• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Tinjauan Pustaka

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah.

Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli.

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 2).

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi output. Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 14).

Proses pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Proses pengembangan produk secara keseluruhan terdiri dari enam (6) fase (Ulrich dan Eppinger, 2001: 15-17), yaitu :

(2)

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 9) Gambar 2.1 Fase Pengembangan Produk Menurut Ulrich-Eppinger

o Fase 0. Perencanaan : Perencanaan produk atau disebut sebagai ‘zerofase’

yang merupakan proses awal dari pengembangan produk atau kegiatan untuk menyetujui proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

Output dari proses ini adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan.

o Fase 1. Pengembangan konsep : Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep yang dimaksud di sini adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya disertai dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek.

o Fase 2. Perancangan tingkatan sistem : Fase perancangan tingkatan sistem ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem- subsistem serta komponen-komponen. Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap

(3)

subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini.

o Fase 3. Perancangan detail : Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk, gambar pada file komputer untuk bentuk tiap komponen produk dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dapat dibeli, serta rencana untuk proses pabrikasi dan perakitan produk.

o Fase 4. Pengujian dan perbaikan : Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.

Prototype awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-

komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada proses pabrikasi sesungguhnya. Prototype alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan dan apakah produk memuaskan kebutuhan konsumen utama.

Prototype berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan

(4)

proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototype beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototype beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir.

o Fase 5. Produksi awal : Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari fase ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan- kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya harus melewati tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

Karena tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan itu sendiri membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi-fungsi lainnya. Hal ini dikarenakan keseluruhan proses mengikuti urutan kebiasaan yang sama persis, menyelesaikan suatu kegiatan sebelum kegiatan berikutnya dimulai. Praktisnya, kegiatan awal hingga akhir mungkin tumpang tindih dalam waktu, serta proses

(5)

interaksi sering diperlukan. Perulangan ini umumnya dinamakan iterasi. Proses awal hingga akhir pada pengembangan konsep mencangkup kegiatan-kegiatan (Ulrich dan Eppinger, 2001: 18-19), sebagai berikut:

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 18) Gambar 2.2 Tahap Pengembangan Konsep

Identifikasi kebutuhan pelanggan : Memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembang. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar hierarki, dengan bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.

Pernyataan Misi

Rencana Pengembangan

Identifikasi kebutuhan pelanggan

Menetapkan spesifikasi &

targetnya

Menguji konsep produk

Menetapkan spesifikasi

akhir

Rencana alur pengembang

an Mendisain

konsep2 produk

Memilih konsep produk

Proses Analisa Ekonomi Produk

Benchmark produk kompetitor

Membangun model pengujian dan prototype produk

(6)

Penetapan spesifikasi target : Dimana langkah ini merupakan terjemahan dari kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah adalah suatu daftar spesifikasi target. Setiap spesifikasi terdiri dari suatu metrik (besaran), serta nilai-nilai batas dan ideal untuk besaran tersebut

Penyusunan konsep : Yang menggali lebih jauh area konsep-konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Pemilihan konsep : Dimana, pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieleminasi untuk mengidentifikasikan konsep yang paling menjanjikan.

Pengujian konsep : Yaitu satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasikan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.

Penentuan spesifikasi akhir : Spesifikasi target yang telah dientukan diawal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada titik ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasikan melalui permodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.

(7)

Perencanaan proyek : Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasikan sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.

Analisis ekonomi : Tim, sering didukung oleh analis keuangan, membuat model ekonomi untuk produk baru. Model ini digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh memecahkan tawar menawar spesifikasi, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan.

Analisis ekonomi salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan. Analisis ekonomi awal hampir selalu dilakukan bahkan sebelum proyak dimulai, dan analisis ini diperbarui begitu ada tambahan informasi.

Analisis produk-produk pesaing : Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi.

Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal hingga akhir.

Pemodelan dan pembuatan prototype : Setaip tahap dalam proses pengambangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototype. Hal ini mencangkup, antara lain model pembuktian konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukan kelayakan : model ‘hanya bentuk’

(8)

dapat ditunjukan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah pilihan teknis.

2.1.1 Perencanaan Produk

Setiap proses pengembangan produk diawali dengan fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Output fase perencanaan ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan.

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 36) Gambar 2.3 Proses Perencanaan Produk

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek dilakukan lima tahapan (Ulrich dan Eppinger, 2001: 37), yaitu:

o Langkah 1 : Mengidentifikasikan Peluang-Peluang

Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasikan peluang-peluang pengembangan produk. Langkah ini dapat dibayangkan sebagai terowongan peluang

(9)

karena membawa bersama-sama input dari perusahaan. Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber, meliputi :

Personal pemasaran dan pejualan

Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi

Tim pengembangan produk saat ini

Manufaktur dan operasional organisasi

Pelanggan sekarang atau potensial

Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis

Beberapa ide-ide untuk produk baru yang dikumpulkan secara pasif, atau bisa juga dikumpulkan melalui proses identifikasi kebutuhan pelanggan. Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan kegiatan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan proaktif, meliputi:

Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang ada sekarang.

Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh pengguna-pengguna ini dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang ada.

Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan-kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang-peluang kategori produk baru.

(10)

Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui tenaga penjualan dan sistem pelayanan pelanggan.

Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan pada basis sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing).

Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk menfasilitasi perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian kearah pengembangan produk.

Bila dipergunakan secara aktif, terowongan peluang dapat menampung ide-ide secara kontinu, dan peluang-peluang produk baru mungkin akan dihasilkan setiap waktu.

o Langkah 2 : Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek-Proyek

Langkah kedua dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti. Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah :

Strategi Bersaing

Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Beberapa strategi yang mungkin antara lain : kepemimpinan teknologi, kepemimpinan biaya, fokus pelanggan, dan tiruan

(11)

Segmentasi Pasar

Dengan membagi suatu pasar menjadi segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan yang mana yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing-pesaing.

Alur Teknologi

Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan proyek yang utama adalah penentuan waktu menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk. Kurva teknologi S menggambarkan performansi produk dalam suatu kategori produk sepanjang waktu, biasanya dengan berdasarkan variabel performasi tunggal seperti resolusi, kecepatan atau keandalan.

Perencanaan Platform Produk

Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan

produk. Komponen-komponen dan subrakitan-subrakitan sering menjadi hal terpenting dari aset-aset ini. Platform efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, dimana setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Salah satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan

(12)

perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Suatu peta jalur teknologi merupakan suatu cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relavan untuk produk yang dipertimbangkan.

Kemudian proses mengevaluasi peluang dan produk baru didiskusikan dan menyeimbangkan portfolio proyek. Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang- peluang produk baru secara fundamental meliputi :

Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata)

Tingkat pertumbuhan pasar (persen per-tahun)

Intensitas pesaingan ( jumlah pesaing dan kekuatan mereka)

Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang telah ada

Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang telah ada

Kesesuaian dengan produk-produk perusahaan lainnya

Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

Potensi untuk mendapatkan paten, rahasia perdagangan atau mengetahui hambatan lainnya untuk persaingan

Eksistensi dari produk unggulan yang ada pada perubahaan

Meskipun tidak terdapat prosedur-prosedur umum untuk memutuskan secara tepat portfolio apa yang harus dilakukan, dalam kebanyakan kasus, suatu perusahaan dapat mengambil manfaat dari bermacam-macam proyek seperti manfaat dari sekumpulan proyek, hanya sebagai suatu manfaat portfolio dari diversifikasi.

(13)

o Langkah 3 : Mengalokasikan Sumber Daya dan Merencanakan Penentuan Waktu

Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan sumberdayanya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. Dengan memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap proyek dalam rencana bulan-an, tiga bulan-an, atau tahunan membuat organisasi harus menghadapi kenyataan bahwa sumber daya mereka teratas. Dalam kebanyakan kasus, sumber daya utama yang diatur merupakan usaha dari staf pengembangan, biasanya ditekankan dalam jam kerja orang atau jam kerja bulanan orang.

Dalam menentukan waktu dan urutan proyek, kadang digunakan istilah manajemen pipa (pipeline management), yang harus mempertimbangkan faktor- faktor sebagai berikut :

Penentuan waktu pengenalan produk : biasanya makin cepat suatu produk dibawa kepasar adalah makin baik.

Kesiapan teknologi : kekuatan teknologi yang digunakan memainkan peran kriteria dalam proses perencanaan.

Kesiapan pasar : langkah-langkah pengenalan produk menentukan apakah lebih baik sesegera mungkin mengadakan produk dan baru kemudian menjualnya sebanyak mungkin atau apakah mereka harus membeli produk yang umurnya panjang pada harga awal yang tinggi.

(14)

Persaingan : penawaran produk yang telah mengantisipasi produk pesaing akan mempercepat waktu proyek pengembangan.

o Langkah 4 : Menyelesaikan Perencanaan Proyek Pendahuluan

Pada point ini pernyataan kesempatan yang lebih segera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang telah terdefinisi dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru yang spesifik yang harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi- asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pertanyaan misi (mission statement).

Pertanyaan misi mungkin mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut:

Uraian produk ringkas: Uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk spesifik. Mungkin saja berupa pertanyaan visi produk.

Sasaran utama bisnis: Sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya dan kualitas

(15)

Pasar target untuk produk: Terdapat beberapa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasikan pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam usaha pengembangan.

Asumsi-asumsi dan batasan-batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan : Asumsi harus dibuat dengan hati-hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola. Untuk itu dibutuhkan informasi-informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan.

Stakeholder: Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholer dimulai dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan diperngaruhi oleh produk.

