• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Tujuannya untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara variabel penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari karakterstik individu petani, faktor lingkungan, aksesibilitas informasi dan tingkat kesenjangan pengetahuan petani. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian

Faktor Lingkungan (X2) X2.1Ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi X2.2 Keterjangkauan terhadap fasilitas training Aksesibilitas Informasi Petani (Y1) Y1.1 Sumber Informasi Y1.2 Ragam Informasi Y1.3 Frekuensi informasi Tingkat Pengetahuan Petani (Y2) ( Praktek pengolahan tanah yang baik, Pengairan yang teratur, Pemilihan bibit unggul, Penanaman, Pemupukan, Pemberantasan hama dan penyakit

tanaman, Pengolahan pasca panen, Pemasaran)

kuesioner dan ditunjang dengan pengumpulan data melalui dokumentasi serta wawancara mendalam dengan responden.

Penelitian ini mengkombinasikan aspek-aspek data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis kualitatif sangat berguna untuk mendukung data kuantitatif (Neuman 2006). Selanjutnya analisis kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam untuk menjelajahi atau menyelidiki (exploratory) dan memahami pengalaman informan petani dalam rangkaian aktivitas prosesnya saat mencari dan menggunakan informasi pertanian untuk usahatani yang selama inidilakukannya.

Alasan memilih rancangan penelitian dengan menggabungkan dua macam data semacam ini karena data kuantitatif melalui metode survei kuat dalam hal generalisasi,namun lemah dalam kedalaman isu, sedangkan dukungan data kualitatif untuk analisis kuat dalam kedalaman isu. Kedudukan kedua macam data dalam penelitian ini setara dan digunakan untuk saling melengkapi satu sama lain (Sugiyono 2009).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Kabupaten Karawang, Jawa Barat tepatnya di 4 Kecamatan yaitu : Kecamatan Pedes, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Karawang Timur dan Kecamatan Pangkalan. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Karawang merupakan salah satu lokasi di mana program Layanan Informasi Desa (LISA) diterapkan. Selain itu Kabupaten Karawang adalah lokasi yang jumlah pengguna LISA paling banyak di antara lokasi lainnya. Waktu pelaksanaan penelitian dijadwalkan berlangsung selama satu bulan yakni Juni 2015 sampai Juli 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kulaitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kriyantono 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang berada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang terdaftar sebagai pengguna LISA. Sementara unit analisis dari penelitian ini adalah individu. Jumlah total popolasi dalam penelitian ini adalah 1200 petani. Jumlah diperoleh melalui informasi dari pengelola LISA.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Multiple Stage Sampling, yaitu sampel yang ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota populasi menjadi anggota sampel (Nazir 1988). Teknik ini dilakukan dua tahap yang terdiri dari pemilihan kecamatan untuk menjadi subpopulasi dan pemilihan responden di setiap kecamatan terpilih. Pertama, pemilihan kecamatan yang dijadikan subpopulasi dilakukan dengan memilih empat dari tiga puluh kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang. Kecamatan yang terpilih untuk dijadikan subpopulasi adalah Kecamatan Pangkalan, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Karawang Timur, dan Kecamatan Pedes. Kedua, pemilihan responden dilakukan purposive sampling, yaitu suatu proses pengembilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel

dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan (Sugiyono 2009). Jumlah responden yang diambil sebagai sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

= 92,31 ≈ 92 orang Keterangan: n = N = e =

Jumlah responden yang diambil

Jumlah populasi pengguna layanan LISA di Kabupaten Karawang, kira-kira 1.200 orang

Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan responden yang masih dapat ditolerir, sebesar 10 persen.

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin didapatkan responden sebanyak 92 orang. Dalam pelaksanaannya, jumlah responden menjadi 100 orang responden.

Data dan Instrumentasi Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan data primer yang bersifat kuantitatif dilakukan melalui (1) survei terstruktur dengan kuesioner yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengisian kuesioner oleh responden. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk: (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan (2) memperoleh informasi dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Pertanyaan dalam kuesioner disusun dengan pertanyaan yang langsung berkaitan dengan tujuan dan hipotesis penelitian ini.

Data primer mencakup jawaban kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur peubah yang diteliti dari hasil wawancara dengan petani, yang terdiri dari : 1. Data karakteristik individu petani, meliputi : umur, tingkat pendidikan, status penguasaan lahan, luas lahan yang diusahakan dan, tingkat kepemilikan media TI dan tingkat kekosmopolitan

2. Data faktor lingkungan, meliputi : ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi dan keterjangkauan terhadap fasilitas training.

3. Data tingkat aksesibilitas informasi petani, meliputi : jumlah sumber informasi, jumlah ragam informasi, tingkat frekuensi akses informasi

4. Data tingkat pengetahuan petani, meliputi materi tentang : praktek pengolahan tanah yang baik, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen, pemasaran

Data primer yang umumnya bersifat kualitatif dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan semi struktur, pengamatan langsung (observasi) di lapangan pada beberapa tempat di mana petani biasanya berkumpul dan mencari informasi untuk mendukung usahatani, wawancara mendalam, dokumentasi, catatan harian, dan analisis kasus.

