• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE POT BOGOR. Oleh : ANITA MAGDALENA DAMANIK A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE POT BOGOR. Oleh : ANITA MAGDALENA DAMANIK A"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

COFFEE SHOP DE KOFFIE – POT BOGOR

Oleh :

ANITA MAGDALENA DAMANIK A14104659

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ANITA MAGDALENA DAMANIK. Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen

Terhadap Coffee Shop De Koffie – Pot Bogor. Di bawah bimbingan MUHAMMAD

FIRDAUS.

Coffee shop sebagai salah satu jenis restoran dipandang sebagai salah satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian dari masyarakat perkotaan. Coffee shop biasanya dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan bersantai bersama teman dan keluarga diakhir pekan atau sekedar untuk melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Kalangan eksekutif dan profesional umumnya memanfaatkan tempat ini sebagai alternatif tempat untuk menjamu rekan bisnis dan kolega dalam pertemuan yang bersifat informal. Perilaku mendatangi gerai coffee shop ini pun terjadi di Kota Bogor.

De Koffie – Pot dan De Planters merupakan coffee shop di Kota Bogor yang letaknya berdekatan. Variasi menu minuman kopi dan fasilitas yang ditawarkan membuat konsumen lebih selektif dalam mengambil keputusan pembelian. Keistimewaan masing-masing coffee shop merupakan daya tarik yang membuat konsumen ingin mencoba, dimana dengan mencoba maka konsumen akan mempunyai kesan terhadap tempat tersebut. Derajat kesukaan konsumen diperoleh dari pengalaman terhadap atribut produk dan atribut coffee shop yang dapat berpengaruh kuat terhadap preferensi. Oleh karena itu, pelaku bisnis coffee shop yang bisa menerjemahkan keinginan konsumen ini akan mampu bertahan dan bersaing diantara sesama coffee shop. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Membandingkan karakteristik konsumen coffee shop De Koffie – Pot dan De Planters, 2). Menganalisis sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut produk coffee shop De Koffie – Pot, 3). Mengkaji faktor-faktor yang membedakan karakteristik konsumen yang berkunjung ke De Koffie – Pot dan De Planters.

Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu De Koffie – Pot dan De Planters. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan Juni 2008, dengan penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah convinience sampling dengan pendekatan non probability sampling. Pengambilan sampel dilakukan disesuaikan dengan traffic pengunjung, yaitu pada hari Sabtu dan Minggu dimulai dari pukul 10.00 pagi sampai dengan pukul 22.00 WIB. Sampel yang diambil ialah sebanyak 52 orang, terdiri dari 26 orang responden dari pengunjung De Koffie – Pot dan, 26 orang responden dari pengunjung De Planters. Penelitian ini dilakukan dengan tiga metode alat analisis yaitu analisis deskriptif, analisis fishbein dan, analisis diskriminan.

Perbedaan karakteristik responden kedua coffee shop secara deskriptif terlihat dari usia responden yang berkunjung, pendapatan dan penghasilan perbulan, alasan berkunjung, rata-rata kunjungan dan keinginan untuk melakukan kunjungan ulang.

Hasil pengolahan dengan analisis fisbein diketahui bahwa sikap responden pada kedua coffee shop adalah baik dengan total skor De Koffie – Pot 126,92. Penilaian sangat baik diberikan responden (65,38%) terhadap atribut kenyamanan coffee shop dengan nilai 3,54. Hal ini dikarenakan De Koffie – Pot telah memberikan rasa nyaman kepada konsumen pada saat mereka berada di coffee shop tersebut.

(3)

Berdasarkan hasil pengolah analisis diskriminan menunjukkan terdapat empat faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan melakukan kunjungan ke coffee shop, yaitu kemudahan proses pembayaran, harga, pendapatan per bulan dan dengan siapa responden berkunjung ke coffee shop (teman berkunjung). Faktor kemudahan proses pembayaran, harga, pendapatan perbulan dan teman berkunjung memiliki nilai rata-rata diskriminan yang lebih tinggi pada kelompok De Koffie – Pot, hal ini berarti responden De Koffie – Pot lebih dipengaruhi (bersifat positif) dibandingkan kelompok De Planters.

Upaya perbaikkan yang direkomendasikan untuk manajemen De Koffie – Pot dan De Planters adalah dengan memperhatikan atribut promosi untuk lebih memperkenalkan coffee shopnya terutama bagi konsumen dari luar Kota Bogor. Acara-acara khusus atau live band perlu diadakan sebagai bentuk promosi diluar media massa/elektronik atau kerjasama dengan pihak bank. Rasa kopi yang disajikan harus diperbaiki. Harga jual yang berlaku dipertahankan dan perlu diberikan potongan harga untuk sejumlah pembelian tertentu.

(4)

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP

COFFEE SHOP DE KOFFIE – POT BOGOR

Oleh:

ANITA MAGDALENA DAMANIK A 14104659

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN DEPARETEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : Analisis Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Coffee Shop De Koffie – Pot Bogor

Nama : Anita Magdalena Damanik

NRP : A 14104659

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Muhamad Firdaus, PhD. NIP. 132 158 758

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE – POT BOGOR” INI ADALAH BENAR KARYA SAYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2008

Anita Magdalena Damanik A 14104659

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 11 April 1982 sebagai anak

pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Berlin Sahmatua Damanik dan Ibu

Agustina Saragih. Penulis mengawali pendidikan di TK Sejahtera II Bogor

(1987-1988), SDN Kebon Pedes 3 Bogor (1988-1994), SLTPN 8 Bogor (1994-1997),

dan SMUN 6 Bogor (1997-2000). Pada tahun 2000, penulis diterima sebagai

mahasiswa Program Studi Diploma 3, Jurusan Sekretaris, Aksek/LPK Tarakanita

Jakarta dan menamatkan pada tahun 2003.

Berhasil mendapat gelar ahli madya dari Aksek/ LPK Tarakanita, pada

tahun 2003 penulis diterima bekerja sebagai sekretaris di PT Cosa Indonesia

Jakarta (Agustus-Oktober 2003), Lucky Group Cibitung sebagai asisten sales

representative (Oktober 2003-September 2004), Guna Group Jakarta sebagai asisten marketing manager (September 2004-Februari 2005) dan terhitung

Februari 2005 sampai saat ini di PT Mulia Industrindo, Tbk. sebagai sekretaris

marketing manager Glass Float Division.

Setelah bekerja selama dua tahun, di bulan November 2005 penulis

melanjutkan pendidikan untuk mendapat gelar sarjana pada Program Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis

Sikap dan Perilaku Konsumen Coffee Shop De Koffie – Pot Bogor”. Penelitian

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini memuat serangkaian analisis yang memungkinkan diketahuinya

sikap dan perilaku konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung ke coffee shop. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan masukan bagi pihak yang berkepentingan, terutama bagi manajemen De

Koffie – Pot sebagai rekomendasi alternatif strategi pemasaran. Penelitian ini juga

diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan serta informasi dalam melakukan

studi lanjutan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,

karenanya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Bogor, September 2008

Anita Magdalena Damanik A 14104659

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kebaikkan-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua orang tua tercinta, adik-adikku

Minggus dan Meika dan seluruh keluarga atas dukungan, kasih sayang dan doa

yang tulus. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Ir. Asi H. Napitupulu, MSc., atas w aktu dan masukan yang diberikan.

2. Muhamad Firdaus, PhD., sebagai dosen pembimbing atas bimbingan, dan kesabaran yang diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Ir. Popong Nurhayati, MM., selaku dosen penguji utama.

4. Dra. Yusalina, Msi., selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan.

5. Tanti Novianti, SP, MSi., selaku dosen evaluator kolokium.

6. Bpk Harijanto Tanuwidjaja dan Bpk. Aloysius J. Effendy selaku pimpinan

marketing atas kebaikan dan pengertian selama penulis menjalani masa

perkuliahan, serta teman-teman satu departemen marketing Mulia Glass Float.

7. John T.U.M.P. Siregar, ST., untuk perhatian dan kasih sayang yang diberikan.

8. Alfredo Zebua, selaku pembahas dalam seminar penulis.

9. Pemilik, manajer dan karyawan De Koffie – Pot dan De Planters atas

kerjasama dan bantuan yang diberikan.

