• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan. Data sekunder diperoleh dari laporan Medical Record RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.

Pengumpulan data diawali mencari informasi ke dokter yang sedang mengikuti program pendidikan dokter spesial obtetri gynekologi tentang pasien yang mengalami preeklamsi berat . Pengamatan dimulai pada saat pasien tiba di RSUD dr.Pirngadi Kota Medan tepatnya di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pengumpulan data dimulai dari pasien tiba di IGD RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, selanjutnya peneliti mempelajari status medical record tentang keadaan pasien masuk kerumah sakit, tindakan apa yang dilakukan di IGD dan di Intensif Care Unit (ICU). Peneliti mengamati setiap hari perkembangan kesehatan calon informan sampai dinyatakan oleh dokter bisa dirawat/dipindahkan ke ruang perawatan Tanjung II Kebidanan.

Setelah ibu berada dan dirawat di ruang Tanjung II Kebidanan, peneliti menyambut baik pasien masuk ruangan Tanjung II jika kebetulan peneliti sedang bertugas, peneliti juga memberitahukan kepada teman-teman yang bekerja di ruang Tanjung II tentang tujuan dan mamfaat penelitian agar mereka memberi perhatian terhadap pasien yang mengalami preeklamsi berat yang masuk ke ruang Tanjung II. Peneliti bekerja seperti perawat yang biasa bertugas diruang rawat melayani pasien seperti perawat lainnya dalam merawat, memenuhi kebutuhan pasien, menanyakan keadaan dan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien. Pada awalnya peniliti bersikap sama terhadap seluruh pasien yang dirawat bersama dengan calon informan, sehingga calon informan merasa lebih nyaman dan merasa diperlakukan sama dengan pasien yang lain. Hari berikutnya penulis mulai lebih perhatian terhadap kondisi ibu dalam melakukan perawatan dengan memperhatikan keluhan-keluhan yang dialami

oleh ibu yang akan dijadikan sebagai informan, calon informan mulai merasa diperhatikan dan memanggil peneliti jika memerlukan atau menanyakan hal- hal yang berkaitan dengan kondisi calon informan, misalnya tentang makanan yang boleh dimakan, kapan bisa turun dari tempat tidur, penyebab ibu mengalami penyakit yang sedang dialami, peneliti selalu menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari calon informan, peneliti berupaya untuk menjalin hubungan baik dengan calon informan sekaligus untuk menciptakan rasa percaya kepada peneliti. Peneliti juga merasakan bahwa calon informan sudah mulai percaya karena dikala ada pertukaran jadwal dinas calon informan menanyakan kemana saya semalam, hal ini diungkapkan karena ada hubungan yang lebih baik dan rasa saling percaya di antara calon informan dan peneliti.

Selanjutnya setelah terbina hubungan saling percaya antara calon informan dengan peneliti mencoba untuk mulai menggali pengalaman-pengalaman atau hal-hal yang diketahui sehingga akhirnya sampai ke RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Calon informan kadang-kadang menanyakan kepada peneliti untuk apa ditanyakan semua itu dan apa gunanya itu diceritakan.

Peneliti memberikan informasi yang jelas kepada calon informan tentang penelitian yang akan dilakukan yaitu tujuan penelitian, prosedur penelitian, mamfaat penelitian, kemudian meminta kesediaan dan persetujuan calon informan untuk menjadi informan. Informan diberikan kebebasan untuk memutuskan bersedia atau menolaknya, dengan memberikan tandatangan pada lembar persetujuan menjadi informan.

Peneliti meminta calon informan untuk mengisi formulir tentang kesediaan menjadi informan dalam penelitian ini, setelah terlebih dahulu menjelaskan hal-hal penting yang berhubungan dengan penelitian. Calon informan juga mengetahui bahwa hasil penelitian ini sangat berguna dan bermamfaat bagi ibu hamil/bersalin, khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi mengalami preeklampsi.

Setelah calon informan bersedia menjadi subjek penelitian baru dilanjutkan pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan pengamatan. Sebelum dilakukan proses pengumpulan data penulis terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara yang bertujuan untuk memberikan kemudahan pada penulis supaya pertanyaan yang diajukan terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman wawancara tidak bersifat kaku, karena pertanyaan bisa berkembang sesuai dengan proses yang berlangsung selama wawancara. Bentuk pertanyaan yang digunakan pada umumnya adalah pertanyaan terbuka, yang memungkinkan informan bebas mengekspresikan diri, menentukan jenis dan banyaknya informasi yang akan diperoleh serta menyatakan apa yang mereka pikir penting dan informasi penting yang mereka alami yang sebelumya tidak terpikir oleh peneliti.

