• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kerangka Teoretis

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-komparatif. Metode ini tentu saja dilakukan dengan pendekatan teologi normatif yang dalam hal ini adalah dengan pendekatan ilmu hadis.

Karena jumlah hadis yang begitu banyak—sebagaimana telah disinggung di awal—dalam kitab ini, maka penelitian ini dibatasi dengan sampel. Berkenaan dengan pengambilan sampling ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling80 dengan starategi typical sampling.81 Kriteria sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Hadis-hadis yang diteliti adalah yang tercantum dalam kutub al-tis’ah kecuali S}ah}i>h} al-Bukha>ri> dan S}ah}i>h} Muslim;82atau 2. Hadis-hadis tersebut adalah hadis yang masih tampak bertentangan dengan hadis-hadis dan atau dalil lain yang digunakan oleh salah satu atau lebih imam mazhab empat; atau 3. Hadis-hadis tersebut tidak disebutkan siapa mukharrij-nya.

Sementara itu, langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah menelaah buku primer S}ifat S}ala>t al-Nabi>; mendeskripsikan berbagai hadis

80Purposive Sampling adalah cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan

subjektif peneliti. Lihat misalnya P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Cet I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.3.

81

Digunakan untuk kasus-kasus yang bersifat khas atau unik. Unik bisa diartikan sebagai sesuatu yang tidak biasa terjadi. L\ihat Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 8; penulis merasa unik dengan mengangkat

tiga kriteria. Keunikan tersebut, menurut penulis, terutama karena al-Alba>ni> masih menemukan benturan dalil dengan empat imam mazhab dan ternyata juga al-Alba>ni> dalam beberapa riwayat tidak menyebutkan mukharrij hadis secara jelas.

82

Pengecualian ini didasarkan pada keyakinan bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kedua kitab ini tidak diragukan lagi kualitas ke-s}ah}i>h}-annya. Pendapat penulis ini bersesuaian dengan Baso Midong, Kualitas Hadis dalam Kitab Tafsir An-Nur Karya T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (Cet I; Makassar: YAPMA, 2007), h. 15.

yang ada didalamnya; menganalisis sanad dan matn (kandungan) hadis berdasarkan kriteria yang digunakan oleh muh}addis\u>n; menyelesaikan hadis-hadis yang masih tampak ta‘a>rud} lalu mengambil kesimpulan.

Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa jika hadis berstatus mutawa>tir, maka tidak deperlukan lagi penelitian secara seksama dan mendalam. Berbeda dengan hadis a>had yang mesih memerlukan penelitian secara terperinci.

Berkenaan dengan hadis a>had, yang menjadi barometer acuan dalam penelitian dan pengujian validitasnya adalah kaidah ke-s}ah}i>h}-an hadis. Sebuah hadis dinyatakan valid (s}ah}i>h}) jika di dalamnya terpenuhi syarat berikut ini:

a. Bersambung sanadnya sampai kepada Nabi saw; b. Diriwayatkan oleh orang yang ‘a>dil;

c. Periwayatnya adalah orang yang d}a>bit}; d. Terhindar dari (syaz\) kejanggalan; dan e. Terhindar dari (‘illat) cacat.83

Dalam penelitian sanad penulis menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang digunakan dan dijelaskan oleh M. Syuhudi Ismail. Langkah-langkah tersebut adalah: a. Melakukan al-I‘tiba>r;84 b. Meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya; c. Menyimpulkan hasil penelitian sanad.85

83

Definisi mengenai hadis s}ah}i>h} ini anatara lain dapat dilihat di M. Syuhudi Ismail, op. cit., h. 65; bangdingkan dengan Abu ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘Abd al-Rahma>n Ibn al-S}alah}, op. cit., h. 10; Abu Zakariyya Yah}ya ibn Syaraf al-Nawa>wi, op. cit., h. 2.

84Al-I‘tiba>r dalam terminologi hadis adalah menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu

hadis tertentu, yang pada bagian sanadnya tampak hanya seorang periwayat saja dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan bisa diketahui apakah ada periwayat yang lain.

Sementara untuk meneliti matn, maka penulis juga menggunakan langkah-langkah yang dugunakan oleh M. Syuhudi Ismail berikut ini: a. Meneliti matn dengan melihat kualitas sanad-nya; b. Meneliti susunan lafal matn yang semakna; c. Meneliti kandungan matn; d. menyimpulkan hasil penelitian matn.86

Untuk memudahkan penelitian ini, penulis mengacu kepada langkah-langkah yang dilakukan oleh ulama klasik yang biasanya langsung tertuju pada aspek-aspek yang lemah dari sebuah hadis.87

Seluruh langkah-langkah ini dilakukan secara sistematis, yakni penulis melakukan penelitian sanad terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan penelitian matn. Ketika dua penelitian ini telah selesai, namun masih ditemukan perbedaan (ta‘a>rud}) dengan hadis atau dalil yang digunakan oleh empat ulama mazhab, maka penulis baru mencarikan jalan keluar dari perbedaan tersebut.

