• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Metodologi penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisa data secara kualitatif dan menafsirkannya secara kualitatif. Hal ini dimaksudkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung dan wawancara mendalam dengan informan yang sangat memahami permasalahan yang diteliti

Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak8

2. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah menggunakan penelitian deskriptif (Descriptive Research), yaitu penelitian yang

8

menggambarkan atau melukiskan situasi tertentu berdasarkan data yang diperoleh dilapangan secara terperinci sesuai dengan focus penelitian yang telah ditetapkan. 9 Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yaitu bagaimana.10 Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa masalah nya secara eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara secara langsung, catatan lapangan atau memo dan dokumentasi lainnya.11

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di sekitar wilayah Jakarta sesuai dengan lokasi informan yang akan diteliti. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2016 sampai dengan bulan September 2016

4. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling bertujuan dimana informan dipilih

9

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h.131

10

W. Gulo, Metodelogi Kualitatif (Jakarta : Grafindo, 2000), h. 19.

11

Burhan Bugin, Analisis Data dan Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-2

berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat untuk memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.12

Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi objek/ situasi sosial yang diteliti. Yang terpenting disini bukan jumlah informannya, melainkan potensi dari setiap kasus untuk dapat memberikan secara teoritis mengenai aspek yang dipelajari.13

Dalam penelitian ini, jumlah informan penelitian berjumlah 5 (lima) orang yaitu 2 orang pelaku bullying masing-masing dari perempuan dan laki-laki dan korban bullying yang sudah menjadi alumni SMA Al Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan dengan latar belakang kasus bullying yang berbeda-beda, selain itu peneliti memilih guru bimbingan konseling dan bidang ketahan sekolah untuk menjadi informan dalam melengkapi penelitian ini. Dua informan yaitu pelaku bullying yang peneliti pilih yaitu “AM” dan “NE” adalah seorang karyawan swasta. Peneliti memilih kedua nya sebagai informan dikarenakan mereka sudah menjadi alumni dan pernah melakukan perilaku bullying dengan cara yang berbeda dari pihak siswa laki-laki dan siswa perempuan. selain itu, sudah banyak pihak yang mengetahui permasalahan perilaku bullying yang

12

Soeharto Irawan, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.63

13

Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet ke-5, h. 54

mereka lakukan. Informan selanjutnya sebagai korban yaitu “ATC”, ia adalah alumni SMA Al Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan yang kerap kali menjadi korban bullying saat masih sekolah, kini ia adalah seorang mahasiswi di satu kampus di Jakarta. Peneliti memilih informan “ATC” karena pengalaman nya menjadi korban bullying dan karena perubahan perilaku yang ia alami. Yang terakhir adalah guru bimbingan konseling dan bidang ketahanan sekolah, peneliti memilih guru BK dan perwakilan dari TanSek karena dapat memberikan informasi bagaimana kebijakan sekolah dalam penanganan dan pencegahan perilaku bullying di SMA Al Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. 5. Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti ini terdapat dua data, yaitu data primer (pokok) dan data sekunder (pendukung).

a) Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya. Pada penelitian ini data akan diperoleh dari pelaku bullying (perempuan dan laki-laki) dan korban bullying yang sudah menjadi alumni di SMA Al Azhar 2 Pejaten, data dari kepala sekolah, guru bimbingan konseling serta bidang ketahanan sekolah (TanSek).

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan surat kabar atau media kabar, dokumen yang berkaitan dengan penelitia14 seperti isu-isu yang terjadi di Indonesia melalui pemberitaan online, surat kabar atau Koran

14

yang membahas mengenai permasalahan, dan dari data-data yang diberikan oleh SMA Al Azhar 2 Pejaten.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap obyek penelitian untuk mengetahui gejala-gejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data. Observasi atau pengamatan pada informan yang berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi atau pengamatan berperan serta sebagai peneliti yang mencirikan interaksi secara sosial memakan waktu cukup lama antara peneliti dan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari seseorang yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada.16

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 194.

16

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 166.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan informan. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka. Dengan wawancara, proses wawancara data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.17 Wawancara ini dilakukan karena peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaannya akan diajukan telah ditetapkan oleh peneliti sendiri secara jelas dalam suatu bentuk catatan. Selain dengan wawancara mendalam peneliti juga menggunakan jenis wawancara pembicaraan informal, dalam jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.Hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraanbiasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu pembicaraan berjalan, terwawancara malah barangkali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai18.

17

W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 119.

18

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cetakan Ke-26 edisi revisi, h. 187.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah setiap bahan yang tertulis atau foto sehingga dengan adanya bantuan dokumen peneliti terbantu mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyelidik atau peneliti. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan19.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian. Menurut Bogdam, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.20

Pada saat menganalisis data hasil wawancara, peneliti mengamatinya secara detail dan dilakukan berulang ulang dari awal sampai akhir, kemudian menyimpulkannya. Setelah itu menganalisa katagori katagori yang terlihat pada data data tersebut. Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi suatu objek dan peristiwa. Katagori dari analisa data diperoleh berdasarkan fenomena yang terlihat

19

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 216.

20

pada tempat penelitian tersebut. Setelah data dianalisa kemudian disajikan dalam tulisan tulisan.