10. Sahabat-sahabat di Pro-Emas Manajemen Agribisnis IPB (Rara, Apip, Mba

Vina, Fresty, Wildan, Lia, Bang Ronald, Maria, Juni, Septi, Nova, Juan, Ela,

David, Desman) atas bantuan dan kebersamaannya, serta seluruh elemen

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... ...i

DAFTAR TABEL ... .iv

DAFTAR GAMBAR... .vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ..1

1.2 Perumusan Masalah ... ..3

1.3 Tujuan Penelitian ... ..5

1.4 Manfaat Penelitian ... ..5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran... ..7

2.2 Sejarah Kopi dan Coffee Shop ... ..8

2.3 Definis dan Jenis Kopi ... ..9

2.4 Penelitian Terdahulu ... 11

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis ... 16

3.1.1 Definisi Konsumen ... 16

3.1.2 Perilaku Konsumen ... 16

3.1.3 Preferensi Konsumen ... 17

3.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian... 17

3.1.4.1 Faktor Lingkungan... 18

3.1.4.2 Faktor Perbedaan Individu ... 19

3.1.4.3 Faktor Psikologis ... 19

3.1.5 Proses Keputusan Pembelian ... 19

3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan... 19

3.1.5.2 Pencarian Informasi ... 20

3.1.5.3 Evaluasi Alternatif ... 20

3.1.5.4 Pembelian... 21

3.1.5.3 Evaluasi Pembelian ... 21

3.1.6 Keputusan Pemilihan Coffee Shop... 21

3.1.7 Bauran Pemasaran... 22

3.1.7.1 Strategi Produk... 23

3.1.7.2 Strategi Distribusi (Tempat/Lokasi) ... 23

3.1.7.3 Strategi Harga ... 23

3.1.7.4 Strategi Promosi... 24

(11)

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data... 27

4.2 Jenis dan Sumber Data... 27

4.3 Metode Pengumpulan Data... 28

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

4.4.1 Analisis Deskriptif ... 29

4.4.2 Analisis Diskriminan ... 30

4.4.3 Analisis Fishbein ... 32

4.5 Definis Operasional ... 34

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan... 37

5.1.1 De Koffie - Pot... 37

5.1.2 De Planters ... 38

5.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

5.2.1 De Koffie - Pot... 39 5.2.2 De Planters ... 40 5.3 Bauran Pemasaran... 40 5.3.1 Produk ... 40 5.3.2 Harga... 41 5.3.3 Promosi ... 42 5.3.4 Lokasi... 42 5.4 Karakteristik Responden ... 43

5.4.1 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44

5.4.2 Sebaran Responden Menurut Usia... 44

5.4.3 Sebaran Responden Menurut Pekerjaan ... 45

5.4.4 Sebaran Responden Menurut Pendidikan ... 46

5.4.5 Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan ... 47

5.4.6 Sebaran Responden Menurut Pendapatan per Bulan ... 47

5.4.7 Sebaran Responden Menurut Pengeluaran per Bulan.. 48

5.4.8 Sebaran Responden Menurut Alasan Berkunjung ke Coffee Shop ... 49

5.4.9 Sebaran Responden Menurut Rata-rata Kunjungan ke Coffee Shop ... 50

5.4.10 Sebaran Responden Menurut Orang yang Menemani Berkunjung ke Coffee Shop ... 51

5.4.11 Sebaran Responden Menurut Hari Berkunjung ke Coffee Shop ... 52

5.4.12 Sebaran Responden Menurut Waktu Berkunjung ke Coffee Shop ... 53

5.4.13 Sebaran Responden Menurut Loyalitas Terhadap Coffee Shop yang Dipilih ... 53

5.4.14 Sebaran Responden Menurut Media yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung ke Coffee Shop ... 54

(12)

5.4.15 Sebaran Responden Menurut Bentuk Promosi

yang Diharapkan ... 55

5.4.16 Sebaran Responden Menurut Penilaian Berkunjung ke Coffee Shop ... 56

5.4.17 Sebaran Responden Apabila Harga Jual Kopi Dinaikkan ... 57

5.4.18 Sebaran Responden Menurut Minat Melakukan Kunjungan Kembali ke Coffee Shop... 58

5.4.19 Sebaran Responden Menurut Biaya yang Dikeluarkan pada Waktu Berkunjung ke Coffee Shop ... 58

5.4.20 Sebaran Responden Menurut Cara Memutuskan Berkunjung ke Coffee Shop ... 59

5.4.21 Sebaran Responden Menurut Manfaat yang Dicari pada Waktu Berkunjung ke Coffee Shop ... 60

BAB VI PREFERENSI KONSUMEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG BERKUNJUNG KE COFFEE SHOP 6.1 Sikap Dan Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Produk Dan Coffee Shop De Koffie – Pot dan De Planters ... 61

6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Berkunjung ke Coffee Shop ... 63

6.2.1 Analisis Diskriminan ... 63

6.2.2 Atribut Yang Membentuk Fungsi Diskriminan ... 64

6.2.3 Interpretasi Model Diskriminan ... 67

6.2.4 Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran untuk Coffee Shop De Koffie - Pot ... 72

6.2.4.1 Strategi Produk... 73

6.2.4.2 Strategi Harga ... 73

6.2.4.3 Strategi Promosi... 74

6.2.4.4 Strategi Lokasi ... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 76

7.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Tahun 2002-2006... ..2

2. Penelitian Terdahulu Yang Terkait Tahun 2005-2007 ... 15

3. Variabel Pengukuran Atribut Produk dan Coffee Shop ... 34

4. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44

5. Sebaran Responden Menurut Usia... 45

6. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan ... 46

7. Sebaran Responden Menurut Pendidikan ... 47

8. Sebaran Responden Menurut Pernikahan ... 47

9. Sebaran Responden Menurut Pendapatan perbulan... 48

10. Sebaran Responden Menurut Pengeluaran perbulan ... 49

11. Sebaran Responden Menurut Alasan Berkunjung ke Coffee Shop ... 50

12. Sebaran Responden Menurut Rata-rata Kunjungan ke Coffee Shop... 51

13. Sebaran Responden Menurut Orang yang Menemani Berkunjung ke Coffee Shop ... 52

14. Sebaran Responden Menurut Hari Berkunjung ke Coffee Shop ... 53

15. Sebaran Responden Menurut Waktu Berkunjung ke Coffee Shop ... 53

16. Sebaran Responden Menurut Loyalitas Terhadap Coffee Shop yang Dipilih ... 54

17. Sebaran Responden Menurut Media yang Mempengaruhi Berkunjung ke Coffee Shop ... 55

18. Sebaran Responden Menurut Bentuk Promosi yang Diharapkan... 56

19. Sebaran Responden Menurut Penilaian Berkunjung ke Coffee Shop ... 56

20. Sebaran Responden Bila Harga Jual Kopi Dinaikkan ... 57

21. Sebaran Responden Menurut Minat Melakukan Kunjungan Ulang ke Coffee Shop ... 58

22. Sebaran Responden Menurut Biaya yang Dikeluarkan pada Waktu Berkunjung ke Coffee Shop ... 59

23. Sebaran Responden Menurut Cara Berkunjung ke Coffee Shop ... 59

24. Sebaran Responden Menurut Manfaat yang Dicari Berkunjung ke Coffee Shop ... 60

(14)

25. Sikap dan Preferensi Responden Terhadap Atribut Produk dan Coffee Shop De Koffie - Pot ... 62 26. Nilai Rata-Rata dan Structure Matrix ... 70

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Data Penerimaaan Per Bulan De Koffie Pot Tahun 2007... 4

2. Model Perilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya ... 18

3. Proses Pemilihan Coffee Shop ... 22

4. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ... 26

5. Alur Struktur Organisasi De Koffie - Pot ... 40

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner ... ..81

2. Output Analisis Deskriptif dan Fishbein ... ..87

3. Tabel Analysis Case Processing Summary ... ..92

4. Tabel Tests of Equality of Group Means ... ..92

5. Tabel Variables Not in the Analysis ... ..93

6. Tabel Variables Entered/Removed (a,b,c,d) ... 102

7. Tabel Wilk’s Lambda ... 102

8. Tabel Classification Results (b,c) ... 103

9. Tabel Standar Canonical Discriminat Function Coefficients ... 103

10. Tabel Structure Matrix ... 103

11. Tabel Groups Stastistic ... 104

12. Tabel Functions at Group Centroids ... 107

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil registrasi penduduk akhir tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Kota Bogor sebanyak 855.085 jiwa, terdiri dari 431.862 jiwa laki-laki

dan 423.223 jiwa perempuan, terdapat kenaikan sebesar 23.514 jiwa dibanding

tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik Bogor, 2007). Kenaikan tersebut karena

faktor penarik Kota Bogor, mengingat semakin banyaknya fasilitas sosial dan

hiburan yang mudah diperoleh. Selain itu Kota Bogor juga merupakan kota

penyangga ibu kota Negara Indonesia sehingga menarik para pendatang untuk

tinggal dan menanamkan usahanya di Kota Bogor.

Usaha dibidang makanan dan minuman dengan konsep siap saji merupakan salah satu bisnis yang dinilai menjanjikan dari segi ekonomi. Hal

inilah yang pada akhirnya mendorong banyak pengusaha memilih fokus

berinvestasi serta mengembangkan bisnis tersebut (Kombong, 2007).

Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor mencatat

dalam kurun waktu 2002-2006 jumlah unit restoran di Kota Bogor cenderung

mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 sampai dengan 2003 terjadi

pertumbuhan jumlah unit restoran sebesar 10,56 persen atau terdapat sebanyak

161 unit, meskipun pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 30,34 persen.

Hal ini terkait dengan situasi perkembangan perekonomian yang masih belum

stabil karena Pemilihan Umum 2004. Namun demikian, pada tahun 2005 dan

2006 jumlah unit restoran meningkat menjadi masing-masing sebanyak 136 dan

(18)

Pertumbuhan jumlah unit restoran di Kota Bogor dari tahun 2002 sampai dengan

2006 dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Tahun 2002-2006

Tahun Restoran (Unit) % Pertumbuhan

2002 161 -

2003 178 10,56

2004 124 - 30,34

2005 136 8,82

2006 157 15,44

Sumber: Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2007

Atmodjo (1995) menyatakan usaha dibidang boga semakin berkembang

karena beberapa alasan, yaitu:

1. Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk.

2. Alat-alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang

telah berkembang membuat bisnis menjadi mudah, lancar dan menguntungkan.

3. Meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang

menambah alasan untuk makan dan minum di luar rumah sehingga pasar

pelayanan makanan dan minuman semakin besar pula.

Coffee shop sebagai salah satu jenis restoran dipandang sebagai salah satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian dari

masyarakat perkotaan. Coffee shop biasanya dimanfaatkan sebagai tempat

berkumpul dan bersantai bersama teman dan keluarga diakhir pekan atau sekedar

untuk melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Bahkan tidak jarang kalangan

eksekutif dan profesional yang memanfaatkan tempat ini sebagai alternatif tempat

(19)

Suasana yang nyaman, rasa dan variasi menu serta fasilitas pendukung yang

ditawarkan merupakan beberapa alasan yang menjadikan coffee shop pilihan

tempat untuk berkumpul.

Penulis memilih De Koffie – Pot dan De Planters sebagai tempat

penelitian karena De Koffie – Pot merupakan pelopor berdirinya coffee shop di

Kota Bogor yang memiliki lokasi yang strategis di pusat Kota Bogor, sehingga

memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Oleh karena itu manajemen perlu

mengetahui perilaku dan preferensi konsumen serta faktor-faktor pilihan yang

mempengaruhi konsumen berkunjung ke coffee shopnya. Adapun pemilihan De Planters karena De Planters menawarkan konsep dan variasi menu yang hampir

sama dengan De Planters, selain itu lokasi kedua coffee shop ini juga berdekatan.

De Planters merupakan tempat makan dan minum baru dengan rata-rata

kunjungan 100-150 konsumen perbulan, jumlah kunjungan mengalami kenaikan

meskipun tidak signifikan.

1.2 Perumusan Masalah

De Koffie – Pot merupakan coffee shop nama dagang dari PT Triputra

Halimun Sakti yang terletak di Jalan Salak No. 6 ini dibuka resmi sejak bulan

Desember 2004. Konsep interior ruangan De Koffie - Pot didesain untuk

memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pengunjung dengan dikelilingi oleh kaca

yang memberikan kesan luas, elegan, dan moderen. Motto De Koffie - Pot yaitu

“Taste The Heritage Indonesian Coffee” mempunyai filosofi berupa keinginan

(20)

ini tercermin dari bahan baku biji kopi yang digunakan menggunakan biji kopi

dalam negeri.

De Koffie – Pot dapat dikatakan berada dalam lingkungan yang

kompetitif, hal ini terlihat dari beragamnya tempat makan dan minum yang ada di

sekitar lokasi yang menawarkan berbagai konsep dalam rangka merebut dan

mempertahankan pasar. Diresmikannya Starbucks Coffee pada bulan September

2006 dan De Planters bulan Desember 2007 berpengaruh terhadap kunjungan

konsumen ke De Koffie – Pot, hal ini terlihat dari penerimaan perbulan De Koffie

– Pot yang mengalami penurunan rata-rata 8,33 persen selama tahun 2007 (Gambar 1).

DATA PENERIMAAN PER BULAN DE KOFFIE - POT TAHUN 2007

-20,000,000.00 40,000,000.00 60,000,000.00 80,000,000.00 100,000,000.00 120,000,000.00 Jan uari Febr uari Ma ret Apr il Mei Juni Ju li Agu stus Sept em ber Okto ber Nove mb er Des em ber BULAN RU P IAH

PENERIMAAN PER BULAN

Gambar 1. Data Penerimaan Per Bulan De Koffie – Pot Tahun 2007 (Manajemen De Koffie – Pot, 2007)

Konsumen merupakan salah satu penentu kelangsungan hidup suatu usaha.

Melihat pentingnya konsumen dalam bisnis ini, manajemen De Koffie – Pot dan

De Planters dituntut untuk mengerti dan memahami konsumen serta

memperhatikan strategi pemasaran yang tanggap akan perubahan dan selera pasar.

Strategi pemasaran yang spesifik akan lebih efektif dalam mempertahankan dan

(21)

uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah karakteristik konsumen coffee shop De Koffie – Pot dengan De

Planters berbeda?

2. Bagaimanakah sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut produk

coffee shop De Koffie – Pot yang diharapkan?

3. Apa saja faktor yang membedakan penilaian atribut di coffee shop De

Koffie – Pot dan De Planters?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Membandingkan karakteristik konsumen coffee shop De Koffie – Pot dan

De Planters.

2. Menganalisis sikap dan preferensi konsumen terhadap atribut produk

coffee shop De Koffie – Pot.

3. Menganalisis faktor-faktor yang membedakan penilaian atribut di coffee

shop De Koffie – Pot dan De Planters.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan

bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama manajemen De Koffie – Pot dan

De Planters sebagai referensi dalam merumuskan strategi pemasaran sesuai

dengan preferensi dan harapan konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Jenis Restoran

Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor

73/PW.105/MPPT/1985 menyatakan restoran adalah salah satu jenis usaha jasa

pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen,

dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini

(Listyari, 2006).

Pertumbuhan restoran yang bercirikan tradisional maupun modern

meningkat beberapa tahun terakhir. Torsina (2000) membedakan jenis-jenis

restoran ke dalam sepuluh jenis yang ada di luar hotel sebagai berikut:

1. Family Conventional.

Restoran ini adalah restoran untuk keluarga. Restoran ini mementingkan

suasana dan masakan yang enak. Dilihat dari harga cukup terjangkau, tetapi

segi pelayanan dan dekorasi terbilang biasa saja.

