• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Metode Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data-data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengukuran terhadap parameter penelitian secara langsung di lapangan (in-situ)

dan analisis laboratorium (ex-situ), dalam hal ini Pusat Laboratorium Uji Mutu Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun parameter air yang di ukur langsung di lokasi penelitian adalah temperatur air, intensitas cahaya, kecerahan, pH dan DO. Kemudian parameter yang dianalisis di laboratorium adalah COD, BOD5, konsentrasi nitrat (NO3-), konsentrasi fosfat (PO43-) dan konsentrasi klorofil-a.

3.5.1 Wawancara

Untuk mengetahui rata-rata input pakan per harinya ke perairan pada masing-masing stasiun penelitian dilakukan dengan metode wawancara secara langsung dengan pelaku budidaya ikan KJA di lokasi penelitian. Sebagai audiens ditentukan sebanyak 2 - 5 orang pelaku KJA pada masing-masing stasiun penelitian. Penentuan audiens dilakukan secara acak, yaitu pelaku KJA yang dapat ditemui di masing-masing lokasi pada saat penelitian dilaksanakan.

Pertanyaan wawancara yang diajukan kepada responden meliputi jumlah dan ukuran unit KJA yang dimiliki, jumlah benih ikan yang ditebar per unit KJA, total asupan pakan untuk setiap unit KJA, jangka waktu pemeliharaan hingga dipanen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

a. KJA unit Luas KJA unit per ikan benih Jumlah ikan benih ebar Kepadaan t 

b. Asupan pakan per ekor ikan untuk satu priode masa panen = ditebar yang benih Jumlah panen masa priode per pakan asupan Total

3.5.2 Estimasi rata-rata input pakan dan limbah KJA per hari

Untuk mengetahui estimasi rata-rata pakan ikan (pellet) yang disuplai ke perairan per harinya pada masing-masing stasiun penelitian dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Menghitung langsung jumlah dan ukuran petak KJA yang beroperasi pada masing-masing stasiun penelitian.

b. Menghitung rata-rata input pakan per hari pada masing-masing stasiun penelitian dengan cara sebagai berikut :

1. Jlh.benih ikan per stasiun = Luas total KJA x Kepadatan tebar benih ikan 2. Total input pakan per stasiun untuk satu priode masa panen =

Asupan pakan per ekor ikan per priode x Jumlah benih ikan

3. Rata-rata input pakan (pellet) per hari ke badan air pada setiap stasiun =

panen masa priode satu an pemelihara hari Lama panen masa priode satu per stasiun per pakan Input

Untuk estimasi rata-rata limbah KJA yang masuk ke perairan danau per hari pada masing-masing stasiun penelitian, dihitung dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh ikan budidaya dalam KJA dan dari sisa-sisa metabolisme ikan dalam KJA yang dieksresikan ke perairan, baik dalam bentuk faeces maupun urine. Penghitungan mengacu kepada Mc Donald et al. (1996), Boyd (1999), sebagai berikut :

a. Bobot limbah dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh ikan budidaya adalah sekitar 30 % dari total bobot pakan yang di berikan.

b. Bobot limbah dari sisa metabolisme ikan budidaya (urine dan faeces) adalah berkisar 25 – 30 % dari bobot pakan yang dikonsumsi.

3.5.3 Pengambilan Sampel Air

Metode pengambilan sampel air pada kedalaman 0 meter (permukaan danau) dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat ember yang bervolume 5 liter, sedangkan pengambilan sampel air pada kedalaman 4 meter dan pada kedalaman 8 meter dilakukan dengan menggunakan alat lamnot.

Untuk keperluan pengukuran parameter air secara ex-situ, sampel air secukupnya dimasukan kedalam botol sampel lalu diberi label sebagai kode sampel, untuk selanjutnya disimpan kedalam box spesimen (cool box) yang diberi pendinginan dengan menggunakan es batu.

Secara berurutan label kode sampel terdiri dari kode stasiun, kode sub stasiun, kode kedalaman sampling dan kode parameter air yang hendak dianalisis.

Contoh kode sampel :

I.1.1 NO3 = Sampel dari stasiun I, pada sub-stasiun 1, pada kedalaman ke 1 (0 meter),dan digunakan untuk pengukuran parameter NO3.