Pedoman wawancara tersebut tidak selalu bisa digunakan karena kadang tidak aplikatif selama dilapangan, misalnya ketika informan menceritakan bagaimana situasi atau keberadaan di dalam keluarga.

Wawancara dimulai dengan mengajak informan bercerita secara bebas dan meminta informan untuk mengingat dan menceritakan pengalaman-pengalaman yang dialami selama hamil sampai akhirnya harus dikirim ke RSUD dr. Pirngadi Kota

Medan dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam secara langsung terhadap informan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum, kemudian mengarah kearah yang lebih khusus. Pada saat wawancara dilakukan peneliti membuat catatan-catatan kecil, selanjutnya catatan kecil tersebut dituliskan dan dikembangkan kedalam catatan lapangan yang lebih lengkap sesuai dengan hasil wawancara. Wawancara terhadap informan yang dirawat di rumah sakit dan untuk informasi selanjutnya dengan mendatangi informan ketempat tinggalnya. Sedangkan observasi dilakukan terhadap informan penelitian yang berkaitan dengan tingkah laku dan segala tindakan ataupun perlakuan yang diterimanya.

Proses wawancara dengan informan kadangkala dihentikan jika informan kelihatan seperti kecapekan, kesakitan atau hendak mau menyusui bayinya dan dilanjutkan setelah informan bersedia kembali untuk dilakukan wawancara dan peneliti melihat informan sudah tidak kesakitan atau kecapekan.

Pengumpulan data ini juga berlanjut setelah informan sudah boleh berobat jalan, informan meminta nomor telepon peneliti untuk sewaktu waktu ada hal penting yang hendak dibicarakan, peneliti juga meminta nomor telepon dan alamat lengkap tempat tinggal informan serta menanyakan kesediaan apabila peneliti mau berkunjung ketempat tinggal informan apabila ada informasi yang perlu diketahui, informan dengan sangat senang menerimanya.

Setelah informan pulang ke rumah sebahagian informan menelepon tentang beberapa hal yang kurang dipahami dan menanyakan kapan saya mau berkunjung kerumah. Peneliti juga sudah berkunjung ke rumah informan sekaligus merekam

hasil wawancara yang dianggap sangat penting dalam penelitian, yang tidak dapat terekam pada saat informan dirawat dirumah sakit.

Selanjutnya setelah dalam proses pengumpulan data sudah mencukupi untuk menggambarkan seluruh yang berkaitan dengan topik penelitian dan peneliti hendak menuliskan tesis, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari informan baru, proses pengumpulam informasi dianggap selesai.

Pada penelitian kualitatif melakukan verifikasi/konfirmasi data kepada informan merupakan salah satu cara untuk memvalidasi dan memperoleh keabsahan data. Menurut Guba dan Lincoln (1994) dalam Saryono (2011) bahwa salah satu kriteria untuk memperoleh keabsahan data yaitu derajat kepercayaan (credibility). Setelah selesai pengumpulan data peneliti melakukan komfirmasi kepada informan apakah data yang telah dikumpulkan sudah sesuai dengan apa yang dipikirkan atau apa yang telah dialami oleh informan, masih adakah informasi, pengalaman atau hal-hal penting yang belum diungkapkan atau informasi yang telah ditulis bertentangan dengan yang dialami oleh informan.

Tehnik pengumpulan data menggunakan triangulasi data. Peneliti akan memastikan bahwa catatan harian wawancara dengan informan dan catatan harian observasi telah terhimpun. Kemudian memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. Jika ada perbedaan informasi atau informasi tidak relevan, peneliti akan menelusuri sumber perbedaan tersebut dan mengonfirmasi perbedaan tersebut pada informan dan sumber-sumber lainnya seperti informasi dari suami dan orang tua.

Proses triangulasi dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu yaitu alat tulis, ‘note book dan alat perekam. Data hasil pengamatan dan wawancara umumnya langsung ditulis di tempat penelitian dalam bentuk tulisan-tulisan singkat. Tulisan- tulisan singkat ini kemudian dikembangkan ke dalam bentuk ‘field note’ yang lebih rinci dan lengkap .

Alat perekam tidak selalu digunakan dalam pengumpulan data, untuk menghindarkan kecemasan atau kecanggungan informan dalam memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Namun, sesekali alat perekam akan digunakan untuk merekam jalannya wawancara (setelah mendapat persetujuan dari informan dalam penggunaannya di lapangan), sehingga semua data penting yang diungkapkan informan tidak ada yang hilang. Peneliti menghapus rekaman percakapan peneliti dengan informan, setelah kegiatan penelitian selesai.

Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber untuk melengkapi data primer yang meliputi data profil RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, medical record, buku Kesehatan Ibu dan Anak yang digunakan oleh ibu pada saat periksa hamil, buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengaan komplikasi kehamilan khususnya preeklampsi berat.

Dokumen terkait