• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

METODE PENELITIAN

4.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, sehingga data yang telah diperoleh adalah berupa data primer. Kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen penelitian terdiri atas tiga jenis, antara lain sebagai berikut :

1. Kuesioner yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya keluhan dispepsia fungsional, sebagai variabel independen, pada sampel

2. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang digunakan untuk menilai kualitas tidur, sebagai variabel dependen, pada sampel

3. Kuesioner yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur sebagai variabel perancu atau

confounding variable pada sampel

Kuesioner yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya keluhan dispepsia fungsional tersusun atas 8 pertanyaan. Kuesioner ini disusun, disesuaikan dengan gejala klinis yang dipergunakan untuk menegakkan diagnosis dispepsia

fungsional, yaitu adanya satu atau lebih dari keluhan - keluhan, antara lain sebagai berikut :

1. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu 2. Perasaan cepat kenyang setelah makan 3. Nyeri pada ulu hati

4. Rasa terbakar di daerah ulu hati / epigatrium.

Keluhan – keluhan ini setidaknya sudah dirasakan dalam 3 bulan terakhir dengan awal mula keluhan timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.

Berdasarkan pada kriteria diatas, maka kuesioner ini tersusun atas delapan pertanyaan yang terdiri dari :

1. Empat pertanyaan utama pada kuesioner digunakan untuk menilai ada atau tidaknya masing – masing keluhan yang dirasakan oleh sampel selama 3 bulan terakhir, antara lain sebagai berikut :

A. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu B. Perasaan cepat kenyang setelah makan C. Nyeri pada ulu hati

D. Rasa terbakar di daerah ulu hati / epigastrium.

Pertanyaan utama juga digunakan untuk menilai frekuensi dari keluhan yang dirasakan oleh sampel, dengan kriteria pilihan jawaban, antara lain sebagai berikut :

A. Tidak pernah

B. < 1 kali dalam sebulan C. 1 kali dalam sebulan D. 2 – 3 kali dalam sebulan E. 1 kali dalam seminggu F. > 1 kali dalam seminggu G. Setiap hari

2. Satu pertanyaan tambahan yang menyertai masing – masing pertanyaan utama sehingga terdapat empat pertanyaan tambahan yang menyertai empat pertanyaan utama. Pertanyaan tambahan dipergunakan untuk menilai seberapa lama masing – masing keluhan yang dirasakan sampel tersebut. Dispepsia fungsional dapat ditegakkan jika sampel sudah merasakan keluhan tersebut, setidaknya dalam 6 bulan terakhir atau lebih.

Kuesioner yang dipergunakan untuk menilai kualitas tidur sampel adalah

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner ini tersusun atas 18 pertanyaan,

sebanyak 4 pertanyaan merupakan pertanyaan terbuka, sedangkan 14 pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan tertutup dengan 4 pilihan jawaban. Seluruh pertanyaan yang ada akan menilai kualitas tidur sampel dalam satu bulan terakhir. Pertanyaan – pertanyaan yang terdapat dalam Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), antara lain sebagai berikut :

1. Pertanyaan nomor 1 menanyakan rata – rata pukul waktu tertentu yang digunakan sampel untuk tidur di malam hari dalam satu bulan terakhir

2. Pertanyaan nomor 2 menanyakan rata – rata waktu yang diperlukan sampel untuk memulai tidur di malam hari dalam satu bulan terakhir, dengan satuan menit 3. Pertanyaan nomor 3 menanyakan rata – rata pukul waktu tertentu yang

digunakan sampel untuk bangun di pagi hari dalam satu bulan terakhir

4. Pertanyaan nomor 4 menanyakan rata – rata waktu yang diperlukan sampel untuk tidur dengan nyenyak atau pulas di malam hari dalam satu bulan terakhir, dalam satuan jam, yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan waktu yang dihabiskan sampel untuk tidur di malam hari

5. Pertanyaan nomor 5 untuk menilai ada atau tidaknya keluhan – keluhan yang dialami sampel selama tidur di malam hari, dalam satu bulan terakhir. Pertanyaan ini terdiri atas 10 anak pertanyaan, yang masing – masing menilai ada atau tidaknya 10 keluhan, antara lain sebagai berikut :

A. Tidak dapat tidur dalam waktu 30 menit B. Terbangun di tengah malam atau sangat pagi C. Sering terbangun karena ingin ke toilet

