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif

NPV’ = NPV yang bernilai negatif

Suatu investasi dianggap layak apabila memiliki nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku, demikian juga sebaliknya investasi

46 akan dianggap tidak layak apabila nilai IRR lebih kecil daripada tingkat suku bunga yang berlaku.

3) Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net Benefit dan Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka perbandingan antar jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Adapun rumus perhitungan Net B/C yaitu (Husnan 2000): Net B/C =

= =

+

+

n t t n t t

i

Ct

Bt

i

Ct

Bt

0 0

)

1

(

)

1

(

Dimana

(

)

(

0

)

0 < − > − t t t t C B C B Keterangan:

Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun

i = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C yaitu jika Net B/C > 1, artinya proyek tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika Net B/C < 1, maka proyek tersebut merugikan. Misalkan usaha tungku sekam memiliki nilai Net B/C sebesar 1,5 maka setiap 1 rupiah yang dikeluarkan selama umur proyek menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 1,5.

4) Break Event Point (BEP) atau Titik Impas

Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara (Mulyadi 1997).

BEP (unit) = Total Biaya Tetap

Harga Jual – Biaya Variabel Rata-Rata

BEP (Rupiah) = Total Biaya Tetap 1 – Biaya Variabel Rata-Rata

Harga Jual

Misalkan usaha tungku sekam menghasilkan nilai BEP sebesar 100 unit, artinya jumlah produksi minimum yang harus dihasilkan dan harus habis terjual oleh produsen agar mencapai titik impas ialah sebanyak 100 unit. Sedangkan jika nilai BEP tersebut dinyatakan dalam rupiah bernilai Rp 15000.000; maka hasil penjualan minimum yang harus dicapai produsen agar mencapai titik impas ialah sebesar Rp 15.000.000.

5) Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga pokok produksi merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk. Harga pokok produksi menjadi pedoman produsen dalam menetukan harga jual. Misalkan usaha tungku sekam memiliki nilai HPP sebesar Rp 10.0000/unit, maka harga jual produk tersebut harus lebih tinggi dari HPP agar kelompok tani memperoleh keuntungan. Rumusnya ialah : HPP = Biaya Tetap/unit + Biaya Variabel/unit 6) Tingkat Pengembalian Investasi (Payback Period)

Untuk melihat jangka waktu pengembalian suatu investasi dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Payback Period yang menunjukkan jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui pendapatan bersih tambahan yang diperoleh dari usaha tungku sekam. Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah: b A I period Payback = Keterangan :

I = besarnya investasi yang dibutuhkan.

Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya.

Masa pengembalian investasi ditunjukkan pada saat proyek mulai mengalami nilai present value yang positif. Semakin cepat tingkat pengembalian suatu usaha maka akan semakin baik.

7) AnalisisSwitching Value

Perencanaan suatu usaha pada umumnya menggunakan perkiraan dalam menentukan semua biaya yang akan dikeluarkan dan penerimaan yang akan

48 diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha. Variabel-variabel kebijakan yang digunakan sebagai alat analisis Switching Value pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional yang terdiri peningkatan harga input seng dan upah tenaga kerja tetap. Sementara itu, komponen penerimaan yang digunakan adalah penurunan volume penjualan.

8) Analisis Laba Rugi

Analisa laba rugi digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha tungku sekam terdiri dari, pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya penyusutan, beban bunga, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional, beban bunga, dan biaya penyusutan. Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan

Dokumen terkait