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui: studi dokumentasi. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia sebelumnya di kantor pemerintah daerah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, termasuk Dinas Pertanian kabupaten dan provinsi, serta instansi terkait seperti lembaga Mercy Corp Indonesia, 8villages, lembaga penyuluhan, BPS, dan kantor kepala desa, buku administrasi kelompok tani dan lain-lainnya yang bermanfaat untuk penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi terhadap laporan-laporan yang berkaitan dengan sumber data sekunder.

2. Wawancara tertutup dengan menggunakan kuesioner.

3. Wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan secara mendalam kepada responden secara tatap muka dengan pedoman wawancara yang sebelumnya telah disediakan, diarahkan guna memperoleh data yang belum terungkap dengan kuesioner.

4. Survei dan observasi berstruktur, yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung kenyataan yang ada di masyarakat.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu peubah dengan cara memberikan suatu pengertian operasional yang diperlukan untuk mengukur peubah tersebut (Bungin 2006). Proses mengubah konsep atau peubah mejadi indikator atau mengkonstruksi indikator-indikator untuk konsep atau peubah disebut operasionalisasi. Operasionalisasi peubah merupakan kegiatan mengurai peubah menjadi sejumlah peubah operasional yang menunjuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur (Silalahi 2009).

Definisi operasional yang diukur adalah untuk menggambarkan bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Definisi operasional menjadi dasar atau kunci dalam mentransformasi fenomena subyektif menjadi peubah yang dapat diobservasi atau diukur. Selanjutnya definisi operasional dikonstruksi untuk menghasilkan indikator-indikator yang dijadikan item-item kuesioner. Definisi operasional penelitian terdiri dari tiga bagian, di mana bagian pertama adalah uraian mengenai karakteristik individu petani dan faktor lingkungan; bagian kedua adalah aksesibilitas informasi petani; bagian ketiga adalah tingkat pengetahuan petani.

Peubah dalam penelitian ini secara umum dikelompokkan dalam dua, yaitu peubah bebas (yang mempengaruhi) atau X dan peubah terikat (yang dipengaruhi) atau Y. Masing-masing peubah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Individu Petani (X

1)

2. Faktor Lingkungan (X

2)

3. Aksesibilitas Informasi (Y

4. Tingkat Pengetahuan Petani(Y

2)

Karakteristik individu petani (X

1)

Karakteristik individu petani adalah ciri-ciri yang melekat dan sumberdaya yang dimiliki pada individu petani yang membedakan dirinya dengan orang lain. Terkait dengan tujuan penelitian, indikator dari karakteristik individu petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas penguasaan lahan, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan, kepemilikan media teknologi informasi, tingkat kekosmopolitan dan keterlibatan dalam kelompok. Definisi operasional masing- masing peubah karakteristik individu petani disajikanpada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi operasional dan parameter karakteristik individu petani (X

1) Indikator Definisi Operasional Parameter Katagori

Pengukuran Skor Tingkat Pendidikan Lamanya responden memperoleh pendidikan formal baik yang telah maupun sedang diikuti

Diukur berdasarkan jumlah tahun petani mengikuti pendidikan formal sampai jenjang pendidikan terakhir yang telah dan sedang diikuti. 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. D3 6. S1 Penguasaan lahan .

Luas lahan yang diusahakan atau digunakan oleh petani untuk berusahatani, baik milik sendiri ataupun milik orang lain

Luas penguasaan lahan diukur dengan

menjumlahkan seluruh lahan yang diusahakan untuk bertani dalam ukuran m² 1. Sempit 2. Sedang 3. Luas 1. ≤ 4000 m² 2. > 4000 - ≤ 12000 m² 3. >12000 m² Status kepemilika n lahan

Status lahan pertanian yang dimiliki oleh petani baik yang diusahakan sendiri maupun diusahakan oleh orang lain

Status kepemilikan lahan diukur dengan tingkat

kepemilikan lahan dari milik sendiri hingga tidak memiliki lahan

1.Buruh 2. Sewa/ Gadai 3. Milik Sendiri Indikator Definisi Operasional Parameter Katagori

Pengukuran

Tingkat kekosmopo litan

Aktivitas responden dalam melakukan hubungan atau kontak dengan berbagai sumber informasi baik

yang berada di dalam lingkungannya maupun di luar lingkungannya

Dihitung berdasarkan skor jumlah kali petani ke luar desa untuk kepentingan

mendukung kegiatan usahataninya dalam satu bulan terakhir

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 1. 0-3 kali 2. 4-8 kali 3. 9-12 kali Tingkat kepemilika n media teknologi informasi

Media teknologi yang dimiliki oleh

responden yang digunakan untuk mengakses informasi

Dihitung berdasarkan jumlah media teknologi yang dimiliki oleh responden 1.Rendah 2.Sedang 3.Tinggi 1. 1 (jenis) 2. 2-3 (jenis) 3. 4-5 (jenis) Faktor lingkungan (X 2)

Faktor lingkungan adalah kondisi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh pada akses informasi. Terkait dengan hal tersebut maka faktor lingkungan dalam penelitian ini diukur melalui: ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi, dan keterjangkauan terhadap dan fasilitasi training. Definisi operasional dan parameter dari masing-masing indikator tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Definisi operasional dan parameter faktor lingkungan (X

2)

Dokumen terkait