D. Tidak dapat bernapas dengan baik dan nyaman E. Batuk atau mendengkur dengan keras

F. Merasa sangat kedinginan G. Merasa sangat kepanasan H. Mimpi buruk

I. Merasakan nyeri

J. Keluhan lain yang dialami sampel diluar 9 keluhan yang telah dipaparkan sebelumnya.

Setiap pertanyaan akan menanyakan frekuensi dari setiap keluhan – keluhan ini, dengan empat pilihan, yaitu tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir, kurang dari satu kali dalam satu minggu, satu atau dua kali dalam satu minggu dan tiga atau lebih dalam satu minggu

6. Pertanyaan nomor 6 untuk menilai ada atau tidaknya penggunaan obat – obatan yang digunakan untuk tidur, baik yang dibeli secara bebas atau dari resep dokter, dalam satu bulan terakhir, sekaligus mengetahui frekuensi dari penggunaan obat tersebut, dengan empat pilihan, yaitu tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir, kurang dari satu kali dalam satu minggu, satu atau dua kali dalam satu minggu dan tiga atau lebih dalam satu minggu

7. Pertanyaan nomor 7 untuk menilai ada atau tidaknya masalah yang dapat mengganggu sampel agar tetap terjaga saat berkendara, makan, belajar atau ketika melakukan aktivitas sosial, dalam satu bulan terakhir, sekaligus mengetahui frekuensi dari adanya masalah tersebut, dengan empat pilihan, yaitu tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir, kurang dari satu kali dalam satu minggu, satu atau dua kali dalam satu minggu dan tiga atau lebih dalam satu minggu

8. Pertanyaan nomor 8 untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah yang dapat mengganggu sampel agar tetap antusias atau bersemangat dalam mengerjakan sesuatu, dalam satu bulan terakhir, sekaligus menilai besaran dari adanya masalah tersebut, dengan empat pilihan, yaitu tidak ada suatu masalah, hanya masalah kecil, hampir menjadi masalah besar dan masalah yang sangat besar 9. Pertanyaan nomor 9 untuk mengetahui kualitas tidur sampel menurut sampel itu

sendiri secara subjektif, dengan empat pilihan, yaitu sangat baik, cukup baik, cukup buruk dan sangat buruk

Seluruh pertanyaan yang ada dalam Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dapat menilai kualitas tidur seseorang dari tujuh komponen, yaitu kualitas tidur orang tersebut secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, kebiasaan dalam tidur, gangguan – gangguan yang dirasakan orang tersebut selama tidur, penggunaan obat – obat tertentu untuk tidur dan adanya gangguan dalam beraktivitas sehari – hari sebagai dampak dari adanya gangguan kualitas tidur.

Cara melakukan penilaian dari seluruh pertanyaan diatas kedalam tujuh komponen penilaian hingga menghasilkan skor total adalah sebagai berikut :

1. Komponen 1 berdasarkan pertanyaan nomor 9 dengan kriteria :

No Jawaban Skor

1 Sangat baik 0

2 Cukup baik 1

3 Cukup buruk 2

2. Komponen 2 berdasarkan pertanyaan nomor 2 dan 5A. Kriteria untuk pertanyaan nomor 2 adalah sebagai berikut :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 ≤ 15 menit 0

2 16 – 30 menit 1

3 31 – 60 menit 2

4 > 60 menit 3

Kriteria untuk pertanyaan nomor 5A adalah sebagai berikut :

No Jawaban Skor

1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 0

2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1

3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2

4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3

Skor dari pertanyaan nomor 2 dan 5A dijumlahkan dan menghasilkan skor komponen dengan kriteria :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 0 0

2 1 – 2 1

3 3 – 4 2

3. Komponen 3 berdasarkan pertanyaan nomor 4 dengan kriteria :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 > 7 jam 0

2 6 – 7 jam 1

3 5 – 6 jam 2

4 < 5 jam 3

4. Komponen 4 berdasarkan pertanyaan nomor 1, 3 dan 4.

Jawaban dari ketiga pertanyaan ini dihitung dengan menggunakan rumus :

� � 4 ( )

ℎ� � 3 1 ( ) × 100 %

Hasil dari perhitungan rumus diatas menghasilkan skor komponen dengan kriteria :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 ≥ 85 % 0

2 75 % – 84 % 1

3 65 % – 74 % 2

4 < 65 % 3

5. Komponen 5 berdasarkan pertanyaan nomor 5B sampai 5J.

Kriteria untuk masing – masing pertanyaan adalah sebagai berikut :

No Jawaban Skor

1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 0

2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1

3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2

Hasil penjumlahan skor untuk pertanyaan nomor 5B sampai 5J menghasilkan skor komponen dengan kriteria :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 0 0