Berkenaan dengan masalah adanya hadis yang masih tampak bertentangan, secara global ada dua cara yang dapat diterapkan untuk menyelesaikannya. Pertama, melakukan kompromi dengan menginterpretasikan atau menghubungkan kedua hadis, sehingga yang nampak bertentangan menjadi dapat diterima. Pada bagian ini pengkompromian dilakukan dengan melihat sebab-sebab terjadinya pertentangan. Dalam hal ini perbedaan itu bisa terjadi: a. disebabkan adanya dua peristiwa yang

Lihat M. Syuhudi Ismail, op. cit., h. 49 bandingkan dengan Mah}mu>d Tahha>n, Taisir Mus}t}alah}

al-H}adi>s\ (Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1979), h. 140.

85

Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologi, op. cit., h. 49-104. Langkah-langkah ini akan mengalami modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

86

Ibid., h. 113-146.

menyebabkan terbentuknya dua sunnah; b. disebabkan kekhususan dan keumuman dan perbedaan dalam keadaan tertentu; c. disebabkan perbedaan cara periwayatan hadis.88Kedua, jika kompromi tak bisa dilakukan, maka dilakukan hal berikut ini: a. penelitian tentang waktu penyabdaan lalu memilih hadis yang paling belakangan sebagai penghapus (na>sikh) dan yang lebih awal sebagai yang terhapus (mansu>kh); b. Melakukan tarji>h; dan c. tidak melakukan apa-apa jika kedua hal tersebut tidak bisa dilakukan (tawaqquf).89

Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh al-Sya>fi‘i> ketika berhadapan dengan permasalahan hadis-hadis yang tampak bertentangan, hanya saja imam mazhab ini tidak melakukan tauqi>f.90

Sementara itu penyelesaian terhadap hadis-hadis yang tampak bertentangan yang diajukan al-‘Asqala>ni> adalah: 1. Al-taufiq (al-jam‘u wa al-talfi>q); 2. al-na>sikh wa al-mansu>kh; 3. Al-tarji>h; dan 4. Al-Tauqi>f.91 Cara inilah yang penulis tempuh dalam penyelesaian masalah terhadap hadis-hadis yang ta‘a>rud} (tampak bertentangan).

88Lihat Usamah bin ‘Abdillah Khiyyat}, Mukhtalaf H}adi>s\ baina Muh}addis\i>n wa

al-Us}u>liyyi>n (Cet. I: Riyad}: Dar al-Fad}ilah li al-Nas}r wa al-Tauzi‘, 2001), h. 55

89Ibid., h. 47

90

Beberapa cara yang dilakukan dalam bentuk kompromi adalah: a. Penyelesaian berdasarkan pemahaman dengan pendekatan kaidah us}u>l; b. Penyelesaian berdasarkan pemahaman kontekstual; c. Penyelesaian berdasarkan pemahaman korelatif. Lihat Edi Safri, al-Imam al-Syafi’iy: Metode

Penyelesaian Hadis-Hadis Mukhtalif (Cet.I; Padang: IAIN Press Imam Bonjol, 1999), h. 96-135

91

Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologi, op. cit., h. 136-137 bandingkan dengan Ah}mad bin ‘Ali> Ibn Hajar al-‘Asqala>ni>, op. cit., h. 24-25.

G. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis sampaikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan utama untuk mengungkap kualitas hadis-hadis dalam buku S}ifat S}ala>t al-Nabi> SAW. Dari tujuan ini diharapkan menemukan tujuan lebih terperinci sebagai berikut:

a. Mengetahui metode studi hadis dan penyelesaian masalah yang tampak bertentangan.

b. Menjelaskan kualitas hadis dalam kitab S}ifat S}ala>t S}ala>t Nabi SAW.

c. Menyelesaikan masalah yang tampak bertetantangan antar hadis yang terdapat dalam dalam kitab S}ifat S}ala>t Nabi SAW. dan atau antara pemahaman al-Alba>ni> dan ulama lain.

2. Kegunaan

Sementara itu, penelitian ini juga diharapka dapat berguna sebagai berikut: a. Dari sisi akademis, penelitian ini menguji kembali otentisiatas hadis-hadis yang

digunakan al-Alba>ni> dalam kitabnya S}ifat S}ala>t al-Nabi> SAW. Penelitian yang dilakukan secara objektif tanpa memihak pada salah satu mazhab dan atau juga al-Alba>ni> sendiri. Hasil korektif dalam temuan penelitian ini merupakan suatu usaha yang baik untuk perkembangan penelitian permasalahan pendalilan tata laksana shalat.

b. Dari sisi praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemecahan berbagai permasalahan perbedaan mazhab yang ada. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pioneer terhadap penelitian selanjutnya, khususnya yang berkenaan dengan penyelesaian permasalahan perbedaan mazhab.

Dokumen terkait