• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Strategi Kajian

Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus. Menurut Stake (1994) dan Yin (1996): “Studi kasus adalah penerapan serangkaian metode kerja (multi-metode) penelitian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman atas satu atau lebih kejadian/gejala sosial”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka studi kasus dianggap relevan untuk mengkaji masalah yang dihadapi oleh perempuan dari keluarga terkena dampak PHK di Kelurahan Cigugur Tengah. Kajian ini akan membahas peran-ekonomi perempuan dan kendala internal dan eksternal perempuan dalam memenuhi/mengatasi pendapatan rumah tangga akibat PHK. Tipe studi kasus dalam kajian ini adalah studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk memahami masalah tertentu.

Lokasi dan Waktu Kajian

Lokasi kajian dilaksanakan di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi dengan beberapa pertimbangan antara lain:

1. Adanya keluarga yang mengalami kelumpuhan ekonomi yang disebabkan karena PHK.

2. Adanya lembaga-lembaga lokal baik yang berbentuk konkret yang dibentuk oleh pemerintah atau masyarakat dan berbentuk pranata sosial yang dapat berdaya guna untuk mendukung aktivitas ekonomi perempuan dalam bentuk jaringan sosial, dimana jaringan tersebut kondisinya saat ini lemah.

Waktu kajian dilaksanakan sejak Praktik Lapangan I pada tanggal 1 sampai dengan 16 Nopember 2005 dan Praktik Lapangan II pada tanggal 17 sampai dengan 24 Februari 2005.

Pemilihan Kasus Kajian

Pemilihan kasus dilakukan dengan berdasarkan pada tujuan kajian, yaitu peningkatan peran-ekonomi perempuan pada keluarga PHK yang dilihat dari : 1. Perempuan yang sedang berkegiatan ekonomi karena PHK.

2. Perempuan yang sedang berkegiatan ekonomi karena PHK dan membuat jaringan dengan lembaga lokal dan program pemerintah.

3. Perempuan yang mempunyai kegiatan ekonomi yang berhasil.

4. Perempuan yang mempunyai kegiatan ekonomi karena PHK tapi tidak membuat jaringan dengan lembaga pemerintah.

5. Perempuan yang mempunyai kegiatan ekonomi karena PHK dan mempunyai karakteristik berpendidikan tinggi dan mempunyai waktu.

6. Perempuan yang mempunyai kegiatan ekonomi karena PHK dan mempunyai karakteristik berpendidikan rendah dan mempunyai waktu.

7. Perempuan yang mempunyai kegiatan ekonomi karena PHK dan mempunyai karakteristik berpendidikan rendah dan tidak mempunyai waktu.

8. Perempuan yang bekerja formal karena PHK dengan pendapatan yang rendah.

9. Perempuan yang berkegiatan ekonomi karena PHK tetapi dengan beban kerja rumah tangga yang berat.

10. Perempuan yang mempunyai keterampilan tapi tidak bisa dimanfaatkan.

Kesepuluh kasus keluarga PHK diharapkan dapat menggambarkan permasalahan yang dihadapi keluarga PHK dalam usaha mencari jalan pemecahan masalah melalui peningkatan peran-ekonomi perempuan. Dari kesepuluh kasus tersebut yang menjadi responden adalah istri-istri dari keluarga PHK. Disamping kesepuluh kasus di atas melalui istri sebagai respondennya, dipilih pula beberapa informan, yaitu:

1. Perangkat kelurahan, pengurus dan kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau PKK, Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau LPM, pengurus koperasi serta staf Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Alasan dipilihnya informan-informan tersebut adalah untuk mendapatkan informasi dari pihak penanggung jawab kegiatan peningkatan peran ekonomi perempuan.

2. Tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang dianggap masyarakat sebagai tokoh atau yang dituakan dan memahami mengenai permasalahan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam kajian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Studi arsip/dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari laporan atau catatan yang relevan dengan masalah kajian dari Kantor Kelurahan, Kantor BPMKB, laporan pelaksanaan kegiatan dan Pedoman Umum Pelaksanaan Program P2WKSS.

b. Pengamatan langsung atau observasi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan atau mendatangi langsung untuk melihat dan mengetahui kondisi dan situasi keluarga yang terkena PHK.

c. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data primer dengan mengajukan langsung pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka kepada responden untuk memperoleh informasi mengenai fakta dan pengalaman perempuan dalam melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga saat terjadi PHK. Wawancara dengan informan, yaitu aparat kelurahan, tokoh masyarakat dan BPMKB sebagai penanggung jawab kegiatan.

d. Diskusi kelompok terfokus

Dilakukan dengan perempuan, lurah dan perangkatnya, dan lembaga- lembaga lokal yang ada.

