• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dari suatu hubungan, aktivitas, situasi, atau hal yang utama. Penelitian kualitatif ini menekankan pada keseluruhan aspek yang mempengaruhi objek penelitian. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat optimal.

Penelitian dilakukan dengan mengujikan beberapa soal essai yang menyangkut pemahaman siswa tentang perambatan cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan cahaya. Dari jawaban tersebut, dapat diketahui pemahaman atau gagasan yang dimiliki masing-masing siswa. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh, dilakukan wawancara. Wawancara yang bertujuan untuk menggali lebih dalam gagasan yang dimiliki oleh siswa.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian studi kasus, karena subyek penelitian yang diambil merupakan subyek tertentu dan tidak terdiri dari seluruh populasi, dan hanya satu kelas. Menurut Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1993:392) :

Case studies sometimes much can be learned from studying just one individual, one classroom, or one school district. This called a case study.

Lingkup studi kasus dapat dipelajari dari satu individu, satu kelas, atau satu wilayah sekolah.

Dalam penelitian ini akan lebih banyak diperoleh data yang berupa kata-kata, gambar-gambar, jawaban siswa, dan hanya sedikit angka-angka. Yang merupakan data dalam penelitian ini antara lain, jawaban siswa, transkrip wawancara, dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada siswa lain atau kelompok lain.

B. Subyek Penelitian

Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa SMA BOPKRI I, kelas XF yang telah mempelajari pokok bahasan tentang Optika Geometrik. Dengan mengalami pembelajaran lebih dahulu, diharapkan siswa akan lebih menguasai. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada yang tidak menguasai konsep yang telah disampaikan. Peneliti memilih SMA BOPKRI I karena peneliti pernah mengikuti Program Pengalaman Lapangan dan pernah melakukan penelitian di SMA tersebut. Hal ini memudahkan komunikasi peneliti dengan pihak sekolah maupun dengan siswanya.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian berlangsung bulan April sampai bulan Mei. Tempat penelitian di SMA BOPKRI I Yogyakarta.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengadakan pendekatan baik kepada siswa maupun guru dan pihak terkait agar komunikasi dapat lebih erat.

Pada tahap pertama, kepada siswa diberikan soal tertulis yang berupa essai (uraian) tentang perambatan cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan cahaya. Tujuan diberikannya soal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami peristiwa perambatan, pemantulan, dan pembiasan cahaya setelah dilakukan pembelajaran formal. Hasil tes ini akan diperiksa selain untuk mengetahui pemahaman siswa juga untuk mengetahui apakah terjadi miskonsepsi atau tidak.

Berdasarkan hasil tes ini, kemudian dilakukan wawancara. Dalam wawancara ini hanya dilakukan pada siswa-siswa tertentu saja. Pemilihan berdasarkan tabulasi data dari tes tertulis yang akan diketahui siswa mana yang memiliki jawaban yang salah dan yang benar. Wawancara yang akan dilakukan sekitar 30-45 menit. Wawancara dari masing-masing siswa dilakukan secara terpisah, hal ini bertujuan untuk menghindari jawaban siswa yang hanya meniru jawaban siswa lain. Wawancara yang sedang berlangsung direkam menggunakan tape recorder. Dari wawancara ini peneliti dapat menanyakan alasan-alasan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam soal essai sebelumnya. Dari kedua treatment

tersebut, hasilnya akan dikelompokkan menurut pemahaman-pemahaman yang sama.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, digunakan tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa menyangkut proses perambatan cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan yang

kemudian akan diperdalam lagi melalui wawancara. Pemilihan soal tertulis berupa essai atau uraian dilakukan supaya siswa tidak terpaku pada pilihan jawaban yang disediakan. Jadi, apa yang dituliskan para siswa, murni berdasarkan apa yang dipikirkan. Wawancara yang akan dilakukan bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa secara mendalam berdasarkan jawaban pada tes tertulis. Wawancara yang akan dilakukan berupa wawancara bebas terstruktur. Dalam wawancara ini, peneliti dapat menanyakan apa saja yang dibutuhkan, sedangkan siswa dapat menjawab dengan bebas. Struktur wawancara dibuat sebelumnya berdasarkan jawaban yang telah diberikan dan pertanyaan alternatif yang mudah untuk diterima siswa. Sehingga diharapkan wawancara yang dilakukan dapat runtut, sistematis, detail dan tidak tersendat di tengah jalan. Dengan demikian data yang akan diperoleh berupa data hasil soal essai, data hasil wawancara, data hasil catatan lapangan.