(16)

Tabel 2.1 Contoh Format Pernyataan Misi

Pernyataan misi : (nama produk) Deskripsi produk

Sasaran bisnis Kunci Pasar Utama

Pasar Sekunder Asumsi-asumsi Pihak yang terkait

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 48)

Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu

“reality cek“ harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.

Langkah–langkah dalam proses dapat dan seharusnya dijalankan secara simultan untuk memastikan apakah banyak rencana dan keputusan konsisten dengan yang lainnya dan dengan sasaran, kemampuan dan keterbatasan perusahaan.

o Langkah 5 : Merefleksikan Hasil dengan Proses

Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas proses dan hasil.

(17)

Beberapa pertanyaan yang diusulkan adalah:

Apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan?

Apakah rencana produk menunjukkan peluang yang ditemui perusahaan sekarang yang paling penting?

Apakah total sumber daya yang dialokasikan untuk pengembangan produk cukup untuk mencapai strategi persaingan perusahaan?

Apakah cara-cara kreatif untuk penentuan sumber daya terbatas telah dipertimbangkan, seperti penggunaan platform produk, joint venture dan kemitraan dengan pemasok?

Apakah peluang produk yang menyenangkan benar-benar telah dikumpulkan?

Apakah tim inti telah menerima tantangan yang dihasilkan dalam pernyataan misi?

Apakah elemen-elemen dari pernyataan misi konsisten ?

Apakah asumsi-asumsi yang terdapat dalam pernyataan misi sungguh-sungguh diperlukan atau terlalu dibatasi? Haruskah tim pengembangan memiliki kebebasan untuk mengembangkan produk dengan kemungkinan terbaik?

Bagaimana proses perencanaan produk dapat diperbaiki?

2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Sebelum memulai proyek pengembangan, perusahaan umumnya mengidentifikasi peluang pasar terlebih dahulu, mencatat kendala utama serta menetapkan tujuan

(18)

proyek tersebut. Dengan melakukan pernyataan misi (mission statement). Dari pernyataan misi kemudian dapat dilanjutkan dengan mengumpulkan kebutuhan pelanggan.

Identifikasi kebutuhan pelanggan

Menetapkan Spesifikasi &

Targetnya

Mendisain Konsep2 Produk

Memilih Konsep Produk

Menguji Konsep Produk

Menetapkan spesifikasi

akhir

Rencana Alur Pengemban

gan

Rencana Pengembangan Pernyataan

Misi

Proses Analisa Ekonomis Produk Benchmark produk kompetitor

Membangun Model Pengujian dan prototype produk

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57) Gambar 2.4 Aktivitas Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Dalam Hubungan Dengan

Aktivitas Pengembangan Konsep Lain

Produk dianggap memberikan manfaat ketika produk tersebut dapat memuaskan pelanggan salah satu indikator apakah kebutuhan pelanggan telah diidentifikasi secara benar adalah dengan melihat apakah pelanggan menyukai prototype pertama yang dikembangkan oleh tim. Walaupun demikian, metode terstruktur untuk mengumpulkan data dari pelanggan tetap berguna dan dapat menurunkan resiko besar dalam pengembangan produk baru secara radikal. Apakah pelanggan sanggup atau tidak mengkomunikasikan kebutuhan mereka yang tersembunyi, interaksi dengan pelanggan yang menjadi target pasar akan sangat membantu tim pengembang mendapatkan pemahaman tentang lingkungan pengguna serta mengetahui cara pandang mereka. Informasi mengenai pengguna ini akan bermanfaat, walaupun tidak

(19)

selalu diperoleh melalui proses identifikasi kebutuhan produk yang akan dikembangkan.

Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi menjadi lima tahap, lima tahap tersebut adalah (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57):

o Tahap 1 : Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan

Dalam mengumpulkan data mentah dari pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya:

1. Wawancara 2. Kelompok fokus

3. Observasi produk pada saat digunakan

Dalam mengumpulkan data perlu juga dilakukan memilih pelanggan, Kebutuhan dapat diidentifikasi lebih efisien dengan mewawancarai sekelompok pelanggan yang disebut pengguna utama (Lead Users). Pengguna utama adalah pelanggan yang berpengalaman dan berpandangan lebih maju ke depan dibandingkan mayoritas target pasar. Pelanggan seperti ini berguna sebagai sumber data karena dua alasan, yaitu:

(1) mereka seringkali mampu mengkomunikasikan kebutuhan yang mereka rasakan karena selama ini telah berkutat dengan ketidaksempurnaan produk yang sekarang, dan (2) mereka kadang kadang telah menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan memfokuskan pengguna utama, tim akan sanggup untuk mengidentifikasikan kebutuhan yang walaupun nyata bagi pengguna utama, tetapi masih tersembunyi untuk sebagian besar calon pelanggan lainnya. Menciptakan

(20)

produk untuk memenuhi kebutuhan yang tersembunyi akan membuat perusahaan sanggup untuk mengantisipasi tren yang akan datang dan melampaui produk-produk kompetitor.

Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk mendapatkan ekspresi yang jujur tentang kebutuhan, interaksi dengan pelanggan bersifat verbal, pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan pelanggan memberikan respon.

Suatu tuntutan wawancara akan berguna untuk menstrukturkan dialog tersebut.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan setelah pewawancara memperkenalkan dirinya dan menerangkan maksud wawancara tersebut:

Kapan dan mengapa Anda menggunakan produk jenis ini?

Ceritakan pengalaman menarik ketika Anda menggunakan produk ini?

Apa yang Anda sukai dari produk yang sekarang?

Apa yang Anda tidak sukai dari produk yang sekarang?

Hal-hal apa yang Anda pertimbangkan ketika membeli produk ini?

Apa perbaikan yang ingin Anda lakukan terhadap produk ini?

Berikut adalah beberapa tuntutan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan pelanggan:

Biarkan wawancara mengalir apa adanya

Gunakan perangsang visual dan alat peraga

Hindari hipotesa awal tentang teknologi produk

(21)

Biarkan pelanggan mendemonstrasikan produk atau tugas tugas tertentu yang berhubungan dengan produk

Bersiaplah dengan kejutan atau ekspresi yang tercetus dari kebutuhan yang tersembunyi

Amati informasi non verbal

Akan tetapi dalam mengumpulkan kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang revolusioner, dimana pelanggan belum mempunyai pengalaman dengan produk tersebut, wawancara sebaiknya difokuskan kepada tugas-tugas atau situasi dimana produk baru tersebut akan diterapkan, dan bukan difokuskan terhadap produk itu sendiri.

Tabel 2.2 Contoh Format Hasil Wawancara Pelanggan :

Alamat : Telepon:

Apakah bersedia difollow-up:

Pewawancara:

Tanggal:

Sekarang Menggunakan : Jenis Penggunaan:

Pertanyaan Pernyataan Pelanggan

Interpretasi Kebutuhan Penggunaan

tertentu Hal-hal yang disukai dari alat sekarang

Hal-hal yang tidak disukai

Usulan perbaikan

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001:65 )

(22)

Dalam melakukan pengumpulan data dengan pelanggan dapat didokumentasikan dengan beberapa metode yaitu :

1. Rekaman suara ( Audio Recording ) 2. Catatan

3. Rekaman video 4. Foto

Hasil akhir dari proses pengumpulan data adalah menyusun data mentah, biasanya dalam kolom/ lembaran pernyataan pelanggan (Customer Statement), dan seringkali dilengkapi dengan rekaman video atau foto.

o Tahap 2 : Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan.

Proses penterjemahan hasil wawancara akan menimbulkan berbagai kebutuhan yang berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk melaksanakan proses penterjemahan.

Dalam menulis peryataan pelanggan, memiliki beberapa ketentuan yaitu :

Ekspresikan Kebutuhan sebagai “Apa yang harus dilakukan produk”, bukan “ Bagaimana melakukannya”

Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah

Gunakan pernyataan positif, bukan negatif

(23)

Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk

Hindari kata-kata “Harus” dan “Mesti”.

Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua kebutuhan yang diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan terhadap target pasar.

o Tahap 3 : Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Beberapa Hierarki.

Tujuan dari mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki adalah untuk membagi daftar kebutuhan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum sifatnya, sementara kebutuhan sekunder dan tertier diekspresikan secara lebih terperinci.

Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki merupakan proses yang intuitif. Tahap-tahap prosedur untuk mengelompokkan kebutuhan menjadi hierarki:

1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik kertas yang terpisah.

2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi.

3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang diekspresikan.

4. Untuk setiap grup berikan nama/ label.

5. Pertimbangkan untuk mengelompokkan grup yang dihasilkan menjadi super grup yang terdiri dari 2 sampai 5 grup.

6. Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun.

(24)

o Tahap 4 : Menetapkan Derajat Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan

Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relatif yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda. Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan mengalokasikan sumber daya dalam mendesain produk. Proses indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menetapkan tingkat kepentingan relatif kebutuhan. Selanjutnya, menentukan bobot kepentingan setiap kebutuhan, yaitu: (1) bersandar pada konsensus anggota tim berdasarkan pengalaman mereka selama ini dengan pelanggan, atau (2) berdasarkan nilai kepentingan yang diperoleh dari survei lanjutan terhadap pelanggan. Kemudian dilakukan survei pelanggan, namun pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan langkah ini. Pada titik ini tim sudah harus mempunyai catatan tentang kelompok pelanggan.

Bobot kepentingan setiap kebutuhan dapat diungkapkan dengan beberapa cara yaitu nilai rata-rata, standar deviasi atau jumlah respons untuk setiap kategori kepentingan.

Penentuan jumlah sampel untuk survei ke-2 adalah dengan rumus :

 

2

2 1

e p n p

Keterangan : n = Jumlah ukuran sampel

Z = Angka Tabel untuk selang tingkat kepercayaan tertentu p = Persen proporsi pasar yang akan dimasuki

e = Allowable error

(25)

Penentuan bobot berdasarkan hasil rata-rata dari bobot kepentingan tiap variabel.

o Tahap 5 : Menganalisa Hasil dan Proses

Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan suatu metode yang terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam metode ini adalah:

Sudahkan kita berinteraksi dengan semua tipe pelanggan penting dalam target pasar kita?

