• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

PERBANDINGAN PEMBERIAN ASPIRIN DAN EKSTRAK HOLOTHURIA SCABRA SECARA ORAL TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan penelitian post test only completed design. Parameter dari penelitian ini adalah jumlah trombosit yang diambil dari sediaan darah dari tikus yang telah diberi perlakuan. Sampel penelitian sebanyak 30 yang terbagi dalam 3 kelompok secara random. Sampel yang digunakan mempunyai kriteria sebagai berikut tikus putih (Rattus Novergicus) jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan, berat badan 150-200 gram. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan tikus Wistar Putih, timbangan bahan, tabung reaksi, gelas ukur dan pengaduk, disposable syringe 1 dan 3 cc, tabung centrifuge, serta vibrator. Bahan penelitian yang dipakai adalah ekstrak teripang pasir (Holothuria scabra), aspirin, Sodium Carboxymethyl Cellulose (Na CMC), makanan standard`( PT. Charoen Pokhpand Indonesia) dan minuman air PDAM yang diberikan secara ad libitum. Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.

Ekstrak Holothuria scabra diperoleh dari pantai di Kalimantan, kemudian dilakukan metode freezed dried. Teripang pasir segar dibuang bagian perutnya dan dicuci dengan air destilasi. Daging teripang pasir kemudian dikeringkan dengan kertas saring, kemudian di homogenisasi dengan air destilasi sampai teksturnya homogen menggunakan blender. Setelah itu dikeringkan dengan menggunakan alat freeze dry. Hasil freeze dry teripang yang berupa sediaan lunak kering kemudian dihaluskan dengan mortar dan pestle. 13

Penelitian dimulai dengan aklimatisasi hewan coba selama 7 hari dalam lingkungan laboratorium. Sebelum diberi perlakuan, tikus putih dipuasakan kurang lebih 18 jam tetapi masih tetap diberikan air minum. Bila ada yang sakit dikeluarkan dari penelitian. Tikus putih dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok 1 merupakan kelompok kontrol yang diberi Na CMC, kelompok 2 yaitu kelompok perlakuan yang diberi aspirin dosis 0,18 mg / 200 g BB, kelompok 3 yaitu kelompok perlakuan yang diberi ekstrak Holothuria scabra dengan dosis 25 mg / 200 g BB.

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan hitung trombosit dilakukan perhitungan statistik dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference)

HASIL

Pada Gambar 1 ditunjukkan hasil rerata jumlah trombosit pada masing-masing kelompok secara deskriptif bahwa ada perbedaan rerata jumlah trombosit.

Gambar 1. Rerata jumlah trombosit Tabel 1. Hasil uji LSD

Dependent Variable Kelompok Perlakuan 2 (A) 3 (HS 25) JUMLAH TROMBOSIT 1 (K) 0,000* 0,000* 2 (A) - 0,000* Ket : *berbeda bermakna

Uji ANOVA didapatkan perbedaan bermakna pada hasil rerata jumlah trombosit. Pada uji LSD menunjukkan bahwa hasil yang berbeda bermakna (sig<0,05) antara kelompok K dengan A (p=0,000), kelompok K dengan kelompok HS 25 (p=0,000), dan kelompok A dengan kelompok HS 25 (p=0,000). (Tabel 1) Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian aspirin dengan pemberian Holothuria scabra.

PEMBAHASAN

Sistem hemostasis merupakan mekanisme tubuh dalam mengatur antara respon terhadap perdarahan dengan terjadinya trombosis yang berlebihan, sehingga proses trombogenesis dan proses fibrinolisis dalam kondisi seimbang. Proses hemostasis pada keadaan normal membantu menghentikan perdarahan dan bila berlebihan akan menimbulkan oklusi trombotik dan infark sistemik. Trombosis juga terjadi bila ada ketidakseimbangan antara faktor trombogenik dan mekanisme proteksi.

2,3,7,,

Salah satu yang termasuk dalam faktor trombogenik adalah kerusakan dinding pembuluh darah yang merangsang terjadinya agregasi trombosit dan mengaktifkan sistem koagulasi darah.5,14,15 Penggunaan obat-obatan antiplatelet sangatlah

dibutuhkan. Penggunaan aspirin masih dijadikan dasar sebagai obat antiplatelet karena manfaat yang telah terbukti dan sangat murah sehingga dapat dijangkau semua kalangan masyarakat.15 Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan aspirin masih

pencabutan gigi. 8,9 Oleh karena itu perlu alternatif pengganti yang mempunyai resiko

lebih rendah namun masih dapat mengontrol proses trombogenik yang terjadi pada penderita jantung koroner.