2. Fast Food.

Eat-in (makan di restoran) dan take out (dibungkus untuk dimakan diluar restoran). Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang

disajikan, mahal dan mengutamakan banyak langganan. Jenis restoran inilah

(23)

3. Cafetaria.

Biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan,

sekolah atau pabrik-pabrik. Tipe penyajian swalayan dengan menu terbatas

seperti menu-menu yang disajikan di rumah. Menu berganti-ganti menurut

hari, dengan harga ekonomis.

4. Gourmet.

Restoran ini termasuk restoran berkelas. Memerlukan suasana yang sangat

nyaman dengan dekorasi artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut

standar penyajian tinggi dan bergengsi. Disamping makanan, disajikan minuman wines dan liquors.

5. Etnik.

Menyajikan makanan spesifik dari suatu daerah (suku atau negara). Misalnya:

Masakan Jawa Timur, Manado, India, Cina dan lain-lain. Dekorasi

disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam

pramusaji juga bernuansa etnik. Terdapat tipe snack bar etnik yang

menyajikan menu yang murah, biasanya terbatas pada sajian-sajian umum.

6. Buffet.

Ciri utama dari jenis restoran ini adalah berlakunya satu harga untuk makan

sepuasnya apa yang disajikan. Peragaan dan display makanan sangat penting

untuk menarik perhatian pengunjung. Biasanya dengan sistem pelayanan

swalayan, tetapi untuk wine, liquor atau bir dilayani secara khusus.

7. Coffee Shop.

Coffee Shop ditandai dengan pelayanan secara cepat. Banyaknya kursi menempati counter service untuk menekankan suasana informal. Lokasi

(24)

utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan dengan jumlah

kunjungan pengunjung yang tinggi dan menarik perhatian pengunjung untuk

bersantai atau melakukan pertemuan-pertemuan bersifat tidak formal.

8. Snack Bar.

Ruangan biasanya lebih kecil dan hanya cukup untuk melayani orang-orang

yang ingin makanan kecil, tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang

lumayan besar karena waktu makan ditambah dengan pesanan take-out.

9. Drive in/Thru Parking.

Para pembeli yang memakai mobil tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take away. Jenis

makanan dikemas secara praktis. Lokasi sesuai dengan tempat parkir baik

mobil maupun motor, contoh jenis restoran ini adalah Mc Donald.

10. Specialty Restaurant.

Lokasi restoran ini biasanya jauh dari keramaian. Tetapi menyajikan masakan

yang menarik dan berkualitas. Ditujukan untuk turis, atau untuk orang-orang

yang ingin mentraktir teman atau keluarga dalam suasana khas yang bebeda.

Jenis restoran ini memiliki keuntungan lebih, yaitu para pemilik restoran tidak

perlu menginvestasikan dananya terlalu mahal untuk sewa ruang atau tempat

di lokasi-lokasi komersial.

2.2 Sejarah Kopi dan Coffee Shop

Kopi pertama kali ditemukan di Ethiopia pada abad ke-9 ketika seorang

penggembala menyadari domba-domba gembalaannya menjadi hiperaktif setelah

(25)

tempatnya menggembala. Tempat asal penggembala tersebut dikenal dengan

nama Kaffa, dan dari nama tempat itulah muncul istilah kopi atau coffee.1

Kopi menjadi minuman yang terkenal di seluruh dunia. Dari sinilah

muncul istilah kafe yang mengacu kepada kedai kopi (coffee shop) yang dulu

hanya terdapat dikawasan Eropa, Jazirah Arab dan Amerika, dimana saat ini telah

menyebar ke berbagai tempat di dunia, dan bersama inipun berkembang

teknik-teknik menyajikan minuman kopi.

Menyajikan kopi saat ini lebih dari sekedar menyeduh bubuk kopi dengan

air panas lalu ditambahkan gula atau susu. Kopi bisa disajikan dengan berbagai cara. Seiring dengan berkembangnya aneka teknik pembuatan kopi, penjualan

kopi pun meningkat. Kopi telah menjadi bagian hidup, khususnya bagi mereka

yang tinggal di kota besar. Kopi menjadi terkenal dikalangan anak muda dan juga

kalangan bisnis, sehingga harganya menjadi mahal. Hal ini yang mendorong

suksesnya bisnis kedai kopi mulai dari kedai kopi sederhana yang menjual dengan

harga murah hingga ke kafe-kafe elit dimana harga satu gelasnya cukup untuk

membeli beberapa gelas kopi di kedai kopi sederhana.

Kopi telah menjadi minuman berkelas (classy drinks). Banyak kafe-kafe

yang mengkhususkan diri pada bisnis minuman kopi, karena konsumennya tidak

pernah berkurang. Dikalangan anak muda di Indonesia, minum kopi pun telah

menjadi tren . (Listyari, 2006).

2.3 Definisi dan Jenis Kopi

Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas. Minuman ini

1

(26)

dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang dipanggang. Kopi merupakan sumber

kafein.2 Kopi sebagai salah satu bahan penyegar, nilainya tidak hanya ditentukan

oleh penampilan fisik, akan tetapi lebih ditentukan oleh citarasanya. Salah satu

cara penentuan mutu kopi adalah dengan uji citarasa. Konsumen menilai mutu

kopi pada saat meminum kopi tersebut. Biji kopi sebagai bahan alami, memiliki

komposisi kimia yang sangat komplek dan beragam. Banyak faktor yang

mempengaruhi nilai senyawa-senyawa didalamnya. Diantaranya spesies, cara

pemanenan, pengolahan, pemupukan, dan iklim. Perubahan nilai karena

faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi citarasa kopi yang berdampak pada harga jualnya.

Jenis kopi Arabika dan Robusta adalah jenis kopi yang banyak dijual di

pasar Indonesia. Masing-masing jenis memiliki ciri tersendiri, Robusta memiliki

biji yang berbentuk bulat dan bergaris tengah lurus, sedangkan jenis Arabika

berbentuk lonjong dan bergaris tengah bergelombang. Kandungan kafein dari

kedua jenis kopi ini berbeda. Robusta mengandung kafein antara 2,2 sampai 2,7

persen basis kering. Sedangkan kandungan kafein pada kopi jenis Arabika

berkisar antara 0,6 sampai 1,5 persen basis kering (Atamawinata, 2007).

Kopi Arabika memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding dengan harga

jual kopi Robusta. Harga jual kopi Arabika di pasar Indonesia pada tahun 2007

Rp 25.500,- per kilogram, sedangkan kopi Robusta Rp 12.200,- per kilogram

(Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, 2007). Selain kopi jenis Arabika dan Robusta,

2

(27)

di Indonesia juga terdapat sejenis kopi mirip kopi Robusta, yaitu kopi Luwak.

Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak (musang) yang dicuci, dibersihkan dan

dijemur terlebih dahulu. Harga kopi luwak cukup mahal berkisar Rp 150.000,- per

kilogram sampai Rp 250.000,- per kilogram.

Untuk keperluan penjualannya De Koffie – Pot menggunakan kopi

Arabika dan kopi Robusta sebanyak 28 kilogram per bulannya, dengan harga

pembelian kopi Arabika rata-rata Rp 51.000,- per kilogram dan harga kopi

Robusta Rp 40.000,- per kilogram.

2.4 Penelitian Terdahulu

Listyari (2006), menganalisis mengenai Keputusan Pembelian dan

Kepuasan Konsumen Coffee Shop De Koffie – Pot. Metode analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Importance Peformance Analysis, Analisis Tingkat Kesesuaian, dan Customer Satisfaction Index. Hasil yang diperoleh menunjukkan karakteristik pengunjung De Koffie – Pot adalah

perempuan (55 persen), berusia antara 16 - 25 tahun, dan belum menikah.

Pertimbangan awal mengunjungi adalah karena tempat yang nyaman (73 persen),

sebanyak 56,4 persen responden mengatakan bahwa mereka melakukan

kunjungan di waktu libur atau akhir pekan. Sebanyak 89 persen responden

menyatakan merasa puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh De Koffie – Pot

dan sebanyak 98 persen responden mengatakan akan datang untuk berkunjung

kembali.

