BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Perencanaan kas
2. Metode Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Welsch (2002:378), terdapat dua pendekatan utama yang dipergunakan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai berikut :
a. Pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas (Metode langsung ) b. Pendekatan akuntansi keuangan (Metode tidak langsung)
a. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Metode langsung)
Metode pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar. Metode ini pada dasarnya sangat mudah dibuat dan sangat sesuai jika disertai dengan rencana laba yang lebih rinci. Selain itu, metode ini juga sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan dan metode ini tidak sesuai jika digunakan untuk rencana laba jangka panjang.
Angka-angka dalam anggaran kas diperoleh dengan melihat angka-angka yang ada pada anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran pengeluaran dan anggaran untuk barang modal. Pendapatan dari penjualan tunai pada periode yang akan datang bersumber dari penjualan tunai dan dari penerimaan atas penagihan piutang dengan adanya penjualan kredit. Taksiran atas jumlah penerimaan piutang tersebut ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dalam memberikan jangka waktu pembayaran dari penjualan kredit pada pelanggan.
Sebagai illustrasi yang lebih jelasnya berikut ini disertakan contoh anggaran kas yang dibuat oleh “SUPERIOR COMPANY ”, yaitu :
Tabel 2.1 Superior Company Anggaran Kas Final
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 19X1
Keterangan Bulan Kuartal
Januari Februari Maret II III IV
Saldo awal kas 54.000 163.374 116.518 76.739 300.711 298.617 Penerimaan Kas 505.997 534.004 667.003 1.635.202 1.198.794 169.006 Total 559.997 697.378 783.521 1.711.941 14.999.505 1.990.623 Pengeluaran Kas 396.623 580.890 706.782 1.411.230 1.200.888 1.364.107 Saldo Akhir Kas 163.374 116.518 76.739 300.711 298.617 626.516 Sumber : Welsch, anggaran, 2000, hal 389
Dari contoh tersebut, anggaran kas yang dibuat oleh Superior Company adalah anggaran kas jangka pendek dimana taksiran atas angka-angka penerimaan kas yaitu dengan melihat data awal dari anggaran penjualan dan rencana penagihan atas piutang perusahaan. Rencana pengeluaran kas diperoleh dengan melihat taksiran atas biaya-biaya yang akan dikeluarkan seperti untuk pembayaran atas pembelian persediaan barang dagang, pembayaran tenaga kerja, pembayaran utang, pembayaran administrasi, pembayaran biaya penjualan dan pembayaran lain-lain.
Saldo akhir kas pada akhir suatu periode (bulanan, triwulan atau tahunan) akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran atau pembayaran yang terjadi pada periode yang bersangkutan. Bilamana penerimanan melebihi pengeluaranya maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan maka saldo kas akhir menurun bahkan bisa terjadi saldo defisit kas.
Karena anggaran kas seperti yang diuraikan di atas disusun dengan memperkirakan seluruh penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada suatu periode tertentu, maka metode anggaran kas seperti ini disebut metode penerimaan dan pengeluaran kas. Pendekatan metode penerimaan dan pengeluaran kas mengharuskan adanya penghapusan atas pengeluaran ataupun penerimaan bukan kas, seperti penyusutan dari anggaran biaya.
b. Pendekatan Akuntansi Keuangan ( Metode tidak langsung )
Titik tolak pada metode pendekatan ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlibat pada ikhtisar laba-rugi yang dianggarkan. Pendekatan
akuntansi keuangan ini digunakan oleh sebahagian perusahaan untuk anggaran kas tahunan, tetapi yang lebih seringnya perusahaan menggunakan pendekatan metode keuangan ini untuk anggaran kas jangka panjang karena pendekatan ini memerlukan lebih sedikit rincian dan cocok untuk perencanaan jangka panjang.
Pada dasarnya, metode pendekatan ini mengembangkan arus kas dimulai dari laba bersih, penyesuaian laba bersih; dibuat untuk item non kas yang mempengaruhi laba bersih yang dibuat berdasarkan dasar acrual, pada dasarnya laba bersih diubah dari basis acrual menjadi basis kas misalnya arus kas dari aktivitas operasi.
Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan contoh anggaran kas dengan pendekatan akuntansi keuangan yang dibuat oleh “SUPERIOR COMPANY”, yaitu :
Tabel 2.2 Superior Companay
Anggaran Kas Untuk Periode Tahun 19X1 Keterangan 400 70 460 (10) 100 80 30 20 40 550 150 Tahun Berjalan Proyeksi Ke Masa datang 19X1 19X2 19X3 19X4 Saldo awal(000) Penerimaan Kas : Laba bersih yang
direncanakan Penyesuaian : Ditambah
Penyusutan dan amortisasi Dikurang :
Kenaikan modal kerja selain kas
Laba bersih menurut kas Sumber kas lainnya : Penjualan modal saham Pinjaman jangka pendek Penjualan aktiva tetap Total penerimaan kas Pengeluaran Kas :
Kebutuhan untuk sinking Fund
Pembayaran deviden Pembayaran utang jangka panjang
Penambahan aktiva tetap Total pengeluaran
Saldo kas akhir
160
670
70 (760)
Sumber : Welsch, anggaran, 2000, hal 392
Pendekatan akuntansi keuangan berdasarkan suatu anggapan bahwa seluruh transaksi yang terjadi adalah transaksi kas. Analisis terhadap arus kas dimulai dengan mengembangkan arus kas yang dimulai dengan laba bersih yang dibuat dengan disesuaikan dari dasar akrual menjadi dasar kas, dan pengeluaran
tunjukan secara terpisah. Dari contoh di atas nampaklah bahwa pendekatan dengan akuntansi keuangan menunjukan rincian yang lebih sedikit dan rencana yang lebih luas yang menggambarkan proyeksi arus kas yang dibuat untuk periode jangka panjang.
Anggaran kas jangka panjang merupakan anggaran yang meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun. Kegunaan dari anggaran kas jangka panjang biasannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran. Anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua periode anggaran dan perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca tersebut.
Agar anggaran yang dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan efektif, maka taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan panaksiran yang akurat tersebut diperlukan analisis terhadap data, informasi, dan pengalaman-pengalaman terdahulu yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran kas.
Menurut Gitosudarmo (2002:62), faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas terdiri dari :
a Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas 1. Budget penjualan
2. Keadaan dan posisi pesaing
3. Syarat pembayaran tunai dan kredit 4. Kebijaksanaan dalam penagihan piutang 5. Budget perubahan aktiva tetap
6. Rencana penerimaan non opersional
7. Kebijaksanaan penjualan surat-surat berharga b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas
1. Budget biaya bahan baku
2. Budget biaya tenaga kerja langsung 3. Budget overhead
4. Budget biaya administrasi dan biaya penjualan 5. Budget penambahan aktiva tetap
6. Budget pengeluaran non operating