2 1 – 9 1

3 10 – 18 2

4 19 – 27 3

6. Komponen 6 berdasarkan pertanyaan nomor 6 dengan kriteria :

No Jawaban Skor

1 Tidak digunakan sampel selama satu bulan terakhir 0

2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1

3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2

4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3

7. Komponen 7 berdasarkan pertanyaan nomor 7 dan 8.

Kriteria untuk masing – masing pertanyaan adalah sebagai berikut :

No Jawaban Skor

1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 0

2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1

3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2

Hasil penjumlahan skor untuk pertanyaan nomor 7 dan 8 menghasilkan skor komponen dengan kriteria :

No Jawaban dalam Rentangan Skor

1 0 0

2 1 – 2 1

3 3 – 4 2

4 5 – 6 3

Seluruh skor komponen yang diperoleh dari tujuh komponen diatas telah dijumlahkan dan menghasilkan skor total yang merupakan skor akhir. Jika skor yang diperoleh adalah > 5, maka kualitas tidur sampel tersebut adalah buruk, sedangkan jika skor yang diperoleh adalah ≤ 5, maka kualitas tidur sampel tersebut adalah baik.

Kuesioner tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur dipergunakan untuk menentukan ada atau tidaknya variabel perancu atau confounding

variable, dengan kriteria :

1. Terdapat faktor yang berperan sebagai variabel perancu atau confounding

variable, pada sampel, jika menjawab ya pada satu atau lebih pertanyaan

2. Tidak terdapat faktor yang berperan sebagai variabel perancu atau confounding

variable, pada sampel, jika menjawab tidak pada seluruh pertanyaan

Keseluruhan kuesioner ini, sebelum diberikan dan diisikan oleh objek penelitian yang telah terpilih menjadi sampel, telah terlebih dahulu dilakukan uji coba guna menilai validitas dan reliabilitas dari kuesioner sebagai instrumen penelitian. Menurut Notoatmodjo (2005) dalam Agustin (2012), uji validitas terhadap suatu kuesioner, sebagai instrumen penelitian, diperlukan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut benar – benar menyatakan hasil pengukuran yang hendak diukur oleh peneliti. Guna mencapai tujuan tersebut, maka perlu diuji adanya korelasi dari

skor pada setiap pertanyaan atau komponen dalam kuesioner dengan skor total dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Suatu pertanyaan atau komponen dikatakan valid jika skornya berkorelasi secara signifikan dengan skor total dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner tersebut.

Valid atau tidaknya suatu pertanyaan atau komponen dalam kuesioner dapat diketahui melalui suatu formula korelasi Pearson product moment, yaitu :

= � Σ –( Σ Σ )

{ �Σ 2− Σ 2 × �Σ 2 × Σ 2 }12

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

= skor tiap pertanyaan atau komponen = skor total

� = jumlah objek uji coba

Seluruh pertanyaan dan komponen kuesioner, yang telah diukur validitasnya dan terbukti valid, kembali mengikuti uji coba untuk diukur reliabilitasnya. Suatu pertanyaan yang belum terbukti valid tidak dapat diuji reliabilitasnya. Menurut Notoatmodjo (2005) dalam Agustin (2012), reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen penelitian dapat dipercaya atau diandalkan hasil pengukurannya, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas daari suatu pertanyaan dapat diamati dari nilai Alpha pertanyaan tersebut.

Nilai Alpha atau koefisien reliabilitas Alpha dapat diperoleh dari rumus : 11 =

−1 × 1−

Σ� 2 �2

Keterangan : 11 = reliabilitas Alpha

= jumlah butir pertanyaan dan komponen Σ� 2 = jumlah varians butir pertanyaan

�2 = varians total

Uji coba telah dilakukan pada 25 orang mahasiswa angkatan tahun 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji coba tersebut juga telah diolah dengan menggunakan program SPSS yang juga akan digunakan oleh peneliti untuk mengolah hasil penelitian sesungguhnya kelak, dengan r tabel adalah 0,3961 pada jumlah data adalah 25 dan taraf signifikansi adalah 0,05. Hasil uji coba dapat dilihat pada tabel 4.1 dan lampiran 7. Seluruh proses ini berlangsung pada pekan kedua dan ketiga bulan Mei 2015.

Jika keseluruhan kuesioner telah disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji dalam seminar proposal penelitian serta terbukti valid, reliabel serta layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian berdasarkan uji coba yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti terlebih dahulu memohon izin kepada pihak terkait dan pihak yang berkepentingan dari fakultas guna memperoleh izin untuk melakukan penelitian dalam area fakultas. Setelah izin penelitian telah disetujui dan diizinkan, maka penelitian dapat dilakukan.