Parmana (2006), melakukan penelitian mengenai Analisis Keputusan

Pembelian Dan Sikap Konsumen Terhadap MER Furniture Center dengan tujuan

(28)

pembelian produk serta menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

konsumen dalam keputusan pembelian produk. Selain itu tujuan penelitian

tersebut adalah untuk menganalisis sikap konsumen serta memberi rekomendasi

strategi pemasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen MER

Furniture Center sebagian besar berusia 20 – 30 tahun berjenis kelamin pria, bekerja sebagai pegawai swasta, berstatus menikah, memiliki anggota keluarga

sebanyak tiga sampai enam orang, berpendidikan sarjana dengan pendapatan

antara satu sampai tiga juta rupiah. Sebagian besar konsumen merasa puas dengan produk mebel yang telah dibelinya dan berminat untuk melakukan proses

pembelian ulang. Secara keseluruhan sikap dan persepsi konsumen terhadap 11

atribut yang dianalisis adalah sikap netral. Hal ini diketahui dari rata-rata sikap

yang diperoleh yaitu sebesar 156,57. hasil Analisis Faktor dan Model Atribut

Fishbein merekomendasikan strategi untuk diterapkan adalah dengan menjual produk yang memiliki desain produk yang bagus dan memiliki merek yang sudah

dikenal oleh konsumen. Strategi harga yang disarankan yaitu mempertahankan

harga jual produk supaya tetap stabil serta memberikan potongan harga pada

situasi tertentu.

Penelitian mengenai analisis sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan konsumenpun dilakukan oleh Friza (2007). Penelitian tersebut

bertujuan mengkaji preferensi konsumen terhadap atribut produk di restoran KFC

Pajajaran dan A&W Botani Square serta mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih restoran. Berdasarkan

(29)

restoran KFC Pajajaran secara keseluruhan adalah baik dengan total skor

masing-masing 104,78 dan 232,62. Pada restoran A&W Botani Square penilaian

responden terhadap atribut produk justru biasa saja dengan skor 93,92. Hal ini

berkaitan dengan porsi, paket harga dan promosi yang ditetapkan kurang sesuai

dengan harapan konsumen. Sedangkan untuk atribut restoran penilaian responden

baik dengan total skor 232,93.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan responden dalam memilih

restoran fast food terdiri dari tahapan pengenalan kebutuhan adalah rasa makanan.

Tahap pencarian informasi untuk restoran A&W dari brosur sedangkan KFC melalui iklan televisi. Tahap evaluasi alternatif dari responden adalah alasan

selera dan harga yang terjangkau. Proses pembelian adalah rata-rata kunjungan

konsumen ke restoran fast food yaitu sebulan sekali dan umumnya responden

berkunjung bersama orang lain. Biaya yang dikeluarkan responden untuk sekali

makan adalah sebesar Rp 20.000,- sampai dengan Rp 50.000,-. Mereka memilih

ayam goreng sebagai menu yang paling disukai. Evaluasi pasca pembelian

menyatakan bahwa responden restoran A&W cukup puas, sedangkan responden

KFC menyatakan puas. Apabila harga dinaikkan, maka sebagian responden

menyatakan akan mengurangi frekuensi pembelian mereka.

Tiga atribut yang berpengaruh terhadap keputusan pemilihan pembelian

adalah harga makanan, areal parkir dan rasa makanan yang digunakan untuk

membentuk fungsi diskriminan. Dan disarankan ketiga atribut produk dan restoran

tersebut harus ditingkatkan kualitas dan kinerjanya sehingga restoran KFC dapat

(30)

Penelitian yang dilakukan Luqman (2008) berjudul Sensitivitas Harga

Serta Pengembangan Produk dan Layanan di De Koffie – Pot Coffee Shop, Bogor.

Penelitian ini hanya mengukur sensitivitas harga untuk minuman Caramel

Machiatto dan minuman Espresso. Pemilihan kedua minuman tersebut karena

Caramel Machiatto mempunyai tingkat penjualan tertinggi dan Espresso

mempunyai tingkat penjualan terendah. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas

harga, rentang harga yang dapat diterima konsumen berada pada harga antara Rp

20.400,00 sampai Rp 30.500,00 sedangkan harga Rp 23.500,00 merupakan harga

ideal yang dapat ditetapkan oleh manajemen De Koffie - Pot untuk minuman Caramel Machiatto. Harga ideal yang dapat ditetapkan De Koffie - Pot untuk

minuman Espresso berada pada tingkat harga Rp 10.900,00.

Kualitas (quality) layanan yang diprioritaskan sesuai dengan bobot

absolut persyaratan pelanggan antara lain layanan hotspot, rasa dan kepekaan

pramusaji terhadap kebutuhan pengunjung, serta penataan interior dan eksterior

coffee shop. Prioritas persyaratan teknik yang perlu ditingkatkan manajemen De Koffie - Pot untuk mempertahankan konsumen sesuai dengan bobot absolut

persyaratan teknik antara lain pelayanan, pembersihan, dan penyajian peralatan.

Urutan prioritas persyaratan teknik yang perlu ditingkatkan sesuai dengan bobot

relatif persyaratan teknik antara lain pelayanan, pembersihan, dan penyajian

peralatan. Saran yang dapat direkomendasikan untuk manajemen De Koffie – Pot

antara lain manajemen De Koffie - Pot dapat menaikkan harga Caramel Machiatto

dan Espresso, namun sebaiknya peningkatan harga tidak melebihi rentang harga

pada daerah antara OPP dan IPP. Pihak manajemen sebaiknya meningkatkan

(31)

rasa khas, meningkatkan kualitas pelayanan pramusaji dengan memberikan

pelatihan-pelatihan, dan memberikan fasilitas hotspot secara gratis kepada

konsumen. Penelitian lanjutan mengenai daya saing coffee shop De Koffie - Pot

diperlukan mengingat tingkat persaingan di bidang cafe dan coffee shop semakin

ketat. Perbandingan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Terkait

Tahun Judul Skripsi Penulis Keterangan

2006 Analisis Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Coffee

Shop De Koffie - Pot, Bogor

Ni Putu Widyawati Listyari

Analisis yang digunakan Analisis Deskriptif,

Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index.

2006 Analisis Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Terhadap MER Furniture Center (Kasus: Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

Parmana Analisis yang digunakan Analisis Faktor dan Model Atribut Fishbein . 2007 Analisis Sikap dan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Restoran Fast Food (Kasus pada Restoran KFC Pajajaran dan A&W Botani Square Bogor)

Dwi Elevyani Temmi Friza

Analisis yang digunakan Analisis Deskriptif, Analisis Fishbein dan Analisis Diskriminan.

2008 Sensitivitas Harga Serta Pengembangan Produk dan Layanan di De Koffie – Pot

Coffee Shop, Bogor

Syaifudin Luqman Analisis yang digunakan Analisis Deskriptif, Analisis Sensitivitas Harga dan Quality

Function Deployment.

Sumber: Perpustakaan IPB, 2008.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini

menganalisa sikap dan preferensi konsumen serta mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen berkunjung ke coffee shop yaitu De Koffie – Pot

berbanding dengan kompetitornya dalam hal ini De Planters. Penelitian ini juga

bertujuan mengetahui adanya kemungkinan berpindahnya konsumen De Koffie –

Pot ke De planters. Alat analisis yang digunakan relatif sama, yaitu analisis

(32)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

menyatakan bahwa konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan (Wijaya, 2007).

3.1.2 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk

proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan (Engel et al.,1995).

Perilaku konsumen terbagi dua bagian, perilaku yang tampak dan perilaku yang

tidak tampak. Variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah

pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana

konsumen melakukan pembelian. Variabel perilaku yang tidak tampak adalah

persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen (Umar,

2000).

3.1.3 Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen adalah derajat suka atau tidak suka seseorang

terhadap suatu jenis produk. Preferensi terhadap produk pangan merupakan

(33)

melakukan pilihan dari produk yang ada sedikitnya dua jenis pangan yang

berbeda. Ada tiga komponen preferensi yang mempengaruhi konsumen pangan

dimana semua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan satu sama

lain yaitu (Kotler, 2005):

1. Karakteristik individu meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan

dan pengetahuan gizi.