Dosis aspirin untuk mendapatkan efek antiagregasi platelet (penghambat agregasi trombosit) yang digunakan secara oral adalah 60-80 mg / hari . 3,16 Normal,

trombosit dalam darah dalam bentuk tidak aktif, tetapi menjadi aktif karena terdapat rangsangan. Membran luar trombosit mengandung berbagai reseptor yang berfungsi sebagai sensor peka atas sinyal-sinyal fisiologik yang ada dalam plasma. Efek antiplatelet aspirin adalah dengan menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) dari asam arakidonat dalam trombosit karena adanya proses asetilasi irreversibel dan inhibisi siklooksigenase, suatu enzim penting dalam sintesis prostaglandin dan tromboksan A2.14

Teripang mempunyai kandungan GAGs dan omega-3 yang berperan dalam proses trombogenik tersebut. 11,13 Hal ini disebabkan kandungan heparin sulfat yang

terdapat pada GAGs mampu mencegah proses pembekuan darah 17,18. memberikan

efek lendir pada dinding sel yatu teripang berfungsi sebagai antithrombogenik untuk mencegah penggumpalan melalui pengenceran darah. Glukosaminoglykan (GAGs) juga berfungsi untuk meringankan arthritis dan sakit persendian serta membantu meningkatkan kadar insulin.19 Efek antitrombotik teripang terhadap senyawa

glikosaminoglikan (GAGs) pada faktor-faktor seperti susunan anyaman jaringan, dispersi, dan struktur gel fibrin dan fungsi dari plasmin itu diperiksa secara mikroskopis, biokimia dan kromogenik elektron. Pengaruh ekspresi GAGs dan transkripsi faktor jaringan dan thrombomodulin juga diamati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi GAGs analog dengan dermatan sulfat, baik dari segi efektivitas dan mekanisme antithrombin. Selain itu juga ditunjukkan bahwa katabolisme GAG dikendalikan oleh kemampuannya untuk meningkatkan aktivitas plasmin dan untuk menghambat polimerisasi fibrin monomer, yang mengakibatkan sususan jaringan fibrin berubah. Penelitian ini menunjukkan bahwa GAGs teripang memiliki aktivitas antikoagulan in vivo dan dapat digunakan sebagai obat untuk terapi antitrombotik 18 (Li , 2000, Bordbar S, 2011)

Hasil penelitian pada asam lemak omega 3 yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) and docosahexaenoic acid (DHA) dari produk laut telah dibuktikan dapat menurunkan resiko kematian terhadap penyakit jantung koroner. 17 Omega-3 juga telah terbukti

memiliki efek antiaterosklerotik dan antitrombotik pada hewan maupun manusia. Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega 3 dapat mengatur regulasi ekspresi gen platelet growth factor A dan B dan menekan platelet activating factor, aggregator platelet yang poten dan activator leukosit.17 Mekanisme molekuler masih

belum sepenuhnya dapat dijelaskan, tetapi mungkin melibatkan perubahan fluiditas membran, respon reseptor dan mengikat reseptor intraseluler mengatur transkripsi gen.19 Omega-3 berperan dalam fungsi tekanan darah, rheologi darah dan biosintesis

eikosanoid yang bersifat antitrombotik, hipotensif, antiaritmia, vasodilator, dan hipokolesterolemik sehingga mampu mengurangi resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Molekul omega-3 bersatu ke dalam sel yang akan menjauhkan kolesterol-LDL dan platelets (berfungsi dalam penggumpalan darah). Omega-3 juga melindungi sel dari oksidasi yang dapat mencegah terlepasnya plak dari tempatnya, sebab bila plak pecah dan terlepas, kemungkinan besar dapat menyumbat aliran darah. Eikosanoid merupakan bahan yang menyerupai hormon yang mengatur efektifitas dalam jaringan tertentu. Penelitian lain yang pernah dilakukan diketahui bahwa asam lemak omega-3 dapat menurunkan tekanan darah, memiliki efek antiplatelet, antitrombotik. Walau

memiliki efek antiplatelet, pemberiannya relatif aman karena tidak disertai dengan peningkatan risiko perdarahan. 18,19

DAFTAR PUSTAKA

Anetta Undas, Kathleen E. Brummel-Ziedins, And Kenneth G. Mann. 2007.Antithrombotic Properties Of Aspirin And Resistance To Aspirin: Beyond Strictly Antiplatelet Actions. Blood, 15 March Volume 109, Number 6

Bordbar, S., Farooq A., dan Nazamid S. 2011. High-Value Components and Bioactives from Sea Cucumbers for Functional Foods—A Review. [Marine Drugs Journal]. 1761-1805 hlm.

