• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk menganalisis konflik sumberdaya hutan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih peneliti karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci mengenai suatu peristiwa atau gejala sosial, serta mampu menggali realitas dan proses sosial maupun makna yang didasarkan pada pemahaman yang berkembang dari subjek yang diteliti (Sitorus, 1998). Pendekatan kualitatif dan deskriptif memungkinkan peneliti dapat memahami mengapa orang mempunyai tingkah laku tertentu, dan dapat melihat dunia ini seperti subjek melihatnya (Wiradi, 2009). Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menggali konflik-konflik sumberdaya hutan yang terjadi serta faktor-faktor penyebabnya, kemudian menggali bentuk-bentuk penyelesaian konflik yang dilakukan.

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode studi kasus. Metode studi kasus pada pelaksanaannya di lapangan dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, pengamatan berperan serta terbatas, maupun penelusuran (analisis) data sekunder sebagai instrumennya. Strategi studi kasus yang diterapkan oleh peneliti mampu menghindari terbatasnya pemahaman yang diikat oleh suatu teori tertentu dan yang hanya berdasar pada penafsiran peneliti.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak tepatnya masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi di Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Beberapa alasan memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian, yaitu: 1) kajian di lokasi penelitian ini dapat menjawab permasalahan pokok studi ini secara mendalam dan spesifik; 2) Kampung Sinar Resmi merupakan salah satu kampung yang lahan garapannya berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak; 3) berdasarkan wawancara dengan salah satu informan kunci Bapak PPN (53 tahun, Tokoh Masyarakat Kampung Lebak Nangka), sudah ada warga kampung di Kampung Lebak Nangka yang ditangkap

32 oleh Polisi Kehutanan karena dituduh sebagai perambah hutan dan penebang liar. Hal inilah yang berpotensi menimbulkan konflik sosial di sana.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2010, dengan perincian mulai intensifnya berada di lapangan untuk peneliti survey lapangan dan pengambilan data di lokasi penelitian.

3.3 Penetapan Informan Penelitian

Wilayah Kasepuhan Sinar Resmi tidak dibatasi oleh batas-batas administratif. Masyarakatnya pun pada umumnya tersebar di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. Namun, untuk membatasi lingkup penelitian ini, informan penelitian yang diambil adalah informan yang secara administratif tinggal di Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Metode yang digunakan adalah snowball sampling (pengambilan sampel sistem bola salju), dimana pemilihan informan kunci, pada awalnya dilakukan dengan mendatangi tokoh adat Kasepuhan (Wa UGS, 64 tahun) dimana penelitian dilakukan, yang selanjutnya akan menggiring pada informan kunci lain, Abah ASN (44 tahun, Ketua Adat), Bapak BHR (62 tahun, Sekretaris Desa), Bapak OMD (34 tahun, Petani), Bapak PPN (53 tahun, Tokoh Masyarakat Kampung Lebak Nangka), Bapak RDI (55 Tahun, Petani) dan Bapak KHR (47 tahun, Polisi Kehutanan)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan melalui tiga metode, antara lain:

1. Wawancara Mendalam

Teknik wawancara mendalam bertujuan untuk memperoleh data primer dan deskriptif yang dilakukan terhadap informan kunci. Informan diketahui melalui penggunaan teknik bola salju (snowball sampling). Wawancara dilakukan terhadap sebanyak mungkin subyek penelitian sampai pada titik jenuh informasi, dimana informasi dari informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru.

33 2. Pengamatan Berperan Serta

Pengamatan berperan serta adalah penggalian data primer dengan mengadakan kontak yang lama, intensif, dan bervariasi dengan orang lain. Pengamatan berperan serta yang dilakukan penulis terbatas pada berpartisipasinya penulis dalam beberapa kegiatan bersama. Data yang diperoleh dengan metode ini secara garis besar biasanya berupa keterangan mengenai: (1) gambaran deskriptif tentang lingkungan alamiah; (2) data tentang hubungan-hubungan sosial; dan (3) data tentang sejarah setempat.

3. Penelusuran Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan menganalisis dan melakukan kajian pustaka terhadap berbagai literatur, yakni skripsi, tesis, disertasi, buku, jurnal, makalah ,dan internet yang terkait dengan topik penelitian. Kajian literatur ini membantu penulis dalam mengumpulkan data di lapangan. Penulis membuat panduan pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data. Selain itu, analisis data sekunder juga dilakukan terhadap dokumen yang diperoleh di lokasi penelitian, seperti monografi dan potensi desa, peta lokasi, data statistik, dan lain-lain.

3.5 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari lapangan melalui wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta. Data sekunder didapatkan berupa data-data yang bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa skripsi, tesis, disertasi, buku, jurnal, dan makalah, maupun data monografi desa, potensi desa, dan lain-lain. Data primer dan sekunder dapat berbentuk data kualitatif maupun data kuantitatif.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari pendekatan kualitatif, baik berupa data primer maupun data primer, akan diolah melalui tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sitorus, 1998). Penjabaran tahapan analisis data kualitatif tersebut adalah sebagai berikut: (1)

34 reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari beberapa catatan tertulis di lapangan. Reduksi dalam proses pengumpulan data mencakup kegiatan meringkas data yang ada di dalam catatan lapangan, mengkode hasil catatan lapang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian, membuat gugus-gugus pembahasan dalam matriks kasar untuk mempermudah analisis, membuat partisi dan menulisi memo di dalam catatan lapang. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengeliminasi yang tidak diperlukan serta mengorganisir data untuk memperoleh kesimpulan akhir, (2) penyajian data, data yang telah direduksi kemudian disajikan dengan penyusunan sekumpulan informasi sehingga memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk: tabel, gambar, serta berbagai kutipan penjelasan dari subyek penelitian, (3) penarikan kesimpulan, dalam hal ini juga meliputi verifikasi atas kesimpulan tersebut. Artinya, selama proses pengumpulan data dengan tetap meninjau data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya untuk memastikan bahwa data yang dibutuhkan sudah lengkap, sehingga penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan tepat berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Penarikan kesimpulan akan disesuaikan dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini.

35 BAB 4

GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN MASYARAKAT ADAT