• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif. Selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data data di analisa dengan tahapan berikut :

1. Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan melalui aspek STP dan marketing mix serta lingkungan external (peluang dan ancaman) perusahaan.

2. Menganalisis aspek pada lingkungan internal perusahaan dan merumuskanya ke dalam matriks IFE serta menganalisis aspek pada lingkungan eksternal perusahaan dan merumuskanya ke dalam matriks EFE.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE yaitu :

a. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical success factors) untuk aspek eksternal dan internal PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, kemudian menempatkannya pada kolom pertama.

b. Menentukan bobot dari setiap faktor-faktor tersebut. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan, dengan menggunakan metode Pairwise Comparison. Untuk

23

menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian bobot adalah sebagai berikut : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi internal / eksternal perusahaan Faktor Strategi Eksternal/Internal A B C D ... n Total Bobot A A A/ tot B B B/ tot C C C/ tot D D D/ tot ⁞ ⁞ ⁞ N n n/ tot Total tot 1.00

Sumber : Kinnear dan Taylor dalam Mulyawati (2012)

Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE dan EFE. Data internal yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan (IFE), serta mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan, maka dilakukan analisis lingkungan eksternal (EFE) dan dilakukan pembobotan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Matriks faktor strategi internal Faktor-faktor Strategi Internal Bobot (a) Rating (b) Skor (a x b) Kekuatan 1 2 Kelemahan 1 2 Total 1,00 Sumber : David (2009)

Tabel 5. Matriks faktor strategi eksternal Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (a x b) Peluang 1 2 Ancaman 1 2 Total 1,00 Sumber : David (2009)

Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut :

a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pada kolom 1.

b. Memindahkan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor.

Berikan peringkat 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan. Pemberian rating faktor internal (IFE) untuk variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari 1 sampai 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang masuk

25

kategori kelemahan, kebalikannya. Pemberian rating faktor eksternal (EFE) untuk variabel yang masuk kategori peluang mulai dari 1 (peluang kecil) sampai dengan 4 (peluang besar), sedang variabel yang masuk kategori ancaman, kebalikannya.

d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Menjumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan. Nilai total pembobotan menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternalnya. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4, dengan rata-rata 2,5. Pada matriks IFE, jika total skor nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat. Pada matriks EFE berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0.

3. Dengan acuan matriks IFE dan EFE, strategi diformulasikan dengan matriks SWOT.

4. Menentukan prioritas strategi pada masing-masing elemen yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan menggunakan Metode AHP. Pengolahan data dengan AHP dalam penelitian ini dibantu oleh program komputer Expert Choice Version11.

5. Langkah-langkah dalam pengolahan pengujian AHP menurut Saaty (1991) adalah sebagai berikut

a. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif. b. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan

Gambar 2. Struktur Hirarki AHP (Fewidarto dalam Febrianto, 2009)

c. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan seperti ditunjukan pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks perbandingan berpasangan

27

Nilai a11, a22,… amn adalah nilai perbandingan elemen baris Al terhadap kolom Al yang menyatakan hubungan:

Seberapa jauh tingkat kepentingan baris A terhadap kriteria C dibandingkan dengan kolom Al

Seberapa jauh dominasi baris Ai terhadap kolom A1 atau Seberapa banyak sifat criteria C terdapat pada baris A1

dibandingkan dengan kolom A1

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Skala penilaian perbandingan berpasangan Intensitas

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama pentingnya terhadap tujuan

3

elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen yang lainnya

5

elemen yang satu sangat lebih penting daripada elemen lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya terlihat dalam praktik

7

Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya terlihat dalam praktik

9

Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu dibanding yang lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8

Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan.

Kebalikan

Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibandingka suatu aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktifitas i.

Sumber : Saaty (1991)

d. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan tabel Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat berikut ini:

29

Tabel 8. Nilai RI matriks berordo 1-10

Urutan matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (RI) 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 Sumber: Saaty, 1991

Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam pengujian konsistensi matriks perbandingan adalah:

 Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan nilai eigen.

 Mencari nilai matriks

Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang didapatkan dari perhitungan sebelumnya.

………(1)  Mencari nilai Consistency Index (CI)

………...(2)

 Mencari nilai Consistency Ratio (CR)

………....(3)

Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini karena CR merupakan tolak ukur bagi konsistens atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty, 1991).

e. Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan untuk menguji kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki. Total CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan

prioritas elemen yang berkaitan dengan faktor-faktor yang diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya.

Dokumen terkait