• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.4. Metode pengujian kuesioner

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus statistika menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows ver.11,5. Hasil tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode analisis brand equity. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, skala likert dan nilai rata-rata, skala semantic differential dan uji Cochran. 3.4.1. Uji validitas

Data dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Jika ternyata tidak valid maka butir pertanyaan yang tidak valid tersebut disingkirkan dari kuesioner atau diperbaiki.

Agar instrumen penelitian dapat diuji kebenaran dan keabsahannya, maka kuesioner diuji validitasnya. Hasil dan uji validitas adalah untuk mendapatkan pertanyaan yang valid dari sejumlah pertanyaan kepada nasabah. Uji validitas menggunakan bantuan Microsoft Office excel dan SPSS 11,5 dengan rumus teknik korelasi product moment pearson. Rumus teknik korelasi product

moment pearson (Umar, 2003) adalah:

……….(2)

Dimana : rhitung = Angka korelasi n = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan tiap nomor Y = Skor total

Data dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung data tersebut melebihi nilai korelasi tabelnya. Nilai r hitung adalah nilai-nilai yang berada dalam kolom corrected item total correlation. Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel, maka butir pertanyaan atau variabel tersebut valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan. Uji reabilitas digunakan untuk mengukur ketepatan atau kejituan suatu instrument jika dipergunakan untuk mengukur himpunan objek yang sama berkali-kali akan mendapatkan hasil yang serupa.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Dalam hal ini terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas. Dalam penelitian ini, teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach dan metode Spearman-Brown. Teknik Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya (Umar, 2003). Teknik ini digunakan pada pengujian elemen perceived quality. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

………...…(3) Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan t2 = Ragam total

= Jumlah ragam butir Rumus ragam yang digunakan :

Dimana : n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan).

Sedangkan untuk uji reliabilitas brand associaton dilakukan dengan menggunakan metode Spearman-Brown. Dalam metode ini, skor yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua belahan bagian butirnya. Teknik pembelahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pembelahan ganjil-genap.

Dengan teknik pembelahan ganjil-genap, nilai butir bernomor ganjil dikelompokkan menjadi belahan pertama dan nilai butir bernomor genap menjadi belahan kedua. Langkah selanjunya adalah mengkolerasikan nilai belahan pertama dengan nilai belahan kedua sehingga diperoleh kolerasi antara kedua belahan instrumen (rxy). Rumus selengkapnya (Durianto, dkk., 2001) adalah :

...(5)

Keterangan :

X : total skor ya belahan ganjil Y : total skor ya belahan genap

XY : total skor hasil kali belahan ganjil dan genap rxy : kolerasi antara dua belahan instumen

Nilai yang diperoleh dengan formula yang disebutkan sebelumnya, dimasukkan dalam rumur Spearman-Brown (Durianto, dkk, 2001) :

...(6)

Keterangan :

r11 : reabilitas instrument

rxy : kolerasi antara dua belahan instumen

Nilai reabillitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan r product moment. jika r11 > r product moment, maka instrumen yang diugunakan dapat diandalkan dan penelitian dengan menggunakan instrumen sama dapat dilanjutkan.

3.4.3. Analisis Deskriptif

Analsis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang telah diperoleh. Data yang dianalisis dengan menggunakan analsis deskriptif yaitu karakteristik Nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor dan anilsis brand awareness dengan perhitungan persentase, sedangkan terhadap data perceived

quality dan brand loyalty dilakukan perhitungan rata-rata. Analisis

proporsi juga dilakukan terhadap data brand loyalty. 3.4.4. Skala Likert dan Rata-rata

Skala likert dan rata-rata digunakan untuk menganalisis

perceived quality dan brand loyalty. Skala likert adalah skala

pengukuran ordinal yang digunakan untuk menunjukan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Hasil pada skala likert hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besar selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya.

Skala likert memiliki rentang dari 1 sampai 5. Pemetaan bobot penilaian adalah sebagai berikut :

1. Sangat setuju diberi nilai lima 2. Setuju diberi nilai empat 3. Cukup setuju diberi nilai tiga 4. Kurang setuju diberi nilai dua 5. Tidak setuju diberi nilai satu

Setelah data diperoleh kemudian dicari nilai rata-ratanya untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden digunakan rumus (Durianto, dkk, 2001) berikut:

Rata-rata (x) = ...(7) Keterangan : xi = Nilai pengukuran ke-i

fi = Frekuensi kelas ke-i n = Banyaknya pengamatan

Hasil dari rata-rata tersebut kemudian dipetakan kerentang skala dengan mempertimbangkan informasi interval sebagai berikut :

Interval = = ...(8)

Rentang skala yang digunakan dalam analisis perceived quality adalah sebagai berikut :

1,00 - 1,80 = sangat buruk 1,80 - 2,60 = buruk 2,60 - 3,40 = cukup 3,40 - 4,20 = baik 4,20 - 5,00 = sangat baik 3.4.5. Skala Semantic Differential

Skala semantic differential digunakan untuk menganalisis

perceived quality. Metode skala ini digunakan untuk menganalisis arti

psikologis dari suatu objek dibenak responden. Metode ini dibuat dengan menempatkan dua skala penilaian dalam titik-titik ekuivalen yang berlawanan yang disebut dengan bipolar. Biasanya diantara ekuivalen terdapat 5 atau 7 titik-titik baris skala dimana responden menilai suatu konsep. Sebagai contoh butir-butir skala semantik : Baik . . . . Sangat baik

Lambat . . . . Sangat cepat Lemah . . . . Sangat kuat Pasif . . . . Aktif

Tahap-tahap penggunaan skala semantic differential : 1. Pemilihan konsep yang akan digunakan

2. Memetakan pilihan dan kata yang akan ditempatkan dalam titik 3. Observasi mengenai tanggapan responden terhadap faktor-faktor

dengan meminta kesediaan responden mengisi kolom-kolom alternatif yang tersedia

4. Menghitung rata-rata skor jawaban tersebut dan memetakan dalam suatu grafik yang akan menggambarkan kecenderungan kutub positif dan negatif.

eals banyaknyak dah nilaiteren nggi Nilaiterti − 8 , 0 5 1 5 = −

3.4.6. Uji Cochran

Uji Cochran digunakan untuk menganalisis brand association. Uji

ini dilakukan untuk menguji signifikansi hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek (Simamora, 2002). Asosiasi yang saling berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut.

Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan uji Cochran untuk mengtahui atribut-atribut yang valid dari atribut-atribut yang telah dipilih sebelumnya:

1. Hipoteis yang akan diuji :

2. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut :

...(9)

Dimana : C : Banyaknya asosiasi

Ri : Jumlah baris jawaban “ya” Ci : Jumlah kolom jalaban “ya” N : Total besar

3. Penetuan Q tabel (Qtab) :

Dengan = 0,05, derajat kebebasan (dk) = k-1, maka diperoleh Qtab (0’05 ; df ) dari tabel Chi Square Distribution.

4. Keputusan : Tolak H0 dan tarima Ha, jika Qhit > Qtab Terima H0 dan tolak Ha, jira Qhit > Qtab

5. Kesimpulan :

o Jika tolak H0 berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut. Artinya, belum ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut

o Jika terima H0 berarti proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian, semua dianggap sepakat mengenai semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.

Dokumen terkait