• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat atau menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian (Indriantoro & Supomo, 2013).

1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

34 Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut adalah pengukuran masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian dan dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan logaritma natural. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset (Indra &

Arisudhana, 2012) dengan rumus:

2) Umur Perusahaan (X2)

Dalam penelitian ini, Umur Perusahaan dihitung dari tanggal berdirinya perusahaan sampai tanggal tutup buku perusahaan (Indra &

Arisudhana, 2012).

Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)

Umur Perusahaan = Tahun tutup buku perusahaan - Tahun berdirinya perusahaan

35 3) Profitabilitas (X3)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) yang hitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas rendah.

Profitabilitas dapat dirumuskan (Brigham & Houston, 2012) sebagai berikut:

4) Ukuran KAP (X4)

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah mendapatkan izin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan jasanya. Untuk mengukur ukuran KAP, peneliti menggunakan akun professional fees/jasa profesional yang terdapat dalam laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selanjutnya akun tersebut diukur dengan menggunakan logaritma natural (Apriyanti

& Santosa, 2014). Ukuran KAP dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran KAP = Ln (Professional Fee/Jasa Profesional) ROA = Laba Bersih/Total Aset x 100%

36 5) Pergantian Auditor (X5)

Pergantian auditor biasanya disebabkan oleh berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati auditor dengan perusahaan yang diaudit. Pergantian auditor diukur dengan variabel dummy.

Perusahaan yang melakukan pergantian auditor selama periode penelitian diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi kode 0 (Megayanti & Budiartha, 2016).

Ada tidaknya pergantian auditor dilihat dengan membandingkan nama auditor yang tertera pada laporan keuangan auditan tahun ini dengan tahun sebelumnya.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay adalah lamanya atau rentang waktu yang dibutuhkan seorang auditor menyelesaikan tugas audit atas laporan keuangan yang dapat dihitung dari tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal laporan audit diterbitkan. Pengukuran variabel ini dilakukan secara kuantitatif dalam jumlah hari (Yulianti, 2011). Audit delay dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

37 D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami, tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numeric dan grafik (Apriliane & Malinda Dwi, 2015). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum, range, kurtosis dan skewness (Imam Ghozali, 2011: 19). Metode analisis data dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer SPSS.

2. Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui beberapa penyimpangan yang terjadi pada data yang digunakan untuk penelitian. Hal ini agar penelitian bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2011:160). Normal atau tidaknya suatu data dapat dilihat dengan menggunakan uji One Sampel Kolmogorov Smirnov. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5%, maka distribusi data penelitian dinyatakan normal apabila memiliki niai probabilitas (sig) > 0,05. Selain

38 menggunakan perhitungan statistik, normalitas data dapat dilihat dengan gambar P-P Plot Normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya kolerasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan rumus Durbin Waston sebagai berikut:

Keterangan:

dw = Nilai Durbin Watson e = Y- Ý

n = Jumlah sampel

Hasil dari rumus tersebut dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas). Jika dU<dw<4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif di dalam model persamaan regresi. Panduan untuk mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1) dw < dL, berarti ada autokorelasi positif (+).

39 2) dL < dw < dU, tidak dapat disimpulkan.

3) dU < dw < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.

4) 4-dU < dw < 4-dL, tidak dapat disimpulkan.

5) dw > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-).

Dalam penelitian ini digunakan uji run test untuk menentukan uji autokorelasi. Run test sebagai bagian dari statistika nonparametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Jika asymp sig (2-tailed) pada output run test lebih besar dari 0,05 maka data tidak mengalami atau mengandung autokorelasi dan sebaliknya (Ghozali, 2011:110).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Imam Ghozali, 2011:139). Ada tidaknya heteroskedastisitas dalam persamaan regresi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Glejser. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan uji Glejser, menguji adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot.

40 Heteroskedastisitas terjadi apabila pada scatter plot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang (Danang Sunyoto, 2013:91).

d. Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau variabel independen (Imam Ghozali dalam Ani Yuliyanti, 2011:51). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Untuk menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF). Nilai VIF dihitung dengan rumus:

VIF = 1 / (1-R2)

Apabila nilai tolerance >0,10 dengan niai VIF<10 maka variabel independen yang digunakan terlepas dari permasalahan mutikolinearitas.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= α + β 1X1 + β 2X2+ β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + ϵ Keterangan:

41 α = Konstanta

β = Koefisien Regresi Y = Audit Delay

X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Umur Perusahaan X3 = Profitabilitas X4 = Ukuran KAP

X5 = Pergantian Auditor KAP ϵ = error

b. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2001: 184) sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai t hitung r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel

42 Jika thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%, maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya jika thitung lebih kecil dibandingkan ttabel pada taraf signifikansi 5%, maka variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen adalah dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria untuk menentukan bahwa hipotesis diterima adalah jika nilai signifikansi F lebih kecil dari taraf signifikansi 5% dan Fhitung lebih besar daripada Ftabel.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisisen determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

43 dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2011:97).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Pengukuran Skala

1. Ukuran Perusahaan (X1), (Novelia Sagita Indra &

Dicky Arisudhana, 2012)

Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset) Rasio

2. Umur Perusahaan (X2), (Novelia Sagita Indra &

Dicky Arisudhana, 2012)

Umur Perusahaan = Tahun tutup buku perusahaan –

Return On Assets (ROA) = Laba Bersih/Total Aset x 100%

Rasio (Megayanti & Budiartha, 2016)

Perusahaan yang melakukan pergantian auditor selama periode penelitian diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi kode 0.

Nominal

44 BAB IV

Dokumen terkait