2. Karakteristik produk meliputi rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur.

3. Karakteristik lingkungan meliputi jumlah keluarga, tingkat sosial, musim dan

mobilitas.

Preferensi terhadap pangan bersifat sementara pada orang yang berusia

muda dan bersifat permanen bagi mereka yang sudah berumur dan pada akhirnya

dapat menjadi gaya hidup. Karakteristik makanan dan minuman bagi orang

dewasa dipengaruhi oleh penampakan, pola penyajian, daya cerna serta seringnya

makan dan minum dari bahan makanan dan minuman yang sama. Pilihan jenis

makanan dan minuman dalam jumlah yang beragam, akhirnya dapat

mempengaruhi preferensi makan dan minum dari setiap individu. Karakteristik

tersebut dapat dilihat dari sifat organoleptik makanan dan minuman serta daya

terima dan ketersediaannya. Selain dari jumlah pilihan, preferensi tersebut dapat

juga ditimbulkan dari kombinasi dan variasi rasa, warna, aroma dan bentuk

makanan, yang semuanya dapat mempengaruhi nafsu makan dan minum

seseorang (Kotler (2005).

3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Perilaku pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut,

(34)

menyatakan hal yang serupa, bahwa pengambilan keputusan oleh konsumen

ditentukan oleh tiga determinan yaitu: (1) pengaruh lingkungan; (2) perbedaan

individu; dan (3) proses psikologis. Pengambilan keputusan oleh konsumen ini

akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih oleh

pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 2.

.

Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Engel et al., 1995)

3.1.4.1 Faktor Lingkungan

Dari beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh dalam proses

keputusan pembelian, budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling

dalam. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Budaya akan mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang dibeli dan

Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh Pribadi Keluarga Situasi Strategi Pemasaran

Produk, Harga, Tempat dan Promosi Perbedaan Individu Sumber daya Konsumen Proses Psikologi Pengolahan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap dan

Perilaku Perbedaan Individu

Sumberdaya Konsumen Motivasi dan Keterlibatan

Pengetahuan Sikap

Kepribadian, Gaya Hidup, Demografi Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil

(35)

digunakan dalam tiga cara, yaitu: 1). Budaya mempengaruhi struktur konsumsi,

2). Budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan dan, 3).

Budaya adalah variabel utama dalam penciptaan komunikasi dari sebuah produk

(Engel et al., 1995).

3.1.4.2 Faktor Perbedaan Individu

Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakkan dan

mempengaruhi individu. Diukur menurut efek pada perilaku konsumen,

perbedaan yang paling penting diantara individu adalah dalam hal sumberdaya.

Tiga sumberdaya utama yang digunakan konsumen dalam proses pertukaran, yaitu: 1). Sumberdaya ekonomi, 2). Sumberdaya temporal/waktu dan, 3).

Sumberdaya kognitif/kapasitas konsumen dalam mengolah informasi.

3.1.4.3 Faktor Psikologis

Pembelian yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologi

yang terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap atau

perilaku. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh dua determinan utama yaitu: 1).

Pribadi dan, 2). Stimulus.

3.1.5 Proses Keputusan Pembelian

Proses yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan meliputi

beberapa tahapan sebagai berikut, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan, evaluasi pembelian.

3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu

kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan tersebut karena

(36)

keadaan yang diinginkan. Ketika kesesuaian itu melebihi suatu tingkat tertentu,

maka kebutuhan dikenali (Engel et al., 1995). Timbulnya kebutuhan tersebut

dipicu oleh stimuli internal, yaitu kebutuhan dasar yang timbul dalam diri

seseorang seperti rasa lapar dan haus. Dan stimuli eksternal yang dipicu oleh

dorong diluar diri seseorang tersebut. Stimuli yang timbul pada suatu tingkat

tertentu akan menjadi dorongan yang memotivasi konsumen untuk segera

memuaskannya (Kotler, 2005).

3.1.5.2 Pencarian Informasi

Setelah konsumen tergerak oleh suatu stimuli, maka kemungkinan mereka akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Menurut Kotler (2005),

sumber informasi konsumen terdiri dari: 1). Sumber pribadi, yaitu: keluarga,

teman, tetangga, kenalan; 2). Sumber komersial, yaitu: iklan, wiraniaga, penyalur,

kemasan, pajangan; 3). Sumber publik, yaitu: media massa, organisasi penilai

konsumen dan; 4). Sumber pengalaman, yaitu: penanganan, pengkajian dan

pemakaian produk.

3.1.5.3 Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan

dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memilih

alternatif, konsumen menggunakan atribut tertentu yang disebut sebagai kriteria

evaluasi antara lain: harga, merek, negara asli, garansi, ataupun kriteria lain yang

bersifat hedonik (gengsi/status). Setelah menentukan kriteria yang akan digunakan

untuk menilai alternatif, maka konsumen akan memutuskan alternatif mana yang

akan dipertimbangkan. Dalam hal ini konsumen akan menentukan alternatif

(37)

merupakan strategi yang digunakan konsumen untuk menyeleksi alternatif pilihan

(Engel et al., 1995).

3.1.5.4 Pembelian

Tindakan pembelian merupakan tahap akhir dari proses keputusan

pembelian. Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan

membeli dan dimana membeli. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan,

yaitu: niat pembelian dan pengaruh lingkungan. Terdapat dua faktor yang

mempengaruhi pembelian dan keputusan pembelian, yaitu:

1. Sikap atas pendirian orang lain

Intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai

konsumen dan motivasi konsumen dalam memenuhi keinginan orang lain.

2. Situasi yang tidak diantisipasi

Faktor ini dapat mengubah rencana pembelian suatu produk oleh konsumen.

3.1.5.5 Evaluasi Pembelian

Perilaku proses keputusan pembelian tidak berhenti begitu pembelian

dilakukan. Evaluasi lebih jauh dilakukan dalam bentuk perbandingan kinerja

produk berdasarkan harapan. Hasilnya adalah kepuasan dan ketidakpuasan yang

akan mempengaruhi niat pembelian dimasa yang akan datang. Kepuasan akan

mengukuhkan loyalitas pembeli.

3.1.6 Keputusan Pemilihan Coffee Shop

Memilih coffee shop adalah proses interaksi antara strategi pemasaran

dengan karakteristik individual dan situasional dari pembeli. Karakteristik

individual seperti gaya hidup menyebabkan aktivitas konsumen dalam perilaku

(38)

melakukan promosi. Proses pemilihan coffee shop, merupakan suatu fungsi dari

karakteristik konsumen dan karakteristik coffee shop. Karakteristik konsumen

akan membentuk kriteria evaluasi yang diinginkan konsumen pada coffee shop,

sedangkan karakteristik coffee shop diperoleh dari atribut atau ciri yang

dimilikinya. Proses pemilihan secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 3

(Hadi, 2003 dalam Friza, 2007).

Gambar 3. Proses Pemilihan Coffee Shop (Hadi, 2003 dalam Friza, 2007) 3.1.7 Bauran Pemasaran

Komponen utama pemasaran terdiri dari tiga lingkup yang saling

terintegrasi. Lingkup pertama merupakan landasan kompetitif perusahaan yang

terdiri dari konsumen, perusahaan, pesaing dan perubahan. Lingkup kedua terdiri

dari tiga faktor utama, yaitu: 1). Strategi kompetitif pemasaran yang terdiri atas

segmentasi, targeting dan positioning; 2). Taktik pemasaran yang terbagi atas:

diferensiasi, bauran pemasaran dan penjualan dan; 3). Nilai pemasaran yang

terbagi kedalam: brand, service dan process. Lingkup ketiga berhubungan dengan

tiga pertanyaan pokok yaitu: apa (what), mengapa (why), dan bagaimana (how),

dimana ketiga pertanyaan ini tekait dengan informasi pasar (Kertajaya, 2004).

