• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1) Metode Pengukuran RULA

RULA atau Rapid Upper Limb Assessment Tool adalah sebuah penilaian yang mudah terhadap beban otot rangka pada anggota tubuh atas (upper limb) yaitu leher dan tangan. RULA digunakan untuk menilai postur, beban dan gerakan yang berhubungan dengan pekerjaan statis. Empat kegunaan RULA adalah:

a. Mengukur resiko gangguan otot rangka, biasanya sebagai investigasi ergonomi pendahuluan.

b. Membandingkan beban otot rangka pada desain tempat kerja (workstation) aktual dan dimodifikasi.

c. Evaluasi outcome seperti produktivitas dan kelayakan peralatan.

RULA adalah salah satu dari beberapa alat penilaian observasi postur yang berguna dalam analisis pekerjaan. RULA penting sebagai sebuah alat investigasi ergonomi awal. Saat menilai pekerjaan yang terdapat manual handling, gerakan seluruh tubuh atau risiko tulang belakang dan kaki, maka dibutuhkan tambahan alat penilaian seperti REBA (McAtamney dan Corlett, 1993).

Kelebihan RULA adalah dapat menilai postur kerja dan hubungan tingkatan risiko dalam waktu singkat; tidak membutuhkan peralatan, kecuali pulpen dan kertas; dapat digunakan untuk menilai sebagian tugas atau postur individu atau kelompok tertentu; membandingkan keberadaan serta tujuan disain tempat kerja untuk dilakukan suatu perubahan ergonomi; dan menyediakan pengukuran objektif yang perubahannya dapat disarankan dan diinvestigasi dengan tujuan utama yaitu mengimplementasikan solusi praktek terbaik. Sedangkan kekurangan RULA adalah: tidak didisain untuk menyediakan postur secara rinci; dan membutuhkan tools lain untuk investigasi ergonomi yang lebih rinci.

a. Penilaian postur tubuh group A

Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan atas (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist twist).

1. Lengan atas (Upper arm)

Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.12 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)

Pergerakan Skor Skor perubahan

200 (ke depan maupun

ke belakang dari tubuh) 1

+ 1 jika bahu naik

+ 1 jika lengan berputar bengkok › 200

(ke belakang) atau

200 - 450 2

450 - 900 3

› 900

4

2. Lengan Bawah (lower arm)

Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan bawah diukur menurut posisi

batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.13 Skor Lengan Bawah (lower arm)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

600 - 1000 1 Jika lengan bawah bekerja melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh ‹ 600

atau 1000 2

3. Pergelangan Tangan

Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan (wrist) dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Postur Tubuh Pergelangan Tangan (Wrist) Skor penilaian untuk bagian pergelangan tangan (wrist) dapat dilihat pada tabel 2.13.

Tabel 2.14 Skor Pergelangan Tangan (wrist)

Pergerakan Skor Skor perubahan

Posisi netral 1

+ 1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah 00-150 (ke atas maupun ke bawah) 2

› 150

(ke atas maupun ke bawah) 3

4. Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist)

Adapun postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada gambar 2.4.

Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral di beri skor : 1 = Posisi tengah dari putaran

2 = Pada atau dekat dari putaran

Nilai dari postur lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk memperoleh skor seperti terlihat pada tabel ...

Tabel 2.15 Skor Group A

Upper Arm Lower Arm Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist

1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5 3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5 4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6 5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8 6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

2. Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A pada tabel 2.14, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.15.

Tabel 2.16 Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang

lebih dari 4 kali permenit

3. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B pada table 2.15, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.17 Skor Beban

Beban Skor Keterangan

‹ 2 Kg 0 -

2 Kg – 10 Kg

1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

b. Penilaian Postur Tubuh Group B

Postur tubuh grup B terdiri atas leher (neck), batang tubuh (trunk), dan kaki (legs).

1. Leher (neck)

Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher (neck) dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada tabel 2.17.

Tabel 2.18 Skor Bagian Leher (neck)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

00 - 100 1

+ 1 jika leher berputar/bengkok + 1 batang tubuh bengkok 100 - 200 2

› 200

3

2. Batang Tubuh (Trunk)

Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan. Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktifitas kerja dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh (Trunk) Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada tabel 2.18.

Tabel 2.19 Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal (900) 1

+1 jika leher berputar/bengkok +1 jika batang tubuh bungkuk 00 - 200 2

200 - 600 3 › 600

4 3. Kaki (Legs)

Penilaian terhadap kaki (legs), merupakan penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Adapun posisi kaki dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Posisi Kaki (Legs) Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada tabel 2.19.

Tabel 2.20 Skor Bagian Kaki (Legs)

Pergerakan Skor

Posisi normal/seimbang 1 Tidak seimbang 2

Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke tabel 2.20 untuk mengetahui skornya.

Tabel 2.21 Skor Group B Trunk Posture Score

Neck

Trunk Posture Score

1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

4. Penambahan Skor Aktifitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B pada tabel 2.20, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.21.

Tabel 2.22 Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari

4 kali permenit

5. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B pada tabel 2.21, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada tabel 2.22.

Tabel 2.23 Skor Beban

Beban Skor Keterangan

‹ 2 Kg 0 -

2 Kg – 10 Kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

Tabel 2.24 Grand Total Score Table Score Group A Score Group B 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7 + 8 5 5 6 7 7 7 7

Hasil skor dari tabel 2.23 tersebut diklasifikasikan kedalam beberapa kategori level resiko pada tabel 2.24.

Tabel 2.25 Kategori Tindakan RULA Kategori

Tindakan Level Resiko Tindakan

1-2 Minimum Aman

3-4 Kecil

Diperlukan

beberapa waktu ke depan

5-6 Sedang Tindakan dalam

waktu dekat

7 Tinggi Tindakan

sekarang juga

Dokumen terkait