• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah metode yang berusaha untuk menemukan esensi dan makna fenomena seperti yang dialami, terutama melalui wawancara secara mendalam dengan orang-orang yang telah memiliki pengalaman yang relevan. Fokus dari studi fenomenologi adalah bagaimana orang mengalami suatu pengalaman dan merealisasikan pengalaman tersebut kedalam tindakan. Peneliti fenomenologi percaya bahwa pengalaman hidup memberikan arti pada setiap persepsi orang mengenai satu bagian fenomena tertentu (Polit & Beck, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman orang tua yang memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai. Dalam fenomenologi ini diharapkan peneliti memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman ibu yang memiliki anak autis.

3.2 Partisipan

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling yaitu partisipan dalam suatu penelitian responden yang berhak mengisi kuesioner tergantung sepenuhnya kepada kemudahan peneliti (Sekaran, 2003). Teknik ini juga disebut teknik aksidental. Menurut Sugiyono (2006), sampel aksidental adalah teknik penentuan responden berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan dipandang cocok sebagai sumber data makan akan

dijadikan pastisipan. Dimana pandangan cocok atau tidaknya partisipan berdasarkan karakteristik tersebut: 1) ibu yang memiliki anak autis yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai, 2) memiliki pengalaman maksimal merawat anak selama 5 tahun, dan 3) bersedia menjadi responden penelitian.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai dengan pertimbangan, di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai ini terdapat partisipan yang sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti.

3.3.2 Waktu penelitian

Penelitian dimulai dari Maret 2016 sampai dengan Juni 2016, yaitu mulai pengumpulan data sampai dengan selesai pengumpulan data.

3.4 Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan izin persetujuan penelitian. Dalam penelitian ini juga dilakukan ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Setelah mendapatkan izin, selanjutnya peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah terbina hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpartisipasi

dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

Peneliti tidak memaksa jika partisipan menolak untuk diwawancarai dan menghormati hak-haknya sebagai partisipan dalam penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan maka peneliti tidak mencantumkan nama dari partisipan (anonymity). Nama partisipan dibuat dengan inisial. Selanjutnya identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality) dimana hanya informasi yang diperlukan saja yang akan dituliskan dan dicantumkan dalam penelitian. 3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua bagian. Pertama merupakan Koesioner Data Demografi (KDD) yang berisi pernyataan mengenai data umum partisipan meliputi inisial, usia, agama, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

Instrumen kedua merupakan panduan wawancara. Panduan wawancara ini berisi pertanyaan yang diajukan kepada partisipan, dimana pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi pertanyaan yang akan diajukan seputar pengalaman ibu yang memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai. Panduan wawancara dibuat berdasarkan landasan teori yang relevan dengan masalah yang akan digali dalam penelitian. Pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan proses yang sedang berlangsung selama wawancara tanpa meninggalkan landasan teori yang telah ditetapkan. Panduan wawancara dibuat untuk memudahkan peneliti supaya jalannya wawancara terarah dan sesuai

dengan tujuan penelitian. Selain itu panduan wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti terhadap pokok permasalahan yang dibahas.

Instrumen panduan wawancara akan divalidasi oleh dosen pakar Fakultas Keperawatan USU. Hasil dari validasi tersebut harus clear, credible, dan relevant dengan judul penelitian yang akan dilakukan.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance dari komisi etik Penelitian Keperawatan, kemudian peneliti meminta izin ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai untuk melakukan penelitian dan mencari data calon partisipan.Selanjutnya peneliti melakukan pilot study. Pilot study adalah satu cara untuk melakukan studi awal dalam skala kecil atau suatu tes yang digunakan sebagai persiapan untuk penelitian kualitatif (Polit & Beck, 2012). Pilot study pada penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah peneliti sebagai instrumen sudah cukup baik dalam melakukan wawancara dan melakukan analisa data kualitatif.

Setelah pilot study dilakukan, peneliti melakukan wawancara kepada partisipan. Proses wawancara dimulai dengan melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan dengan pertemuan 2 sampai 3 kali agar terbina hubungan yang akrab, saling percaya, dan terbuka sehingga wawancara bisa dilakukan dengan lancar dan partisipan memberikan semua informasi tanpa ada yang disembunyikan. Peneliti memperkenalkan diri serta maksud dan tujuan dari penelitian. Jika partisipan bersedia untuk diwawancarai maka partisipan diminta

membaca dan mengisi lembar persetujuan dan data demografi untuk mendapatkan data dasar kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam atau in- deptinterview. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 60 menit selama kurang lebih 1 kali pertemuan. In-dept interview adalah salah satu cara pengumpulan data melalui percakapan dan proses tanya jawab antara peneliti dan partisipan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektifitas yang dipahami oleh individu (Polit & Beck, 2012).