Kotler (2005) menyatakan ada empat strategi pemasaran yang umum dilakukan

pemasar dalam bauran pemasaran, yaitu:

Proses Perbandingan

Coffee Shop yang dipilih

Karakteristik Coffee Shop

Coffee Shop yang tidak dipilih Karakteristik

(39)

3.1.7.1 Strategi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dalam bentuk fisik. Terdapat tiga

level kategori produk, yaitu: 1). Produk inti, yaitu manfaat inti yang dicari oleh

konsumen ketika membeli produk; 2). Produk aktual, terdiri atas lima

karakteristik, yaitu: tingkat mutu, sifat, rancangan, nama merek dan pengemasan;

3). Produk tambahan, yaitu servis atau manfaat tambahan bagi konsumen. Strategi

dalam bauran produk merupakan keputusan yang terkoordinasi antara bagian

produksi dan pemasaran. Perencanaan klasifikasi suatu produk akan berguna membantu merencanakan program-program strategi pemasaran.

3.1.7.2 Strategi Distribusi (Lokasi/Tempat)

Lokasi merupakan tempat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk membuat produk sekaligus memasarkannya. Penelitian berkaitan distribusi

ini perlu dilakukan, baik bagi lokasi lama maupun baru. Hal ini penting untuk

mengetahui potensi masing-masing lokasi sehingga pemasaran berjalan sesuai

dengan rencana yang ditargetkan terutama untuk lokasi baru. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penentuan lokasi adalah letak/posisi (place), area parkir

(parking), kemudahan untuk menuju lokasi (accesibility), coffee shop tersebut

mudah dilihat dan diketahui orang banyak (viability), fasilitas pendukung

/infrastruktur (infrastructure).

3.1.7.3 Strategi Harga

Harga merupakan determinan penting bagi konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian terhadap prosuk yang diinginkannya. Harga yang

(40)

pertimbangan konsumen, hal ini dikarenakan harga yang dibayar oleh konsumen

merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari

pembeliannya tersebut.

3.1.7.4 Strategi Promosi

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mengkomunikasikan/menyampaikan produknya kepada sasaran, dan bertujuan

membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut. Program

promosi yang biasa digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya

antara lain promosi penjualan, periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Pertumbuhan coffee shop di Kota Bogor berkaitan dengan perubahan gaya

hidup masyarakat yang semakin dinamis. Perkembangan usaha di bidang minuman ini menjadi peluang pasar yang cukup besar yang menjadi daya tarik

bagi perusahaan untuk masuk sehingga meningkatkan persaingan antar sesama

coffee shop.

Dalam menjalankan usahanya perusahaan membutuhkan strategi

pemasaran yang tepat. Tugas penting pemasaran adalah mengidentifikasi peluang

pasar, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan penempatan posisi serta

mengembangkan strategi pemasaran. Penelitian ini difokuskan menganalisis sikap

dan tingkat preferensi konsumen serta melihat faktor- faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen De Koffie – Pot dan De Planters. Atribut produk

yang akan dianalisis terdiri dari harga, rasa, variasi menu dan promosi penjualan.

(41)

spot internet, area parkir, band performance/music), respon terhadap keluhan konsumen, penampilan pramusaji/barista (keramahan, perhatian dan kesopanan),

kecepatan penyajian produk, kemudahan pembayaran, kenyamanan tempat,

penataan tempat, kemampuan pramusaji/barista berkomunikasi dengan konsumen

dan lokasi. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,

usia, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, pendapatan perbulan dan

pengeluaran perbulan.

Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan

menggunakan analisis deskriptif, analisis fishbein dan analisis diskriminan. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa karakteristik konsumen, analisis

fishbein untuk menganalisa sikap dan preferensi konsumen dan analisis diskriminan untuk menganalisa faktor-faktor pilihan yang paling mempengaruhi

konsumen dalam berkunjung ke coffee shop De Koffie – Pot dan De Planters.

Bagan alur kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada

(42)

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Persaingan Bisnis

Coffee Shop

Penurunan Penjualan De Koffie – Pot dan diresmikannya kompetitor baru yaitu De Planters

Identifikasi Karakteristik Konsumen

Sikap dan Preferensi Konsumen Terhadap Atribut

Produk dan Coffee Shop

Faktor-faktor yang Membedakan Karakteristik Konsumen Berkunjung ke Coffee Shop Analisis Diskriminan Analisis Fishbein Analisis Deskriptif

(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan di De Koffie – Pot Bogor dan coffee shop

pembandingnya De Planters. De Planters dipilih karena berada dalam satu lokasi

yang sama yaitu Jalan Salak Bogor. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan

pada bulan Juni 2008, dengan penentuan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive). Pemilihan De Koffie – Pot sebagai objek penelitian, karena De Koffie Pot merupakan pelopor berdirinya coffee shop di Kota Bogor.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian terdiri dari data

primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan manajemen De Koffie – Pot dan De Planters juga

melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dipandu oleh penulis,

dimana kuesioner dibagi kedalam empat bagian, yaitu:

a. Perkenalan Diri

Pada bagian perkenalan diri ini peneliti akan memperkenalkan identitas dan

tujuan penelitian, serta peneliti meminta kesediaan para responden untuk

melengkapi pertanyaan sesuai petunjuk yang diberikan.

b. Seleksi Awal

Pada tahap seleksi peneliti melakukan saringan awal untuk mendapatkan

responden yang diinginkan agar sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

(44)

syarat tahu atau telah mengunjungi coffee shop yang ditentukan, yaitu De

Koffie – Pot atau De Planters dalam satu tahun terakhir.

c. Karakteristik Responden

Bagian ini berisikan informasi identitas responden, seperti nama, usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan pengeluaran perbulan.

d. Pertanyaan Utama

Pada bagian ini responden diminta untuk menjawab pertanyaan berkaitan

dengan keputusan berkunjung, motivasi berkunjung, persepsi dan sikap

konsumen terhadap atribut produk dan coffee shop De Koffie – Pot serta membandingkannya dengan coffee shop sejenis, yaitu De Planters.

Selain itu, dilakukan pengambilan data sekunder yang dikumpulkan dari

penelusuran pustaka seperti Perpustakaan dalam bentuk bahan pustaka yang

berupa literatur dan penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistika Kota Bogor,

Dinas Perikanan Informasi Kepariwisataan dan Budaya Kota Bogor, Asosiasi

Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), dan situs internet.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dipakai dalam penelitian belum tentu merupakan

keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini disebabkan beberapa kendala seperti

populasi yang tidak terdefinisi, kendala biaya, waktu, tenaga serta masalah

heterogenitas atau homogenitas dari elemen populasi tersebut. Berdasarkan alasan

ini, maka dalam penelitian digunakan sampel yang merupakan bagian kecil dari

suatu populasi (Umar, 2005).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(45)

pengambilan sampel secara tidak acak atau penarikan sampel berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Metode ini

digunakan karena fleksibel, murah dan cepat dilakukan. Dalam hal ini,

pengambilan sampel dilakukan dengan disesuaikan dengan traffic pengunjung,

yaitu pada hari Sabtu dan Minggu dimulai dari pukul 10.00 pagi sampai dengan

pukul 22.00 WIB.

Pada penelitian ini sampel yang diambil ialah sebanyak 52 orang, terdiri

dari 26 orang responden dari pengunjung De Koffie – Pot, dan 26 orang

responden dari pengunjung De Planters. Besarnya jumlah sampel yang diambil mengacu pada pendapat Suprapto (2001) yang menyatakan apabila jumlah

variabel/atribut yang diambil adalah sebesar k, maka jumlah sampel yang diambil

harus sama dengan empat atau lima kali dari jumlah k. Pada penelitian ini atribut

yang akan dianalisis adalah sejumlah 13 atribut, sedangkan ukuran sampel yang

akan diambil sebesar empat kali dari jumlah atribut yang dianalisa.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan tiga metode alat analisis yaitu analisis

deskriptif, analisis fishbein dan, analisis diskriminan. Ketiga alat analisis tersebut

berfungsi untuk mengolah data dengan masing-masing tipe.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala tertentu (Travers, 1995 dalam Umar, 2005). Analisis Deskriptif dalam

penelitian ini digunakan untuk menggambarkan profil responden dan proses

(46)

reponden secara umum yang berkunjung ke coffee shop. Terhadap data profil

responden dan proses keputusan pembelian minuman akan dideskripsikan dan

dilakukan perhitungan secara manual dengan bantuan kalkulator/ komputer

sehingga dapat dipahami.