Apakah kita sanggup menangkap lebih jauh kebutuhan yang berhubungan dengan produk sekarang untuk menangkap kebutuhan yang tersembunyi dari pelanggan kita?

Masih adakah wilayah penyelidikan yang harus kita kejar untuk mencatat kemajuan wawancara atau survei yang telah dilakukan?

Manakah diantara pelanggan yang diwawancara merupakan partisipan yang baik, yang dapat membantu kita pada usaha pengembangan produk lebih lanjut?

Apa yang kita ketahui sekarang, namun belum kita ketahui waktu memulai proses? Apakah kita mendapatkan kejutan dengan kebutuhan yang terkumpul?

Apakah kita sudah melibatkan setiap orang dalam organisasi kita yang membutuhkan pemahaman yang baik mengenai kebutuhan pelanggan?

Bagaimana kita memperbaiki proses pada usaha pengembangan dimasa yang akan datang?

(26)

2.1.3 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 77). Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Sebagai contoh “waktu rata-rata untuk memasang” adalah metrik, sementara “kurang dari 75 detik” adalah nilai metrik. Spesifikasi dibuat pada kondisi ideal proses pengembangan produk, terlebih dahulu membuat spesifikasi produk, lalu mendesain dan membuat produk yang memenuhi spesifikasi tersebut.

Identifikasi kebutuhan pelanggan

Menetapkan Spesifikasi &

Targetnya

Mendisain Konsep2

Produk

Memilih Konsep Produk

Menguji Konsep Produk

Menetapkan spesifikasi

akhir

Rencana Alur Pengemban

gan

Rencana Pengembangan Pernyataan

Misi

Proses Analisa Ekonomis Produk Benchmark produk kompetitor

Membangun Model Pengujian dan prototype produk

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 78) Gambar 2.5 Proses Pengembangan Konsep ”Menetapkan Target Spesifikasi”

dilaksanakan pada awal proses, tetapi ”Menetapkan Spesifikasi Akhir” harus menunggu hingga konsep produk dipilih.

2.1.3.1 Membuat Target Spesifikasi

Biasanya, setelah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, tim membuat target spesifikasi (spesifikasi awal). Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan, yang berperan menjelaskan produk agar sukses di pasaran.

Kemudian target spesifikasi ini akan diperbaiki tergantung pada batasan konsep

(27)

produk yang akhirnya dipilih. Spesifikasi produk merupakan serangkaian yang mengungkapkan detail-detail yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk. Spesifikasi tidak memberitahukan bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan pernyataan yang tidak mendua mengenai apa yang harus dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Sebelum membuat daftar spesifikasi, input yang digunakan adalah tabel kebutuhan pelanggan dengan derajat kepentingannya seperti yang ditunjukkan dibawah ini.

Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79) :

o Langkah 1 : Menyiapkan Daftar Metrik

Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai speksifikasi yang tepat dan terukur dapat dilakukan, dan upaya memenuhi spesifikasi dengan sendirinya akan menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan pelaggan yang terkait.

Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap kebutuhan satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur dari sebuah produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada posisi ideal, hanya satu metrik untuk setiap kebutuhan. Tapi dalam praktiknya, hal ini biasanya tidak mungkin.

(28)

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat daftar metrik :

Metrik harus komplit.

Metrik harus merupakan varibel yang berhubungan.

Metrik harus praktis.

Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik yang terukur.

Derajat kepentingan metrik diturunkan dari derajat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya. Untuk kasus dimana metrik dipetakan secara langsung dari satu kebutuhan, derajat kepentingan kebutuhan otomatis menjadi derajat kepentingan metrik. Untuk kasus dimana metrik merefleksikan lebih dari satu kebutuhan, derajat kepentingan metrik ditentukan dengan mempertimbangkan derajat kepentingan kebutuhan yang berkaitan dan sifat dasar hubungannya.

Tabel 2.3 Contoh Format Daftar Metrik Kebutuhan No. Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 2

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 81)

(29)

Tabel 2.4 Contoh Format Metrik Kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 82)

o Langkah 2 : Mengumpulkan informasi tentang pesaing.

Ketika tim memulai proses pengembangan produk dengan beberapa ide tentang bagaimana produk bersaing di pasaran, target speksifikasi merupakan bahasa yang digunakan tim untuk berdiskusi dan menentukan posisi produknya dibandingkan produk yang ada, baik produk yang dimiliki perusahaan sendiri maupun produk pesaing.

Tabel 2.5 Contoh Format Bagan Analisis Pesaing No.

Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Pesaing 1

Pesaing 2 1

2

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 84)

(30)

o Langkah 3 : Menentukan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.

Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia untuk mengatur nilai target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam nilai target, yaitu nilai ideal dan nilai marginal. Nilai ideal adalah hasil yang terbaik yang diharapkan tim.

Nilai marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.

Terdapat lima cara untuk mengungkapkan nilai metrik :

Minimal X : spesifikasi ini menetapkan target untuk batas bawah metrik, dimana nilai yang lebih tinggi adalah yang lebih baik.

Maksimal X : spesifikasi ini menetapkan target untuk batas atas dari metrik, dimana nilai yang lebih kecil adalah lebih baik.

Diantara X dan Y : spesifikasi ini mentapkan target batas atas dan bawah untuk nilai metrik.

Tepat X : spesifikasi ini menetapkan target metrik pada nilai tertentu, dimana perbedaan nilai akan menurunkan kinerja.

Kumpulan nilai diskret : Beberapa metrik mempunyai nilai berupa beberapa pilihan diskret.

(31)

Tabel 2.6 Contoh Format Spesifikasi Target No.

Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Nilai marginal

Nilai Ideal 1

2

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 88)

o Langkah 4 : Merefleksikan hasil dan proses.

Beberapa pertanyaan yang patut dipertimbangkan mencakup:

Apakah anggota tim “bertaruh”? Jika ditetapkan target yang tinggi, apakah anggota tim akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang sebenarnya?

Haruskah tim mempertimbangkan untuk menawarkan berbagai produk atau paling sedikit berbagai pilihan produk agar dapat memenuhi kebutuhan lebih dari satu segmen pasar, atau cukup hanya satu produk saja?

Apakah ada spesifikasi yang hilang? Apakah spesifikasi merefleksikan karakteristik yang menentukan kesuksesan komersial?

2.1.3.2 Penentukan Spesifikasi Akhir

Ketika tim telah memilih salah satu konsep dan mempersiapkan tahap pengembangan dan perancangan desain selanjutnya, spesifikasi kembali diperiksa.

(32)

Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat.

Dalam menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih.

Lima langkah dalam pembuatan spesifikasi akhir (Ulrich dan Eppinger, 2001:

89):

o Langkah 1 : Mengembangkan model-model teknis suatu produk.

Model teknis suatu produk adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan nilai metrik untuk membuat beberapa keputusan desain. Dalam hal ini cenderung menggunakan istilah ‘model’ untuk menyebut suatu bentuk tiruan fisik maupun analitik dari produk.

Idealnya, tim dapat membuat model analitik produk dengan akurat, mungkin dengan menerapkan persamaan model pada lembar kerja atau simulasi komputer.

Model seperti ini memungkinkan tim untuk memperkirakan dengan cepat tipe kinerja seperti apa yang dapat diperoleh dari suatu variabel desain khusus, tanpa melalui eksperimen yang mahal. Sedangkan model fisik biasanya dibuat dengan menggunakan teknik perencanaan eksperimen, yang dapat meminimasi jumlah eksperimen yang dibutuhkan.

Dengan menggunakan teknik ini, tim dapat memperkirakan apakah spesifikasi dapat dikerjakan secara teknis atau tidak, dengan cara menyelidiki perbedaan kombinasi variabel desai. Permodelan dan analisis tipe ini mencegah tim untuk

(33)

membuat kombinasi spesifikasi yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan konsep produk yang tersedia.

o Langkah 2 : Mengembangkan model biaya suatu produk.

Biaya yang dimaksud adalah biaya manufaktur dimana pihak perusahaan selalu memperoleh keuntungan yang cukup, juga dapat menawarkan produk ini ke pelanggan dengan harga bersaing. Untuk sebagian besar produk, perkiraan mengenai biaya manufaktur dapat diketahui dengan menuliskan daftar bahan- bahan dan komponen dan memperkirakan harga pembelian atau pabrikasi untuk setiap komponen.

Cara yang digunakan untuk mencatat informasi biaya adalah dengan membuat daftar perkiraan harga terendah dan tertinggi untuk setiap komponen. Hal ini sangat membantu tim untuk mengetahui ketidakpastian perkiraan. Daftar komponen sangat penting sifatnya. Tim biasanya melakukan analisis biaya untuk setiap keputusan rancangan dan melakukan perbaikan terhadap keputusan- keputusan ini dengan berdasarkan pada analisis tersebut daftar komponen itu sendiri adalah semacam model kinerja, selain memperkirakan nilai metrik kinerja secara teknis, juga memperkirakan biaya manufaktur jika dikembangkan dan diperbaharui secara teratur. Untuk produk kompleks yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan komponen yang belum tentu dapat dikelompokkan ke dalam daftar komponen, dipermudah dengan hanya membuat daftar untuk komponen- komponen besar dengan berdasarkan pada pengalaman atau pertimbangan suplier.

(34)

o Langkah 3 : Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-offs jika diperlukan.

