• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengujian Data

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 78-86)

Z = Peubah acak untuk tingkat kepercayaan yang dipilih

e = Sampling error

P = Proporsi harus dalam populasi

2.4 Metode Pengujian Data

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004: 86). Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1. Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/ sering/ positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif diberi skor 1

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian (Supranto, 2001: 240). Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja produk dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana : X merupakan tingkat kinerja produk, sedangkan Y merupakan tigkat kepentingan pelanggan.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

% 100

Yi

Tki Xi ,

dimana : Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kinerja produk

Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan

Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat tinggi kepuasan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat tinggi kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk tiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan :

n X

Xi

n Y

Yi

dimana : X = Skor rata-rata tingkat kepuasan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X ,Y ), dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan atau atribut Y adalah rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (Supranto, 2001: 241).

Rumus :

K = Banyaknya atribut/ fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tesebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius.

Y Kepentingan

Y

Prioritas Utama A

Pertahankan Prestasi B

Prioritas Rendah C

Berlebihan D X X Pelaksanaan

(Kinerja / Kepuasan)

Sumber: Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan (Supranto, 2001: 242) Gambar 2.15 Diagram Kartesius

Keterangan :

a. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan sehingga mengecewakan/ tidak puas.

b. Menunjukkan unsur pokok yang telah berhasil dilaksanakan, untuk itu wajib wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

c. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

d. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

2.5 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidtan atau kesalahan sesuatu instrumen (Arikunto, 1996: 159). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Sebuh instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu:

 Validitas eksternal instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

Rumus kolerasi yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

 Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Adapun yang dimaksud dengan bagian instrumen dapat berupa butir-butir pertanyaan dari angket atau butir-butir soal tes, tetapi dapat pula kumpulan dari butir-butir tersebut yang mencerminkan sesuatu faktor. Sehubungan dengan ini maka dikenal adanya validitas butir dan validitas faktor.

Pengujian validitas sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (Arikunto, 1996: 165):

 Analisis faktor

Analisis faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, sesudah terlebih dahulu mengetahui kekhususan tiap faktor.

Skor faktor dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang dengan nilai Y. Bila koefisien korelasi sama deengan atau lebih besar dari 0,3, maka dinyatakan valid.

 Analisis butir

Prosedur untuk melakukan analisis butir, sebenarnya sama dengan prosedur melakukan analisis faktor.

Analisis butir dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang dengan nilai Y. Bila koefisien korelasi sama deengan atau lebih besar dari 0,3, maka dinyatakan valid.

2.6 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 1996: 168).

Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Seperti pada validitas, jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal.

Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen saja, akan menghasilkan reliabilitas internal.

 Reliabilitas eksternal

Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal sesuatu instrumen yaitu dengan teknik pararel dan teknik ulang Apabila peneliti menggunakan teknik pertama yakni teknik paralel, peneliti mau tak mau harus menyusun dua stel instrumen. Kedua instrumen tersebut sama-sama diujicobakan kepada sekelompok responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasil dari dua kali tes uji coba tersebut dikorelasikan, dengan teknik korelasi product moment atau korelasi pearson. Tinggi rendahnya indeks korelasi inilah yang menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Oleh karena dalam

menggunakan teknik ini peneliti mempunyai dua instrumen dan melakukan dua kali tes, maka disebut teknik double test double trial.

Teknik reliabilitas eksternal yang kedua adalah teknik ulang. Dengan menggunakan teknik ini peneliti hanya menyusun satu perangkat instrumen.

Instrumen tersebut diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat.

Pada kali lain instrumen tersebut diberikan kepada sekelompok responden yang semula untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut dikorelasikan. Oleh karena dalam menggunakan teknik ini peneliti hanya melakukan satu kali tes tetapi dilaksanakan dua kali uji coba, maka disebut teknik single test double trial.

 Reliabilitas internal

Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, baik instrumen yang berbeda maupun yang sama, reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan.

Dalam mengukur reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown, peneliti harus melalui langkah yaitu membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. Oleh karena itu teknik Spearman Brown disebut juga dengan teknik belah dua.

Dengan teknik belah dua ganjil-genap atau belah awal-akhir peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil/ awal sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir bernomor genap/ akhir sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya mengkolerasikan skor belah pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rXY. Oleh karena indeks kolerasi yang diperolah baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas masih harus menggunakan rumus Spearman Brown.

b b

i r

r r

  1

) (

2 Dimana: ri= reliabilitas internal seluruh instrumen

rb= korelasi product moment antaran belahan pertama dan belahan kedua

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 78-86)

Dokumen terkait