Departemen Kesehatan, 2006. Pharmaceutical care untuk Pasien penyakit jantung koroner: Fokus sindrom koroner akut. Retrieved, Maret 29, 2012 from http://ilmufarmasis.files.wordpress.com/2011/03/ph-care- jantung-koroner.pdf

Dewi J dan Hernowati, T.E. 2008. Hubungan Persentase Agregasi Trombosit dengan Lamnya Konsumsi Aspirin pada Penderita Aterosklerosis di Poli Penyakit Jantung RSU Dr.Saiful Anwar Malang. Medicinus. vol 21. No 3. Edisi Juli September

Enma V. Espinosa, P, Murad, JP and Khasawneh, F.T. Aspirin: Pharmacology and Clinical Applications. Review Article . Hindawi Publishing Corporation Thrombosis
Volume 2012, Article ID 173124, 15 pages doi:10.1155/2012/173124

Espinosa E.V. P, Murad, J. P. and Khasawneh. F.T. 2012. Aspirin: Pharmacology and Clinical Applications .Thrombosis
 . Volume 2012, Article ID 173124, 15 pages doi:10.1155/2012/173124

Israr, Y.A. 2009. Trombosis. Faculty of Medicine Riau Pakan Baru. Ava;aible http:// www.Files-of-Drs.Med.tk Accepted

Jennifer GR, Stone NJ. 2006. Antiatherosclerotic and Antithrombotic Effects of omega-3 fatty Acids. The American Journal of Cardiology. Vol 98 (4A) Karmila N , 2009. Pengaruh Pemberian Warfarin Selama 7 Hari Terhadap Status

Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki Diabetik. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rsup H Adam Malik / Rsud Dr Pirngadi
Medan

Karnila R. Pemanfaatan Komponen Bioaktif Teripang dalam Bidang Kesehatan. Repository University of Riau. http://repository.unri,ac.id

Katzung BG, 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNAIR, Buku 2, Jakarta : Salemba Medika, h : 451-460.

Little, J. W., Falace, D. A., Miller, C. S., Rhodus, N. L. Dental management of the

medically compromised patient. 7th ed. Canada: Mosby Elsevier; 2008 p. 396-432.

Michelson AD, 2011. Advances in Antiplatelet Therapy. Center for Platelet

Research Studies, Division of Hematology/Oncology, Children’s Hospital

Boston, Dana-Farber Cancer Institute, Harvard Medical School, Boston, MA

NHS, 2007. Surgical management of the primary care dental patient on antiplatelet Medication. North West Medicines Information Centre.

(Retrieved, January 3, 2012. http://www.ukmi.nhs.uk/activities/specialistServices/)

Nooh, N. 2009. The effect of aspirin on bleeding after extraction of teeth. The Saudi Dental Journal (2009) 21, 57–61

Patton, L. L. Bleeding and clotting disorders. In: Greenberg, M. S., and Glick, M.

Burket’s oral medicine diagnosis and treatment. 10th ed. Spanyol: BC

Decker Inc; 2003: p. 454-477.

Pipilis A, Lazaros G, Tsakonas G and Stevanadis D. 2010. Review Article. Triple Antithrombotic Therapy with Aspirin, a Thienopyridine Derivative Plus Oral Anticoagulation in Patients with Atrial Fibrillation Undergoing Coronary Stenting. Hellenic J Cardiol. 51: 330-337

Ridzwan B.H Leong T.C and Idid S.Z. 2003. The Antinociceptive Effects of Water Extracts from Sea Cucumbers Holothria Leucospilota Brandt, Bohadschia marmorata vitiensis Jaeger and Coelomic Fluid from Stichopus hermanii. Retrieved, Januari 27 2012 from http://www.docsdrive.com/pdfs/ ansinet/pjbs/2003/2068-2072.pdf. Riyanti E, 2010. Gangguan perdarahan pada perawatan gigi dan mulut. Bagian

Kedokteran Gigi Anak. RSGM – FKG Unpad

Sikka P, Bindra Vk. 2010. Newer Antitrombotic Drugs. Indian Journal Of Critical Care Medicine.Vol 14/Issue 4. p. 188-195

Suharsono, 2008. Suharsono, 1999. Keunggulan dan Nilai Gizi Makanan dari Laut. (Retrieved, Mei 24, 2011 from http://www.scribd.com/doc/44746149/311)

Torrejon C, Jung U.J, and Deckelbaum. R.J. 2007. N-3 Fatty Acids and Cardiovascular Disease: Actions and Molecular Mechanisms. Prostaglandins Leukot Essent Fatty Acyds , 77 (5-6): 319-326

Undas, A, Brummel-Ziedins , KE and Mann, KG. 2007. Antithrombotic properties of aspirin and resistance to aspirin: beyond strictly antiplatelet actions. Blood, 15 March 2007. Volume 109, Number 6

ORTHODONTIC TOOTH MOVEMENT AND HYPERBARIC OXYGEN

Dokumen terkait