• Tidak ada hasil yang ditemukan

III.1.1 Profil Lokasi Penelitian

Pesantren Modern Nurul Hakim Tembung terletak di Jl. Bandar Setia no.51 Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, didirikan sebagai realisasi dari wasiat almarhum H. Abdul Hakim Nasution yang berwasiat agar didirikan masjid dan pesantren di lahan seluas kurang lebih dua hektar yang telah disediakan di Desa Tembung. Setelah mengadakan analisa dan perbandingan akhirnya model yang akan dikembangkan ialah model pesantren modern, maka dibangunlah Pesantren Modern Nurul Hakim.

Sejak awal berdirinya pada tahun 1992 Pesantren Modern Nurul Hakim telah menamatkan santri sebanyak 14 kali dengan 379 orang alumni di tingkat a’liyah dan ±1300 di tingkat tsanawiyah.

PENGERTIAN

Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang Pesantren Modern Nurul Hakim perlu dijelaskan satu persatu, sebagai berikut:

1. Pesantren.

Pesantren adalah tempat belajar para santri sekaligus sebagai tempat tinggal. Karena itu santri mendapat bimbingan selama 24 jam, sesuai dengan tata krama dan sopan santun hidup dan belajar. Santri berarti murid yang sangat setia

kepada guru karena ingin mendapatkan restu dan ilmunya, berdasarkan konsep hubungan guru-murid, seperti yang tertuang dalam kitab Ta’limul Muta’allim.

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang mempunyai ciri-ciri khusus yang inheren (menyatu), sehingga ketika ciri-ciri tersebut hilang, akan kehilangan makna sebagai pesantren. Ciri-ciri itu dapat dilihat secara fisik (nyata) dan secara non fisik.

Di antara ciri-ciri fisik adalah sebagai berikut :

a. Adanya kiai yang menjadi figur sentral dan sumber inspirasi pesantren. b. Adanya masjid sebagai pusat ubudiyah dan aktivitas.

c. Adanya gedung Pesantren, baik sebagai tempat belajar maupun sebagai tempat tinggal.

d. Adanya lingkungan khusus sebagai tempat mendidik dan membina santri yang terbebas dari pengaruh-pengaruh luar.

e. Adanya lingkungan khusus sebagai tempat mendidik dan membina santri yang terbebas dari pengaruh-pengaruh luar.

f. Adanya lingkungan khusus sebagai tempat mendidik dan membina santri yang terbebas dari pengaruh-pengaruh luar.

Sedangkan ciri non fisik ialah sikap yang dimiliki oleh insan Pesantren yang disebut dengan “panca jiwa” Pesantren, yaitu:

a. Keikhlasan.

Seluruh aktifitas dilakukan adalah dalam rangka meraih keridhaan Allah SWT, bukan untuk mencari keuntungan materi ataupun non materi, seperti prestise, status sosial dan sebagainya.

b. Ukhuwah Islamiyah.

Yaitu semangat yang dikembangkan ialah menciptakan persaudaraan Islam (ukhuwah) dalam kesamaan (musawah) dan saling tolong menolong (ta’awun), sehingga dihindari adanya pembedaan status sosial, suku bangsa, dan lain-lain.

c. Kemandirian.

Yaitu setiap santri memiliki kenadirian sehingga tidak tergantung kepada orang lain. Demikian juga dengan pesantren harus mandiri, tidak bergantung kepada orang atau lembaga lain.

d. Kebebasan.

Yaitu bebas memilih yang terbaik dengan mempertahankan yang masih baik (al-muhafazatu alal qadimish-shalih wal akhzu bil jadidil ashlah), sejauh tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan prinsip Pesantren. Bebas juga mengandung arti ketidak terikatan kepada keterbelengguan duniawi.

e. Kesederhanaan.

Yaitu tampil apa adanya tanpa membanggakan diri (takabbur, arogansi) dan mampu menjalankan segala aktifitas untuk mencapai cita-cita walaupun hanya dengan sarana yang terbatas.

2. Modern

Dari segi kebahasaan kata modern mengandung arti terbaru. Pesantren modern adalah pesantren model baru sebagai perwujudan baru (margentisme) dari Pesantren model lama (salafi). Sebagai model terbaru, maka ia memiliki ciri khas dengan tetap mengembangkan 5 (lima) jiwa pesantren di atas.

Di antara unsur-unsur kemoderenan pesantren tersebut adalah :

a. Bangunan, yaitu memiliki bangunan modern yang megah dan bergengsi, tidak hanya sekedar bangunan biasa.

b. Manajemen, yaitu menggunakan manajemen modern dalam pengelolaan pesantren di semua unsur dan lapisan.

c. Metode, yaitu menggunakan metode-metode modern dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu menggunakan sistem klassikal.

d. Disiplin, yaitu efisiensi dan penggunaan waktu secara terprogram selama 24 jam penuh.

e. Materi pembelajaran (silabus), tidak hanya ilmu pengetahuan agama, melainkan juga ilmu pengetahuan umum dan eksakta serta pemikiran-pemikiran baru yang berguna untuk kemajuan umat.

f. Menggunakan pengajaran Bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

3. Nurul Hakim

Kata Nurul Hakim diambil dari bahasa Arab, yaitru Nur dan Hakim. Nur mengandung arti cahaya sedangkan Hakim salah satu nama dari nama-nama Allah Yang Maha Indah (Asmaul Husna). Nurul Hakim mengandung arti cahaya Allah Yang Maha Bijaksana.

Nama tersebut dinisbahkan kepada nama pendiri dan cita-cita pendirinya. Nama pendirinya ialah H. Abdul Hakim ( Hamba Allah yang Maha Bijaksana).

Sedangkan cita-cita pendirinya ialah menjadikan pesantren ini sebagai cahaya yang memberikan penerangan dan kecerahan bagi umat, bangsa dan negara.

III.1.2 ARAH DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Sebagai sebuah Balai Pendidikan Peantren Modern Nurul Hakim selain mengacu pada tujunan pendidikan nasional juga mempunyai tujuan pendidikan institusional sebagaimana lazimnya pendidikan di Indonesia.

Arah dan tujuan pendidikan tersebut adalah :

1. Ibadah Tholabul Ilmi.

Para santri mencari ilmu dengan penuh kesungguhan karena kewajiban menghilangkan kebodohan demi mengharap ridha Allah semata, bukan sekedar mencari formalitas/ijazah, atau mengejar status sosial tertentu.

2. Kemasyarakatan.

Setelah keluar dari pesantren para santri mampu mengabdikan ilmunya untuk memajukan masyarakatnya. Untuk itulah secara sistemik, proses pembelajaran di pesantren ditekankan pada hal-hal yang akan ditemui di masyarakat.

3. Pola hidup sederhana.

Yaitu sederhana dalam berfikir (pragmatis), sederhana dalam bertindak (sesuai dengan etika Indonesia), dan sederhana dalam hidup, yaitu dalam batas kewajaran sesuai dengan status dan kemampuannya.

4. Perekat umat.

Yaitu berupaya tampil sebagai perekat umat dengan tidak fanatik terhadap mazhab, organisasi dan lain-lain, sebagai gambaran dari wawasan keislaman utuh yang dimiliki.

III.1.3 TARGET DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Target yang ingin dicapai adalah membentuk generasi muda muslim yang beriman kuat, berakhlak mulia, berwawasan luas, berbadan sehat, terampil, dinamis, mandiri dan siap berkhidmat pada masyarakat, bangsa dan negara demi mengharapkan keridhaan Allah SWT. Di samping itu mampu menghadapi hidup dengan bekal ilmu yang dimiliki.

Dokumen terkait