I.2.1 Klorofil a = stasiun I, pada sub-stasiun 2, pada kedalaman ke 1 (0 meter), dan digunakan untuk pengukuran parameter klorofil-a.

II.3.2 PO4 = stasiun II, pada sub-stasiun 3, pada kedalaman ke 2 (4 meter), dan digunakan untuk pengukuran parameter PO4.

III.1.3 BOD5 = stasiun III, pada sub-stasiun 1, pada kedalaman ke 3 (8 meter), dan digunakan untuk pengukuran parameter BOD5.

3.5.4 Pengukuran Parameter Air

Parameter air yang diukur selama penelitian terdiri dari parameter fisika, kimia dan biologi, dengan masing-masing metode pengukuran dan alat yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Parameter Fisika Air

Adapun parameter fisika air yang diamati pada penelitian ini meliputi: 1. Intensitas cahaya matahari; diukur dengan menggunakan alat lux meter. 2. Suhu air ; diukur dengan menggunakan alat termometer merkuri.

3. Kecerahan air ; diukur dengan menggunakan alat piring sechi (secchi disk).

b. Parameter Kimia Air 1. pH Air

Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Bagian elektroda dimasukkan kedalam sampel air hingga nilai pada display konstan.

2. DO (Dissolved oxygen)

Pengukuran nilai DO air dilakukan dengan metode winkler, dengan mengacu kepada Michael (1984) ; Suin (2002), (Lampiran 2).

3. COD (Chemical Oxygen Demand)

Pengukuran nilai COD dilakukan dengan metode titrimetri. Titrasi sampel air dilakukan dengan menggunakan larutan triosulfat dengan mengacu kepada Michael, (1984); Suin, (2002). (Lampiran 3)

4. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)

Pengukuran nilai BOD5 dilakukan dengan metode winkler. Pengukuran terdiri dari 2 tahapan, yaitu: 1) pengukuran DO sampel air langsung di lokasi, dan 2) pengukuran DO sampel air setelah diinkubasi selama 5 hari (Michael, 1984 ; Suin, 2002). (Lampiran 4)

5. Kandungan Nitrat (NO3 -N)

Pengukuran konsentrasi nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 410 nm (Michael, 1984 ; Suin, 2002), (Lampiran 5)

6. Kandungan Fosfat (PO43-)

Pengukuran konsentrasi fosfat dilakukan dengan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 880 nm (Michael, 1984 ; Suin, 2002), (Lampiran 6).

c. Parameter Biologi

1. Konsentrasi klorofil-a Fitoplankton

Pengukuran konsentrasi klorofil-a fitoplankton pada sampel air dilakukan dengan Metode Spektrofotometri. Sampel air terlebih dahulu disaring dengan menggunakan kertas whatman (GF/F), dan kemudian dilarutkan dengan pelarut aceton 90 %. Pengukuran absorban dilakukan dengan spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang 630 nm, 647 nm dan 664 nm (Seameo Biotrop et al., 2002) (Lampiran 7).

Tabel 3.1 Parameter, Satuan, Alat/Metode dan Tempat Pengukuran Parameter Penelitian

No Parameter Satuan Alat/Metode Tempat Pengukuran Budidaya KJA

1 Luas KJA m2 Meter gulung In - situ

2 Kepadatan ikan ekor/m2 Wawancara

3 Input pakan kg/hari Wawancara In - situ

Parameter Fisika

1 Intensitas Cahaya Candella Lux meter In - situ

2 Temperatur Air °C Termometer Hg In - situ

3 Kecerahan m Keping Sechii In - situ

Parameter Kimia

1 pH - pH meter In - situ

2 DO mg/l MetodeWinkler In - situ

3 COD mg/l Met. Titrimetri Lab.Uji Mutu USU

4 BOD5 mg/l Metode Winkler Lab.Uji Mutu USU

5 Nitrat (NO3- -N) mg/l Spektrofotometri Lab.Uji Mutu USU 6 Fosfat (PO43- -P) mg/l Spektrofotometri Lab.Uji Mutu USU Parameter Biologi

1 Klorofil-a mg/m3 Spektrofotometri Lab.Uji Mutu USU

Dokumen terkait