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data pengecekan atau perbandingan terhadap dua data tersebut. Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya.21

G. Tinjauan Pustaka

NAMA JUDUL ISI SKRIPSI

Ari Nur Husaini Hubungan Antara

Persepsi Jenis Pola Asuh Orangtua Terhadap Risiko Perilaku Bullying

Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis memiliki resiko perilaku bullying rendah, serta adanya hubungan yang signifikan antara persepsi jenis pola asuh orangtua terhadap resiko perilaku bullying

siswa. Dalam penelitian ini diharapkan sekolah bersama orangtua siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan

bullying, dan tidak menganggap

bullying sebagai hal yang biasa terjadi di sekolah, dan dapat bekerjasama dengan bidang keperawatan untuk pencegahan dampai penanggulangan

bullying, penyuluhan tentang problem solving, manajemen marah, atau penyuluhan bullying beserta dampak

21

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cetakan Ke-18 edisi revisi, h. 330

cara menanganinya. Farisa Handini Hubungan Konsep Diri

Dengan Kecenderungan Berperilaku Bullying

Siswa SMAN 70 Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan kecenderungan berperilaku

bullying siswa SMAN 70 Jakarta. Dengan hasil penelitiannya yaitu adanya hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan berperilaku

bullying SISWA SMAN 70 Jakarta yang hasilnya adalah semakin tinggi konsep diri siswa, maka semakin rendah kecenderungan berperilaku

bullyingnya, begitupula sebaliknya, semakin rendah konsep diri siswa maka semakin tinggi kecenderungan berperilaku bullyingnya. Konsep diri terbagi menjadi konsep diri positif dan negatif. karena siswa yang memiliki konsep diri positif tidak mengarah pada perilaku bullying, sedangkan siswa berkonsep diri negatif memiliki kecenderungan berperilaku bullying. Wuriyanti Handayani Hubungan Antara Faktor-faktor Munculnya Konformitas Kelompok Sebaya dengan Perilaku

Bullying pada Remaja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan perilaku

bullying pada remaja. Pada masa remaja perkembangan sosial yang dialami beirkaitan dengan perluasan pergaulan pada remaja yang menuntut remaja untuk melakukan banyak penyesuaian terhadap kelompok sosialnya yang sebaya. Tekanan kelompok dalam konformitas pada remaja bisa berpengaruh positif dan negatif. Salah satu pengaruh negatif dari konformitas adalah munculnya perilaku agresif seperti perilaku

dengan tujuan untuk menyakiti korban. Siti Nurbaiti Peran Bimbingan dan

Konseling dalam Mengatasi Perilaku

Bullying Siswa SMA Al Izhar Pondok Labu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling dalam menangani perilaku

bullying karena seperti yang sudah kita ketahui perilaku bullying adalah merupakan masalah yang serius yang harus segera di atasi karena bullying

membawa banyak dampak yang negatif terhadap siswa dan lingkungannya. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, di setiap sekolah harus sudah memiliki lembaga atau unit yang menangani setiap permasalahan siswa seperti bimbingan dan konseling.

Annisa Hubungan Antara Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Bullying

Remaja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindikasi apakah ada hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku

bullying pada remaja. Peliknya masalah bullying pada remaja harus ditangani karena dampak besar yang diakibatkan oleh perilaku bullying. Karena keluarga adalah salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mem-bully orang lainnya. Sebagai bagian dari orangtua, seorang ibu sangat berperan penting dalam mendidik seorang anak. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi pengetahuan bagi orangtua khususnya ibu dalam mendidik seorang anak agar anak dapat menangani kemarahannya dan dapat meminimalisasi perilaku

bullying. Dairisena Arsela Gambaran Sikap Remaja

Terhadap Perilaku

Bullying saat SMA di Kota Maju

Sikap pemuda yang setuju terhadap perilaku bullying menjadi salah satu prediktor perilaku bullying, karena sikap dipengaruhi oleh lingkungan

dimana seseorang tinggal. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap remaja apakah mereka menyetujui perilaku bullying

yang terjadi di sekolah.

H. Teknik Penelitian

Adapun dalam penelitian skripsi ini, peneliti berpedoman pada buku “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, dan disertasi).Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development amd Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.22

I. Sistematikan Penelitian

Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan uraiannya, yaitu:

BAB I : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah tentang

bullying, berbagai macam kasus bullying secara global ataupun universal, fakta-fakta serta faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pelaku ataupun korban bullying. Selanjutnya pada bab ini peneliti menuliskan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian dalam menuliskan hasil temuan dalam melaksanakan penelitian ini dan metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penelitian.

22

BAB II : Bab ini akan membahas mengenai landasan teori saat melaksanakan penelitian. Seperti mengetahui apa pengertian bullying, berbagai ciri, bentuk, dampak-dampak yang didapatkan pelaku maupun korban bullying, serta pemahaman bagaimana penyebab terjadinya bullying tersebut.

BAB III : Pada bab ini berisi tentang profil lembaga yaitu SMA Al Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan.

BAB IV : Analisis Temuan Lapangan. Pada bab ini peneliti mencoba memberikan temuan dan analisis terhadap apa yang menyebabkan bullying bisa terjadi di SMA Al Azhar 2 Pejaten serta bagaimana peran sekolah dalam menangani dan mencegah terjadinya perilaku bullying.

BAB V : Penutup pada bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.

Dokumen terkait