Setelah tim membuat model kinerja teknis yang dibutuhkan untuk membuat model biaya awal, tim telah dapat menggunakan model ini untuk mengembangkan spesifikasi akhir. Spesifikasi akhir dapat dihasilkan dengan cara memaparkan nilai-nilai kombinasi yang mungkin melalui penggunaan model teknis, dan kemudian biaya-biaya penerapannya dapat ditentukan.

Salah satu metode penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan ini adalah peta persaingan. Peta persaingan biasanya digunakan untuk mengetahui posisi produk baru dalam persaingan. Dengan meggunakan model teknis, model biaya produk, dan peta persaingan, tim dapat menyempurnakan spesifikasi produk agar dapat dicapai konsep produk yang sempurna dan menghasilkan produk yang dapat bersaing karena mempunyai keunggulan tertentu.

Untuk kategori produk yang telah matang dimana kompetisi didasarkan pada beberapa kinerja kinetik yang suadah dikenal baik, analisa cojoint merupakan alternatif yang sesuai untuk menyempurnakan spesifikasi produk.

o Langkah 4 : Menentukan spesifikasi yang sesuai.

Proses penetapan spesifikasi akan lebih penting dan menantang jika produk yang dikembangkan sangat kompleks, terdiri dari subsistem, dan membutuhkan beberapa tim pengembangan. Pada kasus seperti ini, spesifikasi digunakan untuk menjelaskan tujuan pengembangan dari setiap subsistem. Tantangan yang dihadapi adalah penurunan spesifikasi keseluruhan menjadi spesifikasi untuk

(35)

setiap subsistem. Masalah yang kita hadapi adalah memastikan bahwa spesifikasi subsistem dapat mencerminkan spesifikasi produk secara keseluruhan sehingga jika spesifikasi sebuah subsistem tercapai maka spesifikasi produk keseluruhan juga akan tercapai. Masalah kedua adalah menyakini bahwa spesifikasi- spesifikasi tertentu untuk subsistem yang berbeda mempunyai tingkat kesulitan yang sama untuk dipenuhi.

Beberapa spesifikasi komponen ditentukan berdasarkan alokasi dana yang disediakan. Namun spesifikasi komponen lainnya harus ditentukan melalui pemahaman yang lebih kompleks mengenai bagaimana kinerja subsistem berhubungan dengan kinerja produk secara keseluruhan.

o Langkah 5 : Merefleksikan hasil dan proses.

Apakah produk ini akan memenangkan persaingan?

Ada berapa banyak ketidakpastian yang ada pada model teknik dan model biaya?

Apakah konsep yang dipilih oleh tim paling sesuai target pasar yang ditetapkan atau konsep itu diterapkan pada pasar yang lain?

Haruskah perusahaan melalui usaha formal untuk mengembangkan model teknik yang lebih baik yang merupakan ukuran kinerja produk untuk masa yang akan datang?

(36)

2.1.4 Penyusunan Konsep

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 102). Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah mode 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah uraian gambar.

Identifikasi kebutuhan pelanggan

Menetapkan Spesifikasi &

Targetnya

Mendisain Konsep2

Produk

Memilih Konsep Produk

Menguji Konsep Produk

Menetapkan spesifikasi

akhir

Rencana Alur Pengemban

gan

Rencana Pengembangan Pernyataan

Misi

Proses Analisa Ekonomis Produk Benchmark produk kompetitor

Membangun Model Pengujian dan prototype produk

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 103) Gambar 2.6 Penyusunan Konsep Merupakan Bagian Dari Fase Pengembangan

Konsep

Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001: 104):

(37)

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 104) Gambar 2.7 Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep

(38)

2.1.4.1 Memperjelas Masalah

Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah. Membagi sebuah masalah menjadi sub masalah yang lebih sederhana disebut dekomposisi masalah.

Macam-macam dekomposisi masalah, yaitu :

Dekomposisi fungsi

Dekomposisi fungsi sangat sesuai diaplikasikan pada produk teknik, tapi dapat juga diaplikasikan pada produk yang sederhana dan nonteknis

Dekomposisi berdasarkan urutan penggunaan

Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk dengan fungsi teknis yang sangat sederhana melibatkan interaksi banyak pemakai

Dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan.

Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk yang masalah utamanya adalah bentuk, bukan prinsip kerja atau teknologinya.

Tujuan dari semua teknik dekomposisi ini adalah untuk membagi sebuah masalah kompleks menjadi sederhana sehingga dapat ditangani dengan lebih terfokus. Setelah dekomposisi masalah selesai, tim memilih submasalah yang paling kritis untuk keberhasilan produk, dan mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan melalui solusi baru atau solusi yang kreatif.

(39)

2.1.4.2 Pencarian Secara Eksternal

Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

Mengimplikasikan solusi yang sudah ada biasanya lebih cepat dan lebih mudah daripada mengembangkan sebuah solusi baru. Penggunaan bebas dari solusi yang sudah ada memungkinkan tim untuk memusatkan kreativitasnya pada submasalah- submasalah kritis di mana tidak ada solusi terdahulu yang memuaskan. Lebih jauh sebuah solusi konvensional terhadap sebuah submasalah seringkali dapat digabungkan dengan sebuah solusi baru untuk submasalah lain sehingga menghasilkan sebuah rancangan keseluruhan yang unggul.

