• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Metode Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode wawancara dan metode dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Metode Pengumpulan Data a. Metode Tes

Suharsimi Arikunto (1995: 51) mengemukan bahwa, “Istilah tes diambil dari kata “testum” suatu pengertian dalam bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Tes yang digunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian ini berbentuk essay (uraian). Tes berbentuk essay biasanya berupa soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawabannya. Tes ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, dan menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.

Sebagai langkah awal penelitian, tes diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Surakarta. Tes yang diberikan adalah tes essay mengenai pemecahan masalah matematika mengenai penerapan SPLDV secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Karena tes yang diberikan digunakan untuk mengukur kesulitan siswa dalam memecahkan masalah matematika, dan peneliti berfikir bahwa faktor waktu bisa jadi merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan siswa, oleh karena itu peneliti menggunakan teknik khusus ketika pemberian tes. Tes yang diberikan tidak diberikan secara langsung, melainkan diberikan satu per satu butir soal. Dengan rincian, untuk soal pertama siswa diberikan waktu selama 20 menit, sedangkan untuk soal yang kedua siswa diberi waktu 25 menit. Pembagian lamanya waktu untuk menyelesaikan tiap butir soal dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan masing-masing butir soal.

Data yang dikumpulkan dari pemberian tes ini adalah lembar jawaban siswa dari tes essay mengenai permasalahan matematika mengenai SPLDV, selanjutnya dikatakan data tersebut merupakan profil siswa yang diperoleh dari pemberian tes.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Metode Wawancara

Metode wawancara (disebut pulainterview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti (atau seseorang yang ditugasi) dengan subjek peelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara mengadakan percakapan sedemikian hingga pihak yang diwawancarai bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. (Budiyono, 2003: 52). Metode wawancara ini dilakukan untuk mengklarifikasi jawaban tes tertulis yang diberikan siswa siswa dan untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dimana peneliti tidak terlebih dahulu menyusun pertanyaan yang akan digunakan sebagai wawancara. Dalam wawancara ini subjek terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Mereka mengalami kesulitan dan mudah diajak berkomunikasi dengan baik sehingga mempermudah penggalian informasi saat wawancara.

Walaupun termasuk wawancara yang tidak terstruktur, namun dalam wawancara ini disusun sebuah pedoman wawancara yang berisi tentang garis besar permasalahan, tujuan, serta fokus wawancara yang diuraikan dalam materi wawancara. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan kisi-kisi materi wawancara. Pedoman wawancara ini digunakan sebagai kendali agar proses wawancara tidak keluar dari materi wawancara dan tetap mengarahkan pada tujuan wawancara dengan harapan dapat memberikan informasi yang mendalam dan bermakna. Untuk lebih jelasnya, pedoman tes ini dapat dilihat di lampiran.

Pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari subjek. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dengan berbagai kondisi subjek dan lingkungan serta mengarah pada kedalaman informasi. Peneliti memberlakukan diri sebagi partner subjek dan subjek dianggap sebagai informan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1995:234).

Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh daftar prestasi hasil belajar matematika siswa yaitu nilai ulangan harian untuk materi SPLDV kelas VIII-A semester 1 SMP Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang digunakan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan awal rendah, kemampuan awal sedang atau kemampuan awal tinggi. Hal ini berkaitan dengan pemilihan subjek lebih lanjut dengan memperhatikan kemampuan awalnya pada materi SPLDV. Selain itu, terdapat sedikit data tambahan yang peneliti dapatkan dari beberapa catatan lapangan yang dibuat selama penelitian berlangsung.

2. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam suatu penelitian (Hadari dan Mimi, 1996: 184). Instrumen penelitian perlu disusun dan dikembangkan sehingga dapat menggali informasi dari subyek penelitian secara optimal.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan penelaahan materi yang pernah dipelajari. 2. Melakukan spesifikasi tes.

3. Membuat kisi-kisi tes.

4. Menyusun butir-butir soal tes.

5. Melakukan penelaahan atau pengkajian butir-butir soal. 6. Melakukan revisi butir-butir soal tes.

Suatu tes dapat dikatakan baik bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai alat ukur yang baik. Kriterianya adalah memiliki validitas yang cukup tinggi, memiliki reliabilitas yang baik, memiliki nilai kepraktisan. (Chabib Thoha, 1991: 109). Oleh karena penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa tes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diagnostik berbentuk essay (uraian) untuk mengetahui letak kesulitan yang akan menyebabkan kesalahan yang dialami oleh siswa, dan karena letak kesalahan tidak berhubungan dengan skor maka uji reliabilitas dan kepraktisan tidak perlu dilakukan. Yang akan dilakukan adalah uji validitas yaitu berupa validitas isi.

Validitas sering diartikan dengan keshahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Sedangkan validitas isi ataucontent validityatau validitas tes mempersoalkan apakah isi butir tes yang diujikan itu mencerminkan isi kurikulum yang seharusnya diukur atau tidak.

(Chabib Thoha, 1991: 111) Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atas pengkajian butir-butir tes oleh validator yang telah ditentukan tanpa pengujian statistik (Nana Sudjana, 1991: 144). Validator tersebut terdiri dari orang yang ahli dalam mata pelajaran sistem persamaan linear dan juga ahli dalam pendidikan agar dapat menilai susunan dari instrumen itu sendiri dan bersedia untuk mengevaluasi isi instrumen. Maka dari itu, orang yang berkompeten dengan masalah dalam penelitian ini adalah dosen program studi matematika dan guru matematika SMP dimana penelitian dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya, draft tes hasil pengembangan instrumen ini dapat dilihat pada lampiran.

Dokumen terkait