Penelitian dimulai dengan menetapkan bahwa teknik simple random sampling akan digunakan sebagai metode untuk menarik dan menetapkan calon sampel penelitian. Dalam teknik simple random sampling, calon sampel dipilih dengan bantuan tabel angka random yang berisikan kode – kode angka dari setiap objek penelitian dalam populasi. Kode angka yang terpilih dalam tabel angka random ditetapkan sebagai calon sampel penelitian. Objek penelitian dalam populasi yang telah terpilih menjadi calon sampel penelitian, berdasarkan teknik simple random

sampling, telah mendapatkan lembar informed consent yang dapat diisi dan

ditandatangani oleh objek penelitian sebagai pertanda bahwa yang bersangkutan telah bersedia untuk menjadi calon sampel penelitian. Objek penelitian yang telah bersedia menjadi calon sampel penelitian dapat meperoleh lembar kuesioner guna diisikan oleh yang bersangkutan, dan lembar kuesioner yang telah diisi secara lengkap oleh calon sampel penelitian dapat dikembalikan kepada peneliti selaku petugas penelitian, yang membagikan kuesioner kepada sampel sebelumnya.

Kuesioner yang telah diisi lengkap oleh calon sampel dan dikembalikan kepada peneliti terlebih dahulu diperiksa kelengkapan jawaban dan datanya serta jumlah keseluruhan kuesioner yang telah dikembalikan haruslah sama dengan jumlah kuesioner yang telah dikembalikan. Setelah kuesioner yang telah diisi terkumpul dan lengkap, jawaban pada kuesioner lainnya tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur terlebih dahulu diperiksa jawaban datanya untuk memastikan bahwa calon sampel yang mengisi kuesioner tersebut memang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika jawaban pada kuesioner tersebut memenuhi syarat dalam kriteria inklusi dan eksklusi, maka calon sampel tersebut dapat dijadikan sampel sesungguhnya, namun jika tidak memenuhi syarat dalam kriteria inklusi dan eksklusi, maka calon sampel tersebut dapat disingkirkan . Hal ini dilakukan hingga jumlah sampel sesungguhnya mencapai jumlah 107 orang. Jika jumlah sampel yang sesungguhnya belum mencapa 107 orang, maka pemilihan calon sampel secara simple random sampling kembali dilakukan dengan sisa jumlah objek penelitian dalam populasi, yang belum terpilih menjadi calon sampel, baik calon sampel yang telah menjadi sampel sesungguhnya maupun yang telah disingkirkan karena gagal memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dengan bantuan tabel random. Calon sampel yang telah terpilih dapat diberikan kuesioner untuk diisikan oleh calon sampel tersebut, lalu kuesioner yang telah terisi dapat dikembalikan kepada peneliti, untuk kemudian diperiksa kelengkapan isi dan datanya. Jika kuesioner telah terisi lengkap, data dalam kuesioner

Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Variabel Pertanyaan Komponen Korelasi Status Alpha Status Dispepsia Fungsional 1 1 0,637 Valid 0,457 Reliabel 2 3 2 0,692 Valid Reliabel 4 5 3 0,561 Valid Reliabel 6 7 4 0,581 Valid Reliabel 8

PSQI 9 1 0,912 Valid 0,892 Reliabel

2 2 0,839 Valid Reliabel 5A 4 3 0,730 Valid Reliabel 1 4 0,764 Valid Reliabel 3 5B 5 0,570 Valid Reliabel 5C 5D 5E 5F 5G 5H 5I 5J 6 6 0,837 Valid Reliabel 7 7 0,828 Valid Reliabel 8

tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur akan terlebih dahulu diperiksa untuk memastikan bahwa calon sampel yang mengisi kuesioner tersebut memang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika calon sampel yang mengisi kuesioner tersebut gagal memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, maka calon sampel tersebut dapat disingkirkan. Jika jumlah sampel sesungguhnya masih belum mencapai 107 orang, maka pemilihan calon sampel kembali dilakukan dengan simple random sampling. Hal ini dapat terus dilakukan hingga jumlah sampel sesungguhnya terpenuhi hingga mencapai jumlah 107 orang, seperti yang telah ditetapkan dalam perhitungan jumlah estimasi sampel sebelum penelitian dimulai.

Setelah 107 lembar kuesioner telah diisi secara lengkap oleh sampel penelitian yang sesungguhnya, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, telah terkumpul, seluruh data yang ada dapat direkapitulasi dan diolah serta dianalisis guna menghasilkan hasil penelitian. Pengolahan dan analisa data telah dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Dokumen terkait