Sedikitnya ada 5 cara yang baik untuk mengumpulkan informasi dari sumber eksternal, yaitu mewawancara pengguna utama, konsultasi dengan pakar, pencarian paten, pencarian literatur dan menganalisis (benchmarking) pesaing.

2.1.4.3 Pencarian Secara Internal

Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreavitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Pencarian internal dalam arti semua pemikiran yang timbul dari langkah ini dihasilkan dari ilmu pengetahuan yang ada dalam tim.

(40)

Empat pedoman berguna untuk perbaikan baik pencarian internal individu maupun kelompok :

1. Menunda keputusan

2. Menghasilkan banyak ide/ pemikiran

3. Terima ide-ide yang kelihatannya tidak dapat dilaksanakan 4. Menggunakan media fisik dan alat bantu spesifik

Beberapa cara untuk menghasilkan konsep solusi, yaitu : 1. Membuat analogi

2. Keinginan dan harapan

3. Menggunakan stimulus yang berkaitan

4. Menggunakan stimulus yang tidak berhubungan 5. Menetapkan sejumlah tujuan

6. Menggunakan metode galeri

2.1.4.4 Mengali Secara Sistematis

Sebagai hasil dari kegiatan pencarian secara eksternal dan internal, tim mengumpulkan puluhan atau ratusan penggalan konsep, yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah. Penggalian sistematis ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi ini.

(41)

Dua alat spesifik untuk mengatur kerumitan dan mengatur pemikiran tim, yaitu : 1. Pohon klasifikasi

Pohon klasifikasi membantu tim membagi beberapa penyelesaian yang mungkin menjadi kelompok yang independen. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan.

Empat manfaat penting pohon klasifikasi :

o Memangkas cabang yang hanya sedikit memberi harapan

o Mengidentifikasikan pendekatan yang terpisah terhadap masalah

o Mengidentifikasikan perhatian yang tidak merata pada cabang-cabang tertentu o Perbaikan dekomposisi masalh untuk cabang tertentu.

2. Tabel kombinasi

Tabel kombinasi konsep menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Solusi untuk keseluruhan masalah diperoleh dengan mengkombinasikan satu penggalan dari tiap kolom. Memilih sebuah kombinasi dari penggalan tidak lantas secara spontan membawa kita pada penyelesaian keseluruhan masalah. Kombinasi dari penggalan biasanya harus dikembangkan dan disaring sebelum timbul suatu penyelesaian yang terintegrasi.

(42)

2.1.4.5 Merefleksikan Pada Hasil dan Proses

Apakah tim yakin bahwa solusi-solusi yang mungkin telah sepenuhya digali?

Adakah alternatif diagram fungsi?

Adakah cara lain untuk mendekomposisikan masalah?

Sudahkah sumber eksternal ditelusuri?

Sudahkah pemikiran tiap orang diterima dan digabungkan dalam proses?

2.1.5 Seleksi Konsep

Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 130).

Identifikasi kebutuhan pelanggan

Menetapkan Spesifikasi &

Targetnya

Mendisain Konsep2

Produk

Memilih Konsep Produk

Menguji Konsep Produk

Menetapkan spesifikasi

akhir

Rencana Alur Pengemban

gan

Rencana Pengembangan Pernyataan

Misi

Proses Analisa Ekonomis Produk Benchmark produk kompetitor

Membangun Model Pengujian dan prototype produk

Sumber: Perancangan dan Pengembagan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 133) Gambar 2.8 Seleksi Konsep Merupakan Bagian Dari Keseluruhan

Fase Pengembangan Konsep.

Referensi

Dokumen terkait

Target penerimaan perpajakan pada APBN tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp1.193,0 triliun, terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri sebesar Rp1.134,3 triliun

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN FASILITAS LLAJ DI JALUR MARGONDA RAYA 137.518.000,00... PEMBUATAN SEPARATOR JALUR

Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas penyusunan skripsi, maka peneliti berusaha untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai ”Pengaruh Celebrity

(3) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini ternyata menimbulkan gangguan yang membahayakan lingkungan, kepada perusahaan tersebut

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Hasil ordinasi RAPFISH diuji dengan menggunakan analisis Monte Carlo untuk menilai kestabilan dari nilai indeks keberlanjutan (konteks penelitian) yang dihasilkan.. Hasil

Penulisan Karya Tulis Imiah yang berjudul “Perbedaan Diameter Lumen Arteri Umbilikalis pada Preeklampsia Berat dan Kehamilan Normotensi” ini dilakukan dalam rangka memenuhi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana populasi bakteri anaerob, produksi gas metana, dan potensi sludge biogas feses sapi perah sebagai sumber bakteri anaerob