Pada metode ini peneliti dan partisipan bertemu secara langsung untuk mendapatkan informasi secara jelas dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Dalam hal ini peneliti datang kerumah paritisipan dan wawancara akan dilakukan di rumah partisipan atau di sekolah ataupun tempat lain yang disetujui oleh partisipan. Sesuai dengan jenisnya, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul dengan spontan sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan teknik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung yang terbuka sehingga informasi serta data yang dibutuhkan didapat lebih banyak. Peneliti menggunakan panduan wawancara yang telah dibuat untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan informasi. Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekan wawancara dan mencatat bahasa non verbal partisipan selama wawancara atau disebut juga catatan lapangan atau field note. Catatan lapangan (field note) merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar dan dilihat dari ekspresi partisipan yang didapat selama

wawancara berlangsung. Catatan lapangan berupa dokumentasi respon non verbal selama proses wawancara berlangsung (Polit & Beck, 2012). Hasil catatan lapangan pada partisipan ini berisi Nama partisipan (inisial) kode partisipan, tanggal, waktu, tempat, lama wawancara, posisi partisipan, situasi lingkungan, serta respon non verbal partisipan selama proses wawancara. Hasil catatan lapangan tersebut memperkuat temuan data sehingga memperkaya data yang diperoleh.

3.7 Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Polit & Beck, 2012).

Proses analisa data dilakukan segera setelah selesai setiap satu proses wawancara, yaitu bersamaan dengan dibuatnya transkrip wawancara, kemudian transkrip tersebut dibaca berulang kali atau dilakukan seleksi data satu persatu (kata perkata). Peneliti menggunakan metode Colaizzi (1978, dalam Polit & Beck, 2012) dalam menganalisa data karena metode ini memberikan langkah-langkah yang jelas, sistematis, rinci dan sederhana. Ini adalah salah satu metode yang umum untuk analisa data yang direkomendasikan untuk studi fenomenologi. Proses analisa data dalam penelitian ini meliputi:

1. Membaca berulang-ulang seluruh pernyataan-pernyataan partisipan, hal ini dilakukan untuk menemukan pernyataan-pernyataan atau informasi yang bermakna tentang pengalaman ibu yang memiliki anak autis.

2. Meninjau setiap transkrip dan menarik pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini, frase dan kalimat signifikan yang menyinggung tentang pengalaman ibu yang memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai.

3. Menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini pernyataan yang signifikan dipelajari untuk diambil pengertiannya.

4. Mengelompokkan makna-makna tersebut ke dalam kelompok-kelompok tema. Dalam langkah ini, peneliti mengidentifikasi tema dari makna yang diformulasikan kedalam kelompok sub tema dan kategori.

5. Mengintegrasikan hasil kedalam bentuk deskripsi. Dalam analisis ini, deskripsi mendalam tentang pengalaman ibu yang memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai diperoleh, yaitu integrasi narasi dari semua tema, sub tema dan kategori.

6. Memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai identifikasi pernyataan setegas mungkin.

7. Memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir. Dalam langkah ini peneliti memvalidasi hasil matriks tema yang didapat kepada perwakilan partisipan sebanyak 8 orang. Dari hasil validasi, partisipan menyatakan hasil yang didapat pada penelitian ini sudah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh partisipan.

Lincoln dan Guba mengatakan bahwa member checking adalah sebuah teknik sangat penting untuk membangun kredibilitas data kualitatif. Dalam member checking, peneliti memberikan umpan balik kepada peserta tentang interpretasi yang muncul, dan mendapatkan reaksi peserta. Argumennya adalah bahwa jika interpretasi peneliti merupakan representasi yang baik dari realitas peserta, peserta harus dapat mengkonfirmasi ketepatan mereka. Member checking dapat dilakukan saat data sedang dikumpulkan (misalnya, melalui disengaja probing untuk memastikan bahwa makna peserta dipahami), dan lebih formal setelah data telah dianalisis sepenuhnya. Member checking kadang-kadang dilakukan secara tertulis. Sebagai contoh, para penelitidapat meminta peserta untuk meninjau dan mengomentari kasusringkasan, catatan interpretatif, ringkasan tematik,atau draf laporan penelitian. Member check yanglebih biasanya dilakukan dalam tatap muka diskusi denganpeserta individu atau kelompok-kelompok kecil dari peserta (Polit & Beck, 2012).

3.8 Tingkat Kepercayaan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu credibility (dapat dipercaya), transferability (bisa digunakan pada konteks lain), dependability (konsisten) dan confirmability (persetujuan relevansi) (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).

Credibility (uji tingkat kepercayaan) merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan.Peneliti harus memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.Peneliti

melakukan teknik prolonged engagement yaitu mengadakan pertemuan dengan partisipan 2-3 kali di tempat yang sudah dijanjikan bersama partisipan yaitu disekolah dan beberapa partisipan bersedia dilakukan wawancara dirumah, sehingga antara peneliti dan partisipan memiliki keterkaitan yang lama sehingga akan semakin akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai.

Confirmability pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa seluruh transkrip wawancara dan tabel analisis tema kepada ahli di kualitatif. Dalam hal ini dilakukan oleh pembimbing yang merupakan pakar penelitian kualitatif. Kemudian peneliti menentukan tema dari hasil penelitian dalam bentuk matriks tema.

Dependability merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, beberapa catatan yang dapat digunakan untuk menilai kualitas dari proses penelitian adalah data mentah yang diperoleh melalui pengumpulan transkrip-transkrip wawancara, hasil analisa data, membuat koding-koding (pengkodean), dan draft hasil laporan penelitian untuk menunjukkan adanya kesimpulan yang ditarik pada akhir penelitian.

Transferability mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat

diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki karakteristik yang sama.

Dokumen terkait