4.4.2 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan pada prinsipnya bertujuan untuk mengelompokkan

setiap objek kedalam dua atau lebih kelompok berdasarkan kriteria sejumlah

variabel bebas. Pengelompokkan ini bersifat mutually exclisive, dalam artian jika

objek A sudah masuk kelompok satu maka ia tidak mungkin dapat menjadi kelompok dua (Supriyana, 2006).

Variabel tidak bebas (dependen) yang menjadi objek dalam penelitian ini

terbagi atas dua kelompok, yaitu responden De Koffie – Pot dan responden De

Planters. Variabel bebas (independen) yang diduga menunjukkan perbedaan

antara kedua kelompok tersebut, yang dimasukkan ke dalam persamaan

diskriminan adalah karakteristik responden dan atribut produk serta coffee shop.

Faktor-faktor yang akan dianalisis terdiri dari 1). Harga, 2). Rasa, 3).

Variasi menu, 4). Promosi penjualan, 5). Fasilitas pendukung (free hot spot

internet, area parkir, band performance/music), 6). Respon terhadap keluhan konsumen, 7). Penampilan pramusaji/barista (keramahan, perhatian dan

kesopanan), 8). Kecepatan penyajian produk, 9). Kemudahan pembayaran, 10).

Kenyamanan tempat, 11). Penataan tempat, 12). Kemampuan pramusaji/barista

berkomunikasi dengan konsumen, 13). Lokasi, 14). Jenis kelamin, 15). Usia, 16).

Pekerjaan, 17). Pendidikan, 18). Status pernikahan, 19). Pendapatan per bulan,

(47)

23). Orang yang menemani berkunjung, 24). Hari kunjungan, 25). Waktu

kunjungan, 26). Loyalitas terhadap coffee shop pilihannya, 27). Media yang

mempengaruhi berkunjung, 28). Bentuk promosi yang diharapkan, 29). Penilaian

berkunjung, 30). Bila terjadi kenaikkan harga 15-20%, 31). Minat melakukan

kunjungan ulang, 32). Cara berkunjung, 33). Biaya yang dikeluarkan, dan 34).

Manfaat yang dicari.

Prosedur pemilihan variabel bebas terbaik dilakukan dalam beberapa tahap

(step), sehingga disebut dengan analisis diskriminan bertahap (stepwise

discriminant analysis). Metode ini akan memasukkan variabel satu-persatu berdasarkan kemampuan mereka dalam membedakan kelompok. Pada setiap

tahapan stepwise discriminant, pemilihan atribut tersebut didasarkan atas nilai

Mahalanobis Distance (Min D square) yang terbesar disertai dengan nilai Sig.of F to Enter yang terkecil. Jika kedua kriteria tersebut terpenuhi, maka atribut yang bersangkutan secara signifikan dapat berfungsi sebagai pembeda kelompok dan

dapat dimasukkan ke dalam model. Namun apabila tidak terpenuhi, maka proses

dihentikan (Myers dan Mullet dalam Arief, 2008).

Model diskriminan yang terbentuk dapat dikatakan mampu membedakan

perilaku kedua kelompok secara nyata jika angka Chi-square tinggi dengan

tingkat signifikansi dibawah 0.05. makin besar nilai Chi-square dan makin rendah

nilai signifikansi menggambarkan bahwa perilaku antar kelompok secara nyata

berbeda. Bentuk model diskriminan adalah sebagai berikut:

Zjk = a + W1X1k + W2X2k + ... + WnXnk Keterangan :

Zjk = Z skor diskriminan (discriminant Z score)

a = Intersep

W = Bobot diskriminan X = Variabel bebas

(48)

Dengan mengabaikan tanda, tiap-tiap pembobot menggambarkan

kontribusi relatif dari variabel bebas yang bersangkutan terhadap model

diskriminan yang terbentuk. Variabel bebas dengan bobot yang lebih besar

memberikan kontribusi yang lebih baik sebagai pembeda (prediktor) perilaku

antarkelompok kepada model diskriminan, dibandingkan variabel bebas yang

memiliki bobot lebih kecil. Model diskriminan akan mengestimasi koefisien W,

sehingga nilai Z (discriminant Z score) setiap kelompok sedapat mungkin

berbeda. Berdasarkan perbandingan nilai Z (discriminant Z score) dengan angka

Z kritis (cutting Z score), yaitu nilai yang perbatasan antarkelompok, keanggotaan anggota kelompok (coffee shop) diprediksi.

Tahap terakhir adalah mengidentifikasi ketepatan prediksi dari model

diskriminan, yaitu dengan menunjukkan kasus yang secara tepat diprediksi oleh

model, baik dari kelompok De Koffie – Pot dan De Planters, kemudian dibagi

jumlah kasus secara keseluruhan. Tahapan analisis dalam penelitian ini hanya

dilakukan sampai tahap mengetahui faktor-faktor pilihan yang menjadi pembeda,

yang mempengaruhi keputusan responden berkunjung ke coffee shop, dan

menjawab adanya kemungkinan berpindahnya konsumen dari De Koffie – Pot ke

De Planters ataupun sebaliknya berdasarkan hasil klasifikasi (classification

results).

4.4.3 Analisis Fishbein

Analisis fishbein merupakan suatu model multiatribut yang digunakan

untuk menggambarkan hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu

produk dan sikapnya terhadap atribut produk tersebut. Sikap konsumen terhadap

(49)

dimana atribut tersebut akan dievaluasi dan diberi bobot nilai. Pengembangan

suatu produk yang didasarkan pada penilaian atribut produk ideal dan aktual dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Ao =

= n i 1 bi ei Dimana:

Ao = Sikap terhadap objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = Evaluasi mengenai atribut i

n = Jumlah atribut yang menonjol

Atribut produk dan coffee shop yang akan dianalisis diukur menggunakan skala likert empat angka. Menurut Kinnear dalam Umar (2005), skala likert

berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu misalnya baik

atau buruk, senang atau tidak senang. Atribut produk dan coffee shop tersebut

kemudian dilakukan analisis tingkat kepercayaan dan evaluasi, dengan tujuan

untuk mengetahui kecenderungan atribut yang tergolong penting maupun yang

tidak penting menurut responden. Tingkat kepentingan atribut diperoleh

berdasarkan hasil persentase atribut-atribut berdasarkan prioritas yang diberikan

oleh responden. Langkah selanjutnya, hasil skor sikap terhadap atribut produk dan

coffee shop diintepretasikan berdasarkan skala interval. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Skala Interval = (m – n) b

Dimana:

m = Skor tertinggi yang mungkin terjadi n = Skor terendah yang mungkin terjadi

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Tahun 2002-2006
Gambar 1. Data Penerimaan Per Bulan De Koffie – Pot Tahun 2007 (Manajemen De Koffie –  Pot, 2007)
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Terkait
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor yang  Mempengaruhinya (Engel et al., 1995)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang diberikan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik terhadap hubungan dysmenorhea dengan kualitas hidup adalah dengan perlunya mengkaji lebih

Berdasarkan paparan data, temuan penelitian dan pembahasan tentang penerapan pembelajaran metode Time Token Arends (TTA) untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan

Pada hasil uji histopatologi aorta dengan pengecatan Hematoxilin-Eosin (HE) terlihat bahwa integritas aorta pada kelompok tikus yang diberi diet natto kacang inferior

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di RS Hikmah, diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan harga pokok jasa rawat inap, RS Hikmah masih

pendapatnya sendiri karena takut salah. 6) Kurangnya waktu dalam pembelajaran terutama pada pembagian kelompok dan melakukan pengamatan siswa banyak menghabiskan waktu.

Penutup: Tantangan Disiplin Ekologi Manusia, Sosiologi Lingkungan dan Ekologi Politik dalam Dinamika Komunitas Pedesaan ke Depan Bidang ilmu ekologi manusia yang telah berkembang

Metode yang digunakan metode analisis dengan melakukan wawancara, survey atas sistem yang berjalan, menganalisis hasil penelitian, mengidentifikasi kebutuhan, Metode pengembangan

[r]