Penentuan subyek wawancara didasarkan pada hasil tabulasi data tes tertulis. Dari tabulasi ini diketahui siapa saja yang menjawab dengan benar paling banyak dan siapa yang menjawab salah paling banyak. Dari masing-masing kriteria itu diambil 3 orang siswa. Jadi seluruh subyek yang diwawancarai berjumlah 6 orang.

F. Instrumen Penelitian

1. Soal untuk tes tertulis

Soal yang digunakan untuk tes tertulis berjumlah 9 nomor, dapat dilihat pada lampiran 2. Ada beberapa nomor yang memiliki subnomor. Masing-masing soal bertujuan untuk menggali pemahaman siswa tentang perambatan

cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan cahaya. Soal yang dibuat menyangkut fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Pembagian masing-masing soal sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi soal tes tertulis

No soal Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

1 Perambatan cahaya

2, 3(a,b,c,d), 4, 5 Pemantulan cahaya, Hk Pemantulan, dan aplikasinya

6, 7, 8, 9 Pembiasan cahaya, Hk Pembiasan, dan aplikasinya

2. Soal untuk wawancara

Soal yang digunakan untuk wawancara berjumlah 6 buah, dapat dilihat pada lampiran 6. Masing-masing soal menyangkut fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Distribusi masing-masing soal sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi soal wawancara

No soal Untuk mengetahui pemahaman tentang 1, 2 - Pemantulan cahaya, Hk Pemantulan

cahaya, dan aplikasinya pada pembentukan bayangan.

3 - Pembiasan cahaya, Hk Pembiasan

cahaya, dan aplikasinya, Soal tes tertulis

no 2, 4, 7

- Pemantulan cahaya

3. Validitas soal

Untuk menyatakan valid atau tidak soal yang telah dibuat, maka soal-soal tersebut diserahkan kepada dosen pembimbing sebelum di berikan kepada siswa. Kemudian diujicobakan pada satu orang siswa kelas X, dua orang mahasiswa pendidikan fisika semester empat dan delapan. Hal ini bertujuan untuk menentukan ketepatan bahasa agar mudah dimengerti atau tidak soal yang akan diberikan. Sedangkan pada soal wawancara, diujikan terlebih dahulu pada salah seorang mahasiswa pendidikan fisika. Dari uji coba soal tersebut, ada sedikit pembahasaan yang harus diubah supaya dapat lebih dipahami.

G. Metode Analisis Data

1. Menyalin setiap jawaban yang diberikan masing-masing siswa. Jawaban yang ditulis ulang berupa deskripsi dari jawaban masing-masing soal, serta gambar yang ditulis oleh setiap siswa. Jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi, sehingga untuk memudahkan analisis dilakukan langkah no 2, 2. Melihat kembali gambar yang ditulis siswa, apakah deskripsi jawaban yang diberikan sesuai dengan yang telah digambarkannya,

3. Mengelompokkan jawaban yang memiliki makna yang sama. Dari sini dilihat inti jawaban yang diberikan,

4. Setelah wawancara dilakukan, hasil wawancara dituangkan dalam tulisan yang berupa transkrip wawancara,

5. Dari transkrip wawancara tersebut, dicari inti dari jawaban yang diberikan beserta alasan dan juga gambar yang telah dituliskan,

6. Menganalisis jawaban dari masing-masing subyek baik dari tes tertulis maupun wawancara berikut representasi gambarnya dan menyimpulkannya.

Dokumen terkait