Rencana pengumpulan data dalam kajian ini secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1 Tujuan dan Teknik Pengumpulan Data

Tujuan Parameter Sumber Data Teknik

1. Mengetahui kondisi kehidupan dan permasalahan ekonomi keluarga yang terkena PHK Jumlah PHK

Pekerjaan suami setelah terkena PHK

Keadaan perempuan (bekerja/tidak)

Beban tanggungan

Pengeluaran keluarga untuk konsumsi, pendidikan, transportasi dan kesehatan

Data Primer: - Perempuan dan keluarganya Data Sekunder: - Laporan kelurahan - Potensi kelurahan - Wawancara kepada individu maupun kelompok. - Observasi 2. Mengetahui potensi ekonomi yang dimiliki perempuan dari keluarga PHK dan kendalanya

Pendidikan

Keterampilan

Waktu untuk melakukan aktivitas ekonomi Data Primer: -Perempuan dan keluarganya -Lurah dan perangkat kel -PKK -Informan - Wawancara - FGD 3. Menyusun program dan strategi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga PHK dalam memenuhi pendapatan rumah tangga

-Membahas hasil penelitian mengenai kondisi kehidupan dan permasalahan ekonomi keluarga yang terkena PHK dan keadaan kelembagaan lokal.

-Mengidentifikasi potensi dan kendala perempuan dari keluarga yang terkena dampak PHK.

-Menetapkan prioritas masalah agar pelaksanaan diskusi dapat berjalan efektif.

-Menganalisis data secara bersama- sama dalam FGD dan menyusun pemecahan masalah dalam bentuk strategi.

-Penyusunan rancangan program dan strategi bersama perempuan dan lembaga-lembaga lokal. Data Primer: -Pemerintah kelurahan -Lembaga lokal -Tokoh masyarakat -Perempuan - Wawancara - FGD

Analisis Data dan Pelaporan

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam kajian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penyusunan Rancangan Program

Perancangan program menggunakan pendekatan partisipatif bersama masyarakat dengan teknik FGD salah satu strategi pembangunan dengan asumsi bahwa masyarakat memiliki kemampuan dan hak untuk menyatakan pikiran dan

kehendak mereka (Mikkelsen, 2003). Teknik yang digunakan dalam penyusunan program adalah diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan perempuan dari keluarga terkena PHK, kelembagaan lokal dan stakeholders yang terkait dengan usaha peningkatan peran-ekonomi perempuan dalam mengatasi ekonomi keluarga akibat PHK di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah.

Fokus dari FGD yang dilakukan adalah untuk memecahkan masalah ekonomi keluarga yang terkena PHK melalui pendayagunaan kelembagaan lokal dengan titik masuk perempuan yang di dalamnya terkandung makna pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga. Hal ini dimaksudkan karena melalui pembagian kerja inilah masalah perempuan bekerja mencari nafkah dapat terpecahkan.

Langkah-langkah dalam menyusun program kajian adalah sebagai berikut: 1. Membahas hasil penelitian mengenai kondisi kehidupan dan permasalahan

ekonomi keluarga yang terkena PHK dan keadaan kelembagaan lokal.

2. Mengidentifikasi potensi dan kendala perempuan dari keluarga yang terkena dampak PHK.

3. Menetapkan prioritas masalah agar pelaksanaan diskusi dapat berjalan efektif.

4. Menganalisis data secara bersama-sama dalam FGD dan menyusun pemecahan masalah dalam bentuk strategi.

5. Penyusunan rancangan program dan strategi bersama perempuan dan lembaga-lembaga lokal.

Pengkaji berperan sebagai fasilitator dalam menyusun rancangan program. Rancangan program disusun berdasarkan hasil kesepakatan peserta FGD sesuai dengan potensi dan kebutuhan perempuan dari keluarga terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah.