• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan tiga metode alat analisis yaitu analisis

deskriptif, analisis fishbein dan, analisis diskriminan. Ketiga alat analisis tersebut

berfungsi untuk mengolah data dengan masing-masing tipe.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala tertentu (Travers, 1995 dalam Umar, 2005). Analisis Deskriptif dalam

penelitian ini digunakan untuk menggambarkan profil responden dan proses

reponden secara umum yang berkunjung ke coffee shop. Terhadap data profil

responden dan proses keputusan pembelian minuman akan dideskripsikan dan

dilakukan perhitungan secara manual dengan bantuan kalkulator/ komputer

sehingga dapat dipahami.

4.4.2 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan pada prinsipnya bertujuan untuk mengelompokkan

setiap objek kedalam dua atau lebih kelompok berdasarkan kriteria sejumlah

variabel bebas. Pengelompokkan ini bersifat mutually exclisive, dalam artian jika

objek A sudah masuk kelompok satu maka ia tidak mungkin dapat menjadi kelompok dua (Supriyana, 2006).

Variabel tidak bebas (dependen) yang menjadi objek dalam penelitian ini

terbagi atas dua kelompok, yaitu responden De Koffie – Pot dan responden De

Planters. Variabel bebas (independen) yang diduga menunjukkan perbedaan

antara kedua kelompok tersebut, yang dimasukkan ke dalam persamaan

diskriminan adalah karakteristik responden dan atribut produk serta coffee shop.

Faktor-faktor yang akan dianalisis terdiri dari 1). Harga, 2). Rasa, 3).

Variasi menu, 4). Promosi penjualan, 5). Fasilitas pendukung (free hot spot

internet, area parkir, band performance/music), 6). Respon terhadap keluhan konsumen, 7). Penampilan pramusaji/barista (keramahan, perhatian dan

kesopanan), 8). Kecepatan penyajian produk, 9). Kemudahan pembayaran, 10).

Kenyamanan tempat, 11). Penataan tempat, 12). Kemampuan pramusaji/barista

berkomunikasi dengan konsumen, 13). Lokasi, 14). Jenis kelamin, 15). Usia, 16).

Pekerjaan, 17). Pendidikan, 18). Status pernikahan, 19). Pendapatan per bulan,

23). Orang yang menemani berkunjung, 24). Hari kunjungan, 25). Waktu

kunjungan, 26). Loyalitas terhadap coffee shop pilihannya, 27). Media yang

mempengaruhi berkunjung, 28). Bentuk promosi yang diharapkan, 29). Penilaian

berkunjung, 30). Bila terjadi kenaikkan harga 15-20%, 31). Minat melakukan

kunjungan ulang, 32). Cara berkunjung, 33). Biaya yang dikeluarkan, dan 34).

Manfaat yang dicari.

Prosedur pemilihan variabel bebas terbaik dilakukan dalam beberapa tahap

(step), sehingga disebut dengan analisis diskriminan bertahap (stepwise

discriminant analysis). Metode ini akan memasukkan variabel satu-persatu berdasarkan kemampuan mereka dalam membedakan kelompok. Pada setiap

tahapan stepwise discriminant, pemilihan atribut tersebut didasarkan atas nilai

Mahalanobis Distance (Min D square) yang terbesar disertai dengan nilai Sig.of F to Enter yang terkecil. Jika kedua kriteria tersebut terpenuhi, maka atribut yang bersangkutan secara signifikan dapat berfungsi sebagai pembeda kelompok dan

dapat dimasukkan ke dalam model. Namun apabila tidak terpenuhi, maka proses

dihentikan (Myers dan Mullet dalam Arief, 2008).

Model diskriminan yang terbentuk dapat dikatakan mampu membedakan

perilaku kedua kelompok secara nyata jika angka Chi-square tinggi dengan

tingkat signifikansi dibawah 0.05. makin besar nilai Chi-square dan makin rendah

nilai signifikansi menggambarkan bahwa perilaku antar kelompok secara nyata

berbeda. Bentuk model diskriminan adalah sebagai berikut:

Zjk = a + W1X1k + W2X2k + ... + WnXnk Keterangan :

Zjk = Z skor diskriminan (discriminant Z score)

a = Intersep

W = Bobot diskriminan X = Variabel bebas

Dengan mengabaikan tanda, tiap-tiap pembobot menggambarkan

kontribusi relatif dari variabel bebas yang bersangkutan terhadap model

diskriminan yang terbentuk. Variabel bebas dengan bobot yang lebih besar

memberikan kontribusi yang lebih baik sebagai pembeda (prediktor) perilaku

antarkelompok kepada model diskriminan, dibandingkan variabel bebas yang

memiliki bobot lebih kecil. Model diskriminan akan mengestimasi koefisien W,

sehingga nilai Z (discriminant Z score) setiap kelompok sedapat mungkin

berbeda. Berdasarkan perbandingan nilai Z (discriminant Z score) dengan angka

Z kritis (cutting Z score), yaitu nilai yang perbatasan antarkelompok, keanggotaan anggota kelompok (coffee shop) diprediksi.

Tahap terakhir adalah mengidentifikasi ketepatan prediksi dari model

diskriminan, yaitu dengan menunjukkan kasus yang secara tepat diprediksi oleh

model, baik dari kelompok De Koffie – Pot dan De Planters, kemudian dibagi

jumlah kasus secara keseluruhan. Tahapan analisis dalam penelitian ini hanya

dilakukan sampai tahap mengetahui faktor-faktor pilihan yang menjadi pembeda,

yang mempengaruhi keputusan responden berkunjung ke coffee shop, dan

menjawab adanya kemungkinan berpindahnya konsumen dari De Koffie – Pot ke

De Planters ataupun sebaliknya berdasarkan hasil klasifikasi (classification

results).

4.4.3 Analisis Fishbein

Analisis fishbein merupakan suatu model multiatribut yang digunakan

untuk menggambarkan hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu

produk dan sikapnya terhadap atribut produk tersebut. Sikap konsumen terhadap

dimana atribut tersebut akan dievaluasi dan diberi bobot nilai. Pengembangan

suatu produk yang didasarkan pada penilaian atribut produk ideal dan aktual dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Ao =

= n i 1 bi ei Dimana:

Ao = Sikap terhadap objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = Evaluasi mengenai atribut i

n = Jumlah atribut yang menonjol

Atribut produk dan coffee shop yang akan dianalisis diukur menggunakan skala likert empat angka. Menurut Kinnear dalam Umar (2005), skala likert

berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu misalnya baik

atau buruk, senang atau tidak senang. Atribut produk dan coffee shop tersebut

kemudian dilakukan analisis tingkat kepercayaan dan evaluasi, dengan tujuan

untuk mengetahui kecenderungan atribut yang tergolong penting maupun yang

tidak penting menurut responden. Tingkat kepentingan atribut diperoleh

berdasarkan hasil persentase atribut-atribut berdasarkan prioritas yang diberikan

oleh responden. Langkah selanjutnya, hasil skor sikap terhadap atribut produk dan

coffee shop diintepretasikan berdasarkan skala interval. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Skala Interval = (m – n) b

Dimana:

m = Skor tertinggi yang mungkin terjadi n = Skor terendah yang mungkin terjadi

Dalam penelitian ini, analisis fishbein digunakan hanya untuk mengetahui sikap dan preferensi coffee shop De koffie – Pot. Atribut produk dan coffee shop

yang akan dianalisis menggunakan model fishbein dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Variabel Pengukuran Atribut Produk dan Atribut Coffee Shop

VARIABEL ATRIBUT YANG DIANALISIS

Dokumen terkait