• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai dengan tahapan penelitian dalam penelitian, pengambilan data perlu mempertimbangkan banyak segi, antara lain kualitas data yang ditentukan oleh alat ukurnya. Data merupakan faktor penting yang harus dikumpulkan dan siap diolah.

Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar peserta didik sebagaimana adanya (obyektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik jika alat tersebut memenuhi ketepatan validitasnya dan ketepatan reliabilitasnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id 1. Metode Dokumentasi digilib.uns.ac.id

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dikemukakan bahwa dokumentasi yang berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapor, agenda dan sebagainya.

Dalam penelitian ini metode dokumen digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal berupa nilai ulangan matematika semester 1 kelas XI IPA tahun pelajaran 2010/2011 dan identitas peserta didik antara lain nama peserta didik dan nomer induk peserta didik serta . Data ini sebagai bahan uji keseimbangan antara kelas-kelas eksperimen.

2. Metode Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 28) angket atau kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.

Sebelum kuesioner disusun harus melalui prosedur berikut:

a. Menentukan indikator dengan cara menyesuaikan ruang lingkup masalah yang akan diteliti dan menentukan pula batasan sikap percaya diri. b. Membuat kisi-kisi intrumen yang memuat indikator.

c. Dari kisi-kisi yang sudah dibuat peneliti menyusun butir angket.

Setelah menentukan langkah-langkah pembuatan instrumen kemudian disusun instrumen kuesioner yang sesuai. Jumlah instrumen terdiri dari 40

perpustakaan.uns.ac.id butir soal pilihan ganda dengan alternatif 5 jawaban. Sistem pemberian digilib.uns.ac.id

skor untuk instrumen kuesioner, jika menjawab A mendapat skor 5, menjawab B mendapat nilai 4, menjawab C mendapat skor 3, menjawab D mendapat skor 2 serta menjawab E mendapat skor 1.

d. Melaksanakan uji coba angket penelitian. e. Melakukan uji coba.

f. Melakukan analisis item soal.

g. Mengambil keputusan apakah butir soal tersebut dipakai, direvisi atau dibuang.

Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Metode angket digunakan untuk memperoleh data ilmiah. Data yang diperoleh berupa skor hasil pengisian angket dari responden. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket, sedangkan untuk menguji butir instrumen digunakan uji konsistensi internal.

a. Analisis Instrumen 1) Uji Validitas Isi

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 67) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

perpustakaan.uns.ac.id Adapun untuk memenuhi uji validitas isi, peneliti menggunakan digilib.uns.ac.id

langkah-langkah sebagai berikut:

a) menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan pedoman kurikulum yang berlaku.

b) menyusun kisi-kisi tes. c) menyusun butir soal tes. d) melakukan telaah butir soal tes

Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi biasanya penilaian ini dilakukan oleh validator. Dalam penelitian ini disebut valid jika tanda (V) lebih dari 3.

2) Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali pada subyek yang sama. Digunakan rumus Alpha untuk mengetahui tingkat reliabilitas (untuk mencari reliabilitas yang skor bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut:

⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

2 2 11 1 1 t i S S n n r keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas tes n = banyak butir tes

2

i

perpustakaan.uns.ac.id St2 = variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini disebut reliabel jika indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 (r11 > 0,70).

(Anas Sudijono, 2009:

208)

3) Konsistensi Internal

Untuk mengetahui konsistensi internal butir angket digunakan rumus korelasi moment produk Karl Pearson.

( )( )

( )

(

)(

( )

)

− = 2 2 2 2 X n Y Y X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = Cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X = Skor untuk butir ke-i

Y = Skor total (dari subyek uji coba)

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,30 maka butir tersebut harus dibuang.

(Anas Sudijono, 2009: 219)

3. Metode Tes

Menurut Budiyono, (2003: 54) metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan terhadap subyek penelitian. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar matematika

perpustakaan.uns.ac.id setelah memberikan perlakuan. Sebelum digunakan untuk mengambil data digilib.uns.ac.id

penelitian, instrumen diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar matematika peserta didik diujicobakan dahulu untuk mengetahui daya pembeda dan reliabilitas.

Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang berisi materi Limit Fungsi, yang disusun peneliti berdasarkan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar tersebut digunakan untuk mengambil data prestasi belajar matematika materi Limit Fungsi. Pemberian skor untuk item tes, jawaban benar memperoleh skor 1 sedangkan jawaban salah memperoleh skor 0.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes tersebut adalah sebagai berikut: a) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan pedoman kurikulum yang berlaku, b) menyusun kisi-kisi tes, c) menyusun butir soal sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat, d) melakukan telaah butir soal.

a. Analisis Instrumen 1) Uji Validitas Isi

Menurut Suharsimi, (2008: 67) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

Adapun untuk memenuhi uji validitas isi, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id a) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai digilib.uns.ac.id

dengan materi yang diajarkan berdasarkan pedoman kurikulum yang berlaku.

b) Menyusun kisi-kisi tes. c) Menyusun butir soal tes.

d) Melakukan telaah butir soal tesmenyusun kisi-kisi tes

Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi biasanya penilaian ini dilakukan oleh validator. Dalam penelitian ini disebut valid jika tanda (V) lebih dari 3.

2) Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 86) mengatakan bahwa reliabilitas pada sebuah tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (keajegan). Reliabilitas instrumen menunjuk pada keajegan dalam mengukur yang hendak diukur. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisi butir soal seperti halnya soal tes bentuk obyektif. Koefisien reliabilitas pada tes tersebut dengan menggunakan KR-20 sebagai berikut;

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

2 11 1 1 t i i S q p n n r Keterangan: 11

r = reliabilitas yang dicari

perpustakaan.uns.ac.id pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke i digilib.uns.ac.id

qi = 1 – pi

2

t

S = variansi untuk skor total

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas diperoleh telah melebihi 0,70 ( r11 > 0,70).

(Budiyono, 2003: 70)

3) Tingkat Kesukaran

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan melihat indeks kesukaran item/butir soal dengan menggunakan rumus:

JS B P=

Keterangan:

P = Angka indeks kesukaran

B = Banyak peserta tes yang dapat menjawab benar JS = Banyak peserta tes yang mengikuti tes hasil belajar Hasil perhitungan taraf kesukaran diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi Angka Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (P) Interpretasi

Kurang dari 0,30 sukar

70 , 0 30 , 0 ≤P≤ Cukup

perpustakaan.uns.ac.id Lebih dari 0,70 Mudah digilib.uns.ac.id

(Anas Sudijono, 2009: 372) Tingkat kesukaran butir soal antara 0,30≤P≤0,70 dipandang sebagai butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai.

4) Daya Beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang mampu (berkemampuan rendah)

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika kelompok peserta didik pandai menjawab lebih banyak dari kelompok kurang pandai.

Untuk mengetahui daya pembeda suatu butir soal digunakan rumus koefisien korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut:

( )( )

( )

(

)(

( )

)

− = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Indeks daya pembeda

n = Cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X = Skor untuk butir ke-i

perpustakaan.uns.ac.id Y = Skor total (dari subyek uji coba) digilib.uns.ac.id

(Anas Sudijono, 2009: 223)

Jika indeks daya beda untuk butir ke-i kurang dari 0,30 maka butir tersebut

harus dibuang.